Beranda
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
.Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) telah menjadi
salah satu alat yang berguna dalam dunia industri. Namun demikian tidak menutup
kemungkinan untuk digunakan sebagai aplikasi alat bantu pembuatan keputusan
dalam pengenalan program-program baru di lembaga pendidikan. Proses penggunaan
manajemen analisis SWOT menghendaki adanya suatu survei internal tentang
strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) program, serta survei eksternal atas
opportunities (ancaman) dan threats (peluang/kesempatan). Pengujian eksternal dan
internal yang terstruktur adalah sesuatu yang unik dalam dunia perencanaan dan
pengembangan kurikulum lembaga pendidikan.
Lingkungan eksternal mempunyai dampak yang sangat berarti pada sebuah
lembaga pendidikan. Selama dekade terakhir abad ke dua puluh, lembaga-lembaga
ekonomi, masyarakat, struktur politik, dan bahkan gaya hidup perorangan dihadapkan
pada perubahan-perubahan baru. Strategi-strategi baru yang inovatif harus
dikembangkan untuk memastikan bahwa lembaga pendidikan akan melaksanakan
tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mendatang khususnya pada
abad 21 dan setelahnya.
Di dalam makalah ini akan dikupas beberapa hal mengenai SWOT antara lain:
pengertian SWOT, faktor-faktor SWOT, kegunaan SWOT, hubungan SWOT, dan contoh aplikasi
SWOT.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian SWOT secara umum dan mampu menjelaskannya.
Mengetahui faktor-faktor dalam Analisis SWOT.
BAB II
PEMBAHASAN
S (KEKUATAN)
W (KELEMAHAN)
Sebuah
lembaga
pendidikan harus dapat
menggunakan kekuatan
untuk
memanfaatkan
peluang dan sebaliknya
memanfaatkan peluang
Peluang
digunakan
untuk
menekan
berbagai
macam
kelemahan-kelamahan
yang ada atau dengan
kata
lain
dan
menjadikannya menghilangkan
sebagai
sebuah kelemahan
dengan
kekuatan (Strength).
memanfaatkan peluang
T (ANCAMAN)
lembaga
sebelum
sebuah
ancaman
lembaga
pendidikan
tersebut
harus bisa menutupi
kelemahan-kelemahan
yang ada pada dirinya
dengan kekuatan dan
peluang.
Sedangkan menurut Said, 2013 dalam http://saidsite.blogspot.com/2011/05/ analisaswot.html menggambarkan hubungan antara Strength, Weaknesses, Opportunities, dan
Treaths dalam analisis SWOT adalah sebagai berikut
1. Kekuatan dan Kelemahan.
Kekuatan adalah faktor internal yang ada di dalam institusi yang bisa
digunakan untuk menggerakkan institusi ke depan.Suatu kekuatan (strenghth) atau
distinctive competence hanya akan menjadi competitive advantage bagi suatu
institusi apabila kekuatan tersebut terkaitdengan lingkungan sekitarnya, misalnya
apakah kekuatan itu dibutuhkan atau bisa mempengaruhi lingkungan di
sekitarnya. Jika pada institusi lain juga terdapat kekuatan yang memiliki core
competence yang sama, maka kekuatan harus diukur dari bagaimana kekuatan
relatif suatu institusi tersebut dibandingkan dengan institusi yang lain. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak semua kekuatan yang dimiliki institusi harus
dipaksa untukdikembangkan karena ada kalanya kekuatan itu tidak terlalu penting
jika dilihatdari lingkungan yang lebih luas.
Hal-hal yang menjadi opposite dari kekuatanadalah kelemahan. Sehingga sama
dengan kekuatan, tidak semua kelemahan dari institusi harus dipaksa untuk
diperbaiki terutama untuk hal-hal yang tidakberpengaruh pada lingkungan sekitar.
