Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gagal Ginjal Kronik dengan
tepat waktu Makalah ini berisikan tentang informasi pengertian, etiologi, ptogenesis,
epidemiologi, patofisiologis, gejala, diagnosa, gambaran laboratorium dan implikasi terhadap
gizi, serta cara pengobatan Gagal Ginjal Kronik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar.i
Daftar Isi..ii
Abstrakiii
BAB I: PENDAHULUAN.1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Permasalahan..1
1.3 Tujuan Penelitian....1
1.4 Manfaat Penelitian..1
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA.2
2.1 Kerangka Teori....2
2.2 Kerangka Konsep
BAB III: METODELOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
3.2
BAB IV: PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Daftar Pustaka.
Abstrak
Ginjal adalah salah satu organ utama system kemih atau uriner yang bertugas menyaring
dan membuang cairan sampah metabolisme dari dalam tubuh. Seperti diketahui, setelah sel sel
tubuh mengubah makanan menjadi energi, maka akan dihasilkan pula sampah sebagai hasil
sampingan dari proses metabolisme tersebut yang harus dibuang segera agar tidak meracunia
tubuh. Sebagian lagi melalui ginjal bersama urin, dan sisanya melalui kulit dibawah keringat.
Gagal ginjal kronik (GGK) mengambarkan suatu keadaan ginjal yang abnormal baik
secara struktural maupun fungsinya yang terjadi secara progresif dan menahun, umumnya
bersifat ireversibel. Sering kali berakhir dengan penyakit ginjal terminal yang menyebabkan
penderita harus menjalani dialisis atau bahkan transplantasi ginjal. Penyakit ini sering terjadi,
seringkali tanpa disadari dan bahkan dapat timbul bersamaan dengan berbagai kondisi (penyakit
kardiovaskular dan diabetes).
Kata Kunci : Gagal Ginjal Kronik
Abstract
Kidney is one of the main organs of the urinary system or urinary duty filter and
dispose of waste fluids from the body 's metabolism . As is known , after the cell -cell of the body
convert food into energy , it will produce also waste as a byproduct of the metabolic processes
that must be removed immediately in order not meracunia body . Partly through the kidneys with
urine , and the remainder through sweat under the skin .
Chronic renal failure ( CRF ), a portrait of an abnormal kidney condition both
structurally and functionally occurring and chronic progressive , generally irreversible . Often
ends with terminal kidney disease that causes patients to undergo dialysis or even a kidney
transplant. The disease occurs frequently, often without realizing it , and can even occur
simultaneously with various conditions ( cardiovascular disease and diabetes ) .
Key word: Chronic renal failure
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu penurunan fungsi ginjal yang cukup berat terjadi
perlahan dalam waktu yang lama (menahun) disebabkan oleh berbagai penyakit ginjal,
bersifat progresif dan umumnya tidak dapat pulih. Pada tahap awal gagal ginjal kronik sering
kali tidak menunjukkan gejala, sampai 75 % fungsi ginjal hilang (Syamsir, 2007). Ginjal
bertugas menyaring zat-zat buangan yang dibawa darah agar darah tetap bersih, dan
membuang sampah metabolisme tersebut agar sel-sel tubuh tidak menjadi lemah akibat
keracunan. Zat-zat tersebut berasal dari proses normal pengolahan makanan yang dikonsumsi
dan dari pemecahan jaringan otot setelah melakukan suatu kegiatan fisik. Tubuh akan
memakai makanan sebagai protein dan perbaikan jaringan sel tubuh. Setelah tubuh
mengambil secukupnya dari makanan tersebut sesuai dengan keperluan untuk mendukung
kegiatan, sisanya akan dikirim ke dalam saraf untuk kemudian disaring di ginjal.
Prevalensi gagal ginjal kronik di US mencapai 10% pada usia dewasa. Insidens gagal
ginjal kronik pada usia 20-60 tahun adalah 0,5%. Beberapa factor yang dianggap
berhubungan adalah penyakit diabetes mellitus, hipertensi, penyakit kardiovaskuler, obesitas,
kadar kolesterol yang tinggi, lupus dan riwayat penyakit dalam keluarga. Risiko kejadian
gagal ginjal kronik meningkat seiring dengan meningkatnya umur, terutama mengenai pada
pria.
