Anda di halaman 1dari 45

BAB 3

KEHILANGAN TINGGI TEKAN PADA ALIRAN


MELALUI PIPA

3.1

PENDAHULUAN
Pada percobaan Bab 3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

ini, akan mengamati dan menghitung kehilangan tinggi tekan aliran fluida yang
melalui suatu jaringan pipa.
Beberapa kehilangan tinggi tekan (head losses) dalam sistem pipa antara lain:
1.

Kehilangan Tinggi Tekan Utama (Major Loss)


Disebut pula sebagai kehilangan tinggi tekan akibat gesekan (friksi).

2.

Kehilangan Tinggi Tekan Minor (Minor Loss)


Yang diakibatkan oleh:

3.2

a.

Pelebaran tiba-tiba (Sudden Expansion)

b.

Penyempitan tiba-tiba (Sudden Contraction)

c.

Tikungan atau belokan pada pipa

d.

Faktor gesekan pipa lurus

TUJUAN PERCOBAAN
Dalam praktikum percobaan kehilangan tinggi tekan pada aliran melalui pipa

ini terdapat beberapa tujuan agar praktikan mengetahui tujuan dari dilakukannya
percobaan ini. Tujuan praktikum kehilangan tinggi tekan pada aliran melalui pipa
adalah sebagai berikut:
1.

Mempelajari dan menghitung debit air menggunakan prinsip bangku


hidrolik.

2.

Mempelajari pengaruh koefisien gesekan pada pipa lurus.

60
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

3.

Laporan Praktikum Hidrolika

Mengamati dan menghitung kehilangan tinggi tekan aliran fluida yang


diakibatkan:

3.3

a.

Gesekan pada pipa lurus

b.

Pelebaran tiba-tiba (ekspansi tiba-tiba)

c.

Penyempitan tiba-tiba (kontraksi tiba-tiba)

d.

Tikungan pada pipa

ALAT-ALAT PERCOBAAN DAN GAMBAR ALAT PERCOBAAN

3.3.1 Alat-Alat yang Digunakan pada Percobaan


Dalam percobaan kehilangan tinggi tekan pada aliran melalui pipa ini
praktikan menggunakan beberapa peralatan yang digunakan dalam percobaan Bab
3 ini. Peralatan tersebut yaitu:
1.

Rangkaian atau sirkuit pipa yang terdiri dari sirkuit pipa biru dan abu-abu
yang masing-masing terpisah dan mempunyai komponen pipa yang
dilengkapi piezometer.

2.

Bangku hidrolik untuk mengukur debit air yang melalui pipa.

3.

Pompa

udara

yang

dipergunakan

untuk

mengkalibrasi

alat

dan

menghilangkan gelembung udara pada sirkuit pipa.

3.3.2 Gambar Alat Percobaan

Gambar 3.1 Sirkuit Pipa Biru dan Abu-abu


Sumber: Modul Praktikum Hidrolika, 2014

61
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

Keterangan gambar:
I

: Piezometer 1 dan 2 untuk meninjau tikungan standar.

II

: Piezometer 7, 8, 9 dan 10 untuk meninjau ekspansi, kontraksi dan pipa


lurus sirkuit abu-abu.

III

: Piezometer 3 dan 4 untuk meninjau pipa lurus sirkuit biru.

IV

: Piezometer 11 dan 12 untuk meninjau tikungan dengan jari-jari 100 mm.

: Piezometer 13 dan 14 untuk meninjau tikungan dengan jari-jari 150 mm.

VI

: Piezometer 15 dan 16 untuk meninjau tikungan dengan jari-jari 50 mm.

VII : Piezometer 5 dan 6 untuk meninjau tikungan siku tajam.

3.3.3 Data-Data Alat


Pada percobaan Bab 3 ini, praktikan menggunakan pipa biru dan pipa
abu-abu. Pipa-pipa yang digunakan memiliki diameter masing-masing, yaitu
sebagai berikut:
1.

Diameter pipa sirkuit biru

13,6 mm

2.

Diameter pipa sirkuit abu-abu

13,6 mm

3.

Diameter pipa ekspansi sirkuit abu-abu =

26,2 mm

4.

Jarak antara titik pada piezometer

3.4

TEORI DASAR DAN PENURUNAN RUMUS

914,4 mm

3.4.1 Teori Dasar

Perhitungan debit air pada percobaan ini menggunakan prinsip bangku


hidrolik. Adapun rumus untuk mencari debit air dengan prinsip bangku hidrolik
adalah sebagai berikut:
Q

Volume fluida yang lewat V

selang waktu
t

Massa jenis fluida didapatkan dari persamaan:

m
V

62
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

Sehingga:
Q

m
t

Karena m W, maka:
Q

3.4.2

W
t

Penurunan Rumus
Sebagaimana telah disebutkan pada pendahuluan, bahwa kehilangan tinggi

tekan aliran fluida dapat dibedakan menjadi:


3.4.2.1 Kehilangan Tinggi Tekan pada Pipa Lurus
Kehilangan tinggi tekan pada pipa lurus dapat dipengaruhi oleh koefisien
gesek yang bekerja pada pipa tersebut. Kehilangan tinggi tekan pada pipa lurus ini
dapat dirumuskan sebagai persamaan Darcy-Weisbach.

Hf f

LV 2
2Dg

Dimana:
Hf

= Kehilangan tinggi tekan akibat gesekan (m)

= Koefisien gesek (tidak berdimensi)

= Panjang pipa (m)

= Diameter pipa (m)

= Kecepatan aliran (m/s)

= Percepatan gravitasi (m/s2)

Dari Persamaan Bernouli:


P12

V12
P2 V2
Z1 2 2 Z2 h f ,dan karena V1 =V2 dan Z1 =Z2 maka dapat
2g

2g

dirumuskan

P1 P2
Hf

(3.1)

Dimana Hf = kehilangan tinggi tekan akibat gesekan.


Dalam percobaan kali ini, aliran fluida tersebut tergolong aliran mantap
(steady), yaitu tidak ada perubahan kecepatan terhadap waktu, atau biasa dikatakan
63
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

nilai percepatannya sama dengan nol (a = 0), sehingga penjumlahan gaya dengan
arah horisontal akan sama dengan nol.
Hf

P1

P2

L
Gambar 3.2 Kondisi pada Sirkuit Lurus
Sumber: Modul Praktikum Hidrolika, 2014

Keterangan :
D

= Diameter

= Jari-jari

Hf

= Kehilangan tinggi tekan


Gaya-gaya yang bekerja (lihat gambar) adalah yang diakibatkan oleh

tekanan P1, tekanan P2 dan tegangan geser ().


P1 bekerja pada luas penampang lingkaran sebelah kanan dari fluida. P2
bekerja pada luas penampang lingkaran sebelah kiri dari fluida. Sedangkan
bekerja pada luas selimut tabung dari fluida tersebut.
Sehingga persamaan gayanya seperti di bawah ini :

F 0
P1 R 2 P2 R 2 2 RL 0

P1 P2
2. .L
Hf

.g.R

(3.2)

Sedangkan menurut Chezy, 1 2 ..v2

(3.3)

Dengan adalah konstanta tak berdimensi.


Dengan mensubstitusikan nilai dalam persamaan (3.3) ke dalam nilai
dalam persamaan (3.2) dan nilai R =

D , maka akan didapat sebagai berikut:


64

Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

P1 P2

Laporan Praktikum Hidrolika

2. 12 . .v 2 .L
.g. 12 D

Hf

Sedangkan nilai untuk aliran fluida dalam pipa, adalah f 4 . Jadi, Hf f

L.v 2
2.g.D

3.4.2.2 Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Ekspansi Tiba-Tiba

P2

P1

D1

D2

Gambar 3.3 Kondisi pada Saat Ekspansi Tiba-Tiba


Sumber: Modul Praktikum Hidrolika, 2014

Keterangan :
D1

= Diameter pipa 1

D2

= Diameter pipa 2

= Tekanan

1.

Dengan Kehilangan Tinggi Tekan (He 0)


Pertama, kita meninjau persamaan Impuls-Momentum pada fluida, seperti

di bawah ini :

I P

F.dt m (v

F dt

v2 )

(v 2 v1 ) sedangkan

m
v
.Q
dt
dt

Jadi : P1.A 2 P2 . A 2 = .Q.(v 2 v1 ) dengan Q A 2 . v 2

P1 P2

= .v2 (v2 v1 )

65
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Jadi :

P1 P2

Karena v1 v 2

Laporan Praktikum Hidrolika

v2 (v 2 v1 )
P

g

(3.4)

v 2 v1 v 2
g

P
0 (POSITIF)

Jadi, pemisalan yang diambil dari gambar di atas, yaitu bahwa garis tekan naik
adalah benar.
Selanjutnya, kita meninjau persamaan Bernoulli antara titik 1 dan titik 2, seperti
berikut ini :
P1 v12
P v2

z1 2 2 z 2 H e
2g
2g

Dimana He = kehilangan tinggi tekan akibat ekspansi.


Sedangkan

P P v v2
He 1 2 1

2g
2

z1 z 2
P v12 v2 2

2g

Dengan mensubstitusikan nilai P dalam persamaan (3.4) ke dalam persamaaan

di atas, maka akan mendapatkan persamaan sebagai berikut :

v 2 (v1 v 2 ) v1 v 2

g
2g
2

He

2 v1 .v2 2v 2 2 v12 v 2 2 v12 2v1.v2 v12


=

2g
2g
He

v v
1 2

(3.5)

2g

Persamaan (3.5) di atas dikenal dengan sebutan Hukum Borda-Carnott.

66
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Dengan mensubstitusikan nilai v 2

Laporan Praktikum Hidrolika

A1
. v1 ke dalam Hukum Borda-Carnott, maka
A2

akan mendapatkan nilai He tersebut sebagai berikut :


2

A1
.v1
2
v1
A 2 v12 A1

He

2g
2g A 2
Dimana A 1 4 ..D2

v2 D2
H e 1 1 1 2
2g D2

(3.6)

Setelah mendapatkan nilai He di atas, kita bisa mensubstitusikannya kembali ke


persamaan Bernoulli :
2

P1 v1
P v

z1 2 2 z 2 H e
2g
2g
Karena tinggi bidang datum sama, z1 z 2 , maka dengan memasukkan nilai He dari
persamaan (3.6) maka kita memperoleh perbedaan tinggi tekan ( P ) sebagai
berikut :
2
2
P v1 v 2

He

2g
2

A 2
v1 1 .v1
2 2
2
A2
v1 D1

2g
2g D 2

D 2
D
D
2
v1 1 .v1 v1 2 1 .v1 1 .v1
D2
D2
D2

2g
2

67
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

D
D
2
2
2 1 .v1 2 1 .v1
D
D2
2
2g
D 2 D 4
v1 1 1
D 2 D 2

g
2

P v1

2.

D 2 D 4
1 1 TERBUKTI
D 2 D 2

Tanpa Kehilangan Tinggi Tekan (He = 0)


Seperti telah disebutkan di atas, rumus yang akan diturunkan di bawah ini

tidak memperhitungkan kehilangan energi, sehingga faktor He= 0.


Jadi persamaan Bernoulli untuk keadaan ini, dan di antara titik 1 adalah
sebagai berikut :
2
2
P v
P v
1 1 z1 2 2 z 2
2g
2g
Dan karena z1 z 2 , maka dapat diturunkan

P v1 v 2

2g
2

A 2
v1 1 .v1
A2

2g
2

D 2
v1 1 .v1
D2

2g
2

D 4
v1 1 1
D 2
P

TERBUKTI

2g
2

68
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

3.4.2.3 Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Konstraksi Tiba-Tiba

D1

P1

Ac

Vc

P2

D2

Gambar 3.4 Kondisi pada Saat Kontraksi Tiba-Tiba


Sumber: Modul Praktikum Hidrolika, 2014

1.

Dengan Kehilangan Tinggi Tekan (Hk 0)

Analisa Aliran
Aliran ketika memasuki pipa yang kecil (menyusut) akan menuju
TAMPANG ALIRAN TERKECIL (daerah yang diarsir), atau biasa dikenal dengan
istilah VENA KONTRAKTA. Namun, setelah dari vena kontrakta, aliran akan
membesar kembali, atau mengalami ekspansi tiba-tiba.
Analisa He
Jadi kehilangan energi akibat kontraksi (Hk) pada kasus ini adalah yang
dikarenakan ekspansi tiba-tiba tersebut.
Sedangkan kehilangan energi (He) yang diakibatkan oleh ekspansi tiba-tiba,
telah diturunkan pada persamaan 3.5 yang disebut Hukum Borda Carnott, yaitu

He

v v
1 2

2g

69
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

Maka untuk kasus ini, nilai Hk = kehilangan tinggi tekan akibat kontraksi

v v 2
H k c 2 melalui persamaan kontinuitas, Ac.vc = A2.v2 dan koefisien

2g

Ac
, maka nilai Hk akan diturunkan sebagai berikut :
A2

kontraksi, C c

A2

.v 2 v 2
Ac

Hk
2g
2

v
2
2g

v
Hk 2
2g

A A 1
c 2
1

1
Cc

(3.7)

Selanjutnya kita meninjau persamaan Bernoulli antara titik 1 dan titik 2 :


2

P1 v1
P
v

z2 2 2 Hk
; z1 z 2
2g

2g
dari persamaan (3.7)
2
2
P1 P2 v 2 v1

Hk

; He

2g

z1

1
v 2 v1 1 .v 2
P P
Cc
1 2

2g
2
2
2 A2

2 1
2
v 2 2 .v 2 1 .v 2
A1
Cc

2g
2

4
2
P1 P2 v 2 2 D 2 1

1

1 TERBUKTI

2g D1 Cc

Adapun nilai Cc, diperoleh dari tabel perbandingan luas penampang pipa

A2
A1

70
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

2.

