Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TOKSIKOLOGI

PENCEMARAN LINGKUNGAN di INDUSTRI KIMIA ARSEN

Disusun oleh :
Nourma Sari
Ratna Mustika Yasi
Ita Dwi Ardhianti
Alwin Anggiatma
Osca Adwitya C.
Dian Cipta Sari
Nur Laili
Wijiutomo La Juku

(08307144023)
(08307144024)
(08307144026)
(08307144027)
(08307144028)
(08307144029)
(08307144037)
(07307144038)

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011

PENCEMARAN LINGKUNGAN DARI INDUSTRI KIMIA ARSEN

A. Latar Belakang
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan bahan yang karena sifat atau
konsentrasi, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemari atau
merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup
lain.
Menurut data dari Environmental Protection Agency (EPA) tahun 1997, yang menyusun
top-20 B3 antara lain: Arsenic, Lead, Mercury, Vinyl chloride, Benzene, Polychlorinated
Biphenyls (PCBs), Kadmium, Benzo(a)pyrene, Benzo(b)fluoranthene, Polycyclic Aromatic
Hydrocarbons, Chloroform, Aroclor 1254, DDT, Aroclor 1260, Trichloroethylene,
Chromium

(hexa

valent),

Dibenz[a,h]anthracene,

Dieldrin,

Hexachlorobutadiene,

Chlordane. Beberapa diantaranya merupakan logam berat, antara lain Arsenic (As), Lead
(Pb), Mercury (Hg), Kadmium (Cd) dan Chromium (Cr) (Sudarmaji, 2006). Logam-logam
berat tersebut dalam konsentrasi tinggi akan berbahaya bagi kesehatan manusia bila
ditemukan di dalam lingkungan, baik di dalam air, tanah maupun udara.
Arsen (As) merupakan salah satu logam berat yang digunakan dalam kehidupan
manusia. Penggunaannya antara lain dalam bidang kedokteran, pertanian, pengawetan kayu,
dan lainnya. Namun penggunaan arsen yang tidak tepat dapat mengakibatkan efek yang fatal
bagi kesehatan manusia.
B. Definisi
Arsen (As) adalah suatu unsur kimia metaloid (semilogam) golongan VA dengan nomor
atom 33. Arsen berwujud bubuk putih, tanpa warna dan bau. Nama arsenik sendiri pertama
kali berasal dari bahasa Persia zarnig dan bahasa Yunani arsenikon yang artinya kuning
(www.terselubung.blogspot.com, 2009). Arsen merupakan bahan metaloid yang terkenal
beracun dan memiliki tiga bentuk alotropik, yaitu kuning, hitam dan abu-abu
(www.wikipedia.org, 2009).
Arsen di alam berada dalam bentuk Inorganik dan organik. Penjelasannya sebagai
berikut:
1. Arsen Inorganik

Sebagian besar arsen di alam merupakan bentuk senyawa dasar yang berupa
substansi inorganik. Arsen inorganik dapat larut dalam air atau berbentuk gas dan dapat
terpapar pada manusia. Menurut National Institute for Occupational Safety and Health
(1975), arsen inorganik dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan kronis,
terutama kanker (www.bluefame.com, 2009).
Senyawa Arsen dengan oksigen, klorin atau belerang dikenal sebagai arsen
inorganik. Arsen trioksida (As2O3 atau As4O6) dan arsenat/arsenit merupakan bentuk
arsen inorganik berbahaya bagi kesehatan manusia. Pada suhu di atas 1.073C senyawa
arsen trioksida dapat dihasilkan dari hasil samping produksi tembaga dan pembakaran
batubara. Arsen trioksida mempunyai titik didih 465C dan akan menyublim pada suhu
lebih rendah. Kelarutan arsen trioksida dalam air rendah, kira-kira 2% pada suhu 25C
dan 8,2% pada suhu 98C. Sedikit larut dalam asam membentuk asam arsenide
(H3As03). Arsen trioksida sangat cepat larut dalam asam khlorida dan alkalis (Durrant
& Durrant, 1966; Carapella, 1973) (Sukar, 2003).
Arsen Trioksida dari hasil samping produksi tembaga mencemari udara,tanah dan
air. Dalam hal ini kami,menspesifikasikan pencemaran Arsen Trioksida hasil samping
produksi tembaga dalam air tanah. Arsen trioksida berupa bubuk berwarna putih yang
larut dalam air.
2. Arsen Organik
Senyawa dengan Carbon dan Hydrogen dikenal sebagai Arsen Organik. Arsen
bentuk organik yang terakumulasi pada ikan dan kerang-kerangan, yaitu arsenobetaine
dan arsenokolin mempunyai sifat nontoksik. Sebagaimana diketahui bahwa arsen
inorganik lebih beracun dari pada arsen organik. Senyawa arsen organik sangat jarang
dan mahal. Ikatan carbon-arsen sangat stabil pada kondisi pH Iingkungan dan berpotensi
teroksidasi. Beberapa senyawa methylarsenic sebagaimana di dan trimethylarsenes
terjadi secara alami, karena merupakan hasil dari aktivitas biologik. Di dalam air
senyawa ini bisa teroksidasi menjadi methylarsenic acid Senyawa arsen organik lainnya
seperti : arsenobetaime dan arsenocho/ine bisa ditemukan pada kehidupan laut dan
sangat tahan terhadap degradasi secara kimiawi (Lauwerys et aI, 1979) (Sukar, 2003).