2. Peluang dan Ancaman.
Peluang adalah faktor yang didapatkan dengan membandingkan analisis
internal yang dilakukan di suatu institusi (strenghth dan weakness) dengan analisis
internal dari kompetitor lain.Sebagaimana kekuatan, peluang juga harus diranking
berdasarkan success probbility, sehingga tidaksemua peluang harus dicapai dalam
target dan strategi institusi.
Peluang dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan yaitu:
a. Low, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluang
pencapaiannya juga kecil.
b. Moderate, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namun peluang
pencapaian kecil atau sebaliknya.
c. Best, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta peluang
tercapaianya besar.
untuk dua sasaran pertama yang ditentukan sekolah X pada tahun 2002/2003 serta
fungsi dan faktor-faktornya yang diperlukan untuk mencapai sasaran. Analisis SWOT
untuk sasaran-1, yaitu peningkatan GSA minimal +0,40 ditunjukkan pada Tabel-1,
sedangkan untuk sasaran-2, yaitu menjadi finalis pada turnamen bola voli tingkat Kota
ditunjukkan pada Tabel-2.
Tabel-1. Analisis SWOT untuk Sasaran-1:
Peningkatan GSA minimal +0,40
Kondisi Kesiapan
(Kondisi Ideal)
Tingkat
Kesiapan
Faktor
Kondisi Nyata
Siap Tidak
A. Fungsi Proses
Belajar Mengajar (PBM)
1. Faktor Internal
a. Motivasi belajar Tinggi
siswa
b. Perilaku siswa
c. Motivasi guru
d. Pemberdayaan
siswa
e.
Keragaman
metode
mengajar
f. Penggunaan
waktu belajar
2. Faktor eksternal
a. Kesiapan siswa
menerima
pelajaran
b. Dukungan
orangtua
c. Lingkungan
sosial sekolah
d. Lingkungan
fisik sekolah
Disiplin dan
tertib di dalam
kelas
Tinggi
Guru mampu
memberdayakan
siswa
Cukup tinggi
Kurang
mampu
Tidak banyak
variasi
Bervariasi
Efektif
Kurang efektif
100%
50%
Tinggi
Kondusif
Tinggi
Nyaman/tenang
60% siswa
memiliki
motivasi tinggi
Kurang
disiplin
dan
kurang tertib
Kurang
kondusif
Gaduh/ramai
Ketenagaan
1. Faktor Internal
a. Jumlah guru
b. Kualifikasi
pendidikan
guru minimal
D-3
c. Kesesuaian
ijazah dengan
mata pelajaran
yang diampu
guru
d.
Beban
mengajar guru
2. Faktor eksternal
a. Pengalaman
mengajar guru
b. Kesiapan
mengajar guru
c. Fasilitas
pengembangan
diri
Cukup
Semua guru
pendidikan guru
minimal D-3
100% sesuai
Rata-rata 18 JP
Faktor eksternal
70% sesuai\
Rata-rata 22 JP
Rata-rata 2-5
tahun
100%
Tersedia
Cukup
60% minimal
D-3
Rata-rata 6
tahun
80%
Kurang
lengkap
Kurang
lengkap
Kurang
lengkap
Kurang
Cukup
Kurang
mampu
Tidak tersedia
2. Faktor eksternal
a.
Dukungan
orangtua dalam
melengkapi
perpustakaan
b. Kerjasama
dengan
perpustakaan
lain
yang
lengkap
c. Kesesuaian
buku penunjang
dengan potensi
daerah
dan
perkembangan
iptek
Mendukung
Mendukung
Ada kerjasama
Tidak ada
Tinggi tingkat
kesesuaiannya
Rendah
tingkat
kesesuaiannya
Kondisi Kesiapan
(Kondisi Ideal)
Kondisi
Nyata
Kesiapan
Faktor
Siap
A. Faktor Ketenagaan
1. Faktor Internal
a. Jumlah guru Cukup
olahraga
b. Kemampuan Tinggi
guru olahraga
dalam bola voli
c. Motivasi guru
Tinggi
2. Faktor eksternal
a. Pengalaman
sebagai pelatih Cukup
b. Dukungan
Tinggi
orangtua
c. Fasilitas
pengembangan Ada
diri
Cukup
Tinggi
Tidak
Cukup
tinggi
Kurang
Tinggi
ada
Tidak
B. Fungsi Prasarana
1. Faktor Internal
a. Lapangan
bola voli di
sekolah
b.
Alat
pendukung
olahraga bola
voli (net, bola)
c. Perawatan
prasarana dan
sarana
2. Faktor eksternal
a.
Dukungan
orangtua
siswa
dalam
peningkatan
mutu
lapangan
voli
b. Lapangan bola
voli di tingkat
Kota/Kecamatan
Tersedia dan
layak pakai
Tersedia dan
layak
Terawat dengan
baik
Tinggi
Tersedia dan
layak pakai
b. Alokasi waktu
pelatihan
c. Penggunaan
waktu latihan
2. Faktor eksternal
a. Kesiapan siswa
dalam
menerima
pelatihan
b. Pelatih yang
berpengalaman
Terawat
baik
Cukup
Tersedia
dan
kurang
layak
pakai
C. Fungsi Siswa
1. Faktor internal
a.
Pemberdayaan
siswa
Tersedia
dan
kurang
layak
pakai
Tersedia
dan
kurang
layak
Guru mampu
memberdayakan
siswa
3x seminggu
Efektif
100%
Tersedia
Cukup
mampu
Kurang
1x
seminggu
Kurang
efektif
80%
1x sebulan
Tidak
berpengalaman
c.
Uji tanding
dengan sekolah
lain
d.
Dukungan
orangtua siswa
dalam pelatihan
Tinggi
ada
Tidak
Tidak
pernah
Tinggi
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk sasaran pertama, maka
dapat diidentifkasi kelemahan dan ancaman yang dihadapi oleh sekolah pada hampir
semua fungsi yang diberikan. Pada fungsi PBM yang menjadi kelemahan adalah siswa
kurang disiplin, guru kurang mampu memberdayakan siswa dan umumnya tidak
banyak variasi dalam memberikan bahan pelajaran di kelas serta waktu yang
digunakan kurang efektif, sedangkan yang menjadi ancaman adalah kurang siapnya
siswa dalam menerima pelajaran, terutama pada pagi dan siang hari menjelang pulang.
Di samping itu, suasana lingkungan sekolah yang kurang kondusif dan ramai karena
berdekatan dengan pusat keramaian kota.
Selanjutnya untuk mengatasi kelemahan atau ancaman tersebut, sekolah mencari
alternatif-alternatif langkah-langkah memecahkan persoalan, sebagai berikut:
1. Pengaktifan kegiatan MGMP sekolah
Berdasarkan pada hasil analisis, disebutkan bahwa jumlah guru cukup tetapi
suasana belajar belum cukup kondusif akibat metode mengajar guru kurang
bervariasi. Melalui MGMP sekolah diharapkan dapat mengatasi persoalan,
termasuk bagaimana menyiasati kurikulum yang padat dan mencari alternatif
pembelajaran yang tepat serta menemukan berbagai variasi metode dalam
mengajarkan setiap mata pelajaran yang diajarkan. Kegiatan ini di bawah
koordinasi Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum dan untuk setiap
matapelajaran dipimpin oleh guru senior yang ditunjuk oleh Kepala Sekolah. MGMP
minimal bertemu satu kali per minggu guna menyusun strategi pengajaran dan
mengatasi masalah yang muncul.
MGMP sekolah juga menyusun dan mengevaluasi perkembangan kemajuan
belajar sekolah. Evaluasi kemajuan dilakukan secara berkala dan hasilnya
digunakan untuk menyempurnakan rencana berikutnya. Kegiatan MGMP sekolah
yang dilakukan dengan intensif, dapat dijadikan sebagai wahana pengembangan
diri guru untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan guru serta menambah
pengetahuan dan keterampilan dalam bidang yang diajarkan, terutama ditujukan
untuk guru-guru yang mengajar bukan bidangnya (teacher mismatch).
2. Pengiriman guru mengikuti pelatihan
sekolah
untuk
mengalokasikan
sebagian
anggarannya
untuk
dihadapi untuk mencapai sasaran menjadi finalis pada tingkat Kota/Kabupaten dalan
bidang olahraga bola voli, yaitu waktu pelatihan yang kurang intensif dan tidak ada
pengalaman guru dalam melatih bola voli secara profesional serta sekolah tidak pernah
melakukan uji-tanding ke sekolah lain. Di samping itu, terbatasnya fasilitas
pengembangan olahraga bola voli pada tingkat Kecamatan maupun Kota dan kondisi
lapangan bola voli di sekolah dalam keadaan rusak sebagian. Berbagai peralatan
olahraga voli yang dimiliki sekolah juga masih kurang, termasuk bola voli. Selanjutnya,
untuk mengatasi kelemahan atau ancaman tersebut, sekolah melakukan beberapa
langkah sebagai alternatif untuk memecahkan persoalan, sebagai berikut:
1. Pengaktifan tim bola voli sekolah
Hasil analisis menyebutkan bahwa minat siswa terhadap olahraga bola voli
cukup tinggi, ditandai dengan cukup banyak siswa (hampir 80%) yang siap
mengikuti pelatihan olahraga ini. Sementara latihan yang diadakan sekolah kurang
dari 1x seminggu atau bahkan tidak ada latihan sama sekali. Hal ini menunjukkan
bahwa sekolah kurang memberi perhatian yang tinggi terhadap olahraga bola voli,
walaupun banyak siswa yang berminat untuk mengikutinya.
Untuk itu, diperlukan penggalakan kegiatan olahraga bola voli dengan
mengaktifkan kembali tim voli pada tingkat sekolah, melalui sosialisasi dan
pembentukan tim kelas atau gabungan beberapa kelas dengan harapan
memperoleh bibit pemain yang baik.
2. Peningkatan prasarana dan sarana olahraga bola voli
Hasil analisis menyebutkan bahwa lapangan yang ada kondisinya sudah sangat
jelek dan memerlukan perbaikan atau renovasi, termasuk penambahan sejumlah
alat pendukung lainnya, seperti tiang, net, dan bola. Lapangan olahraga sebagai
salah satu unsur penting dalam peningkatan prestasi perlu mendapat perhatian
sekolah secara sungguh-sungguh. Dengan lapangan yang memadai dan bentuk yang
standar akan lebih menarik minat siswa untuk mengikuti latihan yang diadakan
oleh sekolah dan juga dapat menjadikan siswa bangga memiliki sekolah dengan
lapangan olahraga yang baik. Untuk itu sekolah perlu memberikan porsi anggaran
yang cukup dalam rangka melakukan renovasi lapangan dan mengalokasikan
anggaran untuk membeli peralatan yang kurang atau tidak ada sebelumnya, tetapi
sangat diperlukan.
3. Peningkatan waktu latihan dan uji-tanding
Pada fungsi pelatihan, terdapat banyak kelemahan dan tantangan untuk
menjadikan tim bola voli sekolah masuk menjadi finalis pada tingkat
Kota/Kabupaten, diantaranya adalah waktu latihan yang kurang banyak dan tidak
efektif, karena pelatihan selama ini hanya sekedar memenuhi kegiatan rutin dan
tidak memiliki target mutu. Untuk itu, program latihan perlu ditingkatkan lebih
SWOT dari sekolah tersebut selama 30 tahun terakhir. Hasil dari observasi dan analisis
ini akan menjadi dasar bagi konsultan untuk memetakan perubahan sekolah tersebut
menuju kualitas yang lebih baik.
Melakukan konsultasi manajemen pendidikan dengan pihak dinas pendidikan dalam
upaya perubahan sistem manajemen dan struktur di sekolah tersebut. Jika kepala
sekolah (sebagai manajer) saja sudah tidak memiliki hubungan yang baik dengan
orang yang dipimpinnya (bawahannya), maka ini adalah pertanda manajemen yang
tidak harmonis. Penggantian kepala sekolah perlu segera dilakukan untuk memperoleh
manajer yang lebih muda dan memiliki semangat dan visi yang jelas.
almamaternya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa SD XXX telah terpuruk, publik sudah
mengetahuinya bahwa kualitas sekolah tersebut semakin menurun. Dari berbagai
informasi media, banyaknya orangtua yang menarik anaknya dari sekolah itu, tentu
suatu hal yang tidak perlu dirahasiakan lagi. Pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi untuk menjaring saran dan keterlibatan para alumni sekarang ini amat
mudah dilakukan. Jejaring sosial yang banyak digandrungi orang dapat menjadi salah
satu alternatif untuk membangun komunikasi dengan para alumni. Tetapi untuk
menjaga privasi sekolah, tetap saja model grup tertutup yang dianjurkan untuk
digunakan.
Meningkatkan upaya untuk menjamin keamanan, keselamatan dan visi yang jelas
untuk masa depan para peserta didik. Dari upaya ini akan mengembalikan
kepercayaan para orang tua sehingga turn over dapat dihindari. Turn over yang
tinggi juga terjadi di perusahaan-perusahaan besar dan salah satu penyebabnya adalah
tidak adanya jaminan keamanan untuk masa depan
BAB III
PENUTUP
1.
A. Kesimpulan
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi
kekuatan
(strengths),
kelemahan
(weaknesses),
peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi
bisnis.
2. Faktor-faktor analisis SWOT ada empat yaitu kekuatan (strengths), kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats).
3. Analisis SWOT dipakai untuk: menganalisis kondisi diri dan lingkungan pribadi,
menganalisis kondisi internal lembaga dan lingkungan eksternal lembaga,
menganalisis kondisi internal perusahaan dan lingkungan eksternal Perusahaan,
mengetahui sejauh mana diri kita di dalam lingkungan kita, mengetahui posisi
sebuah lembaga diantara lembaga-lembaga lain, dan mengetahui kemampuan
sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya dihadapkan dengan para
pesaingnya.
4. Analisis SWOT dalam program sekolah dapat dilakukan dengan melakukan matrik
SWOT, matrik ini terdiri dari sel-sel daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman dalam penyelenggaraan program sekolah, untuk memperoleh mutu
sekolah dapat dilakukan strategi SO (menggunakan kekuatan dan memanfaatkan
peluang), strategi WO (memperbaiki kelemahan dan mengambil manfaat dari
peluang), strategi ST (menggunakan kekuatan dan menghindari ancaman), strategi
WT (mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman).
5. Analisis SWOT sangat penting perannya dalam meningkatkan mutu pendidikan
karena analisis dan gambaran yang diberikan merupakan tolok ukur dalam
mengembangkan lembaga/satuan pendidikan lebih lanjut. Setelah analisis, perlu
dirumuskan visi,misi, tujuan, dan program kerja yang lebih konkret untuk
memperbaiki program sebelumnya.
B. Saran
1. Guru perlu memahami analisis SWOT secara mendalam agar nantinya dapat
melakukan analisis SWOT sebagai bentuk dukungan/partisipasi terhadap program
manajemen berbasis sekolah.
2. Guru harus memperhatikan faktor-faktor dalam analisis SWOT agar dapat
memformulasikan analisis SWOT dengan baik dan mencapai sasaran/tujuan yang
diharapkan.
3. Guru harus dapat memfungsikan analisis SWOT sesuai kegunaannya dengan tepat.
4. Guru harus dapat memahami hubungan dari faktor-faktor SWOT (kekuatan,
kelemahan, peluang, ancaman) agar dapat memanfaatkan faktor-faktor kekuatan
dan peluang untuk mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman.
5. Guru harus dapat memahami contoh aplikasi SWOT agar di kemudian hari dapat
mengaplikasikan SWOT dalam program manajemen berbasis sekolah.
Beranda
syukron zahidi
Ikuti