MODULE 1
Oleh
Marthen L.Mullik
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
TAHUN 2010
MODULE 1
1. PENDAHULUAN
Bahasa dalam pengertian sehari-hari adalah bahasa lisan, sedangkan bahasa tulis merupakan
pencerminan kembali bahasa lisan tersebut dalam bentuk simbol-simbol tertulis (Keraf, 2004).
Simbol-simbol tertulis tersebut perlu disusun dan diungkapkan sedemikian rupa sehingga dapat
dipahami secara
jelas dan benar sesuai apa yang dimaksud oleh penulis. Dalam hal ini,
Menurut Pusat
diuraikan kaidah-kaidah baku penggunaan ejaan dan tanda baca dalam bahasa Indonesia sesuai
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan oleh Kemntrian Pendidikan
Nasional (2008).
Relevansi topik Ejaan dan Tanda Baca dalam Mata Kuliah Bahasa Indonesia adalah sangat
tinggi dan mutlak, sebab seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa ejaan dan tanda baca
adalah landasan atau pokok dalam berbahasa Indonesia. Tanpa penggunaan tanda baca dan ejaan
yang benar, sebuah tulisan hanyalah baris-baris bahasa yang tidak memiliki arti, bahkan
membingungkan.
Topik Ejaan dan Tanda Baca adalah fondasi dalam mempelajari bahasa Indonesia, artinya topik
ini merupakan titik awal penelusuran. Oleh karena itu, keterkaitan dengan topik membangun
kalimat (Modul 2-4) dan paragraf (Modul 5-6) sangat erat. Keeratan tersebut bersifat mutlak
karena kejelasan makna kalimat dan alinea bergantung sepenuhnya pada penggunaan ejaan dan
tanda baca yang benar.
2. PENYAJIAN
Penggunaan ejaan dan tanda baca
2.1 Pemakaian Huruf Besar/Kapital dan Huruf Miring
A. Huruf Besar
Beberapa kaidah baku yang harus ditaati dalam penggunaan huruf besar adalah:
2.1.a.1 Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Contohnya:
Saya lapar.
Berita tentang peristiwa itu dimuat di surat kabar.
2.1.a.2 Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada petikan langsung.
Contohnya:
Presiden bertanya Berapa banyak keluarga miskin di NTT?
Semua pekerjaan rumah sudah selesai dikerjakan kata Adik.
Sebentar ya! katanya sambil masuk kembali ke kamar.
1-3 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
doctor
M.A.
Master of Arts
S.H.
Sarjana Hukum
Ir.
Insinyur
Dra.
Doktoranda
Profesor
Tn.
Tuan
Ny.
Nyonya
Sdr.
Saudara
2.1.a.14 Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan
dan pengacuan.
Contohnya:
Kapan Saudara diwisuda? tanya Kakak
Silahkan diminum, Nak kata Ibu
Meraka pergi bertanya kepada Pak Camat
Besok pagi Bapak akan tiba
2.1.a.15 Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Contohnya:
Sudah sadarkah Anda?
Lamaran Anda telah kami terima
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Contohnya:
Kita patut menghormati sudara kita, ibu dan bapak kita.
Dia adalah salah seorang camat di kabupaten Rote Ndao.
B. Huruf Miring
Sama halnya dengan Huruf Besar, penggunaan huruf miring pun harus mengikuti kaidah baku
berikut ini:
2.1.b.1 Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam tulisan.
Contohnya:
Majalah Tempo.
Buku Kecerdasn Emosional karangan Daniel Coleman
Surat kabar Pos Kupang
1-8 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
M.Sc.
Master of science
Ph.D.
Doctor of philosophy
Bpk.
Bapak
Sdr.
Saudara
Kol.
Kolonel
Kel.
Keluarga
Singkatan nama orang resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi,
serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf besar dan
tidak diikuti dengan tanda titik.
Contohnya:
GBHN
DPR
MPR
KTP
Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau diikuti dengan tanda titik.
Contohnya:
1-13 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
dan lain-lain
dst.
dan seterusnya
sda.
tetapi:
a.n.
atas nama
d.a.
dengan alamat
u.p.
untuk perhatian
u.b.
untuk beliau
b. Akronim
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
Akronim nama diri berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf
besar.
Contohnya:
TNI
LAN
FKIP
SIM
KTP
Akronim nama diri berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret
kata ditulis dengan huruf awal huruf besar.
Contohnya:
Bapenas
Fapet Undana
Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Contohnya:
1-14 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
pemiliham umum
tilang
bukti pelanggaran
rapim
rapat pimpinan
didasarkan atas intonasi, dan sebagian didasarkan atas relasi gramatikal, frasa, dan inter-relasi
antar bagian kalimat. Tanda-tanda baca yang umumnya dipakai dalam bahasa Indonesia adalah:
2.3.a Tanda Titik (.)
2.3.a.1 Tanda titik dipakai pada akhir kalimat.
Contohnya:
Kita liburan ke Bali.
Saya datang terlambat.
2.3.a.2 Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, iktisar, atau daftar.
Contohnya:
a.1.1 Pembangunan
a.1.2 Lingkungan
b.1.1 Cara membangun rumah
b.1.2 Dukungan keuangan
2.3.a.3 Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu.
Contohnya:
Pukul 1.35.20
2.3.a.4 Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
jangka waktu.
Contohnya:
1-15 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
: Kase Metan
Sekretaris
: Ama Tobo
Tempat Kuliah
: Ruang E1
Waktu
: 09.00 Wita
3. PENUTUP
3.1 Ringkasan
Seorang penulis yang mengharapkan idea atau gagasan dituangkannya dalam bentuk bahasa tulis
dapat dipahami dengan jelas dan benar oleh pembaca, maka penulis tersebut harus menggunakan
1-26 | Bahasa Indonesia (MPK41202/2 SKS); Fapet Undana, 2011
yang
4. DAFTAR PUSTAKA
Keraf, G. 2004. Komposisi. Nusa Indah, Ende.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia. 2008. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
IndonesiaTera, Jogjkarta.