1.2 Rumusan Masalah
Apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gagal ginjal kronik
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian gagal ginjal kronik
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan atau referensi serta bisa
menambah wawasan dan pengetahuan sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori
Gagal ginjal kronis merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang yang progresif dan
ireversibel yang berasal dari berbagai penyebab. Perjalanan gagal ginjal tahap akhir hingga tahap
terminal bervariasi dari 2-3 bulan hingga 30-40 tahun. Penyebab gagal ginjal kronis menjadi
delapan kelas yaitu: 1).Penyakit infeksi tubulointerstisial seperti pielonefritis kronik atau refluks
nefropati; 2).Penyakit peradangan seperti glomerulonefritis; 3).Penyakit vaskular hipertensif
seperti nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna, dan stenosis arteria renalis; 4).Gangguan
jaringan ikat seperti lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa, dan sklerosis sistemik
progresif ; 5).Gangguan kongenital dan herediter seperti penyakit ginjal polikistik dan asidosis
tubulus ginjal; 6).Penyakit metabolik seperti diabetes mellitus, gout, hiperparatiroidisme, dan
amiloidosis; 7).Nefropati toksik akibat penyalahgunaan analgesik dan nefropati timah;
Universitas Sumatera Utara 8).Nefropati obstruktif pada traktus urinarius bagian atas seperti batu
ginjal, neoplasma, fibrosis retroperitoneal dan nefropati obstruktif pada traktus urinarius bagian
bawah seperti hipertrofiprostat, anomali kongenital leher vesika urinaria dan uretra. Selain
penyebab tersebut ada empat faktor risiko utama dalam perkembangan gagal ginjal tahap akhir
yaitu usia, ras, jenis kelamin, dan riwayat keluarga. Gagal ginjal tahap akhir yang disebabkan
oleh nefropati hipertensif 6,2 kali lebih sering terjadi pada orang Afrika-Amerika daripada orang
kaukasia. Secara keseluruhan insiden gagal ginjal tahap akhir lebih besar pada laki-laki yaitu
56,3% daripada perempuan 43,7%.
Manifestasi Klinis Gagal Ginjal Kronis
Berbagai perubahan yang terjadi pada gagal ginjal kronis akan mempengaruhi kondisi
pasien. Apabila GFR menurun 5-10% dari keadaan normal dan terus mendekati nol, maka pasien
akan menderita sindrom uremik. Sindrom uremik merupakan suatu kompleks gejala yang terjadi
akibat atau berkaitan dengan retensi metabolik nitrogen karena gagal ginjal. Sindrom ini ditandai
dengan peningkatan limbah nitrogen di dalam darah, perubahan fungsi pengaturan yang
menyebabkan gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa dalam tubuh yang pada
keadaan lanjut akan menyebabkan gangguan fungsi pada semua sistem organ tubuh. Gagal ginjal
ditandai dengan berbagai jenis gangguan biokimia. Salah satu gangguan biokimia akibat sindrom
uremik yaitu asidosis metabolik berupa pernapasan Kussmaul. Pernapasan Kussmaul adalah
pernapasan yang dalam dan berat, yang timbul karena kebutuhan untuk meningkatkan ekskresi
karbon dioksida. Selain asidosis metabolik, pada gagal ginjal kronis juga terjadi
ditujukan untuk meredakan atau memperlambat perburukan progresif fungsi ginjal dan tahap
kedua yaitu tindakan untuk mempertahankan kehidupan dengan dialisis dan transplantasi ginjal.
Prinsip-prinsip penatalaksanaan konservatif didasarkan pada batas ekskresi yang dapat dicapai
ginjal yang terganggu. Tindakan konservatif berupa diet, pembatasan cairan, dan konsumsi obatobatan. Pada gagal ginjal kronis tahap akhir dibutuhkan tindakan yang bisa mengganti fungsi
ginjal untuk mempertahankan kehidupan karena tindakan konservatif saja tidak efektif.
