PEMANFAATAN PULAU KECIL DALAM PENGEMBANGAN RESORT UNTUK
WISATA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP NILAI EKONOMI TANAH
(STUDI KASUS : PULAU GILI TRAWANGAN)
Oleh: Indra Gumilar NIM. 95115002
Program Studi Magister Administrasi Pertanahan
Fakultas Ilmu danTeknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung 2015 Pendahuluan (1) Sebagai salah satu sektor pembangunan yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, pariwisata dianggap sebagai suatu aset yang strategis untuk mendorong pembangunan pada wilayah-wilayah tertentu yang mempunyai potensi objek wisata. Indonesia merupakan negara yang mempunyai kurang lebih 13.466 pulau kecil. Banyak diantara pulau-pulau tersebut mempunyai nilai keindahan alam yang luar biasa. Pembangunan sektor pariwisata di pulau kecil dapat mendorong peningkatan nilai tanah di wilayah tersebut. Kegiatan investasi terhadap pembangunan wisata pulau kecil dibutuhkan untuk membantu program pemerintah daerah dalam meningkatkan sektor pariwisatanya. Pendahuluan (2) Resort merupakan salah satu pendukung yang mendorong pembangunan dan peningkatan potensi pariwisata di pulau kecil. Peran pertanahan diperlukan dalam mendukung industri pariwisata di pulau kecil, selain memberikan izin terhadap hak-hak penguasaan dan penggunaan bidang- bidang tanah di pulau tersebut, juga pengawasan terhadap peruntukan tanahnya agar tidak keluar dari tujuan pemanfaatan tanahnya. Tujuan
Menganalisis pengaruh pengembangan resort di
suatu lokasi terhadap nilai ekonomi tanah dan masyarakat sekitarnya. Definisi (1) Resort adalah sebuah kawasan yang terencana yang tidak hanya sekedar untuk menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi. (Chuck Y. Gee, Resort Development and Management, Watson- Guptil Publication 1988) Sedangkan Indonesia memberi istilah kawasan pengganti resort sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi RI nomor 59 / PW 002 / MPPT / 85. Kawasan usaha pariwisata adalah setiap usaha komersial yang lingkup kegiatannya menyediakan sarana dan prasarana untuk pengembangan pariwisata. Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km2 (dua ribu kilometer persegi) beserta kesatuan ekosistemnya. (UU Nomor 27 Tahun 2007) Definisi (2) Penguasaan tanah adalah hubungan hukum antara orang per orang, kelompok orang, atau badan hukum dengan tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria. (PP Nomor 16 Tahun 2004) Penggunaan Tanah adalah wujud tutupan permukaan bumi baik yang merupakan bentukan alami maupun buatan manusia. (PP Nomor 16 Tahun 2004) Pemilikan Tanah adalah hak atas tanah yang dimiliki perorangan/badan hukum/instansi pemerintah yang telah terdaftar pada kantor pertanahan setempat. Gambaran Umum Lokasi (1) Secara geografis Pulau Gili Trawangan terletak pada posisi 8o2105 LS dan 116o0325 BT. Secara administrasi, Pulau Gili Trawangan termasuk ke dalam wilayah Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pulau Gili Trawangan memiliki luas sekitar 360 hektar atau 3,6Km2 Gambaran Umum Lokasi (2) Pada tahun 1985 dimulailah era pariwisata di Gili Trawangan sampai saat ini, ditandai dengan mulai masuknya investasi swasta. Pada tahun 1989 berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 tentang Pariwisata Lombok, Gili Trawangan ditetapkan sebagai salah satu destinasi pengembangan pariwisata di Lombok. Sejak saat itu investasi di bidang jasa pariwisata di Gili Trawangan meningkat secara signifikan. Aksesibilitas Mata Pencaharian Masyarakat Desa Gili Indah
No Sumber Mata Pencaharian Jumlah Penduduk
1 Jasa Pariwisata 2.134 orang
2 Perikanan/Nelayan 292 orang
3 Pertanian/Perkebunan 65 orang
4 Perdagangan 345 orang
5 Pertukangan/Pengrajin 234 orang
6 Jasa Transportasi Angkutan Laut/Darat 208 orang
Sumber : Direktorat PWP3WT, Kementerian Agraria dan Tata Ruang
Komposisi Penguasaan Tanah
No. Jenis Penguasaan Luas (hektar) Persentase (%)
1. Badan Hukum 48,17604 13,40
2. Instansi Pemerintah 23,00651 6,40 3. Kelompok Masyarakat 1,743089 0,48 4. Perorangan 281,3167 78,27 5. Jalan 5,166728 1,44 359,4091
Sumber : Hasil Inventarisasi dan Identifikasi Tahun 2013
Penggunaan Tanah (1) No. Jenis Penggunaan Luas (hektar) Persentase (%) 1 Semak Belukar 69,20799 19,26 2 Kebun Sejenis 104,7621 29,15 3 Kebun Campuran 27,46751 7,64 4 Perkampungan Jarang 25,77389 7,17 5 Pasir Pantai 21,27493 5,92 6 Tanah Terbuka 19,96783 5,56 7 Perkampungan Padat 17,05382 4,74 8 Tegalan/Ladang 14,9709 4,17 9 Jalan 5,1667 1,44 10 Hutan Belukar 1,8454 0,51 11 Pertokoan 1,7127 0,48 12 Lapangan Olahraga 1,2121 0,34 13 Fasilitas Pendidikan 0,8892 0,25 14 Perkantoran 0,7092 0,20 15 Alang-Alang 0,3666 0,10 16 Fasilitas Peribadatan 0,2979 0,08 17 Emplasemen Sementara 0,2332 0,06 18 Pasar 0,0872 0,02 19 Taman 0,0741 0,02 20 Fasilitas Kesehatan 0,0461 0,01 21 Dermaga Apung 0,0333 0,01 22 Penginapan 46,2566 12,87 359,40927
Sumber : Hasil Inventarisasi dan Identifikasi Tahun 2013
Penggunaan Tanah (2) Penggunaan tanah di Gili Trawangan pada bagian darat didominasi oleh semak belukar, kebun sejenis serta penggunaan lainnya. Penggunaan lainnya adalah bangunan seperti pondokan, cottage, hotel, bungalow serta fasilitas lainnya yang terkait dengan hiburan dan wisata. Terdapat juga kebun campuran, perkampungan padat dan perkampungan jarang, tegalan/ladang serta hutan belukar. DATA JUMLAH HOTEL/PENGINAPAN DI KABUPATEN LOMBOK UTARA DATA JUMLAH WISATAWAN DI KABUPATEN LOMBOK UTARA DATA OBJEK WISATA DI KABUPATEN LOMBOK UTARA Wisata Bawah Laut P.Gili Trawangan
Wisata Pantai P.Gili Trawangan
Industri Pariwisata Lima unsur industri pariwisata yang sangat penting (Spillane,1987 dan Badrudin, 2001) yaitu : 1. Attractions (daya tarik) 2. Facilities (fasilitas-fasilitas yang diperlukan) 3. Infrastructure (infrastruktur) 4. Transportations (transportasi) 5. Hospitality (keramahtamahan) Konsep Pembangunan Resort Di Indonesia untuk mengembangkan Resort banyak didukung dengan tersedianya lahan-lahan yang luas baik pulau, pantai, dan pegunungan. Konsep