Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

Di Susun Oleh :

DIAN APRIANTO

NIM 16.0421.N

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

PEKAJANGAN-PEKALONGAN

2016-2017
LAPORAN PENDAHULUAN

1. MASALAH UTAMA
Gangguan konsep diri : harga diri rendah

2. PROSES TERJADINYA MASALAH


A. Pengertian
Harga diri rendah adalah suatu keadaan dimana evaluasi diri

dan perasaan terhadap diri sendiri atau kemampuan diri yang negatif,

yang secara langsung atau tidak langsung diekspresikan (Townsend,

1995 hal 74). Harga diri adalah penilaian diri terhadap hasil yang

dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal

diri (Sunaryo, 2004 hal 32).

Jika individu selalu sukses maka cenderung harga diri tinggi

tetapi jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah

(Direktorat Kesehatan Jiwa, 1995). Didalam diri seseorang besar

kemungkinan terjadi gangguan harga diri apabila aspek utama harga

diri yaitu dicintai, disayangi, dikasihi orang lain, dan mendapat

penghargaan dari orang lain belum terpenuhi (Townsend, 1998). Hal

ini dapat di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri

sendiri, termasuk hilangnya percaya diri, harga diri, merasa gagal

mencapai keinginan, tidak berdaya, tidak ada harapan dan putus asa

(Keliat, 1999).
B. Tanda dan gejala
Ada 10 cara individu mengekspresikan secara langsung harga diri
rendah (Stuart dan Sundeen, 1995)
1. Mengejek dan mengkritik diri sendiri
2. Merendahkan atau mengurangi martabat diri sendiri
3. Rasa bersalah atau khawatir
4. Manifestasi fisik : tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan
penyalahgunaan zat.
5. Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan
6. Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan sosial
7. Menarik diri dari realitas
8. Merusak diri
9. Merusak atau melukai orang lain
10. Kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri.

C. Etiologi
1. Gangguan citra tubuh.
Mekanisme : gangguan citra tubuh merupakan perubahan persepsi
tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk,
struktur, fungsi, keterbatasan makna dan objek yang sering kontak
dengan tubuh, klien biasanya tidak dapat menerima kondisinya,
merasa kurang sempurna kemudian akan timbul harga diri rendah.

Tanda dan gejala gangguan citra tubuh :


Menolak melihat, menyentuh bagian tubuh yang berubah
Menolak penjelasan perubahan tubuh
Persepsi negatif terhadap perubahan tubuh
Mengungkapkan keputusasaan
Mengungkapkan ketakutan
2. Ideal diri tidak realistik
Mekanisme : ideal diri yang terlalu tinggi sukar dicapai dan tidak
realitas, ideal diri yang suram dan tidak jelas, cenderung menuntut.
Kegagalan kegagalan yang dialami dan fantasi yang terlalu tinggi
yang tidak dapat dicapai membuat frustasi dan timbul harga diri
rendah.

D. Akibat
Menarik diri.
Mekanisme : perilaku menarik diri merupakan percobaan untuk
menghindari interaksi dengan orang lain, karena menganggap dirinya
tidak pantas berada dilingkungan tersebut, yang merupakan akibat dari
harga diri rendah.
Tanda dan gejala :
Apatis, ekspresi sedih, efek tumpul
Komunikasi kurang atau tidak ada
Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk
Berdiam diri di kamar / tempat terpisah ; klien kurang
mobilisasi
Menolak berhubungan dengan orang lain
Tidak melakukan kegiatan sehari-hari

E. Pohon masalah
Isolasi sosial : menarik diri akibat

Gangguan konsep diri : harga diri rendah core problem

Gangguan citra tubuh penyebab


(Keliat, 1998)

F. Masalah keperawatan
1. Perubahan penampilan peran
Data :
Mengingkari kemampuan menjalankan peran.
Ketidakpuasan peran.
Kegagalan menjalankan peran yang baru.
Ketegangan menjalankan peran yang baru.
Kurang tanggung jawab.
Apatis, bosan, jenuh dan putus asa.

2. Menarik diri
Data :
Apatis, ekspresi sedih, efek tumpul.
Komunikasi kurang atau tidak ada.
Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.
Berdiam diri dikamar/ tempat terpisah ; klien kurang
mobilisasi.
Menolak berhubungan dengan orang lain.
Tidak melakukan kegiatan sehari- hari.
Posisi janin pada saat tidur.

3. Ketidakberdayaan
Data :
Mengekspresikan secara verbal ketidak mampuan
mengkontrol atau mempengaruhi situasi atau hasil.
Enggan mengekspresikan perasaan- perasaan yang
sebenarnya.
Pasif.
Menyatakan secara verbal tidak ada cara untuk memperoleh
hubungan dengan orang lain.
Takut terhadap keamanan pribadi.

4. Harga diri rendah.


Data :
Perasaan malu terhadap diri sendiri.
Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik diri).
Merendahkan martabat.
Gangguan hubungan social, menarik diri, lebih suka
sendiri.
Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
Menciderai diri akibat harga diri rendah serta tatapan yang
suram.