Penggantian fungsi ginjal bisa dengan transplantasi dan dialisa. Transplantasi ginjal merupakan
tindakan yang lebih baik karena penderita tidak terlalu terbatas hidupnya dan biasanya tidak ada
pantangan diet serta tidak membutuhkan banyak waktu untuk melakukan dialisis.
Faktor-faktor yang dianggap berhubungan dengan penyakit Gagal Ginjal Kronik
a.
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya. Diabetes melitus sering disebut sebagai the great imitator, karena penyakit ini dapat
mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Gejalanya sangat
bervariasi. Diabetes melitus dapat timbul secara perlahan-lahan sehingga pasien tidak menyadari
akan adanya perubahan seperti minum yang menjadi lebih banyak, buang air kecil lebih sering
ataupun berat badan yang menurun. Gejala tersebut dapat berlangsung lama tanpa diperhatikan,
sampai kemudian orang tersebut pergi ke dokter dan diperiksa kadar glukosa darahnya
b. Hipertensi : Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu
hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik, dan
hipertensi sekunder atau disebut juga hipertensi renal.
c. Penyakit kardiovaskuler : Tanda-tanda yang sering dijumpai pada gagal ginjal kronik
yang berubungan dengan kardiovaskuker antara lain: hipertensi, pitting edema(kaki dan tangan),
edema preorbital.
d. Lupus
terminal disebabkan oleh toksin uremi dan oleh prosedur hemodialisa. Anoreksi pada penderita
gagal ginjal terminal yang dilakukan hemodialisa kronis sering terjadi, hal ini disebabkan oleh
hemodialisa yang kurang memadai, sehingga toksin uremi masih menumpuk di dalam tubuh.
Selain itu, toksik uremi juga memacu pemecahan protein dan menghambat sintesis protein.
Uremi menyebabkan aktivitas hormon anabolik seperti insulin dan somatomedin menurun,
sedang hormon katabolik seperti glukagon dan hormon paratiroid kadarnya meningkat. Adanya
kelainan asam amino akan menyebabkan sintesis protein terganggu. Pada saat dilakukan
hemodialisa ternyata banyak protein dan vitamin yang terbuang bersama dialisat. Selama
hemodialisa penderita dapat kehilangan 10-12 gr asam amino, karena masuk ke dalam cairan
dialisat dan toksin lainnya. Sepertiga asam amino yang terbuang tadi adalah asam amino
esensial. Disamping apabila sewaktu hemodialisa digunakan cairan dialisat yang tidak
mengandung glukosa, maka setiap kali hemodialisa akan dikeluarkan glukosa sebanyak 20-30 gr,
masuk ke dalam dialisat untuk kemudian dibuang keluar. Oleh karena itu penderita gagal ginjal
terminal yang dilakukan hemodialisa kronis, wajar bila mengalami malnutrisi protein dan kalori
yang telah dilaporkan banyak peneliti. Seperti diketahui untuk evaluasi status nutrisi berdasarkan
antropometri dan laboratorium antara lain :
- Berkurangnya cadangan lemak subkutan.
- BMI (body mass index) rendah.
- Penurunan konsentrasi albumin, prealbumin, transferin dan protein visceral lainnya.
Antropometri dapat menunjukkan kadar protein serum (kecuali immunoglobulin), respon imun
biasanya lebih rendah dari orang normal yang menunjukkan penderita mengalami malnutrisi.
Masukan protein biasanya normal, tapi masukan kalori cenderung rendah dibanding orang
normal. Masukan protein mempunyai korelasi secara bermakna dengan urea nitrogen serum
predialisis. Malnutrisi biasanya terjadi pada penderita uremia kronis, baik yang mendapat dialisis
namun prevalensinya tidak diketahui. Dengan dasar tersebut diatas, penderita perlu diberikan
asam amino essensial.