pengembangan dan manajemen Resort tidak hanya bertumpu pada ketersediaan lahan yang luas dan indah, tetapi faktor lain adalah investasi, keterkaitan ekonomi, sosial dan yang paling penting adalah ramah lingkungan. Resort yang berkualitas adalah resort yang memiliki kemampuan mengendalikan lingkungan dan menyediakan aminities serta berdampak positif bagi kehidupan masyarakat sekitar. Manajemen Resort tidak bergerak dalam pengelolaan internal semata tetapi perlu mengaplikasikan kemampuan berkomunikasi dengan pihak eksternal seperti lingkungan masyarakat lokal, pemerintah setempat dan komunitas penting lainnya sehingga keberadaan resort sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Resort di P.Gili Trawangan
Cottages di P.Gili Trawangan
Fasilitas Pantai di P.Gili Trawangan
Fasilitas Pantai di P.Gili Trawangan
Fasilitas Warung dan Perbankan P.Gili Trawangan Sarana dan Prasarana Jalan P. Gili Trawangan Tempat Penyewaan Sepeda Jasa Antar Penumpang Konsep Nilai dan Harga Tanah Nilai tanah atau Land Value adalah perwujudan dari kemampuan sehubungan dengan pemanfaatan tanah dan penggunaan tanah tersebut (Djoko Sudjarto, 1985) Harga tanah merupakan salah satu refleksi dari nilai tanah dan sering digunakan sebagai indeks bagi nilai tanah (Sarah, 1985). Siklus Peningkatan Nilai dan Harga Tanah
(Sumber : Chapin, 1978 dalam Sudjarto, 1985)
Analisis Harga dan Nilai Tanah Berdasarkan survey di beberapa agen properti dapat diketahui ragam dari harga tanah di Pulau Gili Trawangan : 1. Dijual tanah kosong seluas 6.400 m2 , sertipikat hak milik dengan harga Rp. 10.880.000.000,- (sumber : Lamudi Indonesia) 2. Dijual tanah kosong seluas 8.500 m2 , sertipikat hak guna bangunan dengan harga Rp. 850.000.000,- (sumber : Lamudi Indonesia) 3. Dijual tanah kosong seluas 6.800 m2 , sertipikat hak milik dengan harga Rp. 13.600.000.000,- (sumber : UrbanIndo) 4. Dijual tanah kosong seluas 603 m2 , sertipikat hak milik, terletak 100 m dari pantai dengan harga Rp. 165.000.000,- (sumber olx.com) 5. Dijual tanah kosong seluas 600 m2 , sertipikat hak milik, terletak 250 m dari pantai dengan harga Rp. 200.000.000,- (sumber olx.com)
Berdasarkan harga tanah di atas maka diperoleh harga rata-rata adalah
sekitar Rp. 900.000/m2, harga tersebut hampir mendekati harga tanah per m2 di Kota Mataram yang mencapai Rp. 1000.000/m2. Beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan nilai lahan di Pulau Gili Trawangan antara lain : 1. Lokasi 2. Keindahan alam dan Sumber Daya Laut 3. Aksesibilitas 4. Fasilitas, sarana dan prasarana 5. Resort 6. Investasi Analisis Pariwisata dan Resort Berdasarkan peta penggunaan tanah, lokasi resort, cottage atau penginapan di Pulau Gili Trawangan pada umumnya berada di pesisir pantai. Hal tersebut sesuai dengan konsep master plan pantai resort yang merupakan rencana dari pengembangan resort kawasan pesisir untuk menciptakan amenities, kepuasan dan meningkatkan pelayanan kepada wisatawan dalam menikmati wisata di Pulau Kecil.
Berdasarkan unsur-unsur penting dalam industri pariwisata,
bahwa resort wisata di Pulau Gili Trawangan telah memenuhi unsur tersebut yaitu dengan adanya fasilitas dan infrastruktur yang memadai, daya tarik keindahan alam baik di darat maupun di laut, transportasi yang terjangkau, serta keramah tamahan dari pengelola dan penduduk Pulau Gili Trawangan yang memberikan pelayanan maksimal kepada wisatawan. Analisis Dampak Ekonomi Dinas kebudayaan dan pariwisata NTB mencatat jumlah wisatawan pada tahun 2014 yang berkunjung ke Pulau Gili Trawangan meningkat 30 % dibanding tahun sebelumnya. Dicatat ada sekitar43.000 orang yang datang ke Pulau Gili Trawangan pada setiap bulannya. Kegiatan pariwisata dan pembangunan resort di Pulau Gili Trawangan memberikan peluang kerja yang cukup besar bagi masyarakat setempat. Pekerjaan yang dilakukan di sektor wisata berupa jasa sewa perahu antarpulau, transportasi kapal dari dan menuju pelabuhan, jasa sewa alat-alat menyelam, sewa sepeda, memancing, dan snorkeling, tour guide, serta penyewaan home stay, laundry, warung, restoran, bar, jasa kebersihan, spa, pijat, dan banyak lainnya memberikan lowongan pekerjaan yang banyak kepada warga serta meningkatkan kesejahteraan. Jika dibandingkan dengan mata pencaharian di masa dulu sekitar tahun 90-an yang hanya berupa berkebun, ternak, buat perahu, jual ikan, dan budidaya rumput laut maka mata pencaharian saat ini lebih bervariasi dan memberikan banyak lowongan pekerjaan baik bagi penduduk di Pulau Gili Trawangan maupun penduduk di sekitar pulau. Analisis Dampak Sosial Budaya
Berdasarkan laporan terjadi perubahan pada kehidupan sosial
ekonomi dalam 10 tahun terakhir. Pada tahun1990-an, masyarakat Desa Gili Indah memiliki pola pikir yang sederhana dan rasa kekeluargaan yang kuat.Setiap hari rabu bontong (hari rabu di minggu ke empat pada bulan Safar dalam kalender Masehi), masyarakatmelakukan gotong- royong untuk membersihkan laut (ritual mandi sapar). Pada tahun 2000-an, suasana kekeluargaan sudah semakin menurun dan rabu bontong (mandi sapar) sudah jarang dilakukan. Analisis Dampak Lingkungan
Sebagai kawasan wisata tentunya semua kegiatan yang terjadi
di Gili Trawangan akan mempunyai dampak terhadap lingkungan. Namun dengan adanya peraturan yang ketat di gili trawangan yang mengharuskan wisatawan untuk menjaga kebersihan antara lain membuang sampah pada tempatnya dengan disediakannya tempat sampah di sepanjang jalan Gili Trawangan menjadikan Gili Trawangan menjadi bersih dan tertata. Keindahan alam di laut juga terjaga dengan baik dikarenakan adanya budaya masyarakat. Budaya awig awig yang turun temurun menjadikan wilayah laut gili trawangan baik di permukaan maupun dasar laut tetap terjaga dengan baik, sehingga keindahan alam laut pun tetap menjadikannya daya tarik bagi wisatawan. KESIMPULAN Siklus peningkatan nilai dan harga tanah dapat memperlihatkan perkembangan perubahan yang terjadi di Pulau Gili Trawangan yang menyebabkan peningkatan nilai tanah di Pulau Gili Trawangan. Faktor yang mempengaruhi peningkatan nilai tanah di Pulau Gili Trawangan antara lain karena keindahan alam, aksesibilitas yang mudah dan terjangkau, fasilitas, sarana dan prasarana, pengembangan resort dengan konsep pantai resort yang berkualitas, dan investasi yang masuk. Faktor yang mempengaruhi peningkatan nilai lahan di Pulau Gili Trawangan antara lain lokasi, keindahan alam dan sumber daya laut, aksesibilitas, fasilitas, sarana dan prasarana, resort dan investasi. Peningkatan kedatangan wisatawan berarti peningkatan keuntungan dan secara alami akan meningkatkan daya tarik para investor untuk berinvestasi. Peningkatan investasi tersebut akan meningkatkan lagi kebutuhan akan tanah yang pada akhir secara otomatis meningkatkan harga tanah, dan demikian proses ini akan berulang dan berulang terus. Dalam kondisi demikian tidak hanya harga tanah saja yang meningkat, tetapi nilai (sewa) tanah ataupun resort turut meningkat. Pengembangan resort wisata mempunyai dampak positif dan dampak negatif pada lingkungan dan penduduk Pulau Gili Trawangan. Dampak positif memberikan keuntungan pada lingkungan sekitar dan dampak negatif yang terjadi mesti diantisipasi, ditanggapi dan ditanggulangi dengan baik.
Analisis Faktor Potensi Pengembangan Agrowisata Kopi Melalui Pendekatan Community Based Tourism Dalam Medukung Pengembangan Kepariwisataan Di Pulau Samosir