NIM
P07134014027
Semester
V (Lima)
Judul
Hari, Tanggal :
Tempat
I. TUJUAN
Untuk mendeteksi antibodi terhadap Treponema pallidum dalam serum atau
plasma pasien secara kualitatif dan semikuantitatif.
II. METODE
Hemagglutination Indirect test
III.PRINSIP
Berdasarkan rekasi aglutinasi antara sel darah merah burung angsa yang
diselimuti dengan komponen Treponema pallidum (Strain Nichols) sebagai antigen
terhadap serum atau plasma pasien sebagai antibodi.
IV. DASAR TEORI
Sifilis disebabkan oleh Treponema pallidum dari golongan spirochete anaerobik.
Penyakit ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual dan tidak bertahan hidup di
luar inangnya. Treponema berbentuk spiral, langsing berukuran lebar kira kira 0,2
m, panjangnya antara 5-15 m dan tidak dapat di kultur secara in vitro. (Bala,
Manju, et al, 2012). T. pallidum dapat menembus melalui mukosa genital atau kulit
yang terkelupas, kemudian memasuki kelenjar getah bening dan aliran darah
selanjutnya akan menyebar ke berbagai organ (Zhan, Weihai, et al, 2012). Waktu
inkubasi dari penyakit ini bervariasi dari 3 sampai 90 hari yang gejala awalnya
ditandai dengan adanya lesi primer intrarektal, perianal, atau oral. Penyakit ini dibagi
menjadi tiga tahap, antara lain tahap primer, sekunder dan tersier (K Gupta, Sunil, et
al. 2012).
Tes serologis sifilis merupakan pembantu diagnosis yang penting bagi sifilis
terutama pada pasien asymptomatik. Tes serologis pada sifilis dapat dibagi menjadi
dua, yaitu treponemal tes dan non treponemal tes. Uji non treponemal adalah uji yang
mendeteksi antibodi IgG dan IgM terhadap materi-materi lipid yang dilepaskan dari
sel-sel rusak. Uji ini tidak langsung mendeteksi terhadap keberadaan Treponema
pallidum itu sendiri, oleh karena itu uji ini termasuk ke dalam uji non spesifik. Uji ini
akan menjadi negatif 1-4 minggu setelah pertama kali memberi hasil positif, seiring
dengan pemberian obat dan penyembuhan lesi sehingga hanya digunakan untuk
melihat keberhasilan pengobatan terhadap penyakit sifilis. Uji non-treponemal
meliputi VDRL (Venereal disease research laboratory), USR (unheated serum
reagin), RPR (rapid plasma reagin), dan TRUST (toluidine red unheated serum test)
(Zhu, Lin, et al, 2014).
Uji treponemal merupakan uji yang spesifik terhadap sifilis, karena mendeteksi
langsung antibodi terhadap antigen Treponema pallidum (R. Castro, Arnold, et al,
2011. Biasanya uji ini digunakan untuk mengkonfirmasi uji non-treponemal (non
spesifik) dan untuk menilai respon bakteri treponemal tersebut. Pada uji treponemal,
sebagai antigen digunakan bakteri treponemal atau ekstraknya, misalnya Treponema
Pallidum Hemagglutination Assay (TPHA), Treponema Pallidum Particle Assay
(TPPA), dan Treponema Pallidum Immunobilization (TPI). Walaupun pengobatan
secara dini diberikan, namun uji treponemal dapat memberi hasil positif seumur
hidup (Zhu, Lin, et al, 2014).
V. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
1. Mikropipet dan Yellow tip
2. Mikroplate V
3. Beaker glass
4. Timer
b. Bahan
1. Serum atau plasma
2. Kontrol positif dan kontrol negatif
3. Kontrol cell
4. Test cell
5. Diluent
VI. CARA KERJA
Cara Kerja Kualitatif
1. Disiapkan alat, bahan dan reagen yang akan digunakan
INTERPRETASI HASIL
Kualitatif
Reaksi positif ditunjukkan dengan hemaglutinasi sel
Reaksi negatif ditunjukkan dengan adanya pengendapan sel pada dasar
sumur seperti titik.
(Negatif)
(Positif)
Semikuantitatif
Reaksi positif ditunjukkan dengan hemaglutinasi sel
Reaksi negatif ditunjukkan dengan adanya pengendapan sel pada dasar
+/-
Identitas sampel
Kode sampel : TP
(Mikroplate U)
(Kontrol +)
(Kontrol -)
(Kontrol sel)
(Test sel)
Sampel
Kontrol sel
Kontrol
Hasil : (-)
negatif
Test sel
Hasil : (-)
Hasil Ujidiluents
Semikuantitatif
Kontrol
positif
Pada praktikum ini, pemeriksaan TPHA menggunakan reagen kit dengan merk
healthcare. Dimana dalam satu kit reagen berisi tes sel yang mengandung awetan
eritrosit ayam yang dilapisi dengan antigen Triponema pallidum, kontrol sel
mengandung awetan eritrosit ayam yang tidak dilapisi antigen Triponema pallidum,
diluents yang mengandung larutan garam dengan penyerap absorban, kontrol positif
mengandung serum manusia dengan titer 1280, dan kontrol negatif mengandung
serum manusia dengan titer <80.
Reagen TPHA disimpan pada suhu 2 8oC dalam posisi tegak lurus. Sebelum
digunakan letakkan reagen pada suhu ruang dan perhatikan tanggal kadaluarsa reagen
karena penggunaan reagen yang kadaluarsa akan memberikan interpretasi hasil yang
salah (Insert kit, 2014). Sensitivitas dari reagen ini adalah 99,5% sedangkan
spesifisitasnya adalah 100%. Menurut Miguel Marino (2013), sensitivitas adalah
proporsi orang yang benar sakit dalam populasi yang juga diidentifikasi sebagai orang
sakit oleh tes penapisan sedangkan spesifisitas adalah proporsi orang yang benar
benar tidak sakit dan tidak sakit pula saat diidentifikasi dengan tes penapisan. Jadi,
reagen TPHA merk Healthcare mampu mendeteksi orang yang benar-benar terinfeksi
sifilis sebesar 99,5%, sedangkan kemampuan reagen ini dalam mendeteksi orang
yang benar benar tidak terinfeksi adalah 100%.
Reagen ini dapat mendeteksi antibodi anti-treponemal hingga batas terendah yaitu
0,05 IU/ml yang telah diuji oleh First International Standard serum (NIBSC,
London,UK). Sedangkan sampel yang digunakan dalam pemeriksaan TPHA dapat
berupa serum ataupun plasma harus terbebas dari bakteri kontaminan. Sampel dapat
disimpan pada suhu 2 8o
kontrol positif sebagai sampel yang bertujuan untuk melihat titer yang terbentuk.
Hasil titer yang didapat pada uji semikuantitatif menggunakan kontrol positif adalah 1
: 640. Menurut Narinder Kaur Naidu (2012), selain dengan menggunakan uji TPHA
untuk mendeteksi antibodi spesifik, uji lain yang dapat digunakan adalah ELISA.
Keuntungan dari ELISA adalah kemampuan untuk memproses sejumlah besar sampel
dan kemampuan untuk dibaca pada spektrofotometer.
X. SIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum pemeriksaan TPHA pada serum pasien dengan kode
TP diperoleh hasil negatif. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dalam sampel
serum pasien tidak terdapat antibodi spesifik terhadap Treponema pallidum sebagai
penanda penyakit sifilis.
DAFTAR PUSTAKA
Bala, Manju, et al. 2012. Evaluation of the usefulness of Treponema pallidum
hemagglutination test in the diagnosis of syphilis in weak reactive
Venereal Disease Research Laboratory sera. [online]. Tersedia :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3505284/. [diakses :
19 September 2016, 18.05 wita]
Insert Kit. 2014. TPHA Test Kit. United Kingdom : Healthcare Ltd
K Gupta, Sunil, et al. 2012. Syphilis D Emblee. [online]. Tersedia :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3401849/. [diakses : 19
September 2016, 19.42 wita]
Marino, Miguel, et al. 2013. Measuring Sleep: Accuracy, Sensitivity, and Specificity
of Wrist Actigraphy Compared to Polysomnography. [online]. Tersedia
: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3792393/. [diakses :
19 September 2016, 20.36 wita]
Naidu, Narinder Kaur, et al. 2012. Comparative study of Treponemal and nonTreponemal test for screening of blood donated at a blood center.
[online]. Tersedia :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3353627/. [diakses :
19 September 2016, 20.05 wita]
Zhan, Weihai, et al. 2012. Concurrent Sexual Partnerships and Sexually Transmitted
Diseases in Russia. [online]. Tersedia :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3151331/. [diakses :
19 September 2016, 15.08 wita]
Zhu, Lin, et al. 2014. Comparison of the Cerebrospinal Fluid (CSF) Toluidine Red
Unheated Serum Test and the CSF Rapid Plasma Reagin Test with the