Anda di halaman 1dari 13

ANALISA PROGRAM PROLANIS

HIPERTENSI DI PUSKESMAS
BOJONG 1
DISUSUN OLEH :
DIAN APRIANTO
PENDAHULUAN

Penyakit hipertensi juga disebut sebagai the silent


diseases karena tidak terdapat tanda-tanda atau
gejala yang dapat dilihat dari luar. Penyakit hipertensi
berkembang secara perlahan, tetapi secara potensial
sangat berbahaya (Dalimarta et al.2008, h.6).
Data yang ditemukan di
Puskesmas Bojong 1
menunjukkan jumlah peserta
Prolanis hipertensi yang
meningkat,
PROSENTASE PESERTA PROLANIS
PUSKESMAS BOJONG 1
DATA PROSENTASE Data susunan pengurus klub
Prolanis hipertensiPuskesmas
Bojong 1 dimulai pada bulan
Desember 2016

TAHUN B LAM BAR


U A U
L
A
N
2016 D 20 3
2016 J 23 0
2017 F 31 0
Analisa SWOT (STRENGHT (KEKUATAN))
- Puskesmas Bojong 1 sudah tersertifikat ISO 2013.
- Puskesmas Bojong 1 sudah terakreditasi MADYA 2016 di
Kabupaten Pekalongan.
- Puskesmas Bojong 1 telah bermitra dengan Expanding Maternal
and Neonatal Survival (EMAS) dari United States Agency for
International Development (USAID).
- Puskesmas Bojong 1 telah mendampingi Puskesmas lain di
Kabupaten Pekalongan.
- Puskesmas Bojong 1 peringkat I (PERTAMA) di tingkat pedesaan
Kabupaten Pekalongan.
- Terdapat referensi buku mengenai program prolanis hipertensi.
- Terdapat kemudahan fasilitas Wi Fii guna mengakses informasi
mengenai prolanis hipertensi.
- Tersedianya acara inovatif senam prolanis hipertensi disertai
edukasi, konseling, dan pengobatan rutin berkala yang bisa
menjaring masyarakat khususnya di wilayah kerja Puskesmas
Bojong 1 padahal Puskesmas lain belum terlaksana.
- Dalam proses pengobatan sudah teratur dan bisa dievaluasi.
- Pemegang program sudah mengikuti pelatihan.
WEAKNESS (KELEMAHAN)

- Pasien yang terdaftar di program prolanis


hipertensi Puskesmas Bojong 1 tidak mengikuti
program secara rutin
- Rutinitas kerja warga yang padat di wilayah
kerja Puskesmas Bojong 1.
OPPORTUNITY (KESEMPATAN)
Sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas Bojong 1 sudah baik .
-

- Adanya program Puskesmas Bojong 1 tentang edukasi, konseling, dan


pengobatan rutin berkala pada pasien yang mengikuti prolanis hipertensi.
- Memberikan kesempatan pelatihan bagi pemegang program agar lebih
berkompeten dalam program prolanis hipertensi.
TREATHS (ANCAMAN)

Pasien yang tidak rutin mengikuti


prolanis hipertensi beresiko terkena
komplikasi hipertensi yang
mengancam produktivitas kinerja
sehari-hari.
PEMBAHASAN
STRENGT (KEKUATAN)
Faktor kekuatan yang ada di Puskesmas Bojong 1 sudah
baik. Faktor kekuatan antara lain kelengkapan sertifikat
pengendalian mutu, akreditasi yang sempurna, peran dalam
pemberdayaan SDM sudah selayaknya ditunjukkan dengan
kinerja yang baik pula dan menunjukkan sikap yang lebih
ramah kepada pasien. Prolanis hipertensi di Puskesmas
Bojong 1 telah mendorong peserta penyandang penyakit
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Bojong 1 mencapai
kualitas hidup optimal dengan indikator prevalensi peserta
yang mengikuti kelas prolanis hipertensi meningkat dan
program di jalankan sesuai panduan klinis BPJS sehingga
dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit.

WEAKNESS (KELEMAHAN)
Pasien yang terdaftar di program prolanis hipertensi
Puskesmas Bojong 1 tidak mengikuti program secara rutin
karena sikap acuh yang mempengaruhi kesadaran pasien
akan bahaya hipertensi yang ditimbulkan. Komplikasi
hipertensi menurut Palmer & Williams (2007, h.10) adalah
angina dan serangan jantung, stroke dan stroke ringan,
gagal jantung, kerusakan ginjal, dan masalah mata.
Rutinitas kerja warga yang padat di wilayah kerja
Puskesmas Bojong 1 yang bisa menjadi factor penghalang
tersampaikannya informasi mengenai pentingnya program
prolanis hipertensi karena sebagian besar warga yang
berada di wilayah kerja Puskesmas Bojong 1 adalah
wirausaha konveksi dan buruh pabrik.
OPPORTUNITY (KESEMPATAN)
Sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas Bojong 1 sudah baik ditandai
dengan adanya ambulance, kendaraan motor, LCD proyektor, leaflet yang
menarik dan tenaga kesehatan yang bercakap lugas, memberikan kesempatan
untuk beredukasi melalui PENKES ke masyarakat dalam jangkauan yang lebih
luas. Edukasi yang diberikan bisa dimulai dari lingkup kader, masyarakat dan
pasien. Hal ini pula harus ditunjang dengan memberikan kesempatan
pelatihan bagi pemegang program agar lebih berkompeten dalam program
prolanis hipertensi. Adanya program Puskesmas Bojong 1 tentang edukasi,
konseling, dan pengobatan rutin berkala pada pasien yang mengikuti prolanis
hipertensi.
Akses yang mudah dari Puskesmas Bojong 1 yang berada di pinggir jalan
utama Bojong Kajen memberikan kesempatan untuk pasien dengan masalah
hipertensi mendapatkan edukasi, konseling dan pengobatan berkala rutin.
Kemudahan area Wi fii memberikan kesempatan untuk pemegang program
dalam mengakses informasi terbaru mengenai program prolanis hipertensi.
THREATS (ANCAMAN)
Pasien yang tidak rutin mengikuti prolanis hipertensi beresiko terkena komplikasi hipertensi yang mengancam produktivitas kinerja sehari-hari. Menurut Palmer & Williams (2007, h.12) tanda dan
gejala yang dapat timbul pada pasien hipertensi antara lain pusing, pandangan kabur, sakit kepala, kebingungan, mengantuk. Sedangkan menurut Corwin (2009, h.461) sebagian besar tanda dan
gejala yang terjadi setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun, adalah :
Sakit kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakranium.
Penglihatan kabur akibat kerusakan hipertensif pada retina.
Cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.
Nokturia yang disebabkan peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus.
Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai