Anda di halaman 1dari 2

PROGNOSIS

1. Gangguan Panik
Pada umumnya, gangguan panic adalah suatu gangguan kronis,
walaupun perjalanannya adalah bervariasi diantara pasien-pasien dan
pada seorang pasien individual. penelitian follow up jangka panjang
gangguan panic yang ada adalah sulit untuk diintrepretasikan karena
belum terkontrol untuk efek pengobattannya. Namun demikia, kira-kira 30
sampai 40 persen pasien tampaknya bebas dari gejala follow up jangka
panjang; kira-kira 50 persen memiliki gejala yang cukup ringan yang tidak
mempengaruhi kehidupannya secara bermakna; dan kira-kira 10 sampai
20 persen terus memiliki gejala yang bermakna.
Setelah satu atau dua serangan panic yang pertama, pasien
mungkin relative tidak mempermasalahan keadaannya; tetapi, pada
serangan berulang, gejala dapat menjadi permasalahaan besar. pasien
mungkin berusaha untuk merahasiakan serangan panic. Dengan
demikian, menyebabkan teman-teman dan keluarga prihatin tentang
terjadinya perubahaan perilaku yang terjadi yang tidak dijelaskan.
Freukensi dan keparahaan serangan panic mungkin berfluktuasi. Serangan
panic dapat terjadi beberapa kali sehari atau kurang dari satu kali dalam
sebulan. Asupan kafein atau nikotin yang berlebihaan dapat
mengeksarbasi gejala.
Depresi dapat mempersulit gambaran gejala pada kira-kira 40
sampai 80 persen dari semua pasien, seperti yang diperkirakan dari
berbagai penelitian. Walaupun pasien tidak cenderung berbicara tentang
gagagasan bunuh diri, mereka berada dalam resiko yang meninggi untuk
melakukan bunuh diri. Ketergantungan alcohol dan zat lain terjadi pada
kira-kira 2- sampai 40 persen dari semua pasien , dan gangguan obsesif
kompulsf juga dapat berkembang. prestasi disekola dan pekerjaan dan
interaksi keluarga sering kali terganggu. pasien dengan fungsi premorbid
yang baik dan lama gejala yang singkat cenderung memiliki prognosis
yang baik.
2. Agorafobia
Sebagian besar kasus agoraphobia diperkirakaan disebabkan oleh
gangguan panic. Jika gangguan panic diobati, agoraphobia sering kali
membaik dengan berjalannya waktu. Untuk mendapatkan reduksi
agoraphobia yang cepat dan lengkap, terapi perilaku kadang-kadang
diperlukan. Agorafobia tanpa riwayat gangguan panic seringkali
menyebabkan ketidakberdayaan dan kronis. Gangguan depresif dan
ketergantungan alcohol sering kali mengkomplikasi perjalanan
agoraphobia.

KOMPLIKASI

Komplikasi yang tersering terjadi pada gangguan panic adalah Agrophobia, dan
ini dapat ditemui pada satu dari tiga pasien yang mengalami gangguan panic
umumnya terjadi dalam satu tahun. Adanya rasa cemas terdahulu dapat
menjadi parah dan berdampak pada berbagai banyak situasi sehingga membuat
pasien membatasi aktivitas berpergian keluar rumah.
Akibat dari serangan panic tersebut juga terkadang membuat pasien
menyalahgunakan penggunaan alcohol, benzodiazepines atau tranquiliserz
lainnya atau obat sedative lainnya dan merupakan resiko yang serius bagi
pasien. para pasien terkadang memakai atau menggunakannya selama
serangan panic dalam pengertian yang salah, mereka beranggapan bhawa
menaikan dosis penggunaan obat akan memberikan efek obat yang cepat dan
mencegah serangan panic tiba-tiba berulang. hal tersebut dapat melebihi batas
toleransi tubuh pasien menerima obat tersebut dan malah memperparah
serangan panic akan terus-terusan berulang terjadi.
Pasien yang menderita gangguan panic dan depresi mayor kemungkinan besar
memiliki niat ingin bunuh diri dibandingkan dengan hanya memiliki depresi
mayor semata. tetapi beberapa studi melaporkan bhawa pasien yang hanya
memiliki gangguan panic tanpa adanya depresi mayor tidak menujukan angka
yang tinggi untuk memiliki niat untuk bunuh diri.

Anda mungkin juga menyukai