d. Gaya Hidup : Gaya hidup merupakan faktor internal penting yang mempengaruhi
kesehatan yang termasuk dalam dimensi kognitif. Gaya hidup merujuk pada bagaimana cara
Universitas Sumatera Utara 10 seseorang hidup termasuk pilihan tempat tinggal dan pola
perilaku individu yang dipengaruhi oleh faktor sosiokultural serta karakteristik individu. Faktor
ini dapat dikontrol dan berdampak positif atau negatif terhadap kesehatan tergantung dari pilihan
individu. Gaya hidup yang bersifat negatif seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, dan tidak
beraktifitas dapat memicu timbulnya berbagai penyakit diantaranya gagal ginjal kronik
e. Hemodialisa : Hemodialisa merupakan suatu membran atau selaput semi
permiabel.Membran ini dapat dilalui oleh air dan zat tertentu atau zat sampah. Proses ini disebut
dialisis yaitu proses berpindahnya air atau zat, bahan melalui membran semi permiabel. Terapi
hemodialisa merupakan teknologi tinggi sebagai terapi pengganti untuk mengeluarkan sisa-sisa
metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permiabel sebagai
pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan
ultra filtrasi. Tujuan dari hemodialisa adalah untuk mengambil zat-zat nitrogen yang toksik dari
dalam darah pasien ke dializer tempat darah tersebut dibersihkan dan kemudian dikembalikan
ketubuh pasien. Ada tiga prinsip yang mendasari kerja hemodialisa yaitu difusi, osmosis dan
ultrafiltrasi. Bagi penderita gagal ginjal kronis, hemodialisa akan mencegah kematian. Namun
demikian, hemodialisa tidak menyebabkan penyembuhan atau pemulihan penyakit ginjal dan
tidak mampu mengimbangi hilangnya aktivitas metabolik atau endokrin yang dilaksanakan ginjal
dan tampak dari gagal ginjal serta terapinya terhadap kualitas hidup pasien. Jika kondisi ginjal
sudah tidak berfungsi diatas 75 % (gagal ginjal terminal atau tahap akhir), proses cuci darah atau
hemodialisa merupakan hal yang sangat membantu penderita. Proses tersebut merupakan
tindakan yang dapat dilakukan sebagai upaya memperpanjang usia penderita. Hemodialisa tidak
dapat menyembuhkan penyakit gagal ginjal yang diderita pasien tetapi hemodialisa dapat
meningkatkan kesejahteraan kehidupan pasien yang gagal ginjal. Diet merupakan faktor penting
bagi pasien yang menjalani hemodialisa mengingat adanya efek uremia. Apabila ginjal yang
rusak tidak mampu mengekskresikan produk akhir metabolisme, substansi yang bersifat asam ini
akan menumpuk dalam serum pasien dan bekerja sebagai racun dan toksin. Walaupun
hemodialisa sangat penting untuk menggantikan fungsi ginjal yang rusak tetapi hemodialisa juga
dapat menyebabkan komplikasi umum berupa hipertensi (20-30% dari dialisis), kram otot (520% dari dialisis), mual dan muntah (5-15% dari dialisis), sakit kepala (5% dari dialisis), nyeri
dada (2-5% dialisis), sakit tulang belakang (2- 5% dari dialisis), rasa gatal (5% dari dialisis).
Kejadian Gagal
Ginjal Kronik
Factor saat
sakit(penyakit
penyerta,kadar
ureumdan
kreatinin, dll
Factor perawatan
(pemberian
obat/infus, dll)
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Gagal Ginjal Kronik adalah kerusakan faal ginjal yang hamper selalu tidak dapat pulih
dan dapat disebabkan oleh berbagai hal. Adapun kriteria penyakit ginjal kronik adalah:
a. Kerusakan ginjal terjadi selama 3 bulan atau lebih, berupa kelainan struktur atau fungsi
ginjal dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus(LGF) berdasarkan kelainan
patologik atau pertanda kerusakan ginjal, termasuk kelainan pada komposisi darah atau
urin.
b. LFG <60ml/menit yang terjadi selama 3 bulan atau lebih, dengan atau tanpa kerusakan
ginjal.
6.2 Saran
Sebagai tindakan pencegahan sebaiknya kita banyak melakukan olahraga, menjaga
asupan nutrisi yang adekuat serta istirahat yang teratur
DAFTAR PUSTAKA
1. Nurarif,Amin Huda. Hardi Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA NIC-NOC. Edisi revisi.
Yogyakarta: Media Action Publishing.
2. Fransisca, Nursalam. 2006. Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika