Pengelolaan Limbah B3
DISUSUN OLEH:
DANIEL ILHAM WAHYUDI
(1407122769)
TIEKPHO IVANDER NATHANIEL (1407119655)
LATAR BELAKANG
Bahan Baku Industri Kertas
Menurut Rini (2002), kayu sebagai bahan baku dalam industri kertas
mengandung beberapa komponen antara lain :
Selulosa
Selulosa merupakan komponen yang paling dikehendaki dalam pembuatan
kertas karena bersifat panjang dan kuat. Menurut Stanley (2001) dalam kayu
mengandung sekitar 50 % komponen selulosa.
Hemiselulosa
Hemiselulosa lebih mudah larut dalam air dan biasanya dihilangkan dalam
proses pulping.
Lignin
Lignin berfungsi merekatkan serat serat selulosa sehingga menjadi kaku.
Pada proses pulping secara kimia dan proses pemutihan akan menghilangkan
komponen lignin tanpa mengurangi serat selulosa. Menurut Stanley (2001)
komponen lignin dalam kayu adalah sekitar 30 %.
Bahan ekstraktif
Komponen ini meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsur lain.
Komponen ini sangat beracun bagi kehidupan perairan dan mencapai jumlah
toksik akut dalam limbah industri kertas. Menurut Stanley (2001), jumlah
komponen hemiselulosa dan hidrokarbon dalam kayu adalah sekitar 20 %.
Bahan Tambahan
Pada pembuatan pulp (pulping) terdapat bahan-bahan tambahan yang
digunakan untuk membantu proses tersebut. Bahan bahan tersebut diantaranya ialah :
Larutan Cl2. Larutan ini digunakan sebagai bahan pemutih pada tahap
bleaching (proses pemutihan pulp).
Gas Ozon. Digunakan juga dalam salah satu tahap proses pemutihan.
Khususnya digunakan untuk mengoksidasi semua ikatan rangkap pada semua
gugus alipatik dan aromatik.
NaOH. Sebagai basa kuat untuk mendegradasi lignin dengan cara hidrolisa
dan melarutkan gugus gula sederhana yang masih bersatu di dalam pulp.
Tinjauan Pustaka
Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industry maupun domestic (rumah tangga atau yang lebih dikenal sabagai sampah),
yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan
karena tidak memiliki nilai ekonomis. Jenis sampah ini pada umumnya berbentuk
padat dan cair. Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan
kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami,
dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Pabrik Kertas menghasilkan limbah cair
yang mengandung logam berat jenis Hg dan Cu. Limbah cair tersebut berupa bubur
kertas encer yang apabila dibuang sembarangan akan mengakibatkan pencemaran
lingkungan.
Proses Produksi Industri Kertas
Secara umum proses pembuatan bubur kertas (pulping) dapat diuraikan menjadi
9 tahapan :
Woodyard Dimana sebuah lapangan luas umumnya terbuka tempat
menerima dan menyimpan kayu gelondongan siap olah (log) untuk
selanjutnya dilakukan proses pengkulitan, pemotongan kecil-kecil &
penyaringan potongan kayu.
Barker dalam proses penghilangan kulit kayu ini, gelondongan kayu (log)
dimasukkan
dalam
debarking
drums,
log
silinder
berputar
mengakibatkan log ikut berputar dan bergesekan satu dengan yang lain
melucuti kulit kayunya.
Chipper Log yang sudah bersih ini kemudian di iris menjadi potonganpotongan kecil yang di sebut dengan chip. Chip kemudian dikirim ke
penyaringan utama untuk memisahkan chip yang bisa dipakai (ukuran
standar 25x25x10mm) dengan yang tidak. Chip yang standar disimpan
ditempat penampungan.
Screen diperlukan filter penyaring untuk memisahkan potongan kayu
yang lebih besar dari target ukuran diatas, dan menghilangkan debu mesin
potong yang tidak perlu.
kertas yang akan dibuat. Pada tahap inilah pulping telah selesai dan akan
dilanjutkan ke mesin pembuat kertas.
PEMBAHASAN
Limbah Industri Kertas
Pada proses pembuatan kertas terdapat zat yang berpotensi mencemari
lingkungan. Menurut Rini (2002), limbah proses pembuatan kertas yang berpotensi
mencemari lingkungan tersebut dibagi menjadi 4 kelompok yaitu :
a
menghasilkan
BOD (Biological Oxygen Demand) tinggi,
Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna kertas,
Bahan anorganik seperti NaOH, Na2SO4 dan klorin,
Limbah panas
Mikroba seperti golongan bakteri koliform.
Partikulat yang terdiri dari :
Abu dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain
Partikulat zat kimia terutama yang mengandung natrium dan kalsium.
Gas yang terdiri dari :
Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang
dilepaskan dari berbagai tahap dalam proses kraft pulping dan proses
pengendapan atau bak penjernih. Bak pengendap yang hanya berfungsi atas dasar
gaya berat, tidak memberi keluwesan operasional. Karena itu memerlukan waktu
tinggal sampai 24 jam. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini
adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak
pengendap. Bak penjernih bulat yang dirancang dengan baik dapat menghilangkan
80% zat padat yang tersuspensi dan 50-995 BOD. Beberapa contoh Limbah atau
proses-proses yang menggunakan pengolahan unit ini ialah :
Hasil pemasakan merupakan serat yang masih berwarna coklat dan
mengandung sisa cairan pemasak aktif.Serat ini masih mengandung mata kayu dan
serat-serat yang tidak dikehendaki (reject). Sisa cairan pemasak dalam serat
dibersihkan dengan mengguna- kan washer, sedangkan pemisahan kayu dan reject
dipakai screen.
Larutan hasil pencucian bubur pulp di brown stock washers dinamai weak black
liquor yang disaring sebelum dialirkan ke unit pemekatan.
b) Kimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan
partikel-partikel yang sukar mengendap, senyawa fosfor, logam-logam berat, dan zat
organik beracun. Dinamakan secara kimia karena pada proses ini dibutuhkan bahan
kimia yang akan mengubah sifat bahan terlarut tersebut dari sangat terlarut menjadi
tidak terlarut atau dari ukuran sangat halus menjadi gumpalan (flok) yang dapat
diendapkan maupun dipisahkan dengan filtrasi.
Beberapa limbah-limbah atau proses-proses yang menggunakan pengolahan
unit ini ialah :
Cairan sisa dari hasil proses pemutihan yang menggunakan bahan
kimia chlorine dioksida, ekstraksi caustic soda, hidrogen peroksida. Dalam proses
pemutihan, setiap akhir satu langkah dilakukan pencucian untuk meningkatkan
efektivitas proses pemutihan. Sebelum bubur kertas yang diputihkan dialirkan ke unit
pengering, sisa klorin dioksida akan dinetralkan dengan injeksi larutan sulfur
dioksida.
Jika pengambilan air dilakukan dari sungai, maka biasanya industri pulp
seharusnya memberikan bahan pengendap secukupnya dan sedikit larutan hypo untuk
membunuh bakteri dan jamur sebelum mengalami proses pengendapan di dalam
settling basin dan penyaringan sehingga dihasilkan air proses yang bersih dan bebas
jamur.
Pemasakan menggunakan bahan larutan kimia, seperti NaOH (sodium
hidroksida) dan NaS (sodium sulfida) yang berfungsi untuk memisahkan serat
selulosa dari bahan organik. Cairan yang dihasilkan dari proses pemasakan diolah dan
menghasilkan bahan kimia, dengan daur ulang. Pada proses daur ulang terjadi limbah
cair.
Proses pemutihan menggunakan zat-zat kimia, utamanya ClO2 dan cairan yang
masih tertinggal berubah menjadi limbah dengan kandungan berbagai bahan kimia
berupa organoklorin yang umumnya beracun.
c) Biologi
Tujuan
utama
dari
pengolahan
limbah
cair
secara
biologi
adalah
dengan
memanfaatkan
aktivitas
mikroorganisme.
Pengolahan
secara biologis mengurangi kadar racun dan meningkatkan mutu estetika buangan
(bau, warna, potensi yang menggangu dan rasa air). Apabila terdapat lahan yang
memadai, laguna fakultatif dan laguna aerasi bisa digunakan. Laguna aerasi akan
mengurangi 80% BOD buangan pabrik dengan waktu tinggal 10 hari.
Pabrik-pabrik di Amerika Utara sekarang dilengkapi dengan laguna aerasi
bahkan dengan waktu tinggal yang lebih panjang, atau kadang-kadang dilengkapi
dengan kolam aerasi pemolesan dan penjernihn akhir untuk lebih mengurangi BOD
dan TSS sampai di bawah 30mg/1.
Prinsip dasar pengolahan secara biologi sebetulnya mengadopsi proses
pertumbuhan mikroorganisme di alam, mikroorganisme yang tumbuh membutuhkan
energi berupa unsure karbon (C) dimana unsure karbon (C) tersebut dengan mudah
diperoleh dari senyawa organic dalam air limbah, sehingga senyawa organic tersebut
terurai menjadi CO2 dan H2O. Salah satu limbah yang menggunakan pengolahan unit
ini ialah hasil perasan sludge yang berasal dari primary clarifier yang berupa larutan.
Larutan ini didinginkan di 6 unit menara pendingin sebelum dialirkan ke deep tank air
activated sludge untuk mengurangi kandungan organik secara biologi dengan
memanfaatkan bakteri dan gas oksigen dari udara yang diinjeksikan dan bantuan dari
pupuk fosfor dan nitrogen.