Laporan Praktikum Hidrolika

Tanpa Kehilangan Tinggi Tekan (Hk = 0)


Pada kasus ini tidak memperhitungkan kehilangan (Hk = 0), sehingga

penurunan rumus (dari persamaan Bernoulli) menjadi sebagai berikut:

z1

P1 v12
P
v2

z2 2 2
2g
2g

P1 P2

; z1 z 2

v 2 v12
2

2g
2 A22 2
v 2 2 .v 2
A1

2g

P P
1 2

4
v22 D2
1


2g D1

TERBUKTI

3.4.2.4 Kehilangan Tinggi Tekan pada Tikungan

v2
Rumus umum kehilangan tinggi tekan pada pipa : H K. , dengan rumus
2g
harga K akan dijelaskan lebih lanjut dibawah ini. Tinggi kehilangan tinggi tekan
total (Htotal) di tikungan yang terjadi dalam percobaan kali ini merupakan
penjumlahan kehilangan tinggi tekan akibat perubahan geometri pipa di tikungan (
1

) lingkaran (HLB) dan akibat gesekan yang terjadi sepanjang pipa (Hf). Sehingga

dapat dituliskan seperti berikut ini :


H total H LB H f

Harga-harga untuk masing-masing nilai H adalah seperti berikut ini:


1.

Akibat Perubahan Geometri Pipa

H T H LB H f
Dimana :
HT = Kehilangan tinggi tekan akibat tikungan
HLB = Kehilangan tinggi tekan akibat perubahan geometri
Hf = Kehilangan tinggi tekan akibat gesekan
71
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

Maka :

H LB H T H f
V2
KB
HT Hf
2g

KB
2.

H T H f .2g
V2
Akibat Gesekan Pipa dan Perubahan Geometri Pipa di

Lingkaran

Sebelumnya perlu diingat bahwa bentuk tikungan pada percobaan ini


terdiri atas pipa lurus dan pipa tikungan

lingkaran.

Gesekan pada pipa terjadi di dua tempat yaitu :


1.

Sepanjang pipa lurus

2.

Sepanjang tikungan

menyebabkan

Hf (di PIPA LURUS )

menyebabkan Hf (di TIKUNGAN)

Tikungan itu sendiri dapat kita lihat pada gambar berikut ini yang menunjukkan
bentuk tikungan pada pipa:

Gambar 3.5 Kondisi pada Saat Tikungan


Sumber: Modul Praktikum Hidrolika, 2014

Keterangan gambar:
Jarak pipa dari titik 1-2 adalah L
R

= jari-jari tikungan

72
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

Misalkan panjang tikungan pada pipa total ialah L, maka:


L

= L (di PIPA LURUS) + L (di TIKUNGAN )

L(di PIPA LURUS) = L 1 4 (2.r)) L 1 2 R


L(diTIKUNGAN) =

H f TIKUNGAN L TIKUNGAN

hf
L TOTAL
H f TIKUNGAN 1 2 ..

hf
L
H f TIKUNGAN

.R
.h f
2L

H L H LB H f TIKUNGAN
H L H T H f H f TIKUNGAN
2g
V2
2g
KL 2
V
KL

H f H f TIKUNGAN

.R

H T h f 2L .H f
2g
.R
K L 2 H T 1
.H f
2L
V

3.5

PROSEDUR PERCOBAAN

3.5.1 Langkah-Langkah Percobaan Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran


Melalui Pipa
Tahapan-tahapan percobaan yang diperlukan dalam melakukan percobaan di
Bab 3 ini ialah seebagai berikut:
1.

Memeriksa keadaan tabung-tabung piezometer apakah telah menunjukkan


ketinggian yang sama sehingga memudahkan pengamatan. Jika terdapat
gelembung udara, dapat dihilangkan dengan memompakan udara ke dalam
tabung piezometer hingga didapat suatu ketinggian yang sama.

73
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

2.

Laporan Praktikum Hidrolika

Menyalakan pompa air dan membuka keran pengatur debit air pada posisi
tertentu. Membuka semaksimal mungkin salah satu pipa untuk menghitung
debit air yang mengalir pada pipa dengan menggunakan prinsip bangku
hidrolik.

3.

Jika sirkuit pipa abu-abu yang terbuka, mencatat kedudukan piezometer pipa
8 dan 9 untuk gesekan pipa lurus, piezometer pipa 7 dan 8 untuk ekspansi
tiba-tiba, piezometer pipa 9 dan 10 untuk kontraksi tiba-tiba. Lalu catat
kedudukan piezometer pipa 11 dan 12 untuk tikungan 100 mm, piezometer
13 dan 14 untuk tikungan 150 mm serta piezometer 15 dan 16 untuk tikungan
50 mm.

4.

Setelah data pada sirkuit abu-abu selesai dicatat, dengan debit yang sama,
membuka sirkuit pipa biru dengan sirkuit pipa abu-abu dalam keadaan
tertutup. Mencatat kedudukan piezometer pipa 1 dan 2 untuk tikungan
standar, piezometer pipa 5 dan 6 untuk tikungan siku tajam. Lalu catat
keadaan piezometer 3 dan 4 untuk gesekan pipa lurus.

5.

Setelah semua data pada aliran dengan debit pertama selesai di catat, lakukan
kembali prosedur 2, 3 dan 4 dengan mengubah posisi keran pengatur debit
sehingga dihasilkan debit air yang berbeda. Melakukan prosedur diatas untuk
8 debit yang berbeda.

6.

Apabila 8 percobaan telah selesai dilakukan, keran sirkuit biru dan abu-abu
ditutup dan terakhir mematikan pompa air serta tutup keran pada bangku
hidrolik.

74
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

3.5.2 Data-data yang didapat dari percobaan ini


Dalam percobaan ini, tentu ada beberapa data yang diperoleh pada saat
praktikum berlangsung. Data-data tersebut antara lain:
1.

Temperatur air pada sirkuit pipa (C).

2.

Beban yang digunakan pada bangku hidrolik (kg).

3.

Selang waktu dari penempatan beban pada bangku hidrolik, hingga keadaan
seimbang (detik).

4.

Bacaan pada piezometer (mm).

Data lengkap yang kami peroleh dari percobaan ini dapat dilihat lebih lanjut pada
tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Data Hasil Percobaan
Titik Tinjau
Piezometer
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Waktu (s)
Beban (gr)
Suhu (C)

1
740
381
381
510
820
330
580
625
610
254
723
485
415
26
569
308
17,68
4534
25

2
738
385
781
505
815
334
283
325
319
105
714
495
398
41
675
468
12,33
2481
25

Bacaan Piezometer (mm)


Percobaan
3
4
5
6
660
660
656
651
420
420
430
427
702
701
700
692
533
530
530
530
695
695
695
682
370
370
380
375
455
425
419
385
480
450
445
410
485
461
455
458
260
260
270
250
514
694
694
481
347
528
538
327
315
310
315
339
74
75
83
77
420
437
457
467
233
250
274
290
11,25 15,43 11,70 11,74
2452
3026
2510
2103
25
25
25
25

7
633
435
673
535
655
384
377
398
415
265
510
382
288
88
460
310
14,13
2557
25

8
596
450
630
548
600
394
143
159
180
246
399
375
248
95
442
320
15,07
1449
25

75
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

3.6

Laporan Praktikum Hidrolika

CONTOH PERHITUNGAN

3.6.1 Menghitung Debit dengan Menggunakan Prinsip Bangku Hidrolik (Q)


Q

W
t

Dimana:
Q

= Debit air (m3/detik)

= Berat air yang dikumpulkan (kg)

= Massa jenis air pada suhu 29C = 1000 kg/m3

= Interval waktu kesetimbangan beban (detik)

Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Debit Air


Pengukuran Debit
No.
Percobaan
1
2
3
4
5
6
7
8

Waktu
t
(detik)
17,680
12,330
11,250
15,430
11,700
11,740
14,130
15,070

Berat
W
(kg)
4,534
2,481
2,452
3,026
2,510
2,103
2,557
1,449

Debit
Q
4
( 10 m3/dtk)
2,564
2,012
2,180
1,961
2,145
1,791
1,810
0,962

maka,

W
t
4,534
1000 17, 68

0,0002564 m3/detik

2,564 104 m3/detik

76
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

3.6.3 Menghitung Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Gesekan pada Pipa Lurus

Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Kehilangan Tinggi Tekan pada Pipa Lurus
Sirkuit Biru
Debit, Q

fB

fD-W

( 10-2 )

( 10-2 )

(m/s)

0,510

0,129 26754,895 2,471

1,209

1,765

0,781

0,505

0,276 20992,670 2,625

4,201

1,385

2,180

0,702

0,533

0,169 22739,030 2,573

2,192

1,500

1,961

0,701

0,530

0,171 20460,064 2,642

2,740

1,349

2,145

0,700

0,530

0,170 22381,638 2,584

2,276

1,476

1,791

0,692

0,530

0,162 18688,531 2,703

3,111

1,233

1,810

0,673

0,535

0,138 18879,590 2,696

2,597

1,245

0,962

0,630

0,548

0,082 10031,344 3,158

5,466

0,662

H3

H4

HL

( 10-4 m3/s)

(m)

(m)

(m)

2,564

0,381

2,012

No.

Re

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Kehilangan Tinggi Tekan


pada Pipa Lurus Sirkuit Abu-Abu
Debit, Q

fB

fD-W

( 10-2 )

( 10-3 )

(m/s)

0,610

0,015 26754,895 2,471

1,406

1,765

0,325

0,319

0,006 20992,670 2,625

0,913

1,385

2,180

0,480

0,485

0,005 22739,030 2,573

0,649

1,500

1,961

0,450

0,461

0,011 20460,064 2,642

1,763

1,349

2,145

0,445

0,455

0,010 22381,638 2,584

1,339

1,476

1,791

0,410

0,458

0,048 18688,531 2,703

9,219

1,233

1,810

0,398

0,415

0,017 18879,590 2,696

3,199

1,245

0,962

0,159

0,180

0,021 10031,344 3,158

13,999

0,662

H8

H9

HL

( 10-4 m3/s)

(m)

(m)

(m)

2,564

0,625

2,012

No.

Re

77
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

1.

Laporan Praktikum Hidrolika

Menghitung Head Loss (HL)

HL = H3 - H4
Dimana : HL = Head Loss
H3 = 0,381 m
H4 = 0,510 m
HL = H3 H4
= 0,381 0,510 = 0,129 m

2.

Menghitung Bilangan Reynolds (Re)

Re V

Dimana :
Re = Bilangan Reynolds
V

= Kecepatan aliran

= Viskositas kinematis air pada 29C = 0,818 x 10-6 m2/detik

= Diameter pipa biru = 13,6 x 10-3 m

Maka :

Re V

Re = 1,765

3.

0,0136
= 26754,895
0,818 10 6

Menghitung fBlassius (fB)

fB = 0,316.Re -0.25
Dimana:
fB = Faktor gesekan Blassius
Re = Bilangan Reynolds
Maka:
fB

= 0,316.Re -0.25
= 0,316.26754,895-0.25 = 0,02471
78

Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

4.

Laporan Praktikum Hidrolika

Menghitung fDarcy-Weisbach (fD-W)

H L f D W
f D W

L.v 2
2.D.g

H L .2.D.g
L.v 2

Dimana :
f D-W

= Faktor gesekan Darcy-Weisbach

HL

= Head Loss = 0,195 m

= Diameter pipa = 13,6 x 10-3 m

= Percepatan gravitasi = 9,81m/detik2

= Panjang lintasan pada sirkuit lurus pipa biru

= Kecepatan aliran

Maka :

f D W
fD-W =

H L .2.D.g
L.V 2
0,129 x 2 x13,6 x10 3 x9,81
0,9144 x1,765 2

= 0,012

79
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

3.6.3 Menghitung Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Ekspansi Tiba-Tiba (HE)

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Ekspansi Tiba-Tiba
Debit, Q

H8

H7

V1

HL

HE 0

HE = 0

No

( 10-4 m3/s)

(m)

(m)

(m/s2)

(m)

(m)

(m)

2,564

0,625

0,580

1,765

0,045

0,031

0,147

2,012

0,325

0,283

1,385

0,042

0,019

0,091

2,180

0,480

0,455

1,500

0,025

0,023

0,106

1,961

0,450

0,425

1,349

0,025

0,018

0,086

2,145

0,445

0,419

1,476

0,026

0,022

0,103

1,791

0,410

0,385

1,233

0,025

0,015

0,072

1,810

0,398

0,377

1,245

0,021

0,016

0,073

0,962

0,159

0,143

0,662

0,016

0,004

0,021

1. Menghitung Kecepatan pada Titik Tinjau 1 (V1)

V1

Q1
Q

A1 .D 2
1
4

Dimana :
V1 = Kecepatan aliran air
Q1 = Debit
D1 = Diameter pipa abu-abu = 13,6 x 10-3 m
Maka :
V1

V1

Q1

2
.D1
4

0,0002564
3,14
. 0,0136 2
4

V1 0,475 m/sekon

80
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

2.

Laporan Praktikum Hidrolika

Menghitung Perbedaan Tinggi Tekan Hasil Pengukuran (HL)

HL = H8 H7
Dimana :
HL = Head Loss
H8 = 0,625
H7 = 0,580
Maka :
HL = 0,625 0,580
HL = 0,045

3.

Perbedaan

Tinggi

Tekan

Hasil

Perhitungan

dengan

Adanya

Kehilangan Tinggi Tekan (HE <> 0)

P1 P2 V12 D1

D1

2.g D 2 D 2

Dimana :

P1 P2 = Perubahan tinggi tekan

V1

= Kecepatan aliran air (m/detik)

D1

= Diameter pipa biru = 13,6 x 10-3 m

D2

= Diameter ekspansi pipa abu-abu = 26,2 x 10-3 m

= Percepatan gravitasi = 9,81 m/detik2

Maka :

P1 P2 V12 D1

D
1

2.g D 2 D 2

P1 P2

P1 P2

2
4
0,475 2 0,0136 0,0136

2.9,81 0,0262 0,0262

0,0031048

81
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

4.

Laporan Praktikum Hidrolika

Perbedaan Tinggi Tekan Hasil Perhitungan Tanpa

Adanya

Kehilangan Tinggi Tekan (HE= 0)

P1 P2 V12 1 D1

2.g

D
2
4

Dimana :

P1 P2 =

Perubahan tinggi tekan

V1

= Kecepatan aliran air ( m/detik)

D1

= Diameter pipa abu-abu = 13,6 x 10-3 m

D2

= Diameter ekspansi pipa abu-abu = 26,2 x 10-3 m

= Percepatan gravitasi = 9,81 m/detik2

Maka :

P1 P2 V12 1 D1

P1 P2

P1 P2

2.g

D
2
4

0,475 2 0,0136
1

2.9,81 0,0262

0,010686

82
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

3.6.4 Menghitung Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Konstraksi Tiba-Tiba


(HK)

Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Kostraksi Tiba-Tiba
HL

HK 0

HK = 0

(m)

(m)

(m)

0,640

0,356

0,197

0,147

1,385

0,640

0,214

0,122

0,091

0,260

1,500

0,640

0,225

0,143

0,106

0,461

0,260

1,349

0,640

0,201

0,115

0,086

2,145

0,455

0,270

1,476

0,640

0,185

0,138

0,103

1,791

0,458

0,250

1,233

0,640

0,208

0,096

0,072

1,810

0,415

0,265

1,245

0,640

0,150

0,098

0,073

0,962

0,180

0,246

0,662

0,640

0,066

0,028

0,021

Debit, Q

H9

H10

V2

( 10-4 m3/s)

(m)

(m)

(m/s2)

2,564

0,610

0,254

1,765

2,012

0,319

0,105

2,180

0,485

1,961

No

1.

V2

Cc

Mengitung Kecepatan Pada Titik Tinjau 2 (V2)

Q1
Q

A2 2
.D 2
4

Dimana :
V2 = Kecepatan aliran air (m/detik)
Q1 = Debit
D2 = Diameter pipa abu-abu = 26,2 x 10-3 m
Maka :

V2

Q1
Q

A2 2
.D 2
4

V2

Q
0,0002564

A 2 3,14
.0,0262 2
4

V2 = 0,47548 m/detik
83
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

2.

Laporan Praktikum Hidrolika

Menghitung Perbedaan Tinggi Tekan Hasil Pengukuran (HL)

HL = H10 H9
Maka :
HL = 0,254 0,610
HL = 0,356

3.

Perbedaan

Tinggi

Tekan

Hasil

Perhitungan

dengan

Adanya

Kehilangan Tinggi Tekan (HK<> 0)

P1 P2 V22 1 D1

2.g

2
1

D C 1
2 C
4

Maka :

P1 P2

4
2
0,47548 2 0,0136 1

1

2.9,81 0,0262 0,64

= 0,014332 m

4.

Perbedaan Tinggi Tekan Hasil Perhitungan Tanpa Adanya Kehilangan


Tinggi Tekan (HK = 0)

P1 P2 V12 1 D1

2.g

D
2
4

Maka :

P1 P2

4
0,475 2 0,0136


1
2.9,81 0,0262

= 0,0107 m

84
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

3.6.5

Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Tikungan

1.

Menghitung Kecepatan Aliran pada Tikungan (V)

Q
Q

A .D 2
4

Maka :

Q
Q

A .D 2
4

0,0002564
Q

A 3,14
.0,0262 2
4

V 0,47548 m/detik

2.

Menghitung Bilangan Reynolds (Re)

Re V

Dimana :
Re

= Bilangan Reynolds

= Kecepatan aliran

= Viskositas kinematis air pada 29oC = 0,818x 10-6m2/detik

= Diameter pipa =13,6 x 10-3 m

Maka :

Re V

Re 1,764643

0,0136
0,818x 10 - 6

Re = 26754,9

85
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

3.

Laporan Praktikum Hidrolika

Menghitung fBlassius (fB)


= 0,316.Re -0.25

fB

Dimana:
fB

= Faktor gesekan Blassius

Re

= Bilangan Reynolds

Maka :
= 0,316.Re -0.25

fB

= 0,316.26754,9 -0.25
= 0,0247079

4.

Menghitung Kehilangan Tinggi Tekan Total (HT)


H1 H2

HT =
Dimana:
H1 =

0,740 m

H2 =

0,381 m

Maka :
H1 H2

HT =

0,740 0,381 = 0,359 m

5.

Menghitung Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Gesekan (HF)

Hf fB

Lv 2
2.g.D

Dimana :
Hf = Kehilangan tinggi tekan akibat gesekan (m)
f B = Faktor gesekan Blassius
L

= Panjang lintasan air

= Kecepatan aliran

= Percepatan gravitasi

= Diameter pipa

86
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

Maka :
Hf fB

Lv 2
2.g.D

0,9343 .1,764643 2
H f 0,0247079
2.9,81.0,0136

Hf = 0,2694

6.

Menghitung Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Perubahan Geometri


(HLB)

HLB = HT Hf
Dimana
HLB = Kehilangan tinggi tekan akibat perubahan geometri (m)
HT

= Kehilangan tinggi tekan total

Hf

= Kehilangan tinggi tekan akibat gesekan

Maka :
HLB = HT Hf
= 0,359 0,2694
= 0,090

7.

Menghitung Besarnya KB

K B H LB

2g
v2

Dimana :
KB = Konstanta kehilangan tinggi tekan untuk perubahan geometrik pipa
HLB = Kehilangan tinggi tekan akibat perubahan geometri
g

= Percepatan gravitasi

= Kecepatan aliran

87
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

Maka :

K B H LB

2g
v2

K B 0,090

2.9,81
1,764643 2

= 0,5645

8.

Menghitung Besarnya KL

KL

2g
.r

H T 1
H f
2
v
2.L

Dimana :
KL = Konstanta kehilangan tinggi tekan pada tikungan baik untuk perubahan
geometrik pipa ataupun oleh gesekan sepanjang tikungan
g

= Percepatan gravitasi

= Kecepatan aliran

= Jari-jari pada tikungan = 0,0127 m

= Panjang lintasan air = 0,9343 m

HT = Kehilangan tinggi tekan = 0,404 m


Hf = Kehilangan tinggi tekan akibat gesekan = 0,00385 m
Maka :

KL

2.g
.r
H T 1
H f
2
v
2.L

KL

2.9,81
1,7646432

3,14.0,0127
0,359 1
0,2694
2.0,9343

KL = 0,600793

88
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

3.7

Laporan Praktikum Hidrolika

GRAFIK DAN ANALISIS

3.7.1 Analisis Pengaruh Debit Terhadap Kehilangan Tinggi Tekan


Grafik log Q vs log Hf dibuat untuk mengetahui hubungan antara debit (Q)
dan kehilangan tinggi tekan (Hf). Digunakan persamaan Darcy-Weisbach yang
dapat diturunkan menjadi persamaan logaritma seperti berikut:

Hf = f

L v2
2Dg

Q
L
A
Hf = f
2Dg
Hf =

f L Q2
2 D g A2

fL
logH f = logQ 2 + log
2
2DgA
fL
logH f = 2logQ + log
2
2DgA

Bentuk persamaan tersebut identik dengan persamaan linier y = ax + b ,


dimana:
y = log Hf
x = log Q
a = kemiringan grafik = 2

fL
b = log
2
2DgA
Dengan begitu dapat dibuat grafik yang menjelaskan hubungan antara Q
dengan Hf menggunakan regresi linier.

89
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

Tikungan Standar
0.0
-0.2

y = 1.75x + 5.7146
R = 1

Log Hf

-0.4

-0.6
-0.8
-1.0
-1.2
-1.4
-4.1

-4.0

-3.9

-3.8
Log Q

-3.7

-3.6

-3.5

Gambar 3.6 Grafik Hubungan Q dan Hf pada Tikungan Standar

Tikungan Tajam
0.0
-0.2

y = 1.75x + 5.7053
R = 1

Log Hf

-0.4
-0.6
-0.8
-1.0
-1.2
-1.4
-4.1

-4.0

-3.9

-3.8
Log Q

-3.7

-3.6

-3.5

Gambar 3.7 Grafik Hubungan Q dan Hf pada Tikungan Tajam


90
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

Tikungan dengan Radius 100 mm


0.0
-0.2

y = 1.75x + 5.7741
R = 1

Log Hf

-0.4

-0.6
-0.8
-1.0
-1.2
-1.4
-4.1

-4.0

-3.9

-3.8
Log Q

-3.7

-3.6

-3.5

Gambar 3.8 Grafik Hubungan Q dan Hf pada Tikungan dengan Radius 100 mm

Tikungan dengan Radius 150 mm


0.0
-0.2

y = 1.75x + 5.8049
R = 1

Log Hf

-0.4
-0.6
-0.8
-1.0
-1.2
-1.4
-4.1

-4.0

-3.9

-3.8
Log Q

-3.7

-3.6

-3.5

Gambar 3.9 Grafik Hubungan Q dan Hf pada Tikungan dengan Radius 150 mm
91
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

Tikungan dengan Radius 50 mm


0.0
-0.2

y = 1.75x + 5.7411
R = 1

Log Hf

-0.4

-0.6
-0.8
-1.0
-1.2
-1.4
-4.1

-4.0

-3.9

-3.8
Log Q

-3.7

-3.6

-3.5

Gambar 3.10 Grafik Hubungan Q dan Hf pada Tikungan dengan Radius 50 mm

Gambar grafik 3.7 sampai dengan Gambar grafik 3.10 ditujukan untuk
mengetahui pengaruh debit (Q) terhadap kehilangan tinggi tekan (Hf) pada tiap
tikungan. Grafik dibuat dengan mengubah nilai debit dan kehilangan tinggi tekan
yang terjadi ke dalam bentuk persamaan logaritma seperti dijelaskan sebelumnya.
Sehingga diperoleh persamaan untuk masing-masing tikungan adalah:
y = 1,75x + 5,7146 untuk pipa biru pada tikungan standar
y = 1,75x + 5,7053 untuk pipa biru pada tikungan siku tajam
y = 1,75x + 5,7741 untuk pipa abu-abu tikungan radius 100 mm
y = 1,75x + 5,8049 untuk pipa abu-abu tikungan radius 150 mm
y = 1,75x + 5,7411 untuk pipa abu-abu tikungan radius 50 mm
Grafik pipa biru selalu berada pada posisi yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan posisi grafik pipa abu-abu, hal ini menjelaskan kehilangan
tinggi tekan pada pipa biru lebih besar dibandingkan kehilangan tinggi tekan yang
terjadi pada pipa abu-abu apabila debit aliran pada kedua pipa tersebut sama besar.

92
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

Perbedaan kemiringan antara persamaan secara teori sebesar 2 dan


persamaan dari hasil percobaan yaitu 1,75 dapat disebabkan oleh kekurang telitian
pengukuran variabel-variabel yang mempengaruhi debit yaitu berat dan waktu.
Selain itu faktor yang menyebabkan perbedaan kehilangan tinggi tekan
antara aliran pada pipa biru dan pipa abu-abu adalah panjang pipa dan diameter
pipa, dimana pipa dengan diameter lebih besar akan mengalami kehilangan tinggi
tekan lebih kecil daripada pipa dengan diameter lebih kecil, serta pipa yang lebih
panjang akan mengalami kehilangan tinggi tekan lebih lebih besar daripada pipa
yang lebih pendek.

3.3.2 Analisis Hubungan Bilangan Reynold Terhadap Gesekan Pipa


Grafik Re vs f dibuat untuk mengetahui hubungan antara bilangan Reynold
(Re) dan faktor gesekan pada pipa lurus (f). Digunakan perbandingan antara
koefisien gesek Darcy-Weisbach (fD-W) yang diasumsikan terjadi pada permukaan
pipa dengan kekasaran tertentu, dengan koefisien gesek Blasius (fB) yang
diasumsikan terjadi pada pipa halus (smooth pipe) sehingga nyaris tidak mengalami
gesekan.

93
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

Re vs f pada Pipa Lurus Biru


0.060
y = -6E-12x2 - 2E-06x + 0.0765
R = 0.7807

0.050

0.040
0.030
y = 1E-11x2 - 9E-07x + 0.0393
R = 0.9996

0.020
0.010

0.000
0

4000

8000 12000 16000 20000 24000 28000 32000


Re

f Blasius

f Darcy-Weisbach

Poly. (f Blasius)

Poly. (f Darcy-Weisbach)

Gambar 3.11 Grafik Re vs f pada Pipa Lurus Biru

94
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

Re vs f pada Pipa Lurus Abu-Abu


0.035
y = 1E-11x2 - 9E-07x + 0.0393
R = 0.9996

0.030
0.025

0.020
0.015
0.010
y = 4E-11x2 - 2E-06x + 0.0337
R = 0.8084

0.005

0.000
0

5000

10000

15000
Re

20000

25000

f Blasius

f Darcy-Weisbach

Poly. (f Blasius)

Poly. (f Darcy-Weisbach)

