PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
ini perlu
termasuk
bangunan
pelengkap
dan
perlengkapannya
yang
melainnkan
memiliki
fungsinya
masing
masing
sehingga
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui karakteristik bangunan pelengkap dan pengaman jalan yang
berada di lapangan?
2. Mengetahui akibat tidak adanya bangunan pelengkap dan pengaman
jalan?
1.4 MANFAAT
1. Memberikan informasi mengenai kebutuhan bangunan pelengkap dan
pengaman jalan.
2. Memberikan referensi kepada penulis lain yang ingin menyusun makalah
dengan materi serupa.
3. Sebagai penambah wawasan untuk pembaca dalam bidang transportasi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kerb
Kerb adalah penonjolan/peninggian tepi perkerasan atau bahu jalan
yang dimaksudkan untuk keperluan drainase, mencegah keluarnya kendaraan
dari tepi perkerasan dan memberikan ketegasan tepi perkerasan.
Menurut (MKJI, 1997) kerb adalah batas yang ditinggikan berupa
bahan kaku antara tepi jalur lalu lintas dan trotoar. Pada umumnya kerb
digunakan pada jalan-jalan di daerah perkotaan, sedangkan untuk jalan-jalan
antar kota kerb digunakan jika jalan tersebut direncanakan untuk lalu lintas
dengan kecepatan tinggi / apabila melintasi perkampungan (Sukirman,1994).
2.1.1 Fungsi Kerb
Kerb beton dalam SKSNI S- 02 1990 F memiliki banyak fungsi antara
lain
1. Menghalangi kendaraan keluar dari jalur lalu lintas
2. Membentuk sistem drainase jalan
3. Proteksi terhadap pejalan kaki
4. Mempertegas batas jalur lalu lintas
5. Menambah estetika
2.1.2 Tipe Kerb
Dalam menjalankan fungsi fungsi tersebut kerb di bagi menjadi
beberapa tipe berdasarkan kegunaan utama, penempatan, bentuk dan
fungsinya. Tipe tipe kerb itu antara lain :
a. Kerb peninggi (mountable curb)
Kegunaan utama : keren yang direncanakan agar dapat didaki
kendaraan
Penempatan
b. Kereb A1
Kegunaan utama : Kereb yang direncanakan agar bila diperlukan
pada keadaan tertentu masih dapat didaki
kendaraan.
Penempatan
: pulau
Bentuk
:-
Median
Trotoar
Digunakan
pada
jalan
dimana
fungsi
pengaman diperlukan
d. Kereb berparit ( Gutter curb) A2
Kegunaan utama : Kereb yang direncanakan untuk membentuk
sistem drainase
Penempatan
: -
Penempatan
marka
jalan
harus
diperhitungkan
untuk
dapat
Cat
Thermoplastik
2. Paku jalan
a. Marka jalan yang dinyatakan dengan garis garis pada
permukaan jalan dapat digantikan dengan paku jalan atau
kerucut lalu intas.
b. Paku jalan dapat dibuat dari bahan plastik, baja tahan karat atau
alumunium campur dengan kekuatan yang memadai
c. Paku jalan harus memiliki warna yang berbeda dengan warna
perkerasan jalan.
3. Warna Marka
Seluruh jenis marka berwarna putih, kecuali untuk marka larangan
parkir yang harus mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a. Warna kuning berupa garis utuh pada bingkai jalan yang
menyatakan dilarang berhenti pada daerah tersebut.
b. Marka membujur berwarna kuning berupa garis putus putus
pada bingkai jalan yang menyataan dilarang parkir pada daerah
tersebut.
c. Marka berupa garis berbiku biku berwarna kuning pada sisi
jalur lalu lintas yang menyatakan dilarang parkir pada jalan
tersebut.
2.2.3 Jenis Marka
Marka terdiri dari beberapa jenis yaitu marka membujur, marka
melintang, marka serong dan marka tulisan.
1.
Marka membujur
Marka membujur merupakan marka yang sejajar dengan sumbu
jalan.
garis
Marka Pengarah
Marka ini merupakan marka garis putus putus membujur
yang ditempatkan mengikuti jejak lalu lintas yang membelok
pada jalan dengan lajur lebih dari dua. Marka ini berfungsi
sebagai marka pengarah kendaraan yang akan membelok.
Ukuran :
-
11
dilengkapi
dengan
marka
serong
dan
Marka Melintang
Marka melintang adalah marka yang tegak lurus terhadap
sumbu jalan.
3.
Marka serong
Marka serong adalah marka yang berbentuk garis utuh
membentuk sudut < 90 terhadap lajur lalu lintas untuk menyatakan
suatu daerah permukaan jalan yang bukan merupakan jalur lalu
lintas kendaraan.
14
Marka lambang
Marka lambang merupakan marka yang mengandung arti
tertentu untuk menyatakan peringatan, perintah dan larangan untuk
melengkapi atau menegaskan maksud yang telah disampaikan oleh
rambu atau tanda lalu lintas lainnya.
Marka Panah
Marka panah berbentuk ujung anak panah dengan 1 atau 2
penunjuk arah yang berfungsi sebagai pengarah bagi lalu lintas.
Ukuran dari marka panah:
- Panjang minimum 5 meter untuk jalan dengan kecepatan
rencana kurang dari 60 km,
15
Marka Tulisan
Marka ini berupa huruf pada perkerasan jalan yang memanjang
ke jurusan arus lalu linyas yang berfungsi untuk mempertegas
penggunaan ruang jalan, memperingatkan pemakai jalan atau
menuntun pemakai jalan.
