Anda di halaman 1dari 3

Farmako Kinetik adalah perjalanan obat di dalam tubuh atau biasa disebut

dengan nasib obat terhadap tubuh. Terbagi atas absorbsi, distribusi,


metabolisme dan reabsorbsi.
a. Absorbsi
Proses masuknya obat dari tempat pemberian ke dalam darah,
bergantung pada cara pemberiannya. Tempat absorbsi terdisi atas Saluran
cerna, Kulit, paru, otot dan lain-lain.
Kecepatan Absorbsi dipengaruhi oleh Luas permukaan dan daya
kelarutannya terhadap lemak. Biasanya obat menembus tempat absorbsi
ke pembuluh darah menggunakan difusi pasif yaitu melewati membran
sel, sehingga yang bisa lewat hanyalah zat yang larut terhadap lemak.
Kecepatan difusi berbanding lurus dengan kelarutannya terhadap lemak.
Obat merupakan elektrolit lemah, baik berupa asam lemah maupun basa
lemah. Sehingga jika bertemu dengan air, mereka akan mengion. Derajat
ionisasi bergantung pada kontanta ionisasi obat (pKa) dan pH larutan
dimana obat berada.
Asam lemah merupakan donor proton sedangkan basa lemah adalah
akseptor proton.
Hukum kick Bentuk non ion (NI) yang berkelarutan lemak yang dapat
berdifusi sedangkan yang ion tidak dapat difusi karna tidak larut lemak.
Jika pH berbeda, maka derajat ionisasinya berbeda dan ini menyebabkan
kadar total obatnya berbeda di kedua kompartemen. Selain itu ada
perbedaan distribusi akibatperbedaan pH yang disebut dengan pH
partition hypothesis. Jika asam lemah diabsorbsi di tempat yang memiliki
asam seperti lambung, maka obat tersebut sedikit yang terion dan banyak
yang tak terion hal ini menyebabkan obat tersebut memiliki kelarutan
yang tinggi terhadap lemak, sehingga mudah diabsorbsi. Non Ion yang
diabsorbsi akan bergeser ke arah bentuk ion-ion. Sehingga absorbsi
berjalan. Zat-zat makanan yang ikut terabsorbsi dengan makanan akan
dibantu oleh transporter membran. Hal ini juga berfungsi untuk
transporter eksogen dan endogen.
Berikut 2 jenis transporter obat :
1. Transporter untuk efflux / eksport obat disebut ABC (ATP Binding
Cassete), transporter ini juga dibagi atas 2 jenis yaitu
P-glikoprotein (P-gp) , merupakan produk gen human multidrug
resistensi 1 (MDR 1) digunakan untuk kation organik dan zat
netral yang hidrofobik dengan BM 200-1800 Dalton.
Multi drug Resistensi Protein ( MRP) 1-7 untuk anion organik
yang hidrofobik dan konjugated.
Nb: eksportir ini membutuhkan ATP Transport Aktif
2. Transporter untuk uptake obat, ada beberapa jenis :
OATP (Organic Transporting Polypeptide) A-C, 8 polispesifik ,
maka untuk anion organik, kation organik besar dan zat netral,
yang hidrofobik serta konjugate.
OAT ( Organic Anion Transporter) 1-4 untuk anion organik yang
lipolitik.

