KEPERAWATAN ANAK
DEMAM THYPOID
Disusun oleh:
Hani Punjaningrum
10.0059.N
KONTRAK BELAJAR
A. PENDAHULUAN
B. TOPIK
Demam thypoid endemis pada anak yang ditemukan berumur diatas satu tahun. Sebagian besar pasien yang dirawat
dibagian ilmu kesehatan anak FKUI-RSCM Jakarta berumur diatas 5 tahun (Ngastiyah, 2005:256)
Frekuensi kejadian demam thypoid di Indonesia pada tahun 1990 sebesar 9,2 dan pada tahun 1994 terjadi peningkatan
frekuensi menjadi 154 per 10.000 penduduk. Dari survey yang dilakukan di Indonesia dari tahun 1981 sampai 1986
memperlihatkan jumlah penderita sekitar 35,8% yaitu dari 19.596 menjadi 26.600 kasus. Insiden demam thypoid berfariasi
ditiap daerah dan biasanya berkaitan dengan sanitasi lingkungan didaerah pedesaan sedangkan yang tinggal didaerah
perkotaan ditemukan 760.000 per 100.000 penduduk. Dari hasil tersebut demam thypoid tidak digolongkan dalam penyakit
dengan mortalitas tinggi.
C. MASALAH
Terdapatnya demam yang umumnya naik selama satu minggu pertama, demam terutama pada sore dan malam hari (bersifat
febris remitent)
1. TUJUAN
Tujuan umum:
Dengan berakhirnya praktik di ruang Anak melati, diharapkan saya mampu:
Mengelola demam (thermoregulasi) pada anak dengan demam thypoid
Tujuan khusus:
Dengan berakhirnya, praktik di ruang Anak melati diharapkan saya mampu:
D. SUMBER PEMBELAJARAN
1.
2.
3.
4.
5.
E. STRATEGI PEMBELAJARAN
Untuk mencapai tujuan tersebut, saya akan:
1. Melaksanakan studi pustaka
2. Merawat pasien anak yang mengalami demam thypoid
F. ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
No.
1.
Isi
Pengertian, tanda gejala, etiologi dan
pemeriksaan penunjang
Referensi
Mahdiana, Ratna, 2010, mengenal mencegah dan mengobati penularan
penyakit dari infeksi, Yogyakarta, citra pustaka
2.
3.
4.
5.
G. PENCAPAIAN TUJUAN
1. Merumuskan masalah terdapatnya demam pada penderita typhoid, sehingga ditetapkan tujuan untuk mengatasi
thermoregulasi dalam batas normal
2. Mencari literatur (studi pustaka) untuk mendapatkan sumber pembelajaran yang mengarahkan dalam penanganan demam
typhoid
3. Menyusun kontrak belajar yang akan diterapakan pada pasien sesuai kasus yang ditetapkan
4. Melakukan prosedur pada pasien anak dengan demam thypoid
Semarang,
Agustus 2011
Mengetahui
Pembimbing
Penyusun,
Semarang,
Menyetujui,
Agustus 2011
Penyusun,
1. Pembimbing Akademik
: ______________________
2. Pembimbing Klinik/Preseptor
: _______________________
______________________
ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
NO
ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
REFERENCE
1.
Demam tifoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan Soegeng Soegijanto. Ilmu Penyakit Anak,
bakterimia, perubahan pada sistem retikuloendotelial yang bersifat difus, Diagnosa dan Penatalaksanaan. Salemba
pembentukan mikroabses dan ulserasi Nodus peyer di distal ileum.
Medika. Jakarta. 2002
2.
Sejalan dengan perkembangan penyakit, suhu tubuh meningkat dengan gambaran Joss, Vanda dan Rose, Stephan. Penyajian
anak tangga . Menjelang akhir minggu pertama, pasien menjadi bertambah Kasus pada Pediatri. Alih bahasa Agnes
toksik, kadang dikelirukan dengan peningkatan nyeri abdominal, distensi, dan Kartini. Hipokrates. Jakarta. 1997
nyeri tekan; diare mulai terjadi dan bintik-bintik kemerahan tampak terutama pada
badan.
3.
Salmonella typhi yang menyebabkan infeksi invasif yang ditandai oleh demam, Ranuh, Hariyono dan Soeyitno, dkk.
toksemia, nyeri perut, konstipasi/diare. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain: Buku Imunisasi Di Indonesia, edisi
perforasi usus, perdarahan, toksemia dan kematian.
pertama. Satgas Imunisasi Ikatan Dokter
Anak Indonesia. Jakarta. 2001
4.
Pencegahan selain imunisasi yaitu antara lain: Penderita harus dapat diyakinkan Samsuridjal Djauzi dan Heru Sundaru.
NO
ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
REFERENCE
cuci tangan dengan sabun setelah defekasi; Mereka yang diketahui sebagai karier Imunisasi Dewasa. FKUI. Jakarta. 2003
harus dilarang untuk mengelola makanan; Lalat perlu dicegah menghinggapi
makanan dan minuman.
5.
Etiologi demam tifoid dan demam paratipoid adalah S.typhi, S.paratyphi A, Arjatmo Tjokronegoro & Hendra Utama.
S.paratyphi b dan S.paratyphi C
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I.
Edisi ke Tiga. FKUI. Jakarta. 1997
6.
7.
8.
NO
9.
ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
REFERENCE
normal.
Semarang. 2001.
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah
sembuh.
3. Pemeriksaan Uji Widal
Uji Widal dimaksudkan untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum
penderita Demam Tifoid. Aglutinin O dan H yang digunakan untuk
diagnosis Demam Tifoid. Semakin tinggi titernya semakin besar
kemungkinan menderita Demam Tifoid.
PERENCANAAN: Mempertahankan suhu dalam batas normal
Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang hipertermia
Observasi suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan
Beri minum yang cukup
Berikan kompres air biasa
Lakukan tepid sponge (seka)
Pakaian (baju) yang tipis dan menyerap keringat
Pemberian obat antipireksia
Pemberian cairan parenteral (IV) yang adekuat
10.
I. Discharge Planning:
1. Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktivitas sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kondisi fisik anak
2. Jelaskan terapi yang diberikan: dosis, dan efek samping
3. Menjelaskan gejala-gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus
dilakukan untuk mengatasi gejala tersebut
NO
ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
4. Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan.
REFERENCE