Berbagai macam senyawa arsen adalah sebagai berikut:


a. Asam arsenat (H3AsO4)
b. Asam arsenit (H3AsO3)
c. Arsen trioksida (As2O3)
d. Arsin (Arsen Trihidrida AsH3)
e. Kadmium arsenida (Cd3As2)
f. Galium arsenida (GaAs)
g. Timbal biarsenat (PbHAsO4)
C. Karakteristik Arsen
Arsen berwarna abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di lingkungan. Arsen di air di
temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain (Wijanto, 2005).
Arsen secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan fosfor, dan sering dapat
digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga beracun. Ketika
dipanaskan, arsen akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsen, yang berbau seperti bau
bawang putih. Arsen dan beberapa senyawa arsen juga dapat langsung tersublimasi, berubah
dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu. Zat dasar arsen ditemukan
dalam dua bentuk padat yang berwarna kuning dan metalik, dengan berat jenis 1,97 dan
5,73.

D. Mekanisme Masuknya Arsen dalam Tubuh


Pemajanan Arsen Trioksida ke dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari
makanan/minuman yang tercemar Arsen dari air tanah karena karakteristik dari Arsen
Trioksida sendiri yang mudah larut dalam air. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap
lambung dan usus halus kemudian masuk ke peredaran darah (Wijanto, 2005).
Arsen trioksida mampu menghambat produksi ATP, sumber energi bagi sel-sel
hidup, melalui berbagai mekanisme. Di siklus Krebs arsenik menghambat enzim piruvat
dehidrogenase, sehingga sintesis ATP menjadi berkurang dan malah meningkatkan

produksi hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida ini merupakan oksidator yang sangat
reaktif terhadap sel hidup, maka justru sel hidup itulah yang diserang
E. Toksisitas
Toksisitas senyawa arsenik dan sangat bervariasi. Bentuk organik tampaknya memiliki
toksisitas yang lebih rendah daripada bentuk arsenik anorganik.. Penelitian telah
menunjukkan bahwa arsenites (trivalen bentuk) memiliki toksisitas akut yang lebih tinggi
daripada arsenates (pentavalent bentuk). Minimal dosis akut arsenik yang mematikan pada
orang dewasa diperkirakan 70-200 mg atau 1 mg/kg/hari. Sebagian besar melaporkan
keracunan arsenik tidak disebabkan oleh unsur arsenik, tapi oleh salah satu senyawa arsen,
terutama arsenik trioksida, yang sekitar 500 kali lebih beracun daripada arsenikum murni.
Gejalanya antara lain: sakit di daerah perut, produksi air liur berlebihan, muntah, rasa haus
dan kekakuan di tenggorokan, suara serak dan kesulitan berbicara, masalah muntah
(kehijauan atau kekuningan, kadang-kadang bernoda darah), diare, tenesmus, sakit pada
organ kemih, kejang-kejang dan kram, keringat basah, lividity dari ekstremitas, wajah pucat,
mata merah dan berair (www.wikipedia.org, 2009).
Gejala keracunan arsenik ringan mulai dengan sakit kepala dan dapat berkembang
menjadi ringan dan biasanya, jika tidak diobati, akan mengakibatkan kematian
(www.wikipedia.org, 2009).
F. Dampak Arsen Terhadap Kesehatan Manusia
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan air, tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke
dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah
tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat
mencemari air tanah dan udara di atasnya.
WHO menetapkan ambang aman tertinggi arsen dalam air tanah sebesar 50 ppb
(www.wikipedia.org, 2009). Air tanah biasa digunakan sebagai sumber air minum bagi
kelangsungan hidup manusia. Salah satu akibat yang merugikan dari arsen adalah apabila
dalam air minum mengandung unsur arsen melebihi nilai ambang batas, yaitu bila kadarnya
melebihi 10 ppb dalam air minum. Gejala keracunan kronis yang ditimbulkannya pada

