Anda di halaman 1dari 10

PROFIL PEMBESARAN TONSIL PADA PASIEN TONSILITIS KRONIS YANG

MENJALANI TONSILEKTOMI DI RSUP SANGLAH PADA TAHUN 2013


Ni Made Putri Rahayu Srikandi, Sari Wulan Dwi Sutanegara, I Wayan Sucipta
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana / Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar

ABSTRAK
Tonsilitis merupakan peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh bakteri dan virus.
Bakteri yang paling banyak ditemukan pada jaringan tonsil adalah group Streptococcus
hemolyticus group A. Tonsilitis kronis merupakan radang pada tonsil palatina yang
sifatnya menahun, ada infeksi yang berulang dan obstruksi jalan nafas yang diakibatkan
hipertofi tonsil. Ukuran tonsil dapat membantu untuk memprediksi kapan dilakukannya
tonsilektomi pada pasien dengan hipertrofi tonsil terutama pada anak-anak. Untuk
memperkirakan ukuran tonsil bisa dengan membuka mulut pasien dan kemudian
mengevaluasi pembesaran tonsil ke garis tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui profil pembesaran tonsil yang menjalani tonsilektomi di RSUP
Sanglah tahun 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis
deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan data diambil secara retrospektif di RSUP
Sanglah pada tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data rekam medis di
RSUP Sanglah pada tahun 2013 didapatkan 27 pasien tonsilitis kronis untuk ukuran
tonsil T3 yang paling banyak dilakukan tonsilektomi, dimana ukuran T3 besar tonsil
berkisar antara >50% s/d <75% dari diameter orofaring yang di ukur melalui pilar
anterior kiri dan kanan. Distribusi berdasarkan tingkat umur nampak bahwa pasien
tonsilektomi di rumah Sakit Sanglah pada tahun 2013, sebagian besar adalah tergolong
anak-anak dan remaja. Sedangkan pasien tonsilektomi yang tergolong lansia yang
paling kecil. Dan kelompok umur anak-anak yang berkisar 6-11 tahun yang memiliki
insiden tonsilektomi yang tinggi.
Kata kunci: tonsilitis, ukuran tonsil, tonsilektomi, indikasi tonsilektomi,

PROFILE OF TONSIL ENLARGEMENT ON CHORNIC TONSILLITIS


PATIENT WHICH UNDERGOING TONSILECTOMY AT RSUP SANGLAH IN
2013

Ni Made Putri Rahayu Srikandi, Sari Wulan Dwi Sutanegara, I Wayan Sucipta
Department of Ear, Nose and Throat, Medical School, Udayana University/Sanglah Hospital,
Denpasar

ABSTRACT
Tonsillitis is an inflammation of the tonsils caused by bacterial and viral. The bacteria
most commonly found in tonsil tissue is a group of Streptococcus hemolyticus group
A. Chronic tonsillitis is an inflammation of the palatine tonsils that are chronic,
recurrent infections and airway obstruction that causes tonsillar hypertrophy. Tonsil
size may help to predict when doing tonsillectomy in patients with hypertrophy of the
tonsils, especially in children. To estimate the size of the tonsils can open the patient's
mouth and then evaluate the extension of the tonsils to the midline. The purpose of this
study was to determine the profile of enlarged tonsils which underwent tonsillectomy at
Sanglah Hospital in 2013. The methods are descriptive qualitative and quantitative
method analysis with data retrieved retrospectively in Sanglah Hospital on 2013. The
results showed that the medical records at Sanglah Hospital on 2013 found 27 patients
for chronic tonsillitis tonsil size T3 is the most widely performed tonsillectomy, where
large T3 tonsil size ranged from > 50 % until < 75 % of the diameter of the oropharynx
is measured through the left and right anterior pillar. Distribution based on age levels
appears that tonsillectomy patients in Sanglah Hospital on 2013, most were classified
as children and adolescents. While tonsillectomy patients were classified as elderly
smallest and age groups of children ranging from 6-11 years who have a high incidence
of tonsillectomy.
Keywords: tonsillitis, tonsil size, tonsillectomy, indication of tonsillectomy
PENDAHULUAN

Tonsil juga menstimulasi sistem imun

Tonsilitis merupakan peradangan


pada

tonsil

atau

bahasa

tonsil sangat memungkinkan terpapar

dengan

radang

benda asing dan patogen, selanjutnya

amandel. Tonsil palatina merupakan

membawanya ke sel limfoid. Jika tonsil

salah satu dari cincin waldeyer. Tonsil

tidak mampu melindungi tubuh, maka

bertindak seperti garis pertama sistem

akan timbul inflamasi dan akhirnya

kekebalan tubuh yang berguna untuk

terjadi infeksi yaitu tonsilitis.7,11

umumnya

palatina

untuk memproduksi antibodi. Lokasi

dikenal

menjaring bakteri dan virus yang masuk


ke tubuh melalui mulut dan sinus.