OCT (Organic Cation Transporter) 1-2 untuk kation kecil yang


hidrofilik.
Nb: Transporter ini tidak menggunakan ATP pertukaran GSH atau
akibat elektrokemikal.
Transporter terdapat dalam lipid bilayer dari membran sel di berbagai
organ :
a) Dinding usus (usus halus dan usus besar) : untuk absorbsi (OATP)
dan ekskresi ( P-gp dan MRP)
b) Hati dan saluran empedu dimembran basolateral/ sinusoidal
( untuk uptake : OATP, OAT dan OCT) dan membran kanalikular
biller ( untuk sekresi : P-gp dan MRP)
c) Tubulus ginjal : dimembran basolateral (untuk uptake: OATP, OAT
dan OCT) dan dimembran luminal) (untuk sekresi P-gp dan MRP)
d) Sawar darah otak : P-gp dan MRP di membran luminal sel endotel
pembuluh darah kapiler itak untuk mengeluarkan obat hidrofobik.
e) Sawar darah dan LCS, udem dan membran luminal sel epiteloid
koroid.
f) Sawar uri
g) Sawar darah tetes
h) Membran sel kanker P-gp mengeluarkan obat anti kanker dari sel
kanker sehinga dia menjadi resistence.
b. Distribusi
Obat membentuk ikatan dengan protein plasma. Ikatannya merupakan
ikatan lemah yaitu hidrofobik, Van der waals, Hidrogen, Ionik.
Macam-macam protein pengikatan :
Albumin Berikatan dengan asam, bilirubin, netral, bilirubin, asam
lemak
2 ikatan yaitu site 1, merupakan ikatan wafarin,
fenilbutazin, tolbutazam, Asam valparat, fenition,
sulfonamit. Dan site 2 merupakan ikatan diazepam, asam
karboksil, benzodiazepam, penisilin.
Asam lemak, memiliki ikatan tersendiri.
A- glikoprotein , mengikat obat basa.
CBG ( cortikosteroid Binding Globulin), mengikat kortikosteroid.
SSBG (Sex steroid Binding Globulin ), hormon kecil.
Obat yang terikat dalam protein plasma akan terbawa oleh darah ke
seluruh tubuh. Obat baru bisa masuk ke jaringan apabila dia telah
terbebas dari ikatannya dengan protein plasma. Protein plasma ini akan
mengikat kuat untuk obat lipofilik dan lemah dengan hidrofilik.
Akumulasi obat dalam jaringan akan menjadi, kuinakrin dalam hati, DDT
dalam jaringan lemak, Pb pada tulang, digoksin dalam otot jantung dan
otot skelet, kloropromazn dalam otak.
Selain itu obat masuk ke jaringan juga dipengaruhi oleh volume distribusi
obat dalam darah. Dimana :
VD = FD/ C

Vd = Volume distribusi
FD = Bioavailabilitas D= dosis obat
C = kadar obat dalam plasma
jika kadar plasma meningkat maka obat akan terkonsentrasi dalam darah
dengan tingkat volume distribusi menurun.
Interaksi pergeseran protein, untuk obat asam akan diikat oleh albumin
sedangkan untuk obat yang besifat basa akan diikat oleh A-glikoprotein.
Obat bergeser harus memenuhi 3 syarat :
Ikatan protein tinggi 85 % kadar obat bebas turun di darah.
Volume distribusi tinggi meningkatnya jumlah obat bebas tidak
habis dan meningkatkan kadar plasma.
Margin safety batas kemanan obat.
c. Metabolisme
Metabolisme terutama terjadi di hati yaitu pada membran retikulum
endoplasma. Selain itu metabolisme juga terjadi di dinding usus, ginjal,
paru, darah, otak, kulit dan lumen kolon.
Tujuan metabolisme obat adalah untuk mengubah bentuk polar menjadi
nonpolar sehingga bisa dieksresi, mengubah bentuk aktif menjadi inaktif
dan aktif menjadi lebih aktif.
Metabolisme memiliki 2 fase yaitu :
Fase 1 adalah oksidasi, hidrolisis dan reduksi sebagai akibatnya
si obat akan menjadi inaktif atau semakin aktif. Pada fase ini
dibantu oleh enzim cyt P450.
Fase 2 ada;ah reaksi konjugasi dengan substrat endogen seperti
glukuronat, asam sulfat, asam asetat dan asam amino obat
menjadi bentuk nonpolar. Dibantu oleh UDP-GT.
d. Ekskresi
Paling utama terjadi pada ginjal tetapi ada sebagian obat yang dibuang
melalui saluran pencernaan dalam bentuk feses.
Tahapan :
Filtrasi glomerulus, menghasilkan ultrafiltrat tanpa protein
plasma.
Sekresi difusi, dalam darah ke lumen tubulus proximal melalui
transporter P-gp dan MRP.
Reabsorbsi Pasif
Bentuk non ion obat yang larut lemak akan reabsorbsi lagi.
Melalui tahapan diataslah maka terjadilah ekskresi dari obat-obatan.

Anda mungkin juga menyukai