5. Gangguan citra tubuh


Data :
Menolak melihat, menyentuh bagian tubuh yang berubah.
Menolak penjelasan perubahan tubuh.
Persepsi negative terhadap perubahan tubuh.
Mengungkapkan keputusasaan.
Mengungkapkan ketakutan.

G. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep
diri : harga diri rendah.
2. Harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh.

H. Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri berhungan dengan
gangguan konsep diri : harga diri rendah.
1. Tujuan Umum
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.

2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina berhubungan saling percaya
Kriteria evaluasi :
- Ekspresi wajah bersahabat
- Menunjukkan rasa senang
- Ada kontak mata
- Mau berjabat tangan dan menyebut nama
- Mau menjawab salam
- Klien mau duduk berdampingan dengan perawat
- Mau mengutarakan masalah yang dihadapi

Intervensi :
- Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik
a. Sapa klien dengan ramah baik dengan verbal maupun non
verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap menerima klien apa adanya
g. Beri perhatian kepada kllien dan perhatika kebutuhan dasar
klien
Rasionalisasi : hubungan saling percaya merupakan dasar
untuk hubungan interaksi selanjutnya.
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki.
Kriteria Evaluasi :
- Daftar kemampuan yang dimiliki klien di RS, rumah, sekolah
dan tempat kerja.
- Daftar positif keluarga klien
- Daftar positif lingkungan klien

Intervensi :
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien,
buat daftarnya.
b. Setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilaian
negatif
c. Utamakan memberi pujian yang realistik pada kemampuan
dan aspek positif klien.

Rasionalisasi :
Diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas,
kontrol diri atau integritas ego diperlukan sebagai dasar asuhan
keperawatannya.
Reinforcemen positif akan meningkatkan harga diri klien
Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan
kegiatan hanya karena ingin mendapatkan pujian.

c. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan


Kriteria evaluasi :
- Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan di rumah
sakit
- Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan dirumah
Intervensi Keperawatan :
Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih
digunakan selama sakit
Diskusikan kemampuan yang dapt dilanjutkan penggunaan
di rumah sakit
Berikan pujian
Rasionalisasi :
- Diskusikan pada klien tentang kemampuan yang dimiliki
adalah prasarat untuk berubah
- Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki diri
memotivasi untuk tetap mempertahankan penggunaannya.

d. Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai


dengan kemampuan yang dimiliki.
Kriteria Evaluasi :
- Klien memiliki kemampuan yang akan dilatih
- Klien mencoba
- Susun jadwal harian
Intervensi Keperawatan :
a. Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau
dilakukan di rumah sakit.
b. Bantu klien melakukannya jika perlu beri contoh.
c. Beri pujian atas keberhasilan klien.
d. Diskusikan jadwal kegiatan haria atas kegiatan yang
telah dilatih.
Catatan : ulangi untuk kemampuan lain sampai
semuanya selesai
e. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat
dilakukan setiap hari sesuai kemampuan, buat jadwal.
f. Kegiatan mandiri
g. Kegiatan dengan bantuan sebagian
h. Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
i. Tingkatkan kegiatan yang disukai sesuai dengan kondisi
klien
j. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien
lakukan.
Rasionalisasi :
Klien adalah individu yang bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri
Klien perlu bertindak secara realistis dalam kehidupannya.
Contoh peran yang dilihat klien akan memotovasi klien untuk
melaksanakan kegiatan.

e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan


kemampuanya.
Kriteria Evaluasi :
- Klien melakukan kegiatan yang telah dilatih (mandiri,
dengan bantuan atau tergantung)
- Klien mampu melakukan beberapa kegiatan mandiri

Intervensi Keperawatan :
a. Beri kesempatan pada untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan.
b. Beri pujian atas keberhasilan klien
c. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
Rasionalisasi :
Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri kllien
Memberikan kesempatan kepada klien untuk tetap melakukan
kegiatan yang biasa dilakukan

f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada


Kriteria Evaluasi :
- Keluarga dapat memberi dukungan dan pujian
- Keluarga memahami jadwal kegiatan harian klien

Intervensi Keperawatan :
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat
klien dengan harga diri rendah.
b. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
d. Jelaskan cara pelaksanaan jadwal kegiatan klien di rumah
e. Anjurkan memberi pujian pada klien setiap berhasil

Rasionalisasi :
Mendorong keluarga akan sangat berpengaruh dalam
mempercepat proses penyembuhan klien
Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien di
rumah.
DAFTAR PUSTAKA
.
Keliat dkk, (1998), Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.

Maramis, WF, (2004), Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga University Press,
Surabaya.

Stuart, GW, Sundeen, SJ, (1995), Pocket Guide To Psychiatric Nursing, Edisi 3,
Alih Bahasa Achir Yani S. Hamid, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Townsend, Mary C, (1998), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan


Psikiatrik, Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai