Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PERSONAL HYGIENE


I.

KONSEP MEDIS
A. Definisi Personal Hygiene
Personal Hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan
dankesejahteraan dirinya untuk memperoleh kesejah teraan fisik dan fisiologis.
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarrti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis.
Personal hygiene adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan
kulit seseorang untuk awal dalam perlindungan terhadap organisme.
Personal

hygiene

adalah

tindakan

perneliharaan

kebersihan

tubuh

perseorangan yang dapat meningkatkan keselamatan fisik, kenyamanan maupun


psikilogis

B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Macam-Macam Personal Hygiene


Kebersihan kulit,
Kebersihan mata,
Kebersihan telinga kebersihan hidung,
Kebersihan gigi dan mulut,
Kebersihan genitalia, dan
Kebersihan kuku.

C.
1.
2.
3.
4.
5.

Etiologi
Karena Sakit,sehingga tidak mampu melakukan sendiri
Kurangnya Pengetahuan dan Informasi
Keterbatasan Biaya
Lingkungan yang Tidak Mendukung
Tidak ada nya Fasilitas yang memadai

D.
1.
2.
3.
4.

Patofisiologi
Terjadinya gangguan integritas kulit
Memperbesar resiko penyakit lain yang timbul
Mengurangi kemampuan sistem imun alami di kulit
Dapat menimbulkan terjadinya proses luka akibat tirah baring

E. Faktor Predisposisi
Menurut Tarwoto Wartonah faktor-faktor yang mempengaruhi personal
Hygiene adalah :
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
terhadap kebersihannya.
2.

Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri sehingga

kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.


3. Status sosioekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
Diabetes Melitus, ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh
dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
7. Kondisi Fisik
Pada keadaan sakit tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya.

Menurut Wahit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns. Nurul Chayatin, S.Kep
dalam buku KDM menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
personal Hygiene adalah :
1. Budaya
Sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa
saat individu sakit ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah
penyakitnya.
2. Status sosial-ekonomi
Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan
prasarana yang memadai. Itu semua membutuhkan biaya. Dengan kata lain,
sumber

keuangan

individu

akan

berpengaruh

pada

kemampuannya

mempertahankan personal hygiene yang baik.


3. Agama
Agama

juga

berpengaruh

pada

keyakinan

individu

dalam

melaksanakan kebiasaan sehari-hari. Agama Islam miasalnya, umat Islam


selalu diperintah untuk menjaga kebersihan karena kebersihan adalah sebagian
dari iman. Hal ini tentu akan mendorong individu untuk mengingat pentingnya
kebersihan diri bagi kelangsunganhidup.
4. Tingkat pengetahuan atau perkembangan individu
Kedewasaan seseorang mempengaruhi pada kualitas diri seseorang
tersebut, salah satunya adalah pengetahuan yang baik. Pengetahuan itu penting
dalam meningkatkan status individu. Sebagai contoh, agar terhindar dari
penyakit kulit, kita harus mandi dengan bersih setiap hari.
5. Status kesehatan
Kondisi sakit ataucedera akan menghambat kemampuan individu
dalam melakukan perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap
tingkat kesehatan individu. Individu akan semakin lemah yang pada akhirnya
akan jatuh sakit.
6. Kebiasaan

Ini ada kaitanya dengan kebiasaan individu dalam menggunakan


produk-produk

tertentu

dalam

melakukan

perawatan

diri

misalnya

menggunakan shower, sabun padat, sabun cair, shampo, dll. (Taylor, 1989)
7. Cacat jasmani atau mental bawaan
Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat kemampuan individu
untuk melakukan perawatan diri secara mandiri.
F. Dampak Yang Di Timbulkan
Dampak yang timbul pada masalah personal hygiene meliputi
1.Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan yang sering timbul
adalah gangguan integritas kulit,gangguan membran mukosa mulut,infeksi pada
mata dan telinga dan gangguan fisik pada luka.
2.

Gangguan psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah

gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri,aktualisasi diri dan


gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga,aktualisasi diri dan gangguan
interaksi sosial.

G. Klasifikasi Personal Hyegine


Menurut KDM Tarwoto Wartonah, macam-macam personal hygiene
yaitu :
1. Perawatan kulit kepala dan rambut.
Rambut berbentuk bulat panjang, makin ke ujung makinkecil dan ujungnya
makin kecil. Pada bagian dalam berlubangdan berisi zat warna. Warna rambut
setiap orang tidak samatergantung zat warna yang ada didalamnaya.
Rambut

dapattumbuh

dari

pembuluh

darah

yang

ada

disekitar

rambut(Depdikbud, 1986:23).

Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari sengatan matahari dan
hawa dingin. Dalam kehidupan sehari-hari sering nampak pemakaian alat
perlindungan lain sepertitopi, kain kerudung dan masih banyak lagi yang
lain.Penampilan akan lebih rapi dan menarik apabila rambutdalam keadaan bersih
dan sehat. Sebaliknya rambut yangdalam keadaan kotor, kusam dan tidak terawat
akan terkesan jorok dan penampilan tidak menarik.
Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih,sehingga perlu
perawatan yang baik. Untuk perawatan rambutdapat ditempuh dengan berbagai
cara namun demikian carayang dilakukan adalah cara pencucian rambut.
Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak.
Karenaitu kotoran, debu, asap mudah melekat dengan demikian makapencucian
rambut adalah suatu keharusan. Pencucian rambutdengan shampoo dipandang
cukup apabila dilakukan dua kalidalam seminggu (Depdikbud, 1986:12).
Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah,tidak terlalu
berminyak dan terlalu kering serta tidak berketombedan berkutu.Tujuan bagi klien
yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala meliputi sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.

Pola kebersihan diri klien normal


Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat
Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.

2. Perawatan mata.
Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan
pembersihan dengan washlap bersih yang dilembabkan kedalam air. Sabun yang
menyebabkan panas dan iritasi biasanya dihindari. Perawat menyeka dari dalam
ke luar kantus mata untuk mencegah sekresi dari pengeluaran ke dalam kantong
lakrimal. Bagian yang terpisah dari washlap digunakan sekali waktu untuk
mencegah penyebaran infeksi. Jika klien memiliki sekresi kering yang tidak dapat
diangkat dengan mudah dengan menyeka, maka perawat dapat meletakkan kain
yang lembab atau kapas pada margin kelopak mata pertama kali untuk

melunakkan sekresi. Tekanan langsung jangan digunakan diatas bola mata karena
dapat meyebabkan cedera serius.
Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering.
Sekresi bisa berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan kantus sebelah dalam
bila refleks berkedip tidak ada atau ketika mata tidak dapat menutup total. Mata
dapat dibersihkan dengan kapas steril yang diberi pelembab normal salin steril.
Air mata buatan bisa diperlukan, dan pesanan untuk itu harus diperoleh dai
dokter. Tindakan pencegahan harus digunakan jika potongan kecil digunakan
pada mata karena dapat meyebabkan cedera kornea.
3. Perawatan hidung.
Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan
membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang
diperlukan. Perawat mencegah klien jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar
karena mengakibatkan tekanan yang dapat mencenderai gendang telinga, mukosa
hidung, dan bahkan struktur mata yang sensitif. Perdarahan hidung adalah tanda
kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau kekeringan.
Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan
menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan
dalam air atau salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang
ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan dapat juga dibuang dengan pengisap.
Pengisap nasal merupakan kontraindikasi dalam pembedahan nasal atau otak.
4. Perawatan telinga.
Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagianpaling luar, bagian
tengah, dan daun telinga. Telinga bagian luar terdiri dari lubang telinga dan daun
telinga. Telinga bagiantengah terdiri dari ruang yang terdiri dari tiga buah ruang
tulangpendengaran. Ditelinga bagian dalam terdapat alatkeseimbangan tubuh yang
terletak dalam rumah siput(Depdikbud, 1986 : 30).Telinga merupakan alat
pendengaran, sehingga berbagaimacam bunyi- bunyi suara dapat didengar.
Disamping sebagai alat pendengaran telinga juga dapat berguna sebagai
alatkeseimbangan tubuh. Menjaga kesehatan telinga dapat dilakukan dengan

pembersihan yang berguna untuk mencegah kerusakan dan infeksi telinga. Telinga
yang sehat yaitu lubang telinga selalu bersih,untuk mendengar jelas dan telinga
bagian luar selalu bersih.
5. Perawatan kuku kaki dan tangan.
Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit yang terdiri
dari sel-sel yang masih hidup. Bentuk kuku bermacam-macam tergantung dari
kegunaannya ada yangpipih, bulat panjang, tebal dan tumpul (Depdikbud,
1986:21).Guna kuku adalah sebagai pelindung jari, alatkecantikan, senjata ,
pengais dan pemegang (Depdikbud ,1986:22). Bila untuk keindahan bagi wanita
karena kuku harusrelatif panjang, maka harus dirawat terutama dalam
halkebersihannya. Kuku jari tangan maupun kuku jari kaki harus selalu terjaga
kebersihannya karena kuku yang kotor dapat menjadisarang kuman penyakit yang
selanjutnya akan ditularkan kebagian tubuh yang lain.
6. Perawatan genetalia.
perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang
paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar
memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri dapat
diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk
memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis
kelamin. Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan
pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia. Tujuan
perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan
kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal
higiene.
7. Perawatan kulit seluruh tubuh
Kulit terletak diseluruh permukaan luar tubuh. Secara garis besar kulit
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian luar yang disebut kulit ari dan bagian
dalam yang disebut kulit jangat. Kulit ari berlapis-lapis dan secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu lapisan luar yangdisebut lapisan
tanduk dan lapisan dalam yang disebut lapisanmalpighi. Kulit jangat terletak
disebelah bawah atau sebelahdalam dari kulit ari (Depdikbud, 1986:16).

Kulit merupakan pelindung bagi tubuh dan jaringan dibawahnya.


Perlindungan kulit terhadap segala rangsangan dariluar, dan perlindungan tubuh
dari bahaya kuman penyakit. Sebagai pelindung kulitpun sebagai pelindung
cairan-cairantubuh sehingga tubuh tidak kekeringan dari cairan. Melaluikulitlah
rasa panas, dingin dan nyeri dapat dirasakan. Guna kulit yang lain sebagai alat
pengeluaran ampas-amps berupa zatyang tidak terpakai melalui keringat yang
keluar lewat pori-pori(Soenarko, 1984:4).
Kulit yang baik akan dapat menjalankan fungsinyadengan baik sehingga
perlu dirawat. Pada masa yang modernsekarang ini tersedia berbagai cara modern
pula berbagai perawatan kulit. Namun cara paling utama bagi kulit,
yaitupembersihan badan dengan cara mandi. Perawatan kulitdilakukan dengan
cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore.Tentu saja dengan air yang bersih.
Perawatan kulit merupakankeharusan yang mendasar (Depdikbud, 1986:23).Kulit
yang sehat yaitu kulit yang selalu bersih, halus, tidakada bercak-bercak merah,
tidak kaku tetapi lentur (fleksibel)
8. Perawatan tubuh secara keseluruhan.
Sedangkan menurut KDM Wahit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns. Nurul
Chayatin, S.Kep, sama dengan macam personal hygiene menurut KDM Tarwoto
Wartonah hanya saja ditambah dengan :
a) Perawatan gigi dan mulut.
Mulut beserta lidah dan gigi merupakan sebagian dari alat pencerna
makanan. Mulut berupa suatu rongga yangdibatasi oleh jaringan lunak,
dibagian belakang berhubungandengan tengggorokan dan didepan ditutup
oleh bibir. Lidahterdapat didasar rongga mulut terdiri dari jaringan yang
lunakdan ujung-ujung syaraf pengecap. Gigi terdiri dari jaringan
kerasyang terdapat di rahang atas dan bawah yang tersusun rapidalam
lengkungan (Depdikbud, 1986:33).
Makanan sebelum masuk ke dalam perut, perludihaluskan, maka
makanan tersebut dihaluskan oleh gigi dalam rongga mulut. Lidah
berperan sebagai pencampur makanan,penempatan makanan agar dapat
dikunyah dengan baik danberperan sebagai indera perasa dan pengecap.
Penampilanwajah sebagian ditentukan oleh tata letak gigi. Disamping itu
8

juga sebagai pembantu pengucapan kata-kata dengan jelas danterang


(Soenarko, 1984: 28).Seperti halnya dengan bagian tubuh yang lain,
makamulut dan gigi juga perlu perawatan yang teratur danseyogyanya
sudah dilakukan sejak kecil. Untuk pertumbuhangigi yang sehat
diperlukan sayur-sayuran yang cukup mineralseperti zat kapur, makanan
dalam bentuk buah-buahan yangmengandung vitamin A atau C sangat baik
untuk kesehatan gigidan mulut.
Gosok gigi merupakan upaya atau cara yang terbaikuntuk perawatan
gigi dan dilakukan paling sedikit dua kali dalamsehari yaitu pagi dan pada
waktu akan tidur. Denganmenggosok gigi yang teratur dan benar maka
plak yang adapada gigi akan hilang. Hindari kebiasaan menggigit bendabenda yang keras dan makan makanan yang dingin dan terlalupanas
(Depdikbud, 1986: 30).Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih,
bercahaya,gigi tidak berlubang dan didukung oleh gusi yang kencang
danberwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut
H. Manifestasi Klinis/Tanda Dan Gejala
Adapun gejala klinis dari personal hygiene adalah sebagai berikut :
1. Kulit kepala kotor dan rambut kusam,acak-acakan
2. Hidung kotor dan telinga juga kotor
3. Gigi kotor disertai mulut bau
4. Kulit panjang dan tidak terawat
5. Kuku panjang-panjang dan tidak terawat
6. Badan kotor dan pakaian kotor
7. Penampilan tidak rapi
Adapun tanda-tanda dari personal hygiene adalah sebagai berikut :
1) Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor, mulut bau
e. Penampilan tidak rapi
2) Psikologis
a.
Malas, tidak ada inisiatif
b.
Menarik diri, isolasi
c.
Merasa tidak berdaya, rendah diri dan hina
3) Sosial
a
Interaksi kurang
b
Kegiatan kurang
9

Tidak mampu berperilaku sesuai norma, missal : cara makan


berantakan, buangair besar/kecil sembarangan, tidak dapat mandi/
sikat gigi, tidak dapat berpakaian sendiri.

I. Therapy/Tindakan Penanganan
Tindakan yang dapat dilakukan keluarga/perawat bagi klien yang tidak dapat
merawat diri sendiri adalah :
1. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien
a. Bina hubungan saling percaya
b. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan diri
c. Kuatkan kemampuan klien untuk merawat diri
2. Membimbing dan mendorong klien merawat diri
a. Bantu klien merawat diri
b. Ajarkan ketrampilan secara bertahap
c. Buat kegiatan harian setiap hari
d. Ingatkan setiap kegiatan
e. Beri pujian serta kegiatan yang positif
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
a.
Sediakan perlengkapan yang dibutuhkan (misal : sabun, odol, baju,dll)
b.
Sediakan tempat yang aman dan nyaman bagi klien
4. Sikap keluarga
a. Sabar dan selalu siap membantu
b. Menerima dan memuji setiap upaya klien saat merawat diri
c. Tidak mencela atau menghina
5. Membantu klien untuk melakukan perawatan diri
a. Memberikan health education agar klien tahu dan sadar bahwa
kebersihan diri penting dijaga.

10

II.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama, umur, alamat, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan terkahir dan

sebagainya.
2. Riwayat Keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan
prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal
individu, baik faktor pendukung maupun faktor penghambat.
3. Pemeriksaan fisik
a. Rambut
1) Amati kondisi rambut :
2) Keadaan kesuburan rambut
3) Keadaan rambut yang mudah rontok
4) Keadaan rambut yang kusam
5) Keadaan tekstur
b. Kepala
1) Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala.
2) Botak/alopesia
3) Ketombe
4) Berkutu
5) Adakah eritema
6) Kebersihan
c. Mata
Amati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, sekret pada
kelopak mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata.
d. Hidung
Kaji kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung,
tanda-tanda pilek, tanda-tanda alergi, adakah perubahan penciuman, dan
bagaimana membran mukosa.
e. Mulut
Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikan
adanya lesi, tanda-tanda radang gusi/sariawan, kekeringan atau pecahpecah.
f. Gigi

11

Amati adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak


lengkap atau gigi palsu.
g. Telinga
Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi atau
perubahan daya pendengaran.
h. Kulit
Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya.
Perhatikan adanya warna kulit, stria, kulit keriput, lesi atau pruritus.
i. Kuku tangan dan kaki
Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau
luka.
j. Genetalia
Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perinium.
Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan
kondisi skrotum dan testisnya.
k. Tubuh secara umum
Amati kondisi dan kebersihan tubuh secara umum. Perhatikan adanya
kelainan pada kulit atau bentuk tubuh.
B. DIAGNOSA
Menurut nanda 2003, diagnosis keperawatan umum untuk klien dengan
masalah perawatan hygiene adalah Defisit Perawatan Diri. Lebih lanjut diagnosa
tersebut terbagi menjadi empat (kozier, 2004), yaitu :
1. Defisit perawatan diri : mandi/hygiene
2. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
C. INTERVENSI
Rencana asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan hygiene personal
harus meliputi beberapa pertimbangan, yaitu hal-hal yang disukai klien, kesehatan
klien

serta

keterbatasan

yang

dimilikinya.

