A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Mikoriza berasal dari bahasa Yunani yaitu mycos berarti jamur atau
fungi dan rhizos berarti akar. Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa
mikoriza adalah kelompok jamur yang bersimbiosis dengan tumbuhan
tingkat tinggi khususnya pada sistem perakaran. Pertumbuhan mikoriza
diperngaruhi oleh faktor-faktor karakteristik tanah, kadar aiar tanah, pH
tanah, suhu, bahan organik, cahaya, ketersediaan hara dan logam berat serta
unsur lain seperti fungisida.
Fungi Mikoriza Ambuskural (FMA) adalah sismbiosis mutualisme antara
fungi dengan akar tanaman. Fungi mikoriza terutama fungi mikoriza
ambuskural (FMA) merupakan fungi tanah yang paling dominan baik dalam
hal jumlah maupun fungsinya. FMA merupakan fungi simbion obligat yang
bersimbiosis pada 80% tanamna yang ada di muka bumi. FMA mampu
meningkatkan serapan hara, baik hara makro maupun hara mikro, sehinga
penggunaan FMA dapat dijadikan sebagai alat biologis untuk mengurangi
dan mengefisiensikan penggunaan pupuk buatan.
Pengolahan tanah menyebabkan rusaknya jaringan hifa sehingga sekresi
yang dihasilkan sangat sedikit. Pemanfaatan fungi mikoriza merupakan
alternatif lain dlam menanggulangi masalah rendanya produktivitas
tanaman. Disamping itu penggunaan fungi mikoriza ini tidak membutuhkan
biaya yang besar.
2. Tujuan Praktikum
Praktikum Biologi dan Kesehatan Tanah acara II bertujuan supaya
mahasiswa mampu melakukan isolasi spora mikoriza dari rhizosfer serta
perbanyakan dalam pot kultur.
36
37
B. Tinjauan Pustaka
1. Tanah Alfisol
Alfisol merupakan tanah yang telah berkembang dengan karakteristik
profil tanah membentuk sekuen horison A/E/Bt/C, yang terbentuk melalui
proses kombinasi antara podsolisasi dan laterisasi pada daerah iklim basah
dan biasanya terbentuk dibawah tegakan hutan berkayu keras. Alfisol
adalah tanah-tanah di daerah yang mempunyai curah hujan cukup tinggi
untuk menggerakkan lempung turun ke bawah dan membentuk horison
argilik. Horison argilik merupakan horison atau lapisan tanah yang
terbentuk akibat terjadi akumulasi liat.Alfisol mempunyai kejenuhan basa
tinggi (50%) dan umumnya merupakan tanah subur. Tanah tersebut
umumnya terbentuk di bawah berbagai hutan atau tertutup semak
(Sutarno et al. 2007).
Tanah Alfisol mempunyai keunggulan sifat fisika yang relatif bagus.
Tetapi tanah Alfisol umumnya miskin hara tanaman baik yang makro
maupun mikro dan hanya kaya akan hara Ca dan Mg. Produktivitas lahan
umumnya relatif rendah sebagai akibat kandungan humus yang sudah
sangat rendah. Terutama yang sudah cukup lama dimanfaatkan untuk
budidaya tanaman pangan Tanah Alfisol di Indonesia sekitar 7 juta hektar
tersebar di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara (Ispandi et al. 2004).
Alfisol memiliki ciri penting: (a) perpindahan dan akumulasi liat di
horison B membentuk horison argilik pada kedalaman 23-74 cm, (b)
kemampuan memasok kation basa sedang hingga tinggi yang memberikan
bukti hanya terjadi pelindian/pencucian sedang, (c) tersedianya air cukup
untuk pertumbuhan tanaman selama tiga bulan atau lebih. Alfisol atau
tanah Mediteran merupakan kelompok tanah merah yang disebabkan oleh
kadar besi yang tinggi disertai kadar humus yang rendah.Warna tanah
Alfisol pada lapisan atas sangat bervariasi dari coklat abu-abu sampai
coklat kemerahan (Tan 2009).
C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
41
4. Cara Kerja
a. Isolasi
42
100gr
2 289 Kuning,
kecoklatan
dan hitam
d.
49
DAFTAR PUSTAKA