BERKELANJUTAN MELALUI PENJAMINAN MUTU DAN ETIK-DISIPLIN PROFESI DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Riset Keperawatan
Oleh: Zuniati (22020115410011)
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015 Upaya Leadership Menjaga Efektifitas Implmentasi Komite Keperawatan Melalui Penerapan Caring Dalam Organisasi
Sebelum membahas mengenai caring dalam suatu organisasi, kita akan
membahas dulu tentang visi rumah sakit. Visi rumah sakit yang juga tertuang dalam pembukaan UUD 1945 adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Untuk menilai derajat kesejahteraan yang optimal bisa dilihat dari angka AKI, AKB, dan Gizi Buruk. Tetapi pada kenyataannya pengaturan semua hal tersebut masih sangat buruk. Pelayanan kesehatan rumah sakit merupakan salah satu fasilitas yang mendukung kesehatan dan standart itu bisa dilihat berdasarkan angka kepuasan klien dan angka tingkat keselamatan pasien. Pelayanan keperawatan diharapkan bisa profesional dan sesuai dengan kode etik serta bermutu. Karena pelayanan keperawatan merupakan bagian dari profesi kesehatan. Sebuah rumah sakit bisa dinilai dari aspek keperawatannya. Karena hampir 60% tenaga kesehatan dalam rumah sakit adalah perawat. Jadi perawat memiliki peran yang penting dalam suatu rumah sakit. Perawat di rumah sakit dewasa ini belum mempunyai perkembangan yang optimal. Ini bisa dilihat dari kurangnya keinginan untuk belajar lagi, tidak mau mengembangkan diri, cenderung melakukan tugas rutin, adanya konflik karena kode etik dan disiplin, serta adanya motivasi yang rendah. Pada kenyataannya visi rumah sakit menuntut perawat untuk menjadi profesional. Profesional bisa dilihat dari beberapa aspek. Aspek pertama yaitu dari pengetahuan, perawat harus bisa berfikir secara kritis. Aspek pelayanan, perawat harus memberikan pelayanan yang bertanggungjawab, akuntabel, aman, dan terjangkau. Aspek sikap, perawat harus disiplin dan sesuai dengan kode etik. Aspek ketrampilan, seorang perawat harus memiliki ketrampilan yang kompeten. Untuk memberikan pelayanan yang optimal diperlukan suatu Komite Keperawatan yang mengatur semuanya. Komite Keperawatan mengawal pelaksanaan peraturan internal staff keperawatan (nursing staff by laws) untuk menciptakan tata kelola klinis (clinical governance) serta memberikan dasar hukum bagi mitra bestari (peer group) dalam pengambilan keputusan profesi. Tugas dari Komite Keperawatan adalah untuk memberikan rekomendasi pada direktur tetapi tidak boleh menjalankan rekomendasi tersebut. Leadership akan mempengarui semua level di rumah sakit untuk membantu caring agar semua tujuan rumah sakit tercapai. Seorang manajer belum tentu pemimpin. Seorang pemimpin perlu menjadi manajer. Caring bersifat universal bisa diterapkan pada siapapun. Caring terdiri dari beberapa tahap. Knowing : berupaya untuk mengetahui dan memahami. Being with : hadir, disamping, memahami, dan mendengarkan, serta membantu klien. Doing for : dilakukan secara maksimal. Enabling : mendukung, mendorong supaya tujuan tercapai. Maintenace belief : memberi penghargaan dangan pujian, motivasi, dan keyakinan. Untuk melakukan caring butuh alat/dukungan, sehingga kepuasan bisa tercapai. Caring harus dilakukan dan ditanamkan pada semua pemimpin. Pemimpin yang caring akan membuat situasi dalam suatu organisasi baik serta nyaman sehingga para pegawainya juga akan memiliki caring kepada para pelanggan atau pengguna jasa.
Overview Clinical Privilege Dibidang Keperawatan
1. Pemahaman Professionalisme dan Kredensial
Sebenarnya apa itu professionalisme? Professionalisme sendiri merupakan suatu proses yang sangat rumit. Pada kebanyakan orang awan sangat mengagumi profesi kesehatan. Tetapi kenyataannya membentuk suatu profesionalisme itu tidak mudah. Seseorang tenaga kesehatan, terutama perawat haruslah memiliki suatu self credentialing dan self licensing, karena hanya merekalah yang bisa disebut profesional dan bisa menikmati suatu professionalisme. Hanya seseorang yang istimewa yang memiliki credibel yang bisa melakukan professionalisme. Pada hakikatnya profesionalisme adalah suatu proses membayar hutang pada masyarakat karena pemberian privilege. Kelompok profesi tertentu membayar kembali clinical privilege yang diterima melalui suatu sistem dengan cara menjaga moralitas (aspek afektif) dan menjaga kompetensi (aspek kognitif). Seorang profesionalisme fokus pada klien, bukan pada kepentingan diri sendiri. Organisasi nursing council akan membuat suatu standar kompetensi untuk memberikan suatu clinical privillage untuk memunculkan registered nurse sehingga memberikan professionalisme kepada masyarakat. Dalam clinical privillage ini akan dilakukan credensial. Prinsip dari regulasi profesi keperawatan adalah proteksi masyarakat (protecting the people) dari perawat yang tidak professional. Seorang tenaga perawat yang memiliki sikap professional dan sesuai standar akan diberikan registrasi tetapi jika melakukan kelalaian akan dicabut registrasinya. Dua utama komponen professionalisme adalah perilaku yang empati dan kepedualian (aspek afektif) dan kecakapan secara kognitif dan ketrampilan serta fisik (aspek kognitif). 2. Pemahaman Instrumen Profesi dan Cinical Privilege Kredensial perawat di rumah sakit diberikan oleh pemilik rumah sakit (direktur) kepada seorang klinisi untuk melakukan tindakan medis dilingkungan rumah sakit tersebut. proses kredensial adalah praktisi medis melakukan aplikasi clinical privilege, dan adanya buku putih clinical privilege (hukum yang berisi kriteria-kriteria kapan seseorang mampu dianggap kompeten dalam melakukan tindakan tertentu) yang keduanya akan dilakukan mitra bestari yang melakukan kredensial agar memberikan rekomendasi clinical appointment. Target akhir kredensial adalah setiap perawat memiliki surat clinical appointment dari direksi rumah sakit sesuai dengan clinical privilege berdasarkan mekanisme credentialing. Hanya perawat yang memiliki clinical appointment sajalah yang diperbolehkan melakukan tindakan medis di rumah sakit. 3. Potensi dan Kendala Aplikasi Instrumen Professionalisme Dibidang Keperawatan Jika dalam suatu pelayanan ada yang berbuat tidak baik, atau tidak sesuai standar maka jangan dicampurkan dengan petugas yang memiliki standar yang baik. Kendala aplikasi keperawatan yaitu adanya perubahan paradigma komite keperawatan yaitu dari paradigma lama ke paradigma baru. Komite keperawatan di rumah sakit berfungsi untuk menanamkan dan menjaga akuntabilitas perawat. Bukan memperjuangkan kesejahteraan perawat.
Pengembangan Professional Keperawatan
Profesi keperawatan selalu berkembang dari masa ke masa.
Awalnya hanya sebagai profesi, kemudian muncullah yang berfokus pada pendidikan keperawatan, adanya organisasi keperawatan, perkembangan pelayanan difasilitas pelayanan keperawatan, adanya regulasi bidang keperawatan dan terakhir adanya tantangan MRA on Nursing ASEAN. Membangun suatu professionalisme adalah dengan selalu belajar dan belajar. Professional sendiri merupakan proses seumur hidup dengan perawat berpartisipasi aktif dalam aktifitas belajar untuk membantu, mengembangkan kompetensi secara terus menerus. Dalam perkembangan professional suatu perawat terdapat beberapa jenjang karir, yaitu : perawat klinik (PK), perawat manajer (PM), perawat pendidik (PP), dan perawat peneliti/riset (PR). Profesi keperawatan akan terus berkembang sesuai perkembangan IPTEK dan kebutuhan masyarakat nasional-internasional (jenjang karir, remunerasi, dan pre STR). Jenjang karir dalam keperawatan juga dapat dibedakan menjadi PK I, PK II, PK III, PK IV, dan PK V.