Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap partnership perawat dan dokter

A. Latar Belakang
Pasien merupakan fokus perhatian terpenting di rumah sakit. Sehingga, kualitas pelayanan di
rumah sakit memanglah penting dan harus bisa sesuai dengan harapan pasien. Perawat adalah
salah satu elemen terpenting dalam proses pemberian perawatan dan layanan rumah sakit karena
curahan waktu dan energi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya.
Untuk itu perawat merupakan salah satu magnet kualitas layanan yang perlu menampilkan
perilaku perawatan dan pelayanan ideal. Perawat harus selalu menampilkan kontak fisik dan
inderawi serta emosi yang selalu siap melayani pasien secara kompeten, tulus, dan penuh
pengabdian. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pelayanan yang berkualitas terutama oleh
tenaga yang berada di lini depan menjadi sangat penting. Untuk sebuah rumah sakit, perilaku
layanan perawat berpengaruh pada kualitas layanan jasa dan kinerja (Yukl, 2010).
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Ryan (2009) yang menjelaskan bahwa perilaku
pelayanan perawat di suatu rumah sakit mempengaruhi tingkat kesembuhan pasien. Dalam
prakteknyadi rumah sakit, perawat tidak hanya sebatas melakukan tugas mandiri keperawatan
saja. Namun perawat juga dituntut untuk bisa bermitra (partnership) dengan baik dengan tenaga
kesehaan lainnya, salah satunya dengan dokter. Perawat dan doker harus saling bersinergi unuk
memberikan pelayanan kesehatan yang baik bagi pasien. Perilaku layanan pada pasien yang baik
tersebu membutuhkan cara tertentu. Salah satu caranya adalah mengenai kepercayaan tenaga
kesehatan pada supervisor dan jajaran kepemimpinan lainnya. Supervisor harus selalu
membangun kepercayaan melalui perilaku profesional, adil, dedikatif, dan akomodatif. Jika
supervisor rumah sakit dapat menumbuhkan kepercayaan pada setiap tenaga kesehatan, maka
perawat maupun dokter tak ada alasan untuk tidak mempercayainya dan mendorong untuk
semakin loyal dan bisa saling berkolaborai demi pelayanan yang semakin baik (Yukl, 2010).
Menurut Enhart dan Naumann (2004), dalam suatu rumah sakit diperlukan pemahaman dan
penerapan perilaku ideal untuk berkolaborasi sebagai sesuatu yang sangat penting. Yoon dan Suh
(2003) juga menyatakan masih sedikit bukti empiris tentang efek positif perilaku kolaborasi pada
kualitas layanan di rumah sakit yang harus diteliti mengingat adanya optimisme yang menjamin
adanya efek positif tersebut bagi kepentingan pengembangan keberhasilan rumah sakit. Dalam
rangka mewujudkan terjadinya perilaku ideal tersebut dalam suatu organisasi diperlukan

pemahaman dan pemenuhan faktor yang mempengaruhi perilaku ideal tersebut. Morgant dan
Hunt (1994) mengatakan bahwa kepercayaan bawahan terhadap pimpinan berhubungan secara
positif dengan keunggulan kualitas kooperasi, koordinasi, konflik fungsional, dan persetujuan
yang bersifat positif. Faktor-faktor kepemimpinan penting dalam meningkatkan kepercayaan
bawahannya antara lain adalah ketepatan pemilihan gaya kepemimpinan. Berdasarkan sejumlah
gaya kepemimpinan yang relevan dan akan semakin populer dewasa ini dan di masa yang akan
datang adalah kepemimpinan transformasional. Pendekatan pemimpin terhadap bawahan yang
bernuansa kepemimpinan transformasional menurut Lebrasseur et al. (2002) akan mempertajam
strategi, struktur dan budaya untuk proses perbaikan kualitas termasuk kualitas layanan secara
berkesinambungan.
B. Tinjauan Teori
Pemimpin transformasional (transformational leaders) menginspirasi para pengikutnya
untuk mengesampingkan kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi dan mereka
(pemimpin) mampu memiliki pengaruh yang luar biasa pada diri para pengikutnya.
Kepemimpinan transformasional secara ringkas dapat didefinisikan sebagai suatu cara untuk
mempengaruhi orang lain sedemikian rupa sehingga mereka mau dan rela memunculkan
kebajikan dan kapabilitas terbaiknya di dalam proses penciptaan nilai.(Hartanto, 2009).
Pemimpin transaksional (Transactional Leaders) adalah pemimpin yang memandu atau
memotivasi pengikut mereka dalam arah dan tujuan yang ditegakkan dengan memperjelas peran
dan tuntunan tugas. (Soekarso, 2015).
C. Pembahasan
Melihat dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa untuk melakukan suatu pelayanan
kesehatan yang baik dibutuhkan suatu pelayanan yang bermutu. Ditatanan rumah sakit,
pelayanan kesehatan yang bermutu bisa tercermin dari pelayanan keperawatan maupun
pelayanan tenaga medis. Kedua pelayanan ini tidak bisa dipisahkan, karena perawat memiliki
peran utama dalam halcaring, sedangkan dokter memiliki peran curing. Kedua peran ini
harus bisa berkolaborasi dengan baik demi terciptanya pelayanan yang bermutu dan berkualitas
yang entunya bertujuan untuk kesembuhan pasien. Pelayanan yang bermutu inilah dapat dicapai
jika perawat maupun dokter memiliki kinerja yang baik pula. Untuk memiliki kinerja yang baik
banyak sekali faktor yang berpengaruh, salah satunya adalah faktor kepemimpinan dari atasan.
Kepemimpinan transformasional adalah berperilaku sebagai super leaders. Artinya seorang

pemimpin transformasional dapat mengembangkan setiap orang menjadi self leadership.


Kepemimpinan transformasional adalah seorang pemimpin yang mempimpin orang lain untuk
memimpin diri mereka sendiri. Pelayanan kesehatan di rumah sakit selalu berorientasi
kepada kepuasan pasien atau lebih dikenal dengan istilah pelayanan prima. Pelayanan
prima adalah pelayanan kepada pasien yang berdasarkan standar kualitas untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan pasien sehingga pasien dapat memperoleh kepuasan. Perubahan yang
cepat dan dramatis akan berlanjut dalam keperawatan maupun kedokteran, terdapat tuntutan
yang semakin besar terhadap pelaku pemberi pelayanan kesehatan untuk mengembangkan
kemampuan dan peran kepemimpinan dan fungsi manajemen. Pemimpin di Rumah Sakit harus
berusaha mengintegrasikan karakteristik kepemimpinan . Pada akhirnya tingkat kepuasan pasien
akan menjadi sebuah tantangan dalam upaya pemberian pelayanan kesehatan yang sesuai
harapan dan tuntutan publik.
Disamping pengembangan pelayanan yang efisien dan efektif, pelayanan prima merupakan
tuntutan dan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seluruh rumah sakit. Kepemimpinan
transformasional merupakan salah satu alternatif bentuk kepemimpinan yang sesuai untuk
kondisi yang terus menerus berubah dalam pelayanan seiring meningkatnya kebutuhan
masyarakat dan prevalensi kejadian penyakit yang terus mengalami perubahan. Kepemimpinan
transformasional akan merubah peran sumber daya manusia terutama tenaga kesehatan yang
berada langsung untuk menangani pasien baik di Rumah Sakit maupun Puskesmas. Sumber daya
manusia akan memiliki peran baru dimana mereka lebih dihargai dan semakin banyak terlibat
dalam berbagai pengambilan keputusan yang berkaitan dengan bidang pelayanan, sehinga
menimbulkan motivasi untuk berinisiatif dalam melakukan perawatan atau pelayanan kepada
pasien, melakukan inovasi dalam usaha untuk beradaptasi dengan perubahan yang terus menerus
terjadi karena perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Kepemimpinan Transformasional perlu diaplikasikan sebagai kepemimpinan yang efektif
diunit pelayanan Rumah Sakit dan Puskesmas sebagai upaya untuk meningkatkan softskill tenaga
kesehatan, meningkatkan kepuasan kerja, dan tentunya meningkatkan keahlian untuk saling
berkolaborasi antar tenaga kesehatan. Tentunya untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai
bersama terutama untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat sesuai harapan dan
tuntutan publik.

DAFTAR PUSTAKA
Enhart, M. G., & Nauman, S. E. 2004. Organizational citizenship behavior in work group: A
group norms approach. Journal of Applied Psychology. 896: 960-974.
Hartanto, Frans Mardi. 2009. Paradigma Baru Manajemen Indonesia : Menciptakan Nilai
dengan Bertumpu pada Kebijakan dan Potensi Insani. Bandung : Mizan
Iswanto, B., dkk. 2011. Analisis Persepsi Konsumen Pengguna Jasa Medis Non Kejiwaan Rumah
Sakit Jiwa Daerah Jambi. Jurnal Manajemen Pemasaran Modern.3(1)
LeBrasscur, R., Whissell, R., and Ojha, A. 2002. Organizational learning, transformational
leadership and implementation of continuous quality improvement in Canadian hospital.
Australian journal of Management. 27 (2) :141-162.
Morgan, R. M., Hunt, S. D. 1994. The commitmenttrust theory of relationship marketing.
Journal of Marketing. 58:2038.
Ryan, P. 2009. Integrated theory of health behavior change: background and intervention
development clinical nurse specialist. The Journal for advanced practice Nursing. 23 (3)
161-171.
Soekarso & Iskandar Putong. 2015. Kepemimpinan : Kajian Teoritis dan Praktis. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Yoon, M. H., and Suh, J. 2003. Organizational citizenship behaviors and service quality as
external effectiveness of contact employees. Journal of Business Research. 56 (8) 597611.
Yukl, G. 2010. Leadership in organization. New Jersey : Pearson Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai