Anda di halaman 1dari 2

Tooheys

Outline case Dina

Apakah
Sfhjfhdjfh
Hfasjfhsajfhaj
Jhsakjfhsajkf

Question
1. Eksperimen mana yang lebih valid antara lab eksperimen atau eksperimen
lapangan untuk menentukan apakah Tooheys bisa menyebabkan peminum bir
normal mabuk?
Lab eksperimen alfian
2. Jelaskan desain riset alternatif yang bisa memberikan validitas yang lebih
tinggi?
observation of Human behavior direct observation Scientifically
Contrived Observation
dihubungkan dengan internal validity alfian
3. Apakah eksperimen dalam kasus ini konsisten dengan praktek etika yang
baik? Yessi
Konsisten dengan praktek etik yang baik
Anonimity (tidak disebutkan namanya)
kesukarelaan responden
confidentiality (tidak dilakukan didepan publik)
hal 242
Prosedur yang pertama adalah partisipasi sukarela subjek penelitian,
terutama subjek di tempat-tempat seperti penjara, pengungsian, atau yang
berhubungan dengan korban perang dan tindak kekerasan. Kesukarelaan ini
diperlukan karena berkaitan dengan publikasi hasil riset yang sarat akan halhal yang mungkin tabu (informed consent), dan karenanya berisiko bagi
subjek penelitian. Prosedur kedua adalah berkenaan dengan prinsip
kerahasiaan (confidentiality), yaitu informasi subjek hanya akan digunakan
berkaitan dengan kepentingan riset dan akan dijaga kerahasiaannya jika hasil
riset tidak dipublikasikan. Prosedur ketiga adalah prinsip anonim (anonimity),
baik itu bagi subjek maupun peneliti itu sendiri, terutama jika itu berkaitan
dengan alasan keamanan dan keselamatan.
Selain dari sisi subyek penelitian, etika riset juga menyangkut originalitas
dalam isi penelitian. Philip dan Plugh (dalam Blaxter, et.al., 2001:18)
mendefinisikan originalitas riset ke dalam lima belas definisi. Originalitas tidak
hanya menyangkut asli atau tidaknya kalimat-kalimat dan frasa yang
digunakan peneliti dalam karya tulisnya, namun juga menyangkut ide awal
riset, teknik observasi, metode, cara interpretasi, dan sintesis yang
digunakan. Akan tetapi, hal ini bukan berarti sebuah riset haruslah benarbenar baru. Seorang peneliti dapat melanjutkan sebuah pekerjaan original
sebelumnya, namun dengan teknik, metode, dan cara interpretasi yang
berbeda atau dengan menggunakan teknik, metode, dan interpretasi yang
sama, namun dapat menghadirkan bukti dan data kompeten yang berbeda
untuk menunjang risetnya.

Kelalaian maupun kesengajaan peneliti terhadap aspek-aspek dalam prinsip


originalitas dapat berujung pada tindak plagiarisme. Dalam A Guide to
Research Ethics (2003:11)[2], plagiarisme dimaknai sebagai tindakan
penggunaan seseorang atas gagasan, teori, dan kata-kata orang lain dan
kemudian melakukan klaim atas dirinya sendiri. Plagiarisme sendiri dapat
dimaknai ke dalam berbagai bentuk, baik itu mengutip secara langsung hasil
penelitian orang lain maupun melakukan parafrasa tanpa menyertakan sitasi
dari sumber aslinya. Selain plagiarisme, contoh pelanggaran etika penelitian
adalah pengubahan (manipulasi) data atau informasi, penyalahgunaan data
atau informasi, pengakuan dan penggunaan data atau informasi tanpa ijin,
publikasi hasil penelitian penugasan tanpa ijin, tidak merahasiakan sumber
data yangg semestinya dirahasiakan, tidak menghormati responden, dan
tidak menyusun laporan hasil penelitian (nic.unud.ac.id).
4. Mana yang lebih penting validity atau etika? Dina
Tergantung keperluan penelitian, jika kasusnya dituntut untuk menjelaskan
suatu fakta maka hasil penelitian yang harus disampaikan adalah validitas.
Jika kasusnya berkaitan dengan kepentingan sosial maka etika yang
dikedepankan berdasarkan nilai nilai moral.

Anda mungkin juga menyukai