Tonsilitis paling sering terjadi


pada

anak-anak.

Insiden

tertinggi

berada pada kelompok umur 5-10

untuk mengetahui profil pembesaran

tahun. Tonsilitis kronis dalam satu studi

tonsil yang menjalani tonsilektomi di

dilaporkan di Negara Norwegia, anak-

RSUP Sanglah tahun 2013.

anak yang menderita tonsilitis sekitar


11,7%

sedangkan

anak-anak

yang

METODE

berada di Negara Turki dilaporkan


sekitar

12,1%.

epidemiologi

Berdasarkan

penyakit

THT

data
di

Pasien tonsilitis kronis di RSUP


Sanglah pada tahun 2013 tercatat
terdapat

27

pasien

yang

tonsilektomi.

sudah

provinsi Indonesia pada tahun 1994-

menjalani

1996, prevalensi tonsilitis kronis 4,6%

digunakan disini berupa data sekunder.

tertinggi setelah nasofaringitis akut

Dimana data sekunder adalah data yang

(3,8%).12,13

sudah

tersedia

di

Data

RSUP

yang

Sanglah

Tanda klinis yang ditemukan

Denpasar pada tahun 2013. Data yang

pada penderita tonsilitis yaitu pilar

diambil adalah data yang berkaitan

anterior hiperemi, kripte tonsil melebar

dengan umur pasien, jenis kelamin, dan

berisi detritus dan hipertrofi tonsil.11,13

ukuran tonsil bagi pasien yang telah

Hipertofi tonsil merupakan salah satu

melakukan tonsilektomi Ukuran tonsil

alasan

palatina diklasifikasikan sesuai dengan

paling

dilakukannya

banyak
tonsilektomi,

untuk
ini

protokol

diakibatkan tonsil yang membesar akan

Brodsky.

yang

diusulkan

oleh

L.

menghambat untuk bernafas.


Ukuran tonsil dapat membantu
untuk memprediksi kapan dilakukannya
tonsilektomi
hipertrofi
mengevaluasi

pada
tonsil
ukuran

pasien

dengan

dan

dengan

tonsil

secara

akurat merupakan faktor penting untuk


menentukkan suksesnya tonsilektomi
pada pasien dengan obstruksi jalan
nafas. Tujuan dari penelitian ini adalah

Gambar 1. Ukuran Tonsil9

Menurut skema ini:

yang

pengobatan medik dan drainase.


Indikasi relatif yaitu terjadi 3 kali

T0 : tidak ada pembesaran


tonsil atau atropi dan tanpa
T1:

tonsil

sedikit

keluar

dimana ukuran tonsil <25% dari


diameter orofaring yang di ukur
dari plika anterior kiri dan
kanan.

T2 : ukuran tonsil >25% s/d

terhadap

meskipun

tidak

diberikan

pengobatan medik yang adekuat dan


tonsilitis kronik atau berulang pada
pembawa streptokokus yang tidak
membaik

dengan

pemberian

antibiotik kuman resisten terhadap

<50% dari diameter orofaring

-laktamase.
Menurut Depkes RI 2009 umur

yang di ukur dari plika anterior

adalah satuan waktu yang mengukur

kiri dan kanan.

waktu keberadaan benda atau mahluk

T3: ukuran tonsil >50% s/d

hidup dengan katogori umur yaitu masa

<75% dari diameter orofaring

balita = 0-5 tahun, masa kanak-kanak =

yang di ukur dari plika anterior

5 - 11 tahun, masa remaja = 12 - 25

kiri dan kanan.

tahun, masa dewasa= 26- 45 tahun,

T4: ukuran tonsil >75% dari


diameter orofaring yang di ukur
dari plika anterior kiri dan
Berdasarkan

Masa Lansia= 46- 65 tahun, dan masa


manula = 65 - sampai atas.
HASIL
Hasil penelitian terdapat 27 data

kanan.
the

American

Academy of Otolaryngology Head and


Neck Surgery (AAO-HNS) tahun 1995
indikasi tonsilektomi terbagi menjadi:

respon

atau lebih infeksi tonsil pertahun,

obstruksi udara.

tidak

Indikasi absolut yaitu pembesaran


tonsil yang menyebabkan sumbatan
jalan napas atas, disfagia berat,
gangguan tidur, abses peritonsiler

rekam medis pasien tonsilitis kronis


yang menjalani tonsilektomi di RSUP
Sanglah pada tahun 2013. Masingmasing pasien memiliki dua tonsil
palatina sehingga jumlah

tonsil yang

ditonsilektomi

54

sebanyak

tonsil.

Berdasarkan Tabel 1, hasil penelitian


menunjukkan bahwa sebagian besar

atau 59,26% tonsil memiliki ukuran


tonsil T3.
Table 1. Distribusi Frekuensi Profil
Pembesaran Tonsil di RSUP Sanglah
2013
No

No

Jenis
kelamin

Jumlah
(n)

Persen
(%)

Laki

16

59,26

Perempuan

11

40,74

Total

27

100,00

Ukuran
Tonsil
T1

Jumlah
(n)
0

Persen
(%)
0

T2

18

33,33

T3

32

59,26

Dilihat dari tingkat umur pasien

T4

7,41

di RSUP Sanglah yang menjalani

Total

54

100,00

Tabel 2. Distribusi Pasien Tonsilektomi


Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUP
Sanglah 2013

tonsiliektomi sekitar 40,74% tergolong


kategori

anak-anak

yang

memiliki

aspek

rentangan umur 5-11 tahun. Apabila

jenis kelamin

dikaitkan antara tingkat umur dengan

laki-laki yang lebih banyak menderita

ukuran tonsil diperoleh bahwa ukuran

tonsilitis

kronis

jika

Tonsil T3 paling dominan dari kedua

dengan

pasien

berjenis

Apabila

dilihat

biologis, pasien yang

perempuan.

Pasien

dari

dibandingkan
kelamin

laki-laki

yang

jenis

kelamin.

distribusi

Secara

pasien

terperinci
tonsilektomi

menjalani tonsilektomi sebanyak 16

berdasarkan tingkat umur dan ukuran

kasus sedangakan perempuan hanya 11

tonsil disajikan pada Tabel 3 dan 4.

kasus, seperti yang tertera pada Tabel 2.

Tabel 3. Distribusi Pasien Tonsilektomi Berdasarkan Tingkat Umur di RSUP Sanglah


2013
NO
Tingkat
Jumlah (n)
Persen
Keterangan
Balita

Umur
0-5

(%)
11,11

Anak-anak

5-11

11

40,74

Remaja

12-25

33,33

Dewasa

26-45

11,11

Lansia

46-65

3,70

Manula

>65

27

100.00

1
2

Jumlah

Tabel 4. Distribusi Pasien Tonsilektomi Berdasarkan Tingkat Umur dan Ukuran tonsil
di RSUP Sanglah 2013
PEMBAHASAN

(AAO-HNS)

tahun

1995

indikasi

Pada Tabel 1, hasil penelitian

absolut dilakukannya tonsilektomi yaitu

menunjukkan bahwa tonsil yang telah di

pembesaran tonsil yang menyebabkan

tonsilektomi berada pada rentangan T1

sumbatan jalan napas atas, disfagia

sampai T4. Apabila dilihat dari ukuran

berat, gangguan tidur, abses peritonsiler

tonsil diperoleh bahwa yang sudah di

yang tidak respon terhadap pengobatan

tonsilektomi sebagian besar tonsil atau

medik dan drainase.

59,25% berukuran T3 ini dikarenakan

Selanjutnya

33,33%

tonsil

pada ukuran T3 ukuran tonsil >50% s/d

dengan ukuran T2 dan hanya 7,41 %

<75%

orofaring,

ukuran tonsil T4 yang di lakukan

dapat

tonsilektomi. Hal ini menggambarkan

menyebabkan hambatan jalan nafas.

bahwa kesadaran masyarakat terhadap

Berdasarkan the American Academy of

kesehatan sudah semakin tinggi, karena

Otolaryngology Head and Neck Surgery

hanya

dari

pembesaran

diameter
tonsil

ini

7,41%

saja

ukuran

tonsil

tergolong T4 yang memiliki ukuran

hipertofi adenoid dan tonsil palatina

tonsil lebih dari 75%,

bersamaan.

dari diameter

orofaring yang di ukur melalui pilar


anterior kiri dan kanan.

Berdasarkan

penelitian

yang

dilakukan oleh Shafaat Davoodreza

Tampak pada Tabel 2 bahwa

menggambarkan bahwa ukuran tonsil

59,26% pasien tonsilitis yang menjalani

pada grade 3 dan 4 yang menjalani

tonsilektomi adalah berjenis kelamin

tonsilektomi rata-rata kebanyakan pada

laki-laki dan sisanya adalah berjenis

orang dewasa sedangkan untuk ukuran

kelamin perempuan yaitu 40,74%. Hasil

tonsil pada grade 2, 3 ,4 kebanyakan

penelitian ini sesuai dengan penelitian

pada

yang dilakukan oleh Alfredo R jenis

menggambarkan bahwa anak-anak dan

kelamin yang terbanyak yaitu laki-laki

remaja memiliki ketahanan tubuh yang

133 orang (53,2%) dan perempuan 117

rendah sehingga mudah terkena infeksi.

orang (46,8%).9 Laki-laki lebih sering

anak-anak.5

Hal

ini

Pada Tabel 4. nampak bahwa

terkena tonsilitis karena pada laki-laki

anak

yang

berumur

memiliki imunitas tubuh yang lebih

memiliki

rendah dibandingkan pada perempuan,

tinggi yaitu dengan total 11 kasus

dimana perempuan memiliki hormon

dimana ukuran tonsil yang paling

estrogen yang memiliki fungsi sebagai

dominan yaitu T3-T3 tercatat 6 kasus

penguat antibodi humoral dan seluler.1

lalu diikuti ukuran tonsil T2-T2 yang

angka

611

tonsilektomi

tahun
yang

Pada Tabel 3 nampak bahwa

tecatat dengan 3 kasus. Kelompok umur

pasien tonsilektomi di rumah sakit

balita (0-5 tahun) tercatat hanya 3

Sanglah pada tahun 2013, sebagian

kasus, Lalu diikuti kelompok umur

besar (74,07%) adalah tergolong anak-

remaja (12-25 tahun) dengan jumlah

anak dan remaja. Sedangkan pasien

total 9 kasus. Kelompok umur dewasa

tonsilektomi yang tergolong lansia yang

(26-45 tahun) tercatat dengan 3 kasus

paling kecil yaitu hanya 3,70 %. Pada

dan kelompok umur

kasus anak-anak sering mengeluh tidur

tahun) dilaporkan dengan 1 kasus

mengorok ini diakibatkan terjadinya

dengan ukuran tonsil T2-T2.

lansia (46-65

Kelompok umur anak-anak (6-

ditemukan perbaikan kualitas hidup.

11 tahun) memiliki insiden tonsilektomi

Hal ini terjadi akibat berkurangnya

terbanyak

anak-anak

gangguan tidur yang disebabkan oleh

pembesaran

hipertrofi tonsil. Tonsilektomi tersebut

sebagian

karena
diikuti

pada
oleh

kelenjar adenoid. Sehingga dapat terjadi

juga

mengurang

insidensi

infeksi

sumbatan jalan nafas pada waktu tidur

saluran nafas atas dan pemakaian

disebut sebagai OSAS (Obstructive

antibiotik.4

Sleep Apnea Syndrome). Sumbatan


jalan nafas atas yang terjadi pada waktu
tidur

dapat

menyebabkan

KESIMPULAN

hipoksia

Melalui data rekam medis di

(kekurangan oksigen), kondisi ini dapat

RSUP

menurunkan

ketahanan

didapatkan 27 pasien tonsilitis kronis

yang

mengakibatkan

pada

tahun

2013

terkena

yang sudah dilakukan tonsilektomi.

dapat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

dan

ukuran tonsil T3 yang paling banyak

perkembangan terutama pada masa

dilakukan tonsilektomi, dimana ukuran

pertumbuhan

T3 besar tonsil berkisar antara >50%

infeksi

dapat

imunologis

Sanglah

dan

frekuensi

mengganggu

sakit

pertumbuhan
anak

maka

perlu

dilakukan tonsilektomi.

s/d <75% dari diameter orofaring yang

Penelitian ini sesuai dengan


yang dilakukan Vivit Sapitri tentang

di ukur melalui pilar anterior kiri dan


kanan.

karakteristik penderita tonsilitis kronis


yang
RSUD

diindikasikan
Raden

tonsilektomi
Mattaher

di

Jambi

Dilihat
tercatat

dari

jenis

kelamin,

jenis kelamin laki-laki yang

lebih banyak menderita tonsilitis kronis

didapatkan penderita tonsilitis yang

jika

menjalani tonsilektomi paling banyak

berjenis kelamin perempuan. Pasien

pada anak-anak dengan

laki-laki yang menjalani tonsilektomi

rentang usia

dibandingkan

antara 5-14 tahun sebanyak 15 orang

sebanyak

(50%).14 Dari penelitian Carneiro di

perempuan hanya 11 kasus.

Brazil juga melaporkan bahwa pada


anak-anak yang dilakukan tonsilektomi,

16

dengam

Distribusi
umur

nampak

kasus

pasien

sedangkan

bedasarkan tingkat
bahwa

pasien

tonsilektomi di rumah Sakit Sanglah

5. Davoodreza shafaat. Correlation of

pada tahun 2013, sebagian besar adalah

Tonsillectomy with Palatine Tonsil

tergolong

remaja.

Size. Acta Medica Iranica. 2011;

Sedangkan pasien tonsilektomi yang

49(5): 305-6.
6. Hammouda M, Abdel-Khalek Z.

anak-anak

dan

tergolong lansia yang paling kecil dan


kelompok

umur

anak-anak

yang

berkisar 6-11 tahun yang memiliki

Chronic Tonsillitis Bacteriology in


Egyptian

Children

Including

Antimicrobial Susceptibility. Aus

insiden tonsilektomi yang tinggi.

tralian Journal of Bas ic and


Applied

DAFTAR PUSTAKA
1.

Abouzied A, Massoud E. Sex


Differences

in

Tonsillitis.

Dalhousie

Medical

Journal.

2010;35(1):8-10.
2. Adnan Dashshe. Contributions To
The

Clinical

Histological,

Histochimical and Microbiological


Study

Of

Chronic

Tonsillitis

[Tesis]. University of Medicine and


Pharmacy Craiov. 2004.
3. B.Francis, T Steven,

Deskin

Ronald. Tonsillitis, Tonsillectomy,


and Adenoidectomy. Grand Rounds
Presentation,
4.

UTMB,

Dept

of

Otolaryngology. 2003.
Carneiro LEP, Neto GCR, Camera
MG. Adenotonsillectomy Effect on
the Life Quality of Children with
Adenotonsillar Hyperplasia. Intl
Arch

Otorhinolaryngol.

2009;

Sciences.

2009;

1948-53.
7. Health Technology

3(3):

Assessment

(HTA). Tonsilektomi pada Anak


dan

Dewasa.

Teknologi

Unit

Kesehatan

Pengkajian
Directorat

Jendral Pelayanan Medik Depkes


RI. 2004;h. 1-25.
8. Kvestad E, Kvaerner KJ, Roysamb
E, Tambs K, Harris JR, Magnus P.
Heritability of recurrent tonsillitis.
Arch otolaryngol Head Neck Surg.
2005;131(5):383-7.
9. R Alfredo, Juares JC Antonio,et al.
Histological

Analysis

of

Tonsillectomy and Adenoidectomy


specimens - January 2001 to May
2003. Rev Bras Otorrinolaringol.
2005;71(1) 18-22.
10. Rusmarjono. Kelainan orofaring.
Dalam: Nurbaiti Iskandar, Efiaty
Arsyad Soepardi. Buku Ajar Ilmu

13(3): 270-6.

Penyakit

Telinga

Hidung

13. Suwento R. Epidemiologi Penyakit

Jakarta.

THT di 7 Provinsi. Kumpulan

1991;h.151-57.
11. Sahni BS. Tonsilitis. [serial online]

Makalah dan pedoman Kesehatan

Tenggorokan.

[diakses

22

FKUI

November

Diunduh

2013].
dari:

URL:http://www.homoeopathyclini
c.com.
12. Shah, Udayan K. Tonsillitis and
Peritonsillar Abscess. [serial online]
[diakses

22

November

Diunduh

2013].
dari:

URL:http://emedicine.medscape.co

Telinga.
Komunitas.

Lokakarya

THT

Palembang

PIT

PERHATI-KL. 2001:8-12.
14. Vivit
Sapitri.
Karakteristik
Penderita Tonsilitis Kronis yang
diindikasikan

Tonsilektomi

di

RSUD Raden Mattaher Jambi.


Fakultas

Kedokteran

Ilmu

Kesehatan

Universitas

Jambi.

2013.

m/article/871977-overview.

10

Anda mungkin juga menyukai