30000

Gambar 3.12 Grafik Re vs f pada Pipa Lurus Abu-Abu

Perbandingan bilangan Reynold (Re) dengan koefisien gesek Blasius (fB)


ataupun dengan koefisien gesek Darcy-Weisbach (fD-W) ditunjukkan oleh Gambar
grafik 3.6 untuk pipa biru dan oleh Gambar grafik 3.7 untuk pipa abu-abu.
Grafik fB pada prinsipnya akan selalu berada di bawah grafik fD-W. Hal ini
karena fB diasumsikan terjadi pada pipa dengan permukaan bagian dalam halus,
sedangkan fD-W terjadi pada pipa dengan permukaan bagian dalam yang mempunyai
nilai kekasaran tertentu.
Namun pada praktiknya, yang terjadi berkebalikan untuk pipa lurus biru
serta untuk pipa lurus abu-abu pada awalnya nilai fD-W sesuai asumsi tetapi seiring
kenaikan nilai Re, grafik fD-W memotong grafik fB yang tentu saja juga tidak sesuai
dengan asumsi.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan hasil percobaan tidak sesuai dengan
asumsi, diantaranya karena kesalahan pembacaan piezometer yang berdampak pada
95
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

kesalahan perhitungan fD-W karena melibatkan variabel kehilangan tinggi tekan


(HL). Faktor lainnya disebabkan oleh penentuan debit dimana data massa air dan
waktu yang diperoleh seharusnya ialah setelah tinggi tekan pada piezometer stabil,
bukan sebelum stabil hingga keadaan stabil. Jika demikian maka debit yang
digunakan dalam perhitungan bukan merupakan debit sebenarnya karena debit ini
ialah debit pada saat tinggi tekan piezometer masih berubah-ubah.

3.7.3 Analisis Pengaruh Ekspansi dan Kontraksi Pipa Terhadap


Kehilangan Tinggi Tekan
Grafik H ukur vs H hitung pada ekspansi tiba-tiba dan kontraksi tiba-tiba pipa
abu-abu dibuat untuk mengetahui pengaruh perubahan diameter pipa secara tibatiba terhadap kehilangan tinggi tekan. Kondisi ideal ialah ketika kehilangan tinggi
tekan berdasarkan pengukuran (H ukur) dan kehilangan tinggi tekan berdasarkan
hasil perhitungan (H hitung) memiliki nilai yang sama sehingga akan membentuk
persamaan y = x.

H Ukur vs H Hitung pada Ekspansi Pipa Abu-Abu


0.16
y = 2.7135x + 0.0111
R = 0.5748

0.14
0.12

H hitung

0.10

HE 0
HE = 0

0.08

Ideal

0.06

Linear (HE 0)

0.04

Linear (HE = 0)
y = 0.5759x + 0.0023
R = 0.5748

0.02
0.00
0.00

0.05

0.10

0.15

H ukur

Gambar 3.13 Grafik Hukur vs. Hhitung pada Expansi Pipa Abu-abu
96
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

Gambar grafik 3.13 menampilkan perbandingan antara selisih tinggi tekan


menurut pengukuran dan perhitungan pada pipa dengan ekspansi tiba-tiba, yakni :
a.

Grafik HE 0 dengan memperhitungkan kehilangan tinggi tekan.

b.

Grafik HE = 0 tanpa memperhitungkan tinggi tekan.


Terlihat bahwa grafik ekspansi tiba-tiba tanpa memperhitungkan tinggi

tekan lebih mendekati kondisi ideal, walau kedua trendline tidak satupun mengenai
garis ideal tetapi trendline untuk HE 0 memiliki jarak lebih kecil terhadap garis
ideal. Hal ini berarti beda tinggi tekan akan dipengaruhi oleh ekspansi pipa.

H ukur vs H hitung pada Kontraksi Pipa Abu-Abu


0.250

H hitung

0.200

y = 0.559x + 0.005
R = 0.878

0.150

HK 0
HK = 0
Ideal

0.100

Linear (HK 0)
Linear (HK = 0)

0.050

y = 0.4168x + 0.0038
R = 0.878

0.000
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40
H ukur

Gambar 3.14 Grafik Hukur vs. Hhitung pada Kontraksi Pipa Abu-abu

Gambar grafik 3.14 menampilkan perbandingan antara selisih tinggi tekan


menurut pengukuran dan perhitungan pada pipa dengan kontraksi tiba-tiba, yakni :
a.

Grafik HK 0 dengan memperhitungkan kehilangan tinggi tekan.

b.

Grafik HK = 0 tanpa memperhitungkan tinggi tekan.


97

Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

Terlihat bahwa gafik kontraksi tiba-tiba tanpa memperhitungkan tinggi tekan


lebih mendekati kondisi ideal, walau kedua trendline tidak satupun mengenai garis
ideal tetapi trendline untuk HK 0 memiliki jarak lebih kecil terhadap garis ideal.
Hal ini berarti beda tinggi tekan akan dipengaruhi pula oleh kontraksi pada pipa.

98
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

3.7.4 Analisis Pengaruh Tikungan Pada Pipa Terhadap Kehilangan Tinggi


Tekan
Grafik r/D vs K dibuat untuk mengetahui pengaruh tikungan pada pipa
terhadap kehilangan tinggi tekan, yaitu digambarkan melalui konstanta kehilangan
tinggi tekan akibat perubahan geometrik pipa (KB) serta akibat gesekan dan
perubahan geometrik pipa (KL). Ditinjau dari perubahan radius yang terjadi
sehingga diketahui pengaruh perubahan geometrik pipa berupa tikungan terhadap
perubahan tinggi tekan.

r/D vs K
3.0

2.5

2.0

1.5

KB
KL

1.0

0.5

0.0
0.0

5.0

10.0

15.0

r/D

Gambar 3.15 Grafik r/D vs K

Gambar grafik 3.15 dibuat dengan menggunakan nilai rata-rata r/D, KB, dan
KL dari setiap percobaan. Karena diameter tiap tikungan pada pipa yang diamati
adalah sama, maka dapat ditinjau dengan hanya memperhatikan radius tikungan.
Pada tikungan tajam (radius nol), KB maupun KL menunjukkan nilai terbesar
99
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

yaitu 2,423. Seiring dengan penambahan besar radius, nilai KB dan KL semakin
kecil. Hal tersebut menjelaskan hubungan besar r/D dan K adalah berbanding
terbalik. Namun hal ini hanya berlaku pada batas nilai r/D tertentu.
Setelah nilai r/D tertentu, hasil percobaan menunjukkan nilai KB dan KL
menjadi berbanding lurus dengan r/D. Namun yang seharusnya terjadi ialah untuk
nilai KB tetap akan berbanding terbalik dengan r/D. Sehingga untuk radius yang
sangat besar (mendekati tak hingga) maka pipa akan mendekati lurus. Pada keadaan
pipa lurus konstanta kehilangan tinggi tekan akibat perubahan geometri (KB) adalah
nol, dan faktor gesekan pada pipa (KL) yang akan tetap mempengaruhi tinggi tekan.
Selain itu dapat pula ditinjau perbandingannya melalui diagram batang,
dimana selain memperhatikan pengaruh radius juga diperhatikan pengaruh debit
yang diwakili oleh nomor percobaan terhadap KB dan KL. Masing-masing grafik
KB dan KL pada pipa biru untuk tikungan standar dan tikungan tajam, serta pada
pipa abu-abu untuk tikungan dengan radius 100 mm, 150 mm, dan 50 mm.

