Satu demi satu, dua demi dua, tiga demi tiga Seratus sudah aku menanammu Setiap hari aku merawatmu Kami hidup Kami sehat Semua karnamu, Paru-paruku
Tapi sekarang, mereka kejam denganmu Kau hanya semacam kertas yang bisa dipotong- potong, diinjak-injak Mereka tak pernah peduli dengan masa depannya Tak pernah peduli dengan anak cucunya akan hidup bagaimana nanti Rasa peduli mereka hanya untuk uang
Paru-paruku, Buatlah mereka sadar akan penting adanya engkau