Anda di halaman 1dari 5

Sebutkan jenis-jenis alat dan perlengkapan peledakan beserta gambar!

Peralatan yang biasa dipergunakan yaitu :


1. Blasting Machine
2. Multimeter
3. Cap Crimper
4. Leading Wire
5. Tamper
6. Korek api / penyulut

Blasting
Machine Tipe
Baterai

Multimeter

a. Untuk
kondisi
normal

Cramper

b. Untuk
peledakan
berat

Leading wire
Tamper

Peralatan yang biasa dipergunakan yaitu :


1. Detonator
2. Sumbu Api (Safety Fuse)
3. Sumbu Ledak (Detonating Fuse)

Detonator

Sumbu Api (Safety Fuse)

Sumbu Ledak (Detonating Fuse)

Proses pecahnya batuan dalam peledakan beserta gambar!


fase I (dynamic loading)
pada saat bahan peledak meledak, tekanan
tinggi yang ditimbulkan akan menghancurkan
batuan di daerah sekitar lubang tembak.
gelombang kejut yang meninggalkan lubang
tembak merambat dengan kecepatan 27505200 ft/detik akan mengakibatkan tegangan
tangensial yang menimbulkan rekahan yang
menjalar dari daerah lubang tembak.
rekahan radial pertama terjadi dalam waktu
1-2 ms.
fase II (quasi-siatic loading)
tekanan akibat lubang kejut yang
meninggalkan lubang tembak pada
proses pemecahan tahap I adalah
positif. apabila gelombang kejut
mencapai bidang bebas (free face).
gelombang tersebut akan dipantulkan.
bersamaan dengan itu tekanannya akan
turun dengan cepat dan kemudian
berubah
menjadi
negatif
serta
menimbulkan gelombang tarik (tension
wave). gelombang tarik ini merambat
kembali di dalam batuan. oleh karena
kuat tarik batuan lebih kecildaripada kuat
tekan, maka akan terjadi rekahanrekahan (primari failure cracks) karena
tegangan tarik yang cukup kuat,
sehingga menyebabkan terjadinya
slabbing atau spalling pada bidang
bebas. dalam proses pemecahan tahap I
dan II fungsi dari energi yang ditimbulkakn oleh gelombang kejut adalah membuat rekahan-rekahan
kecil pada batuan. secara teoritis jumlah energi gelombang kejut hanya berkisar antara 5-15 % dari
energi total bahan peledak. jadi gelombang kejut tidak secara langsung memecahkan batuan, tetapi
mempersiapkan batuan untuk proses pemecahan tahap akhir.
fase III (release of loading)
dibawah pengaruh tekanan sangat tinggi dari gas-gas hasil peledakan maka rekahan radial utama
(tahap II) akan diperbesar secara cepat oleh efek kombinasi dari tegangan tarik yang disebabkan
kompresi radial dan pembajian (pneumatic wedging). apabila massa di depan lubang tembak gagal
mempertahankan posisinya dan bergerak ke depan maka tegangan tekan tinggi yang berada dalam
batuan akan dilepaskan, seperti spiral kawat yang ditekan kemudian dilepas. akibatnya pelepasa
tegangan tekan ini akan menimbulkan tegangan tarik yang besar di dalam massa batuan. tegangan
tarik inilah yang melengkapi proses pemecahan batuan yang telah imulai pada tahap II. rekahan yang

terjadi dalam proses pemecahan tahap II merupakan bidang-bidang lemah yang membantu
fragmentasi utamma pada proses peledakan.

Gambarkan dimensi jenjang ledak tegak dan miring (beserta bagiannya)!

Jelaskan perbedaan rumus C.J. Konya, R.L. ASH & ICI


Rancangan menurut C.J. Konya
Burden dihitung berdasarkan lubang ledak, jenis batuan dan jenis bahan peledak yang diekspresikan dengan
densitasnya. Dirumuskan :
B = 3,15 X De X (e/r) Dimana :
B = Burden (ft), De = Diameter Bahan Peledak (inci), e = Berat Jenis Bahan Peledak , r = Berat Jenis Batuan.

Rancangan menurut R.L. ASH


Burden dihitung berdasarkan diameter lubang ledak dengan mempertimbangkan konstanta K B yang tergantung pada
jenis atau grup batuan dan bahan peledak. Dirumuskan :
KB = KB X AF1 X AF2

Dimana :

KB = Konstanta Burden, KB = Konstanta yang tergantung pada jenis atau grup batuan dan bahan peledak.
Catatan : AF1 & AF2 lihat di fotocopy peledakan dengan ka Agus

Rancangan menurut ICI Explosives


Menyarankan bahwa dalam merancang peledakan jenjang yang pertama dipertimbangkan adalah tinggi jenjang (H)
dan diameter lubang ledak (D), yaitu :
1. Tinggi jenjang (H) diseuaikan dengan kondisi batuan setempat, peraturan yang berlaku dan ukuran dari alat
muat yang digunakan. Secara empiris H = 60D 140D.
2. Burden (B) antar baris; B = 25D 40D
3. Spasi antar lubang ledak sepanjang baris (S); S = 1B 1,5B
4. Subgrade (J); J = 8D 12D
5. Stemming (T); T = 20D 30D
6. Powder Factor (PF); PF = Mass of explosive / Volume of rock
= (mass/m) X charge length / (B X S X H)
Burden (B) dan spasi (S) dapat berubah tergantung pada sekuen penyalaan yang digunakan yaitu :

Tipe penyalaan tergantung bahan peledak yang digunakan dan peraturan setempat yang berlaku.
Delay antara lubang ledak sepanjang baris yang sama disarankan minimal 4 ms permeter panjang spasi.
Delay minimum antar baris lubang yang berseberangan antara 4 ms 8 ms. Apabila lebih kecil dari angka ms
tersebut dikawatir tidak cukup waktu untuk batuan bergerak ke depan dan kosekuensinya bagian bawah tiap
baris material akan tertahan.
In hole delay direkomendasikan untuk meledak lebih dulu sampai seluruh surface delay terpropagasi
seluruhnya.

Anda mungkin juga menyukai