Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
Untuk mensukseskan pembangunan nasional di dalam sektor pertanian pembangunan pertanian terdapat
tiga kelompok sasaran utama yang perlu dicapai yaitu :
1. meningkatnya ketahanan pangan nasional yang meliputi meningkatnya kapasitas produksi
komoditas pertanian dan berkurangnya ketergantungan terhadap pangan impor sekitar 5-10 persen
dari produksi domestik;
2. Meningkatnya nilai tambah dan dayasaing komoditas pertanian yang meliputi
meningkatnya mutu produk primer pertanian, meningkatnya keragaman pengolahan produk
pertanian dan meningkatnya ekspor serta meningkatkanya surplus perdagangan
komoditas pertanian; dan
3. meningkatnya kesejahteraan petani yang meliputi meningkatnya produktivitas
tenaga kerja di sektor pertanian dan menurunnya insiden kemiskinan.
Untuk mengimplementasikan sasaran pembangunan pertanian tersebut sangat diperlukan mengajak
seluruh lapisan masyarakat petani dan diluar pertanian. Bentuk ajakan yang sekaligus dapat
meningkatkan kemampuan masyarakat tersebut diantara melalui pendidikan non formal seperti penyuluhan.
Penyuluhan pertanian merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau
dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam rangka mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi usaha,
pendapatan, dan kesejahteraan, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan.
Dalam proses penyuluhan pertanian keberhasilan yang dicapai yaitu dapat penetapkan pesan/materi yang tepat
sesuai dengan sasaran pembangunan pertanian tersebut tanpa mengabaikan kebutuhan dari
masyarakat petani. Pesan atau materi penyuluhan pertanian untuk dapat diterima dan dihayati
serta diterapkan sehingga dapat meningkatkan kemampuan, bila cara penyampaiannya yang dipilih cocok
dengan kondisi dari masyarakat petani. Memilih cara atau metode/teknik ini akan Dasar Ahli, Metode
Penyuluhan Pertanian menentukan keberhasilan didalam penyelengaraan program penyuluhan pertanian yang
merupakan bagian dari pembangunan pertanian.
Metode Penyuluhan Pertanian adalah cara penyampaian materi (isi pesan) penyuluhan
pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani beserta anggota keluarganya baik secara
langsung maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi
baru. Umumnya pesan terdiri dari sejumlah simbol dan isi pesan inilah yang memperoleh
perlakuan. Bentuk perlakuan tersebut memilih, menata, menyederhanakan, menyajikan dll.
Dilain pihak simbol dapat diartikan kode-kode yang digunakan pada pesan. Simbol yang

mudah diamati dan paling banyak digunakan yaitu bahasa. Keputusan-keputusan yang dibuat
oleh penyuluh pertanian atau sumber untuk memilih serta menata isi pesan dan simbol yang
digunakan pada pesan dapat dikatakan teknik penyuluhan pertanian. Dilain pihak kegiatan
penyuluhan pertanian terlibat dalam proses belajar mengajar karena penyuluhan termasuk
dalam sistem pendidikan non formal. Sesuai dengan tujuan , proses belajar mengajar dalam
penyuluhan pertanian menghendaki retensi yang tinggi atau efek yang maksimal. Untuk
memperoleh retensi yang tinggi, setiap audien memerlukan belajar yang berulang. Dengan
demikian teknik penyuluhan pertanian dapat didefinisikan sebagai keputusan keputusan yang
dibuat oleh sumber atau penyuluh dalam memilih serta menata simbul dan isi pesan
menentukan pilihan cara dan frekuensi penyampaian pesan serta menentukan bentuk
penyajian pesan.
Menurut Knowles (1980), konsep belajar orang dewasa dilandasi oleh empat hal yaitu:
konsep diri, pengalaman hidup, kesiapan diri untuk belajar dan orientasi belajar yang selalu
disesuaikan dengan minat dan kebutuhannya. Menurut Sudjana 3 (2005), Secara psikologis,
orang dewasa dalam kapasitasnya sebagai warga belajardicirikan oleh :
1) motivasi rendah dalam menghadiri pengajaran terutama dalam
ruang kelas,
2)
3)
4)
5)

rendah diri atau tidak berdaya,


cepat patah semangat,
sikap hormat yang berlebihan pada guru dan
rasa tidak percaya akan nilai-nilai praktis.

Pembelajaran partisipatif menurut Sudjana (2005), berdasarkan kebutuhan belajar,


berorientasi pada tujuan kegiatan pembelajaran, berpusat pada peserta didik, berangkat dari
pengalaman belajar. Tahapan pembelajaran partisipatif adalah :
1)
2)
3)
4)
5)
6)

1)Tahap pembinaan keakraban,


Tahap identifikasi kebutuhan,
Perumusan rencana belajar,
Penyusunan program kegiatan belajar,
Pelaksanaan kegiatan belajar,
Penilaian proses, hasil dan pengaruh kegiatan pembelajaran.

Sedangkan ciri-ciri partisipasi menurut Sastroputro (1999) masyarakat haruslah bersifat :


partisipasi haruslah bersifat terbuka, berbagai issue masalah haruslah disajikan dan
dibicarakan secara jelas dan obyektif.

Anda mungkin juga menyukai