poten, relative mudah terjadi overdosis, anelgesi dan relaksasi yang kurang, harus
dikombinasi dengan obat anelgetik dan relaksan, harga mahal, menimbulkan hipotensi,
aritmia, meningkatkan tekanan intracranial, menggigil pascaanestesi, dan hepatotoksik.
Overdosis relatif mudah terjadi dengan gejala napas dan sirkulasi yang dapat menyebebkan
kematian. Dosis induksi 2-4% dan pemeliharaan 0,5-2%.
Etil klorida. etil klorida merupakan cairan tidak berwarna, sangat mudah menguap, dan
mudah terbakar. Anestesi dengan etil klorida cepat terjadi namun juga cepat hilang. Induksi
dapat dicapai dalam 0,5-2 menit dengan waktu pemulihan 2-3 menit sesudah pemberian
anestesi dihentikan. Etil klorida sudah tidak dianjurkan lagi untuk digunakan sebagai anestesi
umum, namun hanya untuk induksi dengan memberikan 20-30 tetes pada masker selama 30
detik. Pada sistem tetes terbuka (open drop), etil klorida disemprotkan ke sungkup dengan
volume 3-20 ml yang menghasilkan uap 3,5-5% sehingga pasien tidak sadar dan kemudian
dilanjutkan dengan penggunaan obat lain seperti eter. Etil klorida juga digunakan sebagai
anestetik local dengan cara menyemprotkannya pada kulit sampai beku.
Etil (dietil eter). Eter merupakan cairan tidak berwarna, mudah menguap, berbau khas,
mengiritasi saluran napas, mudah terbakar/meledak, tidak bereaksi dengan soda lime
absorber, dan dapat terurai oleh udara serta cahaya. Eter merupakan obat anestetik yang
sangat kuat sehingga pasien dapat memasuki setiap tingkat anestesi. Eter merupakan obat
anestetik yang sangat kuat sehingga pasien dapat memasuki setiap tingkat anestesi.
Eter dapat digunakan dengan berbagai metoda anestesi. Pada penggunaan secara open
drop uap eter akan turun ke bawah karena 6-10 kali lebih berat dari udara. Penggunaan secara
semi closed method dalam kombinasi dengan oksigen dan N 2O tidak dianjurkan pada operasi
dengan tindakan kauterasi. Keuntungan penggunaan eter adalah murah dan mudah didapat,
tidak perlu digunakan bersama dengan obat-obat lain karena telah memenuhi trias anestesi,
cukup aman dengan batas keamanan yang lebar, dan alat yang digunakan cukup sederhana.
Kerugiannya adalah mudah meledak/terbakar, bau tidak enak, mengiritasi jalan napas,
menimbulkan hipersekresi kelenjar ludah, menyebabkan mual dan muntah, serta dapat
menyebabkan hiperglikemia. Jumlah eter yang dibutuhkan tergantung dari berat badan dan
kondisi penderita, kebutuhan dalamnya anestesi dan teknik yang digunakan. Dosis induksi
10-20% volume uap eter dalam oksigen atau campuran oksigen dan N2O. dosis pemeliharaan
stadium III 5-15% volume uap eter.