ANEMIA
Kelompok III:
TAHUN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini yang berjudul Anemia tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan
dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing dan semua pihak
yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya, untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca, atas kritik dan sarannya, penulis mengucapkan
terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Halam Judul ..........................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi ...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang .........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan .......................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................3
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Pengkajian ................................................................................................16
Diagnosa ...................................................................................................17
Intervensi ..................................................................................................17
Evaluasi ....................................................................................................19
22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia adalah keadaan dimana kadar sel-sel darah merah dan
hemoglobin dalam darah kurang dari normal. Hemoglobin terdapat dalam selsel darah merah dan merupakan pigmen pemberi warna merah sekaligus
pembawa oksigen dari paru-paru ke seluruh sel-sel tubuh. Oksigen ini akan
digunakan untuk membakar gula dan lemak menjadi energy. Hal ini dapat
menjelaskan mengapa kurang darah dapat menyebabkanng gejala lemah dan
lesu yang tidak biasa. Paru-paru dan jantung juga terpaksa kerja keras untuk
mendapatkan oksigen dari darah yang menyebabkan nafas terasa pendek.
Walaupun gejalanya tidak terlihat atau samar-samar dalam jangka
waktu lama. Kondisi ini tetap dapat membahayakan jiwa jika dibiarkan dan
tidak diobati. Jika anda mengalami gejala lemah lesu berkepanjangan,
sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabny.
Anemia biasanya terdeteksi atau sedikitnya dapat dipastikan setelah
pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar sel darah merah , hemotokrit dan
hemoglobin. Pengobatan bisa bervariasi tergantung pada diagnosisnya
Sel-sel darah baru dibuat setiap hari dalam sumsum tulang belakang.
Zat gizi yan diperlukan untuk pembuatan sel-sel ini adalah besi, protein dan
vitamin terutama asam folat dan B12. Dari semua ini, besi dan protein yang
paling penting dalam pembentukan hemoglobin. Setiap orang harus memiliki
sekitar 15 gram hemoglobin per 100 ml darah dan jumlah darah sekitar lima
juta sel darah merah per millimeter darah.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, kami mengangkat beberapa masalah yang akan dibahas
yaitu ;
1. Pengertian Anemia
2. Manifestasi klinik
3. Etiologi
4. Diagnosis (gejala atau tanda-tanda)
5. Patofisiologi
6. Klasifikasi anemia
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Anemia
2. Mangetahui Manifestasi klinik Anemia
3. Mangetahui Etiologi Anemia
4. Mangetahui Diagnosis (gejala atau tanda-tanda) Anemia
5. Mangetahui Patofisiologi Anemia
6. Mangetahui Klasifikasi Anemia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan/atau hitung
eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb <
14 g/dl dan Ht < 41% pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht < 37% pada wanita
(Kapita selekta kedokteran, 2001).
Secara fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah
hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan sehingga tubuh akan
mengalami hipoksia. Anemia bukan suatu penyakit atau diagnosis melainkan
merupakan pencerminan ke dalam suatu penyakit atau dasar perubahan
patofisilogis yang diuraikan oleh anamnese dan pemeriksaan fisik yang teliti
serta didukung oleh pemeriksaan laboratorium.
B. Manifestasi Klinik
Pada anemia, karena semua sistem organ dapat terlibat, maka dapat
menimbulkan manifestasi klinik yang luas. Manifestasi ini bergantung pada:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
darah
dalam
jumlah
besar
tentu
saja
akan
serta distribusi kapiler mempengaruhi warna kulit, maka warna kulit bukan
merupakan indeks pucat yang dapat diandalkan. Warna kuku, telapak tangan,
dan membran mukosa mulut serta konjungtiva dapat digunakan lebih baik
guna menilai kepucatan.
Takikardia dan bising jantung (suara yang disebabkan oleh kecepatan
aliran darah yang meningkat) menggambarkan beban kerja dan curah jantung
yang meningkat. Angina (sakit dada), khususnya pada penderita yang tua
dengan stenosis koroner, dapat diakibatkan karena iskemia miokardium. Pada
anemia berat, dapat menimbulkan payah jantung kongesif sebab otot jantung
yang kekurangan oksigen tidak dapat menyesuaikan diri dengan beban kerja
jantung yang meningkat. Dispnea (kesulitan bernafas), nafas pendek, dan
cepat lelah waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi
berkurangnya pengiriman O2. Sakit kepala, pusing, kelemahan dan tinnitus
(telinga berdengung) dapat menggambarkan berkurangnya oksigenasi pada
susunan saraf pusat. Pada anemia yang berat dapat juga timbul gejala saluran
cerna yang umumnya berhubungan dengan keadaan defisiensi. Gejala-gejala
5
ini adalah anoreksia, nausea, konstipasi atau diare dan stomatitis (sariawan
lidah dan mulut).
E. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau
kehilangasel darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan
sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor
atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah
dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat
akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah
merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik
atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil
samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal 1 mg/dl, kadar diatas 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi,
(pada kelainan hemolitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia).
Anemia
Payah jantung
F. Klasifikasi Anemia
Pada klasifikasi anemia menurut morfologi, mikro dan makro
menunjukkan ukuran sel darah merah sedangkan kromik menunjukkan
warnanya. Sudah dikenal tiga klasifikasi besar.
Yang pertama adalah anemia normositik normokrom. Dimana ukuran
dan bentuk sel-sel darah merah normal serta mengandung hemoglobin dalam
jumlah yang normal tetapi individu menderita anemia. Penyebab anemia jenis
ini adalah kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit kronik termasuk infeksi,
gangguan endokrin, gangguan ginjal, kegagalan sumsum, dan penyakitpenyakit infiltratif metastatik pada sumsum tulang.
Kategori besar yang kedua adalah anemia makrositik normokrom.
Makrositik berarti ukuran sel-sel darah merah lebih besar dari normal tetapi
normokrom karena konsentrasi hemoglobinnya normal. Hal ini diakibatkan
oleh gangguan atau terhentinya sintesis asam nukleat DNA seperti yang
ditemukan pada defisiensi B12 dan atau asam folat. Ini dapat juga terjadi pada
kemoterapi
kanker,
sebab
agen-agen
metabolisme sel.
yang
digunakan
mengganggu
1. Anemia Aplastik
pengobatan
terdiri
dari
mengidentifikasi
dan
gejala
anemia
aplastik
berkaitan
dengan
terkena infeksi.
Aplasia berat disertai pengurangan atau tidak adanya retikulosit
jumlah granulosit yang kurang dari 500/mm3 dan jumlah trombosit
yang kurang dari 20.000 dapat mengakibatkan kematian dan infeksi
dan/atau
perdarahan
dalam
beberapa
minggu
atau
beberapa
bulan. Namun penderita yang lebih ringan dapat hidup bertahuntahun. Pengobatan terutama dipusatkan pada perawatan suportif
sampai terjadi penyembuhan sumsum tulang. Karena infeksi dan
perdarahan yang disebabkan oleh defisiensi sel lain merupakan
10
terjadi
pada
wanita
usia
subur,
sekunder
karena
11
12
penyebab
dasar
anemia.
Pembedahan
mungkin
3. Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik diklasifikasikan menurut morfologinya
sebagai anemia makrositik normokrom.
a. Sebab-Sebab Atau Gejala Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik sering disebabkan oleh defisiensi
vitamin B12 dan asam folat yang mengakibatkan sintesis DNA
terganggu. Defisiensi ini mungkin sekunder karena malnutrisi,
malabsorpsi, kekurangan faktor intrinsik (seperti terlihat pada anemia
pernisiosa dan postgastrekomi) infestasi parasit, penyakit usus dan
keganasan, serta agen kemoterapeutik. Individu dengan infeksi cacing
pita (dengan Diphyllobothrium latum) akibat makan ikan segar yang
terinfeksi, cacing pita berkompetisi dengan hospes dalam mendapatkan
vitamin B12 dari makanan, yang mengakibatkan anemia megaloblastik
(Beck, 1983).
Walaupun anemia pernisiosa merupakan prototip dari anemia
megaloblastik defisiensi folat lebih sering ditemukan dalam praktek
klinik. Anemia megaloblastik sering kali terlihat pada orang tua
dengan malnutrisi, pecandu alkoholatau pada remaja dan pada
kehamilan dimana terjadi peningkatan kebutuhan untuk memenuhi
kebutuhan fetus dan laktasi. Kebutuhan ini juga meningkat pada
anemia hemolitik, keganasan dan hipertiroidisme. Penyakit celiac dan
sariawan tropik juga menyebabkan malabsorpsi dan penggunaan obatobat yang bekerja sebagai antagonis asam folat juga mempengaruhi.
b. Pencegahan Anemia Pada Penderita Anemia Megaloblastik
Kebutuhan minimal folat setiap hari kira-kira 50 mg mudah
diperoleh dari diet rata-rata. Sumber yang paling melimpah adalah
daging merah (misalnya hati dan ginjal) dan sayuran berdaun hijau
yang segar. Tetapi cara menyiapkan makanan yang benar juga
diperlukan untuk menjamin jumlah gizi yang adekuat. Misalnya 50%
sampai 90% folat dapat hilang pada cara memasak yang memakai
banyak air.
14
15
BAB III
KONSEP ASKEP
A. PENGKAJIAN
a. Riwayat Kesehata
1. Keluhan utama
Biasanya keluhan yang paling utama pada penderita anemia adalah
lemah atau pusing.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Keadaan pasien pada saat dikaji dan diperiksa.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah pasien pernah mengalami penyakit anemia sebelumnya ?.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga pasien memiliki riwayat penyakit keturunan
seperti diabetes militus, penyakit jantung, struk ?.
b. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Pucat, keletihan, kelemahan, nyeri kepala, demam, dispnea, vertigo,
sensitif terhadap dingin, berat badan menurun.
2. Kulit
Kulit kering, kuku rapuh.
3. Mata
Penglihatan kabur, perdarahan retina.
4. Telinga
Vertigo, tinnitus.
5. Mulut
Mukosa licin dan mengkilat, stomatitis.
6. Paru paru
Dispneu.
7. Kardiovaskuler
Takikardi, hipotensi, kardiomegali, gagal jantung.
8. Gastrointestinal
Anoreksia.
9. Muskuloskletal
Nyeri pinggang, nyeri sendi.
10. System persyarafan
Nyeri kepala, binggung, mental depresi, cemas.
B. Diagnosa keperawatan
16
17
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut: Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan/atau
hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila
Hb < 14 g/dl dan Ht < 41% pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht < 37% pada
wanita. Etiologi anemia Karena cacat sel darah merah (SDM).Karena
kekurangan zat gizi,Karena perdarahan,Karena otoimun.
Patofisiologi anemia /Timbulnya anemia mencerminkan adanya
kegagalan sumsum atau kehilangasel darah merah secara berlebihan atau
keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak
diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis
(destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai
dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah
merah.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
21