tubuh manusia berupa iritasi usus, kerusakan syaraf dan sel, kelainan kulit atau melanoma
serta kanker usus.
Arsen inorganik telah dikenal sebagai racun manusia sejak lama, yang dapat
mengakibatkan kematian. Dosis rendah akan mengakibatkan kerusakan jaringan. Bila
melalui mulut, pada umumnya efek yang timbul adalah iritasi saluran makanan, nyeri, mual,
muntah dan diare. Selain itu mengakibatkan penurunan pembentukan sel darah merah dan
putih, gangguan fungsi jantung, kerusakan pembuluh darah, luka di hati dan ginjal.
( Wijanto, 2005). Berikut ini adalah implikasi klinik akibat tercemar oleh arsen:
1. Mata
Efek Arsenic terhadap mata adalah gangguan penglihatan dan kontraksi mata pada
bagian perifer sehingga mengganggu daya pandang (visual fields) mata.
2. Kulit
Adanya

kulit

yang

berwarna

gelap

(hiperpigmentasi),

penebalan

kulit

(hiperkeratosis), timbul seperti bubul (clavus), infeksi kulit (dermatitis) dan mempunyai
efek pencetus kanker (carcinogenic).
3. Darah
Efeknya menyebabkan kegagalan fungsi sungsum tulang dan terjadinya pancytopenia
(yaitu menurunnya jumlah sel darah perifer).
4. Liver
Paparan arsen yang cukup lama (paparan kronis) pada liver akan menyebabkan efek
yang signifikan, berupa meningkatnya aktifitas enzim pada liver (enzim SGOT, SGPT,
gamma GT), ichterus (penyakit kuning), liver cirrhosis (jaringan hati berubah menjadi
jaringan ikat dan ascites (tertimbunnya cairan dalam ruang perut).
5. Ginjal
Arsen akan menyebabkan kerusakan ginjal berupa renal damage (terjadi ichemia dan
kerusakan jaringan).
6. Saluran pernapasan
Paparan arsen pada saluran pernafasan akan menyebabkan timbulnya laryngitis
(infeksi laryng), bronchitis (infeksi bronchus) dan dapat pula menyebabkan kanker paru.
7. Pembuluh darah

Logam berat Arsen dapat menganggu fungsi pembuluh darah, sehingga dapat
mengakibatkan penyakit arteriosclerosis (rusaknya pembuluh darah), portal hypertention
(hipertensi oleh karena faktor pembuluh darah potal), oedema paru dan penyakit
pembuluh darah perifer (varises, penyakit bu rger).
8. Sistem Reproduksi
Efek arsen terhadap fungsi reproduksi biasanya fatal dan dapat pula berupa cacat bayi
waktu dilahirkan, lazim disebut effek malformasi.
9. Sistem Immunologi
Efek pada sistem immunologi, terjadi penurunan daya tahan tubuh/ penurunan
kekebalan, akibatnya peka terhadap bahan karsinogen (pencetus kanker) dan infeksi
virus.
10. Sistem Sel
Efek terhadap sel mengakibatkan rusaknya mitokondria dalam inti sel sehingga
menyebabkan turunnya energi sel dan sel dapat mati.
11. Gastrointestinal (Saluran Pencernaan)
Arsen akan menyebabkan perasaan mual dan muntah, serta nyeri perut, mual (nausea)
dan muntah (vomiting).

G. Cara Mengatasi Keracunan Arsenik


Pertolongan pertama (standart treatment) bila kulit kita terpapar arsenik: cuci permukaan
kulit dengan air mengalir secara kontinu kurang lebih 10 menit, atau sampai tidak ada
kandungan bahan kimia di atas kulit. Bila perlu, gunakan sabun. Baju yang terkontaminasi
harus dilepaskan. Kemudian segera ke dokter untuk mendapat pertolongan medis.
Sementara bila racun masuk ke pencernaan, masukkan air dalam jumlah yang cukup besar
ke dalam mulut untuk mencuci. Tetapi, air jangan tertelan. Kalau bahan kimianya sudah
tertelan, minum kurang lebih 250 ml air dan jangan memaksakan muntah. Segera cari
pertolongan medis.
Cara mengatasi keracunan arsenik berbeda antara keracunan akut dan kronik. Untuk
keracunan akut yang belum berlangsung 4 jam, korban diberi ipekak untuk merangsangnya

muntah. Dapat juga dilakukan bilas lambung apabila ia tidak dapat minum. Pemberian
katartik atau karboaktif dapat bermanfaat. Sedangkan untuk keracunan yang sudah
berlangsung lebih lama (termasuk juga keracunan kronik), sebaiknya diberi antidotumnya,
yaitu suntikan intramuskuler dimerkaprol 3-5 mg/kgBB 4-6 kali sehari selama 2 hari.
Pengobatan dilanjutkan 2-3 kali sehari selama 8 hari ( www.terselubung.blogspot.com,
2009).
Metode kimia dan sintetik saat ini digunakan untuk mengobati keracunan arsenik.
Dimercaprol dan asam dimercaptosuccinic adalah agen chelating yang mengambil arsenik
dari protein darah dan digunakan untuk mengobati keracunan arsenik akut. Dimercaprol
jauh lebih beracun daripada succimer.
Selain itu, ada penelitian menarik yang dilakukan oleh Keya Chaudhuri dan rekanrekannya dari Indian Institute of Chemical Biology di Kolkata dalam jurnal Food and
Chemical Toxicology. Mereka melakukan uji coba pada tikus. Tikus yang diberi makan
ekstrak bawang putih kandungan arsenik dalam darah dan hatinya berkurang 40 persen dan
45 persen dari arsen juga di keluarkan lewat air seni tikus tersebut. Zat yang mengandung
belerang dalam bawang putih dapat mengurangi kadar arsen dalam jaringan dan darah.
Sehingga mereka yang tinggal di daerah yang beresiko terkontaminasi arsenik dalam air
disarankan untuk mengonsumsi satu sampai tiga siung bawang putih per hari sebagai
pencegahan keracunan arsen.

1. Karakteristik Arsen trioksida


Arsenik sebagai racun

Bentuk arsenik yang terkenal adalah As2O3, alias arsen trioksida atau warangan.
Warangan ini bentuknya berupa bubuk berwarna putih yang larut dalam air. Sehingga
arsen trioksida yang merupakan hasil samping dari industri Batu bara bisa mencemari
air tanah di sekitar industri.
2. Mekanisme masuknya Arsen Trioksida dalam tubuh
Pemajanan Arsen Trioksida ke dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari
makanan/minuman yang tercemar Arsen dari air tanah karena karakteristik dari Arsen
Trioksida sendiri yang mudah larut dalam air. Arsen yang tertelan secara cepat akan
diserap lambung dan usus halus kemudian masuk ke peredaran darah (Wijanto, 2005).
Arsen trioksida mampu menghambat produksi ATP, sumber energi bagi sel-sel
hidup, melalui berbagai mekanisme. Di siklus Krebs arsenik menghambat enzim
piruvat dehidrogenase, sehingga sintesis ATP menjadi berkurang dan malah
meningkatkan produksi hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida ini merupakan
oksidator yang sangat reaktif terhadap sel hidup, maka justru sel hidup itulah yang
diserang
3. Dampak Arsen pada kehidupan manusia
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan air, tanah, maka
ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang
masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat
beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika
bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
WHO menetapkan ambang aman tertinggi arsen dalam air tanah sebesar 50 ppb
(www.wikipedia.org, 2009). Air tanah biasa digunakan sebagai sumber air minum bagi
kelangsungan hidup manusia. Salah satu akibat yang merugikan dari arsen adalah

apabila dalam air minum mengandung unsur arsen melebihi nilai ambang batas, yaitu
bila kadarnya melebihi 10 ppb dalam air minum
4. Mekanisme kerja Dimerkaprol
Dimerkaprol akan membentuk komplek kelat dengan logam-logam seperti timbal
atau tembaga kemudian logam tersebut dapat dikeluarkan dari tubuh dan toksisitas
berkurang.

DAFTAR PUSTAKA
http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2010/10/makalah-toksikologi-industri-arsen.html
Diakses tanggal Rabu ,21 September 2011 Pukul 12.27 WIB
Herman, D.Z. 2006. Tinjauan terhadap Tailing Mengandung Unsur Pencemar Arsen (As),
Merkuri (Hg), Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) dari Sisa Pengolahan Bijih Logam.
www.geoajeh.net46.net/.../Tinjauan%20tailing%20mengandung%20unsur%20pencemar%20
Diakses tanggal 14 Oktober 2011
Sudarmaji, dkk. 2006. Toksikologi Logam Berat B3 dan Dampaknya terhadap Kesehatan.
www.journal.unair.ac.id/detail_jurnal.php
Diakses tanggal 14 Oktober 2011

Sukar, 2003. Sumber dan Terjadinya Arsen di Lingkungan.


http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/vol%202/sukar22.pdf
Diakses tanggal 10 Oktober 2011
Tallei, T. 2004. Mekanisme Detoksikasi Logam Berat dalam Tubuh Manusia
http://trinatallei.blog.friendster.com/2008/05/mekanisme-detoksikasi-logam-berat-dalam-tubuhmanusia/
Diakses tanggal 9 Oktober 2011.

Anda mungkin juga menyukai