Selain

itu

perawat

perlu

mempertimbangkan waktu yang tepat untuk memberikan asuhan keperawatan


serta fasilitas dan tenaga yang tersedia. Berikut merupakan contoh rencana

12

tindakan

dan

rasionalisasi

dengan

diagnosis

Defisit

Perawatan

Diri

mandi/hygiene dan Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri


Dx 1 : Defisit Perawatan Diri mandi/hygiene
Yang berhubungan dengan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Kurangnya koordinasi, sekunder akibat (sebutkan)


Kelemahan otot sekunder akibat (sebutkan)
Paralisis sebagian atau total, sekunder akibat (sebutkan)
Keadaan koma
Gangguan fisual, sekunder akibat (sebutkan)
Tidak berfungsinya atau hilangnya ekstrimitas
Peralatan eksternal
Kelelahan dan nyeri pasca oprasi
Defisit kognitif
Nyeri

Kriteria hasil :
Individu akan melakukan aktivitas mandi pada tingkatan yang optimal sesuai
dengan harapan atau mengungkapkan kepuasan atas keberhasilan yang dicapai
meski dengan keterbatasan yang dimiliki.
Indikator :
1. Mengungkapkan kenyamanan dan kepuasan dengan kebersihan tubuh
2. Mendemonstrasikan kemampuan menggunakan peralatan adaptif
3. Menjelaskan faktor penyebab untuk defisit kemampuan mandi
Intervensi umum
1. Kaji faktor penyebab defisit personal hygiene
2. Beri kesempatan klien untuk beradaptasi kembali dengan aktivitas
perawatan diri
3. Lakukan intervesi umum untuk klien dengan ketidakmampuan untuk
mandi
Jaga agar kondisi lingkungan sederhana dan tidak berantakan.
Jaga suhu kamar mandi tetap hangat, cari tahu suhu air yang disukai

individu.
Berikan privasi selama mandi.
Observasi kondisi kulit selama mandi.
Letakan seluruh peralatan mandi di tempat yang mudah dijangkau.

13

Untuk klien dengan gangguan pengelihatan, letakan seluruh peralatan


di dalam lapang pandang klien atau pada tempat yang paling sesuai

untuk klien.
Berikan pengaman di kamar mandi (keset, pegangan)
Jika klien mampu secara fisik , anjurkan ia untuk menggunkan bak
mandi atau shower , tergantung apa yang digunakan di rumah ( klien

harus berlatih di rumah sakit untuk persiapan pulang ke rumah).


Berikan peralatan adaktif sesuai kebutuhan (misal spons dengan
tangkai yang panjang, balok pegangan di dinding kamar mandi,

semprotan shower yang dapat di pegang ).


Untuk klien yang kehilangan anggota gerak, inspeksi sisa kaki atau
puntung guna melihat integritas kulit. Mandikan bagian puntung 2
kali sehari dan yakinkan bagian tersebut kering sebelum dibungkus

atau dipasangkan prostesis.


Berikan obat pereda nyeri yang bisa mempengaruhi kemampuan untuk

mandi sendiri.
4. Berikan penyuluhan kesehatan dan rujukan, sesuai indikasi.

Rasional :
Ketidakmampuan untuk melakukan perawatan diri menimbulkan perasaan
ketergantungan dan konsep diri yang rendah. Dengan meningkatnya
kemampuan merawat diri, harga diri akan meningkat ( Maherebal, 1998).
Dx 2 : penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.
Tujuan Umum: Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk
memperhatikan kebersihan diri.
Tujuan Khusus : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan
perawat dan klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
Kriteria evaluasi

14

Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu 2 kali pertemuan,


mampu menyebutkan kembali kebersihan untuk kesehatan seperti mencegah
penyakit dan klien dapat meningkatkan cara merawat diri.
Dalam berinteraksi klien menunjukan tanda-tanda percaya pada perawat:
1.
2.
3.
4.
5.

Wajah cerah, tersenyum


Mau berkenalan
Ada kontak mata
Menerima kehadiran perawat
Bersedia menceritakan perasaannya

Intervensi
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik.
2. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara
menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.
3. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.
4. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien
terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.
5. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara
kebersihan diri.
6. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti
kebersihan diri.
7. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi
dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum
tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.
D. IMPLEMENTASI
Sesuai dengan intervensi yang dibuat.
E. EVALUASI
Diagnosa 1
: klien tampak bersih dan segar
Diagnosa 2
: klien mempunyai motivasi untuk merawat diri.

15

16

DAFTAR PUSTAKA
Aziz Alimul Hidayat , 2002. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. EGC :
Jakarta
Bouwhuizen, M, 1999.Ilmu Keperawatan.EGC: Jakarta
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1992. Asuhan Kesehatan Anak dalam
Konteks Keluarga. Departemen Kesehatan: Jakarta.
Wahidiyat, Iskandar. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 2. Bagian
Kesehatan Anak FKUI: Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai