Anda di halaman 1dari 29

NAMA: TORDESILAS FERARA

NIM : DBD 114 128

MATA KULIAH: KISTALOGRAFI DAN


MINERALOGI
1. 14 Kisi Bravais Lattice
Ke empat belas macam kisi Bravais merupakan
konsekuensi dari kondisi simetri translasi. Ke empat belas
kisi Bravais dikelompokkan dalam tujuh sistem kristal,
masing-masing dicirikan oleh bentuk dan simetri dari sel
satuan. Sistem ini adalah Triklinik, monoklinik,
orthorhombic, tetragonal, kubik, heksagonal dan
trigonal(rhombohidral).
A. Sistem Isometrik / Kristal Kubus

Sistem Isometrik adalah sistem kristal yang paling simetri


dalam ruang tiga dimensi. Sistem ini tersusun atas tiga garis
kristal berpotongan yang sama panjang dan sama sudut potong
satu sama lain, sistem ini berbeda dengan sistem lain dari
berbagai sudut pandang. Sistem ini tidak berpolar seperti yang
lain, yang membuatnya lebih mudah dikenal. Kata isometrik
berarti berukuran sama, terlihat pada struktur tiga dimensinya
yang sama simetri, atau dikenal pula dengan sistem kristal kubus
atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada tiga dan saling tegak
lurus satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang
yang sama untuk masing-masing sumbunya.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Isometrik memiliki
axial ratio (perbandingan sumbu a = b = c, yang artinya panjang
sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu c. Dan
juga memiliki sudut kristalografi = = = 90). Hal ini berarti,
pada sistem ini, semua sudut kristalnya ( , dan ) tegak lurus
satu sama lain (90).
Krital kubus menurut bentuknya dibagi menjai 3(tiga) yaitu kubus
sederhana (simple cubic/ SC), kubus berpusat badan (body-
centered cubic/ BCC) dan kubus berpusat muka (Face-centered
Cubic/ FCC).

Berikut bentuk dari ketiga jenis kubus tersebut:

A. Kubus Sederhana (SC)


Pada bentuk kubus sederhana, masing-masing terdapat satu atom
pada semua sudut (pojok) kubus.

B. Kubus Berpusat Badan (BCC)

Pada kubus BCC, masing-masing terdapat satu atom pada semua


pojok kubus, dan terdapat satu atom pada pusat kubus (yang
ditunjukkan dengan atom warna biru).

C. Kubus Berpusat Muka (FCC)

Pada kubus FCC, selain terdapat masing-masing satu atom pada


semua pojok kubus, juga terdapat atom pada diagonal dari
masing-masing sisi kubus (yang ditunjukkan dengan atom warna
merah)

Gambar 1. Sistem Isometrik

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal,


sistem Isometrik memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 :
3. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu
b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c juga ditarik garis
dengan nilai 3 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan).

Sistem isometrik dibagi menjadi 5 Kelas :

1. Tetaoidal
Kelas : Ke-28, Simetri : 2 3
Elemen Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga

sumbu putar dua.


Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan
dengan a1, a2, dan a3
Sudut : Ketiga-tiganya 90o
Bentuk Umum : Tetartoidal yang unik, serta pyritohedron,
kubik, deltoidal dodecahedron, pentagonal dodecahedron,
rhombik dodecahedron, dan tetrahedron.
Mineral yang Umum : Changcengit, Korderoit, Gersdorffit,
Langbeinit, Maghemit, Micherenit, Pharmacosiderit, Ullmanit,
dan lain-lain.

2. Gyroida
Kelas : Ke-30, Simetri : 4 3 2
Elemen Simetri : Terdapat tiga sumbu putar empat, dan

empat sumbu putar tiga, dan enam sumbu putar dua


Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan
dengan a1, a2, dan a3
Sudut : Ketiga-tiganya 90o
Bentuk Umum : Kubik, octahedron, dodecahedron, dan
trapezohedron, serta yang jarang trisoctahedron dan
tetraheksahedron.
Mineral yang Umum : Cuprit, Voltait, dan Sal Amoniak.
3. Diploida
Kelas : Ke-29, Simetri : 2/m 3bar
Elemen Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga

sumbu putar dua, dan tiga bidang kaca dan satu pusat.
Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan
dengan a1, a2, dan a3
Sudut : Ketiga-tiganya 90o
Bentuk Umum : Diploid dan pyritohedron dan juga kubik,
octahedron, rhombik dodecahedron, trapezohedron dan
yang jarang trisoctahedron.
Mineral yang Umum : Pyrite, Kobaltit, Kliffordit, Haurit,
Penrosit, Tychit, Laurit, dan lain-lain
4. Hextetrahedral
Kelas : Ke-31, Simetri : 4bar 3/m
Elemen Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga

sumbu putar empat, dan enam bidang kaca.


Sumbu Kristal : Tiga sumbu sama panjang yang disebut a1,
a2, dan a3.
Sudut : Ketiga-tiganya 90o
Bentuk Umum : Empatsisi, tristetrahedron, deltoidal
dodecahedron, dan hekstetrahedron serta yang jarang kubik,
rhombik dodecahedron dan tetraheksahedron.
Mineral yang Umum : Sodalit, Sphalerit, Domeykit, Hauyne,
Lazurit, Rhodizit, dan lain-lain.

5. Hexoctahedral
Kelas : Ke-32, Simetri : 4/m 3bar 2/m
Elemen Simetri : Merupakan kelas yang paling simetri untuk

bidang tiga dimensi dengan empat sumbu putar tiga, dan


tiga sumbu putar dua, dan sumbu putar dua, dengan
sembilan bidang utama dan satu pusat.
Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan
dengan a1, a2, dan a3
Sudut : Ketiga-tiganya 90o
Bentuk Umum : Kubik, bidang delapan, bidang duabelas, dan
trapezium. Dan kadang-kadang trisoktahedron,
tetraheksahedron, dan heksotahedron.
Mineral yang Umum : Flurit, Galena, Intan, Tembaga, Besi,
Timah, Platina, Perak, Emas, Halit, Bromargyrit, Kllorargirit,
Murdosit, Piroklor, kelompok Garnet, sebagian besar
kelompok Spinel, Uraninit dan lain-lain.

Beberapa contoh mineral dengan system kristal Isometrik ini


adalah gold, pyrite, galena, halite, Fluorite (Pellant, chris: 1992).
B. Sistem Tetragonal

Sama dengan system Isometrik, sistem kristal ini


mempunyai 3 sumbu kristal yang masing-masing saling tegak
lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang sama.
Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih
pendek. Tapi pada umumnya lebih panjang.

Pada kondisi sebenarnya, Tetragonal memiliki axial ratio


(perbandingan sumbu) a = b c , yang artinya panjang sumbu a
sama dengan sumbu b tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga
memiliki sudut kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada
sistem ini, semua sudut kristalografinya ( , dan ) tegak lurus
satu sama lain (90).
Gambar 2. Sistem Tetragonal

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal,


sistem kristal Tetragonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c =
1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada
sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis
dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan).

Sistem tetragonal dibagi menjadi 7 kelas:

1. Trapezohedral/ Trapezohedral
Kelas : Ke-26, Simetri : 4/m 2/m 2/m
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, dua

sumbu putar dua, semuanya berpotongan tegak lurus ke


sumbu putar lain.
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan a1 keduanya sama,
dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau
pendek dari kedua sumbu lainnya.
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
Bentuk Umum : Tetragonal trapezohedron, ditetragonal
prism, tetragonal prism, tetragonal dipyramid, dan basal
pinakoid.
Mineral yang Umum : Wardit dan Kristobalit.
2. Ditetragonal Piramid/ Ditetragonal Pyramidal
Kelas : Ke-25, Simetri : 4/m
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat dan
empat bidang simetri.
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama,
dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau
pendek dari kedua sumbu lainnya.
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
Bentuk Umum : Ditetragonal pyramid, ditetragonal prism,
tetragonal prism, tetragonal pyramid, dan pedion.
Mineral yang Umum : Diaboleit, Diomignit, Fresnoit,
ematophanit, dan Routhierit.
3. Skalenohedral / Scalahedral
Kelas : Ke-24, Simetri : 4bar 2/m
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, dan dua

sumbu putar dua, dan dua bidang simetri.


Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama,
dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau
pendek dari kedua sumbu lainnya.
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
Bentuk Umum : Tetragonal scalahedron, disphenoid,
ditetragonal prism, tetragonal prism, tetragonal dipyramid,
dan pinakoid.
Mineral yang Umum : Kalkopirit dan Stannit termasuk
Akermanit, Hardistonit, Melilit, Urea, Luzonit, Pirquitasit,
Renierit, dan Tetranatrolit

4. Ditetragonal Bipiramid/ Ditetragonal Dipyramidal


Kelas : Ke-27, Simetri : 4/m 2/m 2/m
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, sumbu

putar dua, lima sumbu simetri.


Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan a1 keduanya sama,
dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau
pendek dari kedua sumbu lainnya.
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
Bentuk Umum : Ditetragonal dipiramid, tetragonal dipiramid,
ditetragonal prism, tetragonal prism, dan basal pinakoid.
Mineral yang Umum : Apophylit, Autunit, Meta-Autunit,
Torbernit, Meta-Torbernit, Xenotime, Carletonit, Plattnerit,
Zircon, Hausmannit, Pyrolusit, Thorite, Anatase, Rilit,
Casiterit dan lain-lain.
5. Tetragonal Dipyramidal
Kelas : Ke-23, Simetri : 4/m
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat dan satu

bidang simetri.
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan a1 keduanya sama,
dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau
pendek dari kedua sumbu lainnya.
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
Bentuk Umum : Tetragonal dipiramid, tetragonal prism, dan
pinakoid.
Mineral yang Umum : Scapolit, Wulfenite, Vesuvianit,
Powellit, Narsarsukit, Meta-Zeunerit, Leucit, Fergusonit, dan
Scheelit
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Tetragonal ini
adalah rutil, autunite, pyrolusite, Leucite, scapolite (Pellant, Chris:
1992) dan Kalkopirit (atau tembaga-besi sulfida).

6. Tetragonal Disphenoidal
Kelas : Ke-22, Simetri : 4bar
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat.
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama,
dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau
pendek dari kedua sumbu lainnya.
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
Bentuk Umum : Tetragonal disphenoidal, tetragonal prism,
dan pinakoid.
Mineral yang Umum : Cahnit, Minium, Nagyagit, Tugtupit,
dan beberapa yang jarang seperti Krookesit, Meliphanit,
Schreibersit, dan Vincentit.
7. Tetragonal Pyramidal
Kelas : Ke-21, Simetri : 4
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat.
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama,

dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau


pendek dari kedua sumbu lainnya.
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
Bentuk Umum : Tetragonal piramid, tetragonal prism, dan
pedion.
Mineral yang Umum : Wulfenit (diragukan), Pinnoit, Piypit
dan Richelit.
C. Sistem Hexagonal

Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c


tegak lurus terhadap ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d
masing-masing membentuk sudut 120 terhadap satu sama lain.
Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan panjang c
berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih
panjang).

Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki


axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d c , yang artinya
panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan
sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki
sudut kristalografi = = 90 ; = 120. Hal ini berarti, pada
sistem ini, sudut dan saling tegak lurus dan membentuk sudut
120 terhadap sumbu .
Gambar 3 Sistem Hexagonal

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal,


sistem Hexagonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 :
6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu
b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan
nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan).

Sistem ini dibagi menjadi 7:

Hexagonal Piramid

Kelas : ke-14
Simetri : 6
Elemen Simetri : hanya terdapat 1 sumbu putar enam.

Hexagonal Bipramid

Kelas : ke-16
Simetri : 6/m
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang
simetri

Dihexagonal Piramid

Kelas : ke-18
Simetri : 6 m m
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 bidang
simetri

Dihexagonal Bipiramid
Kelas : ke-20
Simetri : 6/m 2/m 2/m
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu
putar dua, 7 bidang simetri masing-masing berpotongan
tegak lurus terhadap salah satu sumbu rotasi dan satu pusat

Trigonal Bipiramid

Kelas : ke-1
Simetri : 6bar (ekuivalen dengan 6/m)
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang
simetri

Ditrigonal Bipiramid

Kelas : ke-17
Simetri : 6bar 2m
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 3 sumbu
putar dua, dan 4 bidang simetri

Hexagonal Trapezohedral

Kelas : ke-19
Simetri : 6 2 2
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu
putar dua
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini
adalah quartz, corundum, hematite, calcite, dolomite, apatite.
(Mondadori, Arlondo. 1977)dan beril.
D. Sistem Trigonal

Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini


mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa
ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal Hexagonal.
Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya,
bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang
terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan
menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik
sudutnya.

Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio


(perbandingan sumbu) a = b = d c , yang artinya panjang
sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi
tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi
= = 90 ; = 120. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut dan
saling tegak lurus dan membentuk sudut 120 terhadap sumbu
.

Gambar 4 Sistem Trigonal


Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal,
sistem kristal Trigonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 :
3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada
sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis
dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan).

Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas:

Trigonal Pyramid
Trigonal Trapezohedral

Kelas : ke-12
Simetri : 3 2
Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar
dua.

Ditrigonal Piramid

Kelas : ke-11
Simetri : 3m
Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga dan 3 bidang
simetri

Ditrigonal Skalenohedral
Kelas : ke-13
Simetri : 3bar 2/m
Elemen Simetri : ada 1 bidang putar tiga, 3 bidang putar
dua, 3 bidang simetri

Rombohedral

Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Trigonal ini


adalah tourmaline dan cinabar (Mondadori, Arlondo. 1977)

Gbr.tourmaline and quartz

E. Sistem Orthorhombik

Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3


sumbu simetri kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang
lainnya. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang
berbeda.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Orthorhombik
memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c , yang
artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang
atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut
kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem ini, ketiga
sudutnya saling tegak lurus (90).

Gambar 5 Sistem Orthorhombik

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal,


sistem Orthorhombik memiliki perbandingan sumbu a : b : c =
sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran
panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar
sumbunya a+^b = 30. Hal ini menjelaskan bahwa antara
sumbu a+ memiliki nilai 30 terhadap sumbu b.

Sistem ini dibagi menjadi 3 kelas:


Bisfenoid

Kelas : ke-7
Simetri : 2 2 2
Elemen Simetri : ada 3 sumbu putar

Piramid

Kelas : ke-6
Simetri : 2 m
Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar dua dan 2 bidang

Bipiramid

Kelas : ke-8
Simetri : 2/m 2/m 2/m
Elemen Simetri : ada 3 sumbu putar dua dengan sebuah
bidang simetri yang berpotongan tegak lurus dengan ketiga
sumbu dan sebuah pusat.

Beberapa contoh mineral denga sistem kristal Orthorhombik ini


adalah stibnite, chrysoberyl, aragonite dan witherite (Pellant,
chris. 1992) dan topas.
F. Sistem Monoklinik

Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring


dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap
sumbu n; n tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak
tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai
panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling
panjang dan sumbu b paling pendek.
Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki axial
ratio (perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang
sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda
satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90
. Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut dan saling tegak lurus
(90), sedangkan tidak tegak lurus (miring).
Gambar 6 Sistem Monoklin

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal,


sistem kristal Monoklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c =
sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran
panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar
sumbunya a+^b = 30. Hal ini menjelaskan bahwa antara
sumbu a+ memiliki nilai 45 terhadap sumbu b.

Sistem Monoklin dibagi menjadi 3 kelas:

Sfenoid
Kelas : ke-4
Simetri : 2
Elemen Simetri : 1 sumbu putar

Doma
Kelas : ke-3
Simetri : m
Elemen Simetri : 1 bidang simetri
Prisma
Kelas : ke-5
Simetri : 2/m
Elemen Simetri : 1 sumbu putar dua dengan sebuah bidang
simetri yang berpotongan tegak lurus
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Monoklin ini adalah
azurite, malachite, colemanite, gypsum, dan epidot (Pellant,
chris. 1992) dan augit.
G. Sistem Triklinik

Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan


yang lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang
masing-masing sumbu tidak sama.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki axial
ratio (perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang
sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda
satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi =
90. Hal ini berarti, pada system ini, sudut , dan tidak saling
tegak lurus satu dengan yang lainnya.

Gambar 7 Sistem Triklinik

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal,


Triklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang.
Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang
pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar
sumbunya a+^b = 45 ; b^c+= 80. Hal ini menjelaskan
bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45 terhadap sumbu b
dan b membentuk sudut 80 terhadap c+.

Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas:

Pedial
Kelas : ke-1
Simetri : 1
Elemen Simetri : hanya sebuah pusat

Pinakoidal

Kelas : ke-2
Simetri : 1bar
Elemen Simetri : hanya sebuah pusat

Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Triklin ini adalah


albite, anorthite, labradorite, kaolinite, microcline dan anortoclase
(Pellant, chris. 1992)
Gbr. Felspar albit
2. Pengertian P, C, F, I dalam system kisi Bravais
Lattice
Primitif (P): titik-titik kisi di sudut sel saja (kadang-
kadang disebut sederhana)
Tubuh-Centered (I): titik-titik kisi di sudut sel dengan
satu poin tambahan di tengah sel
Face-Centered (F): titik-titik kisi di sudut sel dengan
satu poin tambahan di pusat masing-masing wajah
sel
Base-Centered (A, B, atau C): titik-titik kisi di sudut
sel dengan satu poin tambahan di pusat setiap wajah
satu pasang wajah paralel sel
Rhombohedral (R): titik-titik kisi di sudut sel hanya di
mana a = b = c dan = = 90 (kasus khusus
untuk sistem kisi rhombohedral )

Anda mungkin juga menyukai