Anda di halaman 1dari 2

GEOFISIKA

Metoda Magnet
Penyelidikan dilakukan secara kwalitatif dimana berdasarkan pola penyebaran anomalinya
dan pembuatan model-model dimensi, dari salah satu lintasan yang ada dalam peta
isomagnetik G. Ebulobo. Berdasarkan pola anomali magnetik pada puncak dan tubuh
Ebulobo dan daerah sebelah timur peta, sedikitnya ada 3 tonjolan anomali yang dapat diamati
yang mempunyai harga anomali tinggi. Keduanya terpisah oleh bentuk kelurusan dengan arah
utara - selatan. Keadaan ini dapat ditapsirkan adanya sesar . Dilapangan dapat dilihat dengan
adanya ?Fissure? di daerah puncak munculnya solfatara-solfatara yang mempunyai pola
sejajar dengan kelurusan anomali. Jika benar kemungkinan telah terjadi sesar tangga pada
saat terjadinya / pemunculan G. Ebulobo. Di daerah berelief magnit rendah yang berfariasi
200 nT, merupakan pengaruh lokal homoginitas batuan yang kurang bermakna secara
geologi.
Seismik
G. Ebulobo dipantau dari Pos Pengamatan di Kp. Ekowolo lk. 4 km di sebelah puncak.
Pemantauan meliputi metoda visual dan kegempaan. Dalam keadaan normal, data
pemantauan setiap hari dikirim melalui radio SSB ke Direktorat Vulkanologi di Bandung di
samping melalui surat tiap akhir bulan. Pada September 2000 seismograf hosaka sistem kabel
telah modifikasi menjadi seismograf telemetri. Dalam hal ini signal dari seismometer
dipancarkan melalui radio setelah malalui modul amplifier - vco-antena. Signal tersebut
diterima di pos pengamatan melalui antena dan radio komunikasi masuk ke discriminator.
Rekordernya tetap memakai model Hosaka. Sedangkan komponen /modul baru berupa
amplifier -vco dan discriminator yang dibuat oleh tenisi Direktorat Vulkanologi. Lokasi
seismometer dipindah ke arah timur (puncak) dengan jarak dari puncak lk. 3 km. Dengan
pemindahan lokasi ini, nois yang ditimbulkan oleh kendaraan yang sebelumnya terekam
sekarang tidak terekam lagi.
Pemantauan melalui satelit
Sejak akhir 1998 melalui proyek Satin setelah dipasang pemantauan sistem ARGOS (satelit).
Platform yang dipasang berupa tiltmeter PH-36 untuk deformasi dan Vanaf untuk seismik.
Lokasi station flatform PH36 dan vanaf berada pada jarak lk. 36 km di sebelah barat puncak.
Data statistik seismik dan deformasi G. Ebulobo dikemas serta dipancarkan dan diterima di
Bandung menggunakan satelit ARGOS. Sistem ARGOS berada dalam satelit NOAA, satelit
ini mengikuti orbit polair (bukan geostatiner), bergerak di atas kutub utara hingga kutub
selatan, pada ketinggian lk. 900 m, periode evolusi sekitar 100 menit.
Data gempa dan deformasi dikirim ke antena penerima di Direktorat Vulkanologi. Kapasitas
pengiriman data yang dikirim melalui satelit ARGOS hanya berkisar 32 bytes. Oleh karena
itu data gempa bumi dan deformasi yang diterima dan dikirim oleh ARGOS bukan signal
seutuhnya, tetapi berupa data statistik yang berupa karakteristik gempa dan deformasi.

Sistem Peralatan dan Karakteristik Gempa


Peralatan pemantauan kegempaan secara prinsip terdiri dari tiga bagian. Pertama adalah
seismometer, sebagai sensor penerima signal gempa bumi. Seismometer yang digunakan
adalah buatan Mark Product tipe L-4c dengan frekuensi natural 1 Hz. Bagian ke dua adalah
sistem akusisi data yang berfungsi sebagai berikut :
- deteksi datangnya gelombang seismik
- identifikasi signal seismik
- kontrl perangkat keras dan lunak
- menyiapkan data statistik kegempaan yang siap dipancarkan melalui
ARGOS.
Bagian ke tiga adalah antena guna mengirim data dari station ke satelit ARGOS.
Deteksi automotis gelombang seismik menggunakan kriteria energi gelombang yang biasa
disebut STA/LTA (shot time average to long time averagi radio). Hal ini mempresentasikan
perbandungan energi rata-rata signal gempa bumi pada selang waktu pendek (jendela) dengan
energi rata-rata signal gempa bumi pada selang waktu panjang. Jendela LTA dapat 40 kali
lebih besar dari jendela STA. Signal gempa bumi dapat terdeteksi jika STA/LTA melampaui
harga tertentu (ditentukan oleh pengguna) yang disebut triger level yang dinyatakan dalam
dB.
Karakteristik gempa bumi ialah tipe gempa, lama gempa, frekuensi dominan, energi gempa
bumi, bising signal atau signal berguna dan tidak berguna. Tipe gempa mengikuti klasifikasi
Minakami (1974) yaitu gempa vulkanik tipe A dan B, tremor, dan gempa tektonik.
Deformasi
Dalam pemantauan deformasi (tilt) digunakan platform tiltmeter model PH36. Alat ini
merupakan suatu sistem automotis yang merekam dan mengirim variasi data dari sumbu
sensor tiltmeter dan temperatur tanah. Sistem pengiriman data ke Direktorat Vulaknologi
melalui satelit ARGOS. Data yang dikirim berupa data statistik nilai x dan y serta suhu tanah.
Daftar Acuan :
*
Penyelidikan Geofisik Dengan Metoda Magnet G. Ebulobo, Flores Barat, 1995. oleh :
Salman Palgunadi dkk.
*
Laporan Evaluasi kegiatan G. Ebulobo, Kab. Ngada, Prop. NTT, 2000 oleh : Cecep
Sulaeman dkk.

Anda mungkin juga menyukai