sakit
Swedia.
Register
Kelahiran
Swedia
mengandung
informasi
medis
hampir
seluruh
kelahiran
di
Swedia
(
melingkupi
hampir
99%
).
Semua
kelahiran
diatas
usia
kehamilan
28
minggu
dimasukkan
baik
lahir
hidup
maupun
lahir
mati.
Pencatatan
standar
digunakan
pada
semua
klinik
antenatal,
semua
tempat
bersalin
dan
semua
pemeriksaan
pediatrik
pada
bayi-
bayi
baru
lahir
di
ruangan
maternitas.
Salinan
dari
pencatatan
ini
dikirim
Ke
Kementerian
Kesehatan
Dan
Kesejahteraan
,
dimana
informasi
ini
disimpan
secara
elektronik.
Sebanyak
16.605
wanita
terdiagnosa
prolaps
organ
panggul
(
ICD
9
,
n=
618
,
ICD
10
,
n
=
N
81
)
dan
setiap
wanita
yang
melahirkan
antara
1973
dan
2004
diidentifikasi.
Tidak
ada
data
yang
dieksklusi.
Bagi
wanita
yang
terdiagnosa
prolaps
organ
panggul
lebih
dari
satu
kali
,
hanya
diagnosis
pertama
yang
dihitung.
Wanita
yang
terdiagnosis
prolaps
organ
panggul
pertama
kali
setelah
lebih
dari
365
hari
dari
persalinan
terakhir,
wanita
yang
terdiagnosa
prolaps
organ
panggul
pada
usia
lebih
dari
60
tahun
dikeluarkan
dari
penelitian.
Peneliti
menggunakan
titik
potong
umur
ini
dikarenakan
,
kelompok
ini
melahirkan
dibawah
tahun
1973
sebelum
registrasi
kelahiran
dibuat,
sehingga
informasi
mengenai
metode
persalinan
dan
paritas
mereka
tidak
ada.
Pada
akhir
penelitian
didapatkan
15.007
kasus
dengan
RBseencH
www.AJOG.org
General Gynecology
1973-20M
Ihe firs{ pmlapse diagnoses
before
195
>
60 y at first tliagnosis
tte
with
prolapse
1139
15,007
eramination
Table 2 strows the demographic char-
trance
and exit. For each womaa, the
prolapse
acteristics pada
of the case
withwaktu
with pelvic
organ
more than
Semua
rumah
sakit
di
Swedia
diikutsertakan
penelitian
ini
dan
penelitian
Soup, those
once, only the first diagrrosis was pelvic organ prolapse, and the control time for the study entrance was set at Jan
(whan the HDR started) or at the
1, 1987
panjang,
kriteria
diagnostik
tidak
dilakukan,
namun
didiagnosa
pro- ini
counted. standarisasi
Women also had
those
with no pelvic
to have
had group,
organkondisi
their first diagnosis ofpelvic organ pro- lapse. Compared with the controls, date ofthe last delivery {ifafter 1987)
setelah
pemeriksaan
panggul
dilakukan.
lapse more thau 365 days after the last womsn in the case group wre likely to The time for the sfudy exitwas set at the
date ofthe frst diagnosis ofpelvic organ
labor 2
because
symptomskarakteristik
of pelvic organ
be born pada
before setiap
1950, were
more likely
to ,
baik
Tabel
menunjukkan
demografi
kelompok
kasus
kelompok
prolapse maydevel,op sho*lyafter deliv- have delivered during the 1970s or prolapsg the date the women turned 60
years old,kontrol
or oa the Dec, 31, 2004 (when
dengan
prolaps
organ
pelvic
atau
kelompok
kontrol.