KB untuk Tikungan Standar dan Tikungan Tajam


pada Pipa Biru
8.0
7.0

6.0

KB

5.0
4.0

Tikungan Standar

3.0

Tikungan Tajam

2.0
1.0
0.0

4
5
Percobaan

Gambar 3.16 Grafik KB untuk Tikungan Standar dan Tikungan Tajam

100
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

KL untuk Tikungan Standar dan Tikungan Tajam


pada Pipa Biru
8.0
7.0
6.0

KL

5.0
4.0

Tikungan Standar

3.0

Tikungan Tajam

2.0
1.0
0.0
1

4
5
Percobaan

Gambar 3.17 Grafik KL untuk Tikungan Standar dan Tikungan Tajam

KB dengan Berbagai Radius pada Pipa Abu-Abu


4.5
4.0
3.5

KB

3.0
2.5

Radius 50 mm

2.0

Radius 100 mm

1.5

Radius 150 mm

1.0
0.5
0.0
1

4
5
Percobaan

Gambar 3.18 Grafik KB untuk Tikungan Radius 100 mm, 150 mm, dan 50 mm
101
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

KL dengan Berbagai Radius pada Pipa Abu-Abu


5.0
4.5
4.0
3.5

KL

3.0
2.5

Radius 50 mm

2.0

Radius 100 mm

1.5

Radius 150 mm

1.0

0.5
0.0
1

4
5
Percobaan

Gambar 3.19 Grafik KL untuk Tikungan Radius 100 mm, 150 mm, dan 50 mm

Pada sirkuit pipa biru dengan tikungan standar dan tikungan tajam, KB
maupun KL cenderung lebih besar untuk tikungan tajam (tikungan dengan radius
nol). Sedangkan pada pipa abu-abu, pengaruh radius terhadap KB dan KL tidak
dapat dipastikan karena tidak beraturan.
Pengaruh debit juga tidak dapat dipastikan dimana debit tertinggi maupun
terendah, masing-masing pada percobaan 1 hingga 8 untuk pipa biru dan abu-abu,
tidak selalu menunjukkan kekonsistenan nilai KB dan KL yang bertambah seiring
penambahan nilai debit ataukah berkurang seiring penambahan nilai debit, maupun
hubungan lain, karena hasilnya tidak beraturan. Hal tersebut dapat disebabkan
karena kesalahan dalam menentukan debit atau dalam pembacaan piezometer untuk
masing-masing tikungan.

102
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

3.8

Laporan Praktikum Hidrolika

KESIMPULAN
Perhitungan debit pada percobaan ini dihitung dengan menggunakan prinsip

bangku hidrolik. Data untuk menghitung debit diperoleh dari mengukur berat air
yang melewati pipa dengan selang waktu tertentu. Kemudian akan didapatkan
besarnya debit yang mengalir dengan mensubstitusi hasil pengukuran ke dalam
rumus bangku hidrolik. Terdapat delapan debit hasil perhitungan, berturut-turut
yaitu 2,564.
Faktor gesekan akan berpengaruh kepada penurunan head. Semakin besar
faktor gesekan maka akan semakin besar kehilangan head, begitu juga sebaliknya.
Pada percobaan ini, digunakan faktor gesekan Blasius dan faktor gesekan
Darcy-Weisbach. Faktor gesekan Blasius hanya memperhitungkan gesekan antara
partikel air. Sedangkan faktor gesekan Darcy-Weisbach memperhitungkan gesekan
antara partikel air dan antara air dengan sisi pipa. Besarnya faktor gesekan Blasius
selalu lebih kecil dari faktor gesekan Darcy-Weisbach. Namun, dari hasil percobaan
ini didapatkan faktor Blasius yang lebih besar dari faktor gesekan Darcy-Weisbach
pada pipa lurus biru dan abu-abu.
Aliran air pada pipa lurus akan mengalami kehilangan tinggi tekan
dikarenakan adanya gesekan antara partikel air juga antara air dengan permukaan
pipa. Besarnya kehilangan tinggi tekan berturut-turut pada debit 1 hingga debit 8
adalah
Ekspansi pada pipa tidak mengakibatkan penurunan tinggi tekan, namun
justru akan mengalami kenaikan tinggi tekan. Hal ini disebabkan karena pada pipa
ekspansi tekanan aliran lebih besar daripada tekanan pada pipa ekspansi.
Perbedaan tinggi tekan dengan memperhatikan head loss akan memenuhi H
ukur sama dengan H hitung. Sedangkan perbedaan tinggi tekan tanpa
memperhatikan head loss tidak akan memenuhi H ukur sama dengan H hitung. Hal
ini ditandai dengan grafik H ukur vs H hitung dimana grafik perbedaan tinggi tekan
yang memperhatikan head loss akan mendekati garis lurus y=x dan perbedaan
tinggi tekan tanpa memperhatikan head loss akan jauh dari garis lurus y=x.

103
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

3 Kehilangan Tinggi Tekan pada Aliran Melalui Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika

Kontraksi pada pipa akan mengakibatkan penurunan tinggi tekan. Hal ini
disebabkan karena pada pipa setelah kontraksi tekanan aliran lebih kecil daripada
tekanan pada pipa sebelum kontraksi.
Kehilangan tinggi tekan dengan memperhatikan head loss akan memenuhi H
ukur sama dengan H hitung. Sedangkan kehilangan tinggi tekan tanpa
memperhatikan head loss tidak akan memenuhi H ukur sama dengan H hitung. Hal
ini ditandai dengan grafik H ukur vs H hitung dimana grafik kehilangan tinggi tekan
yang memperhatikan head loss akan mendekati garis lurus y=x dan kehilangan
tinggi tekan tanpa memperhatikan head loss akan jauh dari garis lurus y=x.
Tikungan pada pipa akan mengakibatkan kehilangan tinggi tekan. Hal ini
terjadi karena faktor perubahan geometris dan faktor gesekan. Dalam
perhitungannya terdapat koefisien kehilangan tinggi tekan akibat perubahan
geometri (Kb) serta koefisien kehilangan tinggi tekan akibat perubahan geometri
dan gesekan (Kl). Idealnya seiring semakin besarnya perbandingan jari-jari
tikungan dengan diameter pipa maka Kb akan mengalami penurunan sedangkan Kl
akan mengalami nilai yang paling minimum untuk suatu nilai perbandingan
tertentu. Namun dari hasil percobaan ini didapatkan perubahan nilai Kb seiring
perubahan perbandingan jari-jari tikungan dengan diameter pipa yang tidak sesuai
dengan teori.

104
Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai