Anda di halaman 1dari 5

TUTORIAL SKENARIO C BLOK 21

I.

Skenario
Ny. ATW, 30 tahun, ibu rumah tangga, masuk ke UGD RSJ Ernaldi Bahar Palembang karena

mencoba bunuh diri. NY. ATW selalu sedih dan menangis tana sebab. Dua tahun yang lalu terdapat
perubahan perilaku yaitu adanya kegembiraan berlebihan, banyak bicara dan beraktivitas, sering
keluyuran serta kurang tidur. Satu tahun yang lalu ia mengeluh selalu mendengar suara seperti ada
orang yang mengobrol dan menyalahkan dirinya, serta adanya keyakinan yang kuat bahwa dirinya
banyak kesalahan dan dosa. Ia mulai mengisolasi diri dan kurang berinteraksi. Kemudian kemunduran
makin hebat, kurang bisa engurus diri, tak dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari, bicara terbatas,
ucapan kalimat sepatah-dua kata tetapi masih dapat dimengerti. Selama setahun terakhir ini pasien
masih cenderung normal selama beberapa bulan. Menurut keluarga ada stressor yang memicu
perubahan perilaku ini yaitu masalah dengan keluarga suami.
Pada autoanamnesis pasien terlihat diam tak banyak bergerak, kadang menangis dan sulit
menjawab petanyaan. Jawaban hanya sepatah-dua kata saja, kadang menolak untuk bicara sama
sekali. Tanda-tanda autisme jelas ada.
Informasi Tambahan
Terdapat riwayat perkawinan yang baik, ada riwayat gangguan afektif dalam keluarga dan
premorbid mengarah ke suatu gangguan kepribadian dengan ciri pasif, sering merasa bersalah, sangat
tergantung dengan orang lain, merasa tak berdaya bila sendirian dan kondisi ini sudah berdampak
negatif, ada stressor dalam satu tahun terakhir terkait masalah keluarga yaitu bentrok dengan keluarga
suami. GAF scale sekitar 40-31 saat pemeriksaan (saat ada upaya bunuh diri GAF scale menurun
sampai 10 0). Terdapat waham mengarah ke rasa bersalah dan berdosa
Pemeriksaan fisik tidak ada kelainan
Kesimpulan pemeriksaan psikiatrik
Ditemukan adanya banyak psikopatologi, antara lain: adanya discriminative insight yang
sangat terganggu, jelas terdapat gangguan asosiasi berupa hemmung, sperrung, dan adanya autis, serta
depresi tahap berat, dengan demikian konklusinya adalah RTA sangat terganggu.
II.

Klarifikasi Masalah
1. Bunuh diri
2. Isolasi diri
3. Stressor : stimulus atau peristiwa yang menimbulkan respon stress
4. Perilaku
5. Keluyuran : pergi kemana-mana tanpa tujuan tertentu
6. Autistic behaviour :suatu kapasitas mental yang menyimpang dari hukum logika dan
pengalaman serta mengabaikan fakta realita yang bahan pikirannya berasal dari
dalam diri individu sendiri
7. Gangguan afektif : gangguan pada emosi atau suasana hari
8. Premorbid : atau premorbid personality; kepribadian sebelum timbulnya penyakit

9. GAF Scale : Global Assessment of Function Scale; 40-31 menunjukan beberapa


disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam
beberapa fungsi; 10-0 menunjukan bahaya mencederai diri dan orang lain
10. Kepribadian pasif
11. Waham : sebuah gangguan mental kejiwaan yang merupakan keyakinan palsu yang
timbul tanpa stimulus luar yang cukup
12. Psikopatologi : suatu cabang ilmu yang mempelajari fungsi-fungsi mental,
kepribadian abnormal atau patologi
13. Discreminative insight : kemampuan individu untuk mampu memahami dirinya
sendiri baik mengenai kemampuannya, keterbatasan, cita-cita, dan lainnya
14. Hemmung : pikiran terhambat; pikiran berjalan lambat akibat sibuknya inisiasi dan
ide sehingga tidak dapat mengambil keputusan dan terjadi gangguan perhatian
15. Sperrung : teputusnya aliran berpikir secara tiba-tiba sebelum suatu gagasan
diselesaikan dan tidak ingat akan apa yang akan dikatakan (thought blocking)
16. Depresi : gangguan mental umum yang ditandai dengan kesedihan kehilangan minat,
perasaan bersalah, ulit berkonsentrasi, gangguan tidur, nafsu makan berubah,
danenergi rendah yang menyebabkan gangguan dalam menjalankan kehidupan seharihari
17. RTA : Reality testing ability; tes bertujuan untuk membedakan gangguan bersifat
psikotik atau tidak yang terdiri dari tiga aspek yaitu afektif (stimmung), pikiran
(denken), dan perilaku (handlung).
III.

Identifikasi Masalah
1. Ny. ATW, 30 tahun, ibu rumah tangga, masuk ke UGD RSJ Ernaldi Bhar Palembang
karena mencoba bunuh diri. NY. ATW selalu sedih dan menangis tanpa sebab.
2. Dua tahun yang lalu terdapat perubahan perilaku yaitu adanya kegembiraan
berlebihan, banyak bicara dan beraktivitas, sering keluyuran serta kurang tidur.
3. Satu tahun yang lalu ia mengeluh selalu mendengar suara seperti ada orang yang
mengobrol dan menyalahkan dirinya, serta adanya keyakinan yang kuat bahwa
dirinya banyak kesalahan dan dosa. Ia mulai mengisolasi diri dan kurang berinteraksi.
Kemudian kemunduran makin hebat, kurang bisa engurus diri, tak dapat mengerjakan
pekerjaan sehari-hari, bicara terbatas, ucapan kalimat sepatah-dua kata tetapi masih
dapat dimengerti.
4. Selama setahun terakhir ini pasien masih cenderung normal selama beberapa bulan.
5. Menurut keluarga ada stressor yang memicu perubahan perilaku ini yaitu masalah
dengan keluarga suami.
6. Pada autoanamnesis pasien terlihat diam tak banyak bergerak, kadang menangis dan
sulit menjawab petanyaan. Jawaban hanya sepatah-dua kata saja, kadang menolak
untuk bicara sama sekali. Tanda-tanda autisme jelas ada.
7. Informasi Tambahan
Terdapat riwayat perkawinan yang baik, ada riwayat gangguan afektif dalam keluarga
dan premorbid mengarah ke suatu gangguan kepribadian dengan ciri pasif, sering
merasa bersalah, sangat tergantung dengan orang lain, merasa tak berdaya bila

sendirian dan kondisi ini sudah berdampak negatif, ada stressor dalam satu tahun
terakhir terkait masalah keluarga yaitu bentrok dengan keluarga suami. GAF scale
sekitar 40-31 saat pemeriksaan (saat ada upaya bunuh diri GAF scale menurun
sampai 10 0). Terdapat waham mengarah ke rasa bersalah dan berdosa.
8. Kesimpulan pemeriksaan psikiatrik
Ditemukan adanya banyak psikopatologi, antara lain: adanya discriminative insight
yang sangat terganggu, jelas terdapat gangguan asosiasi berupa hemmung, sperrung,
dan adanya autis, serta depresi tahap berat, dengan demikian konklusinya adalah RTA
sangat terganggu.
IV.

Analisis masalah
1. Ny. ATW, 30 tahun, ibu rumah tangga, masuk ke UGD RSJ Ernaldi Bahar Palembang
karena mencoba bunuh diri. NY. ATW selalu sedih dan menangis tanpa sebab.
i. Apa hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan yang dialami? (1,2,3)
ii. Ganguan afek apa yang terjadi? Gejala apa saja dari gangguan tersebut?
(2,3,4)
iii. Gangguan apa saja yang bercirikan dorongan untuk bunuh diri? (3,4,5)
iv. Gangguan apa saja yang bercirikan episode depresi? (4,5,6)
2. Dua tahun yang lalu terdapat perubahan perilaku yaitu adanya kegembiraan
berlebihan, banyak bicara dan beraktivitas, sering keluyuran serta kurang tidur.
i. Gangguan apa saja yang bercirikan episode manik? (5,6,7)
ii. Apa hubungan gejala manik yang dialami dua tahun lalu dengan gejala
depresi yang dialami sekarang dan mekanismenya? (6,7,8)
iii. Diagnosis banding apa yang berhubungan dengan gejala premorbid manik
yang dialami? (7,8,9)
3. Satu tahun yang lalu ia mengeluh selalu mendengar suara seperti ada orang yang
mengobrol dan menyalahkan dirinya, serta adanya keyakinan yang kuat bahwa
dirinya banyak kesalahan dan dosa. Ia mulai mengisolasi diri dan kurang berinteraksi.
Kemudian kemunduran makin hebat, kurang bisa mengurus diri, tak dapat
mengerjakan pekerjaan sehari-hari, bicara terbatas, ucapan kalimat sepatah-dua kata
tetapi masih dapat dimengerti.
i. Apa saja tipe-tipe halusinasi dan tipe apa yang dialami oleh Ny. ATW? (8,9,1)
ii. Apa saja tipe-tipe waham dan tipe apa yang dialami oleh Ny. ATW? (9,1,2)
iii. Apa gangguan mental yang dicirikan dengan timbulnya halusinasi dan
waham? (1,2,3)
iv. Apa yang menyebabkan gejala yang dialami semakin berat? (2,3,4)
v. Mengapa pekerjaan sehari-hari Ny. ATW terganggu? (3,4,5)
vi. Mengapa pasien menjadi pendiam (sedikit bicara)? (4,5,6)
4. Selama setahun terakhir ini pasien masih cenderung normal selama beberapa bulan.
i. Apa yang menyebabkan ada periode stabil dimana pasien cenderung normal?
(5,6,7)
5. Menurut keluarga ada stressor yang memicu perubahan perilaku ini yaitu masalah
dengan keluarga suami.

i. Apa saja jenis-jenis stressor yang dapat memicu perubahan perilaku pada
kasus? (6,7,8)
ii. Apa peran stressor dalam perjalanan penyakit? (7,8,9)
6. Pada autoanamnesis pasien terlihat diam tak banyak bergerak, kadang menangis dan
sulit menjawab petanyaan. Jawaban hanya sepatah-dua kata saja, kadang menolak
untuk bicara sama sekali. Tanda-tanda autisme jelas ada.
i. Apa saja tanda-tanda perilaku autisme pada pasien schizophrenia? (8,9,1)
7. Informasi Tambahan
Terdapat riwayat perkawinan yang baik, ada riwayat gangguan afektif dalam keluarga
dan premorbid mengarah ke suatu gangguan kepribadian dengan ciri pasif, sering merasa
bersalah, sangat tergantung dengan orang lain, merasa tak berdaya bila sendirian dan kondisi
ini sudah berdampak negatif, ada stressor dalam satu tahun terakhir terkait masalah keluarga
yaitu bentrok dengan keluarga suami. GAF scale sekitar 40-31 saat pemeriksaan (saat ada
upaya bunuh diri GAF scale menurun sampai 10 0). Terdapat waham mengarah ke rasa
bersalah dan berdosa.
i. Apa interpretasi dan bagaimana cara pemeriksaan dari GAF Scale? (9,1,2)
ii. Jenis gangguan kepribadian premorbid apa yang dialami oleh Ny. ATW?
iii.

(1,2,3)
Apa hubungan adanya riwayat gangguan afektif dalam keluarga dengan

gejala yang dialami? (2, 3, 4)


8. Kesimpulan pemeriksaan psikiatrik
Ditemukan adanya banyak psikopatologi, antara lain: adanya discriminative insight
yang sangat terganggu, jelas terdapat gangguan asosiasi berupa hemmung, sperrung, dan
adanya autis, serta depresi tahap berat, dengan demikian konklusinya adalah RTA sangat
terganggu.
i.
ii.
iii.
iv.
v.

Bagaimana cara pemeriksaan RTA? (3,4,5)


Bagaimana klasifikasi dan gambaran dari RTA yang sangat terganggu? (4,5,6)
Apa saja tingkatan depresi? (5,6,7)
Apa saja gangguan asosiasi? (6,7,8)
Bagaimana gambaran klinis dari discriminative insight, hemmung, sperrung,

dan perilaku autis? (7,8,9)


vi. Mengapa terjadi gangguan discriminative insight? (dan mekanisme) (8,9,1)
vii. Mengapa terdapat hemmung, sperrung, dan perilaku autis pada kasus? (dan
mekanisme) (9,1,2)
9. Aspek Klinis
i. Diagnosis banding (1,2,3)
ii. Diagnosis kerja (2,3,4)
iii. Algoritma penegakkan diagnosis PPDGJ dan DSM (3,4,5)
iv. Pemeriksaan Penunjang (4,5,6)
v. Epidemiologi (5,6,7)
vi. Etiologi (6,7,8)
vii. Faktor risiko (7,8,9)
viii. Klasifikasi (8,9,1)
ix. Patofisiologi (9,1,2)
x. Manifestasi Klinis (1,2,3)

xi.
xii.
xiii.
xiv.
xv.
V.

Tatalaksana dan evaluasi (semua)


Komplikasi (2,3,4)
Prognosis (3,4,5)
Pencegahan dan Edukasi (4,5,6)
SKDI (semua)

Hipotesis
Ny. ATW, 30 tahun, ibu rumah tangga, dibawa ke UGD RSJ Ernaldi Bahar karena
mencoba bunuh diri diduga menderita Schizophrenia.

VI.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Learning Issues
1. Schizophrenia (lengkap) (semua)
2. Neuroanatomi dan neurokimiawi yang berhubungan dengan Schizophrenia (1,2,3)
3. Gangguan kepribadian Ciri khas (4,5,6,9)
4. Gangguan afektif ) (7,8,9)
Eriska
Evlin
Adi
Melva
Habib
Defina
Mutia
Tara
Beni

Anda mungkin juga menyukai