Dibandingkan
dengan
kelompok
,
wanita
pada
kelompok
kasus
lahir
sebelum
tahun
1950,
yang
kemungkinan
banyak
which event
happened frst The wom
e18 (6.1)
27,868 {1.9)
Am
AhstetGfecolm$.
eramination
Table 2 strows the demographic characteristics of the case Soup, those with
Bebrc 1940
e18 (6.1)
27,868 {1.9)
1940{949
8316 (55.4)
290,195 (20.1)
1950-1959
4505 (30.0)
t960-1ffi
1174
1970 or after
4m,7671?9.81
r.8)
,li|6,960 {30.2}
94 (0.6)
259,758 (18.0)
Rssurrs
of pelvic
1973-1979
7336 t18.S)
31s,zu{21.9}
1980-1S8S
5fr12 (35.5)
374,017 {25.9)
1990-1999
2114 (14.11
446,194 (30.9)
2000-2004
225fls)
308,497 {21.4}
6558 (43.4
508,939 {35.2)
5104 (34-0)
625,819 {433)
2432(16.21
237,605 (16.4)
prolapse.
>4
Larrcott
el3
rld+
(6.1)
72,185 (s.0)
ies and
I or more
Odds
ratio
(ORs)
didapatkan
dengan
menggunakan
prosedur
Mantel
Haenzsel.
Stratifikasi
243,e2 Ans*nnJounrdof Obsbtbs eG1meologt MARCH 2@
dibuat
dengan
tahun
kelahiran
pasien
(
interval
2
tahun
),
tahun
saat
terakhir
bersalin
(
interval
1
tahun
)
dan
paritas
saat
persalinan
terakhir,
internal
konfidens
yang
digunakan
sebesar
95%
dihitung
dengan
metode
Miettinen.
Sebagai
komplemen
dari
analisa
Mantel
Haenzsel
maka
analisis
Cox
ditambahkan
untuk
memperkirakan
ratio
hazard
untuk
prolaps
organ
panggul
setelah
persalinan
terakhir.
Waktu
terkena
risiko
pada
setiap
wanita
didata
dengan
menghitung
jumlah
hari
antara
tanggal
perorangan
saat
masuk
ke
penelitian
dan
akhir
penelitian
.
Untuk
setiap
wanita
,
waktu
memasuki
penelitian
diatur
pada
tanggal
1
Januari
1987
(
ketika
HDR
dimulai
)
atau
tanggal
persalinan
terakhir
(
jika
setelah
tahun
1987
).
Waktu
yang
ditentukan
untuk
keluar
penelitian
yaitu
tanggal
saat
pertama
kali
terdiagnosis
prolaps
organ
panggul
,
tanggal
wanita
berusia
60
tahun
,
atau
pada
31
Desember
2004
(
ketika
pengaturan
data
dikumpulkan
),
tergantung
yang
terjadi
mana
yang
lebih
dahulu.
Umur
wanita
saat
memasuki
penelitian
dimasukkan
dalam
analisis
Cox
sebagai
variabel
kontinu,
dimana
jenis
cesarean sectio
persalinan
(
sectio
caesarea
saja
atau
pervaginam
saja
)
dan
paritas
dimasukkan
dalam
klas
variabel.
Penelitian
ini
telah
disetujui
oleh
Komite
Etik
di
Karolinska
Institute
Stockholm
Sweden.
Hasil
Pada
penelitian
ini
didapatkan
pasien
yang
terdiagnosis
prolaps
organ
panggul
sebanyak
78.2%
telah
menjalankan
operasi
untuk
prolaps
organ
panggul
.
Selama
masa
penelitian
,
angka
kejadian
persalinan
dengan
alat
sebesar
7%
dan
ruptur
sphincter
ani
sebanyak
3%
pada
wanita
dengan
persalinan
pervaginam.
Persalinan
dengan
alat
tidak
lebih
sering
pada
wanita
dengan
prolaps.
Hasil
dari
metode
persalinan
dengan
atau
tanpa
prolaps
organ
panggul
dapat
dilihat
di
tabel
3.
Hanya
sebanyak
2%
dari
wanita
terdiagnosis
prolaps
organ
panggul
,
tidak
menjalankan
persalinan
pervaginam
dan
satu
atau
lebih
sectio
caesarea
saja,
sedangkan
9%
tanpa
prolaps.
Sehingga
,
wanita
dengan
prolaps
organ
panggul
secara
signifikan
lebih
sering
terjadi
pada
wanita
dengan
persalinan
pervaginam.
Angka
OR
kasar
untuk
prolaps
organ
panggul
(
sectio
caesarea
VS
persalinan
pervaginam
)
secara
signifikan
dibawah
1.
Walaupun
besarnya
pengaruh
dari
tahun
kelahiran
ibu,
paritas,
dan
tahun
dari
persalinan
terakhir
telah
diteliti,dan
disesuaikan
namun
OR
kasarnya
hampir
identik.
Oleh
karena
itu,
dapat
dilihat
adanya
pengurangan
secara
signifikan
pada
risiko
prolaps
organ
panggul
pada
pasien
yang
menjalankan
sectio
caesarea
bila
dibandingkan
dengan
persalinan
pervaginam.
Analisa
Cox
menunjukkan
bahwa
secara
keseluruhan
ratio
hazard
(
sectio
caesarea
vs
pervaginam
saja
)
setelah
dikontrol
usia
wanita
dan
paritas
adalah
0.20
(
0.18-0.22
)
,
adalah
sama
dengan
OR
yang
didapat
dari
analisis
Mantel
Haenzsel.
Diantara
wanita
yang
hanya
menjalankan
persalinan
pervaginam
ditemukan
hubungan
yang
kuat
dan
linear
antara
paritas
dengan
risiko
prolaps
organ
panggul.
Diantara
wanita
hanya
menjalankan
sectio
caesarea
tanpa
persalinan
pervaginam
tidak
didapatkan
hubungan.
Sehingga
efek
protektif
dari
sectio
caesarea
terhadap
prolaps
organ
panggul
pervaginam
lebih
bermakana
pada
wanita
multipara
dibanding
primipara
(
OR
0.063;
95%
IK
,
0.05-0.081
dan
OR
0.26;95%
IK,
0.23-0.29,
secara
bersamaan
)
Sebaliknya
hanya
1%
dari
wanita
dengan
persalinan
pervaginam
menjadi
prolapas
organ
panggul
selama
periode
penelitian
.
www.AtOG.org
General Gynecology
PrulaBe
{n = l5SO4
n(%)
Mode of delirery
llo pdapoe
= 1,fi45t18}
{n
Adiusbd 0R
Crude0F (s%Cl)
n(%)
7S1
CS only
281
fic ode
drr
{5.3)
(1.9)
MiMi$
Inrss*
C,e*ru.n sutim
l0r
RESEARCH
108,212
127,668
rM
C/.6)
(8.9)
}w dttrfl }rff
0f
r.fi)
0.63
0.75 (0.69-0.81)
0.19
0.18 {0.16-0.20)
h$ ddiwy. ad saityd
ld
divery,
whereas in women with no pelvic organ
Komentar
CotvttvtBNt
Penelitian
menunjukkan
caesarea
berhubungan
dengan
yang
The
lebih
deliveries.
odds ratios
almost 9%.ini
pelvic or-sectio
Thus,
women with bahwa
section
is associated
with a lower
risk ofrisiko
penelitian
engatakan
adanya
lebih
pada
sfudies
pasien
suggest
yang
menjalankan
partus
ORs werem
identical.
almost
Thus,risiko
thereyang
wbo
hadtinggi
not, Some
a with the dia$osis of pelvic organ pro
appeared to be asignficant reduction in higher risk of pelvic floor damage in
lapse terhitung
were admitted to hospital in Swe
percobaan,
di
sisi
yang
lain
apabila
pembedaan
ini
dapat
dilakukan
maka
risiko
the risk of pelvic organ prolapse inthose
those who have had a trial of labor. On den after th*
of 6O yars and 209
whodidapatkan
had undergone
"9"
cesaran
the other hand if this distinction had before this age.2a
yang
mungkin
lebih
section
rendah
lagi.
hazard ratio,
only vsriwayat
We kwere
unable
to identifrother
but whether
this has affected our result
organ
panggul
termasuk
section
diantaranya
eluarga,
obesitas,
operasi
gpoinekologi,
merokok
vaginal births only) controlling for tentially confounding factors for pelvic isunknown.
woment
paritf (seePenelitian
age and
Materiak lain
prolapse
atau
penyakit
paru-paru.
membuktikan
ini
delivery h-as been th
organ telah
induding familybahwa
history faktor-faktor
Because vaginal
(cesarean
association between parity and the risk going vaginal ddivery more often than tion are small and have come to dive
Gejala
prolaps
organ
panggul
biasanya
terjadi
setelah
menopause,
oleh
karena
itu
of pelvic
organ prolErse was found (Fig- cesarean section, this
have affected
may
ure). Amongwomen
hadphad
a ce-adalah
our results.
interviews
or self-rqrorted question
diperlukan
follow-up
who
jangka
anjang
suatu
keharusan.
Kebanyakan
wanita
mendapat
sarean section but no vaginal births, no
Syrnptoms of pelvic organ prolapse naires, asking about symptoms of pelv
haid
pada
usia
50
tahun.
Dikarenakan
design
mengeksklusi
suchterakhir
association
could
besekitar
found. Thus,
usually
develop after
the penelitian
menopause, ini
organ
prolapse, found conflicting ev
the protective effect of cesarean section which is why a long period of follow-up dence as to whether cesarean section
wanita
dengan
usia
lebih
60
tahun,
penelitian
ini
tidak
dapat
membedakan
apakah
wanita
on pelvic organ prolapse was more profor this condition is mandatory. Most protective.3'r2'14
nounced
among multiparous
womenada
women
have
their last
periodpanggul
aroundthe
Maclennan
yang
menjalankan
sectio
caesarea
gejala
prolaps
organ
dibanding
dengan
et al3 interviewed 154
than among primiparous (O& 0.063; age of50 years. Because ofthe desigrr of women and showed that both cesarea
persalinan
pervaginam
setelah
usia
60
our
tahun.
penelitian
dengan
follow
up
deliverywere assoc
950/6 CI,0.05-0.081
and OR,
A.26;95o/a
study,Hanya
which excluded
women
overwaktu
section
and vaginal
Cl, 0.23 -0.29, respectively).
the age of 60 years" we were unable to ated with s:ymptoms of pelvic floor dys
yang
lebih
lama
memungkinkan
untuk
menilai
hal
ini.
Pada
tahun
2003
sebanyak
3705
On the other han4 only about 10z6 of determine whether womn who have function, and there was no difference be
vaginally
present
delivered
women
developed
a cesarean
with setelah
section
tween acute
wanita
dengan
diagnosis
prolaps
organ
had
panggul
dirawat
di
RS
di
Swedia
usia
and
60
elective cesarean births
pelvic organ prolapse during the study spnptom$ of pelvic organ prolap$ to a In the studies by Lukacz et all2 and Te
tahun
dan
095
wthe
anita
usia
60
tlesser
ahun.
(ie2before
period
agesebelum
of60 years).
extent than women with vaginal gerstedt et al,1n 4458 and 5489 women
MARffi AXXI
masalah
ini.
Bahkan
pada
nullipara
terkadang
terjadi
prolaps
organ
panggul.
Hanya
1%
dari
wanita
yang
menjalankan
persalinan
pervaginam
pada
penelitian
ini
terjadi
prolaps
organ
panggul
sebelum
usia
60
tahun.
Prolaps
organ
panggul
merupakan
penyakit
multifaktor,
dimana
design
penelitian
untuk
menentukan
semua
faktor
yang
berkontribusi
adalah
sulit.
Keuntungan
dan
risiko
portensial
dari
scar
caesar
berulang
harus
dipertimbangkan
terhadap
terjadinya
prolaps
organ
panggul.
Keputusan
pada
metode
persalianan
dapat
kompleks
,
oleh
karena
itu
informasi
akurat
harus
diberikan
pada
wanita
yang
meminta
sectio
caesarea.
Di
masa
yang
akan
datang,
penelitian
dengan
follow
up
lebih
panjang
dengan
kontrol
terhadap
faktor
perancu
selain
paritas
dan
umur
akan
menolong
untuk
menjelaskan
hubungan
antara
metode
persalinan
dengan
prolaps
organ
panggul.