Tabel 2.1 Dimensi huruf marka tulisan
Dimensi (m)
No
Bagian huruf
Kecepatan < 60
Kecepatan > 60
km/jam
km/jam
Tinggi huruf
1,6
2,8
0,2
0,35
Tebal badan
0,07
0,14
Celah huruf
0,07
0,14
16
memenuhi kebutuhan
dalam alat
kontrol
lalu
lintas
Desain Rambu
Warna, bentuk, ukuran, dan tingkat retrorefleksi
yang
bagi
pengemudi
Lokasi rambu
Lokasi rambu berhubungan dengan pengemudi sehingga
pengemudi yang berjalan dengan kecepatan normal dapat memiliki
waktu yang cukup dalam memberikan respon.
Operasi rambu
Rambu yang benar pada lokasi yang tepat harus memenuhi
kebutuhan lalu lintas dan diperlukan pelayanan yang konsisten dengan
memasang rambu yang sesuai kebutuhan.
Pemeliharaan rambu
Pemeliharaan rambu diperlukan agar rambu tetap berfungsi
baik.
mempertimbangkan
faktor-faktor
antara
lain
yang
dipasang
pada
pemisah
jalan
(median)
1. Ketinggian penempatan rambu pada sisi jalan minimum 1,75 meter dan
maksimum 2,65 meter diukur dari permukaan jalan sampai dengan sisi
daun rambu bagian bawah, atau papan tambahan bagian bawah apabila
rambu dilengkapi dengan papan tambahan.
2. Ketinggian penempatan rambu di lokasi fasilitas pejalan kaki minimum
2,00 meter dan maksimum 2,65 meter diukur dari permukaan fasilitas
pejalan kaki sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah atau papan
tambahan bagian bawah, apabila rambu dilengkapi dengan papan
tambahan.
3. Khusus untuk rambu peringatan ditempatkan dengan ketinggian 1,20
meter diukur dari permukaan jalan sampai dengan sisi rambu bagian
bawah.
4. Ketinggian penempatan rambu di atas daerah manfaat jalan adalah
minimum 5,00 meter diukur dari permukaan jalan sampai dengan sisi
daun rambu bagian bawah.
2.3.3 Posisi Rambu
1. Pada kondisi jalan yang lurus atau melengkung ke kiri, rambu yang
ditempatkan pada sisi jalan, pemasangan posisi rambu digeser 3
(derajat) searah jarum jam dan posisi tegak lurus sumbu jalan.
2. Rambu petunjuk dipasang pada posisi rambunya sejajar dengan sumbu
jalan.
3. Pada kondisi jalan yang melengkung ke kanan, rambu petunjuk yang
ditempatkan pada sisi jalan, pemasangan posisi rambu tegak lurus
terhadap sumbu jalan.
4. Rambu jalan yang ditempatkan pada awal pemisah jalan dan di atas
daerah manfaat jalan pada jalan 1 arah, pemasangan posisi rambu tegak
lurus terhadap sumbu jalan dan ditempatkan ditengah-tengah dari lebar
median.
5. Posisi rambu tidak boleh terhalangi oleh bangunan, pepohonan atau
benda-benda lain yang dapat berakibat mengurangi atau menghilangkan
arti rambu tersebut.
19
6. Daun rambu harus dipasang pada tiang yang khusus disediakan untuk
pemasangan daun
2.3.4 Macam macam rambu
1. Rambu Peringatan
Rambu
peringatan
digunakan
untuk
memberi
peringatan
lain
kota,
daerah/wilayah
kapital pada
yang
menabraknya.
Dengan
ketebalan
tersebut,
maka
beam
akan
2.5 Patok
Patok km merupakan alat pelengkap jalan yang menunjukkan jarak yang
ditempuh pengendara yang melewati jalan tersebut. Patok ini dipasang
setiap 1 km, dan patok hm dipasang setiap 100 m. Patok km dan hm
terbuat dari beton. Detail patok km seperti yang ditunjukkan pada gambar
3.9.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
24
3.1.3 Rambu
a. Rambu peringatan berhenti memiliki warna merah, putih, hitam,
dan tinggi tiang rambu 2,4 meter yang masih berada diantara
tinggi minimum (2,1 m) dan tinggi maksimum (2,65 m) sehingga
sesuai dengan ketentuan , namun ukuran rambu terlalu besar dari
ketentuan yaitu 900 mm yang seharusnya 750 mm.
b. Rambu petunjuk dengan tiang rangkap memiliki dimensi 3 x 1,5
meter yang cukup berbeda dengan ketentuan yaitu 3,2 x 2,4 m.
3.1.4 Patok
Sepanjang jalan tidak ditemukan patok km ataupun hm, hanya
terdapat patok rumija dengan ukuran seperti gambar dibawah ini.
25
27
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Banguanan pelengkap jalan di daerah tol banyumanik masih memiliki
beberapa hal yang kurang sesuai dengan ketentuan yang ada. Pengguanaan
bangunan pelengkap dan pengaman jalan harus dipasang sesuai dengan
kebutuhan agar tidak mengakibatkan kerugian bagi pengguna jalan.
4.2 Kritik dan Saran
Dalam pembangunan suatu jalan harus diawasi secara keseluruhan
bagian utama jalan, pelengkap ataupun bangunan pengaman dan tidak hanya
saat pembanguna saja tetapi mulai dari prapembangunan, masa pembangunan
dan pasca pembangunan. Sehingga bisa memperkecil adanya penyimpangan
dari ketentuan jalan yang berlaku.
28