konsentrasi Nitrat dalam perairan untuk kelas I dan II adalah 10 ppm, kelas
III dan IV adalah 20 ppm. Sedangkan kadar maksimum konsentrasi Nitrit
dalam perairan untuk kelas I, II, dan III adalah 0,06 ppm. Dari penetapan
peraturan dan hasil perhitungan, dapat kita ketahui bahwa konsentrasi Nitrat
pada limbah domestik Asrama Unand masih berada di bawah baku mutu,
sedangkan konsentrasi Nitrit sudah melampaui baku mutu.
Walaupun konsentrasi Nitrat dari limbah domestik Asrama Unand masih
belum melampaui baku mutu, tetap saja air yang telah terkontaminasi oleh
limbah tersebut tidak dapat digunakan untuk pengolahan air minum dan
pembudidayaan ikan tawar. Hal ini disebabkan karena konsentrasi Nitrit
dalam limbah tersebut sudah melampaui baku mutu. Apabila dipaksakan akan
menimbulkan bahaya bagi konsumen dan biota air.
Tingginya kadar Nitrit mungkin disebabkan karena lokasinya yang
berdekatan dengan lahan pertanian dan adanya pengunaan pupuk Nitrogen
yang terlalu banyak. Selain itu tingginya kadar Nitrit disebabkan juga oleh
limbah domestik dari asrama tersebut yang mengandung Amonia yang
banyak yang akan dioksidasi menjadi Nitrat, kemudian Nitrat direduksi
menjadi Nitrit dengan bantuan bakteri.
Dari hasil perhitungan didapatkan konsentrasi Nitrat lebih besar dibandingkan
dengan konsentrasi Nitrit. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa
praktikum kali ini berjalan dengan baik berdasarkan ketentuan-ketentuan
yang ada.
Walaupun begitu, praktikum ini tidak luput juga dari kesalahan, terutama
pada saat pengenceran untuk membuat larutan standar. Dalam praktikum ini
praktikan dan rekan kerja melakukan percobaan Nitrat sebanyak dua kali.
Karena pada saat penambahan larutan Brusin-Sulfanilat dan pemanasan,
larutan standar dan sampel tidak mengalami perubahan warna menjadi
kuning. Hal ini mungkin disebabkan pada saat pemipetan larutan. Pipet takar
yang digunakan tidak dicuci dengan bersih setiap kali pengenceran, sehingga
larutan standar terkontaminasi oleh zat-zat lain yang tidak diinginkan