Setelah penjelasan mengenai tiga unit operasi Instalasi Pengelolaan Air Limbah
diatas, maka satu hal yang penting untuk diketahui ialah standar baku mutu limbah
cair yang telah ditetapkan pemerintah untuk pabrik pulp. Standar baku mutu limbah
cair yang telah ditetapkan pemerintah berdasarkan Keputusan Menteri LH No 51
Tahun 1995 untuk pabrik pulp, yakni toleransi PH dikisaran 6,0-9,0, BOD5: 150
mg/l, COD: 350 mg/l, dan TSS 150 mg/l.
2. Pengelolaan limbah padat
Industri bubur kertas umumnya menghasilkan limbah padat berupa batu dari
kapur dan mengandung soda.Ini harus dibuang di lingkungan aman dan nyaman.
Limbah padat itu harus dibuang ke tempat pembuangan akhir yang secure land fill
(aman). Jika tidak, peristiwa fatal seperti di Love Canal, Niagara Falls (AS), bisa
terulang. Daerah bekas land fill dekat Love Canal dijadikan tempat pembuangan
limbah sebuah pabrik (1940-1950). Setelah pabrik itu pindah lokasi, land fill itu
dijadikan permukiman bagi 500 keluarga. Beberapa waktu kemudian zat-zat beracun
keluar dari tanah land fill dan mengancam nyawa warga di sekitarnya. Untuk
(reduktor) untuk menetralkan sisa bahan kimia berupa klorin dioksida (oksidator)
sehingga gas yang keluar bebas dari unsur gas klorin dioksida.
Limbah yang mengandung partikel solid dari cerobong boiler, baik dari multi
fuel boiler, recovery boiler, maupun lime kiln.Untuk tujuan ini, pabrik pulp harus
memiliki alat electrostatic precipitator. Sedangkan cerobong asap dari dissolving tank
recovery boiler dilengkapi dengan scrubber yang dialiri weak wash dari recaust plant.
Pengelolaan Limbah Berdasarkan Berdasarkan Prosesnya
1. Pengolahan primer
Pengolahan primer bertujuan membuang bahan bahan padatan yang
mengendap atau mengapung. Pada dasarnya pengolahan primer terdiri dari tahap
tahap untuk memisahkan air dari limbah padatan dengan membiarkan padatan
tersebut mengendap atau memisahkan bagian bagian padatan yang mengapung.
Pengolahan primer ini dapat menghilangkan sebagian BOD dan padatan
tersuspensi serta sebagian komponen organik. Proses pengolahan primer limbah
cair ini biasanya belum memadai dan masih diperlukan proses pengolahan
selanjutnya.
2. Pengolahan sekunder
Pengolahan sekunder limbah cair merupakan proses dekomposisi bahan
bahan padatan secara biologis. Penerapan yang efektif akan dapat menghilangkan
sebagian besar padatan tersuspensi dan BOD. Ada 2 proses pada pengolahan
sekunder yaitu :
Penyaring trikle
Penyaring trikle menggunakan lapisan batu dan kerikil dimana limbah cair
dialirkan melalui lapisan ini secara lambat. Dengan bantuan bakteri yang
berkembang pada batu dan kerikil akan mengkonsumsi sebagian besar bahan
bahan organik.
Lumpur aktif
Kecepatan aktivitas bakteri dapat ditingkatkan dengan cara memasukkan
udara dan lumpur yang mengandung bakteri ke dalam tangki sehingga lebih
banyak mengalami kontak dengan limbah cair yang telah diolah pada proses
Pembuangan lumpur organik, termasuk pada industri pulp dan kertas, dapat
dibedakan menjadi :
Metode pembakaran
Metode pembakaran ini merupakan salah satu cara untuk mencegah
dampak lingkungan yang lebih luas sebelum dilakukan pembuangan akhir.
Beberapa metode yang dapat dilakukan antara lain adalah metode incinerator
basah yang mengoksidasi lumpur organik pada suhu dan tekanan tinggi.
Asbes dapat menyebabkan kanker paru paru, digunakan pada penyambungan pipa
dan boiler.
Aditif kertas lainnya termasuk benzidine-base dyes, formaldehid dan epichlorohydrin
yang berpeluang menimbulkan kanker pada manusia.
Kromium heksavalen dan senyawa nikel
Senyawa ini umumnya digunakan pada pengelasan stainless steel dan dikenal sebagai
karsinogenik terhadap paru paru dan organ pernafasan lain.
Debu kayu (utamanya kayu keras)
Debu kayu keras dikenal sebagai penyebab kanker pernafasan.
Hidrazin, styren, minyak mineral, chlorinated phenols dan dioxin
Senyawa senyawa tersebut berpeluang besar menyebabkan kanker.