Anda di halaman 1dari 14

Aturan Penulisan Hasil Studi Pustaka dan

Cara Menyadur Sesuai Kaidah Karya Ilmiah (Kualitatif)


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Usulan Penelitian
Dosen Pembimbing : Dr. Yanti Hermayanti., SKp., MNm

Oleh :

Sri Suparti
Endah Panca Lydia
Fitri Rahayu
Arie Sulistyowati
Isni Lailatul M

(220120130002)
(220120130013)
(220120130041)
(220120130032)
(220120130055)

Prodi Magister Keperawatan


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karya tulis ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan isi berupa ilmu
pengetahuan, yang dikemas dalam format, sistematika, dan konvensi naskah tertentu, serta
disampaikan dengan menggunakan bahasa yang resmi. Kemampuan menulis karya tulis
ilmiah seseorang tidak hanya ditunjukkan dengan kemampuan mengelola gagasan atau ide
dalam sarana tertulis, namun ditunjukkan pula dengan kemampuannya dalam menguasai
konvensi naskah. Salah satu hal yang berkaitan dengan konvensi naskah adalah
pengutipan.
Karya tulis ilmiah memerlukan perujukan, penegasan, dan penguatan dari peneliti
sebelumnya atau sumber-sumber yang memperkuat dan memperkaya penelitian. Untuk itu,
perlu dilakukan pengutipan terhadap hasil penelitian sebelumnya dan sumber-sumber lain
untuk mendukung penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengobjektifkan dan memperkaya
materi penelitian disamping mencegah terjadinya plagiarisme. Plagiarisme merupakan
salah satu perbuatan tercela dalam pengetahuan selain fabrikasi (mengarang data) dan
falsifikasi (merubah data). Plagiarisme terdiri dari dua kategori yaitu, plagiarisme atas
karya orang lain dan plagiarisme atas karya sendiri. Terkait dengan plagiarisme atas karya
sendiri, dijelaskan bahwasannya plagiarisme atas karya sendiri terkait dengan publikasi
data penelitian yang sama berulang-ulang pada jurnal yang berbeda, membagi-bagi atau
memecah data penelitian yang harusnya menjadi satu kesatuan dan diterbitkan menjadi
artikel yang berbeda. Ketika menetapkan pengutipan dengan sistem atau gaya tertentu,
peneliti harus konsisten dengan sistem atau gaya tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas merupakan suatu hal yang penting bagi peneliti
untuk mengetahui cara mengutip yang benar sesuai kaidah karya tulis ilmiah. Berbeda
dengan penelitian kuantitatif, dalam penelitian kualitatif tidak membangun kerangka
hipotetikal.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang aturan
penulisan hasil studi pustaka dan cara menyadur sesuai kaidah karya ilmiah (kualitatif)
dengan berdasarkan pada sumber literatur jurnal penelitian ilmiah.

BAB II

TINJAUAN TEORI
2.1 Aturan Penulisan Hasil Studi Pustaka
Tinjauan pustaka berisi uraian tentang alur pikir dan perkembangan keilmuan topik
kajian. Pada dasarnya, hasil penelitian seorang peneliti bukanlah satu penemuan baru yang
berdiri sendiri melainkan sesuatu yang berkaitan dengan hasil penelitian sebelumnya. Pada
bab tinjauan pustaka ini harus dielaborasikan hasil peneliti terdahulu yang berkaitan
dengan masalah yang dikaji mahasiswa S2 sedemikian rupa sehingga memberikan
gambaran perkembangan pengetahuan yang mendasari penulisan tesis (Pedoman Format
Penulisan Tesis Magister ITB, 2008).
Pustaka ilmiah adalah semua tulisan yang ditulis berdasarkan hasil kegiatan ilmiah
berupa penelitian ilmiah dengan menggunakan berbagai metode penelitian yang sahih dan
didukung data yang reliabel dan valid serta dipublikasikan dalam berbagai bentuk terbitan
dan atau disampaikan dalam pertemuan ilmiah. Tulisan ilmiah adalah salah satu cara para
ilmuwan untuk mengkomunikasikan pengetahuan yang dimilikinya kepada umum dan atau
sebagai laporan kepada pemberi dana. Pustaka ilmiah dipublikasikan dalam bentuk artikel
dalam

jurnal

ilmiah,

buku

atau

dalam

bentuk

laporan

akademik,

seperti

skripsi/tesis/disertasi (Wahyuni E. S, 2011).


Bentuk lain dari pustaka ilmiah adalah berupa laporan-laporan hasil penelitian yang
belum diterbitkan, makalah-makalah ilmiah yang disajikan dalam bermacam pertemuan
ilmiah, atau kompilasi makalah yang disajikan dalam suatu pertemuan ilmiah dalam
bentuk prosiding, serta berbagai makalah berseri untuk melaporkan suatu proses penelitian
ilmiah, misalnya Working Paper, Research Notes, dan sebagainya. Selain dipublikasikan
dalam bentuk cetak, pustaka ilmiah yang telah disebutkan di atas juga diterbitkan dalam
bentuk elektronik melalui internet atau disimpan dalam bentuk berbagai media, seperti
mikrofilm atau audiovisual . Adapun tulisan dari internet yang tidak diperkenankan untuk
dikutip adalah postingan dalam blog, atau entri dalam wikipedia dan sejenisnya (Wahyuni
E. S, 2011).
Jenis pustaka ilmiah yang dapat diringkas adalah: (1) buku-buku yang ditulis
berdasarkan hasil penelitian atau pemikiran ilmiah, (2) artikel jurnal ilmiah, (3) tesis, dan
(4) makalah ilmiah yang telah dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah yang telah
dibukukan dalam prosiding. Buku-buku teks tidak dapat diringkas karena berisi penjelasan
tentang teori dan konsep suatu ilmu tertentu yang dijadikan landasan utama cara berpikir
seorang penulis yang menekuninya. Jenis pustaka dari sumber internet yang dapat
diringkas hanya yang berupa buku elektronik, artikel jurnal elektronik, dan tesis elektronik.

Berbeda istilah pada penelitian kuantitatif bab 2 disebut sebagai kajian pustaka,
sedangkan pada penelitian kualitatif bab 2 disebut kajian literatur. Adapun penjelasan dari
kajian literature meliputi (Panduan Thesis dan Disertasi Unpad 2012/2013).
1) Dalam Studi pustaka bisa berasal dari Kajian literatur (literature review) tentang
teori/konsep hasil-hasil penelitian terdahulu/yang telah ada, yang relevan dengan
studi/penelitian yang dilakukan. Kajian ini menjadi acuan bagi peneliti dalam
mengusulkan penelitian.
2) Kajian literatur bukan hanya untuk meninjau sejumlah literatur, melainkan untuk
menunjukkan keterkaitan studi yang diusulkan dengan literatur yang dikaji
tersebut.
3) Uraian kajian literatur yang memberikan kontribusi terhadap pemahaman para
pembaca tentang topik penelitian dan untuk menerangkan kerangka teori yang
digunakan dalam penelitian tersebut.
Tinjauan pustaka adalah peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review
of related literature) yang relevan dengan permasalahan penelitian.
Kegunaan Tinjauan Pustaka:
1) mengkaji sejarah permasalahan;
2) membantu pemilihan prosedur penelitian;
3) mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan;
4) mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu;
5) menghindari duplikasi penelitian; dan
6) menunjang perumusan permasalahan.
2.2 Kaidah Penyaduran/kutipan kaidah karya ilmiah
2.1.1. Konsep Plagiarisme
Penulis
seringkali mengabaikan dalam menuliskan sumber referensinya.
Mengutip karya orang lain bukanlah sebuah kegiatan yang rendah, bahkan
menunjukkan bahwa penulis sudah banyak mengerjakan tugas kegiatan membaca dari
berbagai sumber pustaka atau buku. Dalam pengutipan terkadang penulis juga tidak
akan bisa lepas dari istilah plagiarisme. Sehingga perlu dipahami bagaimana teknik
pengutipan yang baik dan benar.
Plagiariame secara umum

diartikan

sebagai

pemanfaatan/penggunaan

pemanfaatan/penggunaan hasil karya hasil karya orang lain orang lain yang diakui
sebagai hasil yang diakui sebagai hasil kerja diri sendiri, tanpa memberi kerja diri
sendiri, tanpa memberipengakuan pada penciptanya yang asli. pengakuan pada
penciptanya yang asli.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, plagiarisme adalah kata benda, yang
artinya penjiplakan yang melanggar hak cipta. Tindakan melakukan plagiarisme
disebut plagiat, yang berarti pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang
lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri,
misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri; jiplakan.

Orang yang melakukan tindakan plagiat disebut plagiator, yaitu orang yg mengambil
karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan disiarkan sebagai karangan
(pendapat dan sebagainya) sendiri; penjiplak.
Banyak sekali pembagian plagiarisme, Sastroasmoro (2006) dalam Herquntanto
(2013) membagi plagiarisme menjadi beberapa jenis berikut:
1) Jenis plagiarisme berdasarkan aspek yang dicuri: plagiarisme ide, plagiarisme isi
(data penelitian), plagiarisme kata, kalimat, paragraf, plagiarisme total
2) Klasifikasi berdasarkan sengaja atau tidaknya plagiarisme: plagiarisme yang
disengaja, plagiarisme yang tidak disengaja
3) Klafisikasi berdasarkan proporsi atau persentasi kata, kalimat, paragraf yang
dibajak: plagiarisme ringan : <30%, - plagiarisme sedang : 30-70%, plagiarisme berat atau total : >70%
4) Berdasarkan pola plagiarisme: - plagiarisme kata demi kata (word for word
plagiarizing), plagiarisme mosaik.
5) Selain itu dikenal pula istilah autoplagiarisme atau self-plagiarism (vide infra).
Bagaimana Menghindari Plagiarisme
Faktor utama dalam pencegahan

plagiarisme adalah niat yang tulus. Bila

seorang civitas akademika berniat mendalami suatu ilmu, ia akan berusaha sangat
keras untuk melakukannya. Tidak akan ada sedikitpun niat dalam hatinya untuk
mencuri hasil karya orang lain. Ia akan menghormati karya tersebut, karena yakin
pada satu saat nanti orang lain juga akan menghormati hasil karyanya (Herquntanto,
2013). Untuk mencegah plagiarisme, pelatihan penulisan ilmiah perlu diberikan sedini
mungkin ke dalam kurikulum pendidikan menengah ke bawah. Dengan demikian
calon penulis akan terlatih cara melakukan perujukan yang efektif dan benar serta
mengetahui teknik menyarikan dan parafrase.
Secara

teknis strategi untuk mencegah terjadinya plagiarism antara

lain

Sastroasmoro (2006) dalam Herqutanto (2013) dilakukan dengan :


1) Hasil karya orang lain dirangkum lalu ditulis dengan kalimat sendiri atau
menggunakan kata atau kalimat lain untuk menyatakan maksud yang sama
(paraphrasing).
2) Bila menggunakan ide orang lain disebutkan sumbernya.
3) Memberi tanda kutip untuk semua sitasi yang mengambil kata demi kata hasil
karya/buah pikiran orang lain tanpa melakukan parafrase.

4) Bila kita mengajukan makalah yang sudah pernah diajukan sebelumnya harus
dinyatakan bahwa makalah sudah diajukan atau dipublikasi sebelumnya.
2.2.2. Penyaduran/kutipan kaidah karya ilmiah
Menurut Antonius (2004) dan Boeriswati (2004), kutipan di dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah di kalangan masyarakat ilmiah pada dasarnya lazim dibedakan
menjadi 2 (dua) model, yaitu kutipan dengan catatan kaki (footnote) dan kutipan
tanpa catatan kaki.
1. Kutipan dengan Catatan kaki
a) Kutipan teks dan catatan kakinya harus berada dalam halaman yang sama.
b) Tanda catatan kaki diletakkan di ujung kalimat yang

dikutip dengan

mempergunakan angka Arab yang diketik naik setengah spasi.


c) Di dalam 1 (satu) kalimat mungkin saja terdiri dari beberapa kutipan. Untuk
hal ini maka tanda catatan kaki diletakkan di ujung kalimat yang dikutip
sebelum tanda baca penutup.
d) Untuk 1 (satu) kalimat yang seluruhnya dari satu kutipan, tanda catatan kaki
diletakkan sesudah tanda baca penutup kalimat.
e) Catatan kaki pada tiap bab diberi nomor urut mulai dari 1 sampai dengan habis
dan dibuat mulai 1 kembali pada bab baru.
f) Kalimat yang dikutip harus dituliskan sumbemya dalam catatan kaki,
g) Catatan kaki ditulis dalam satu spasi.
h) Semua sumber referensi kemudian disertakan / dicantumkan pada daftar
pustaka atau daftar kepustakaan.
2. Kutipan tanpa Catatan kaki
a) Model penulisan ini memadukan sumber referensi/rujukan ke dalam tubuh
tulisan atau materi tulisan/karangan (integratif model).
b) Letak daftar pustaka atau daftar kepustakaan berada di bagian belakang setelah
seluruh materi tulisan selesai.
c) Model ini lebih memudahkan penulis dalam pengetikan tetapi pembaca yang
meresensi atau menganalisa tulisan akan lambat karena membalik-balik
halaman untuk menemukan rujukan.
d) Untuk kedua model di atas, semua sumber referensi dicantumkan pada daftar
pustaka.
Menurut Wahya dalam Kaidah Pengutipan Dalam Karya Tulis Ilmiah, ada dua
system dalam pengutipan sumber sebagai rujukan, yaitu kutipan langsung dan tidak
langsung.

a. Kutipan langsung
Sistem langsung ini menampilkan nama penulis, tahun, dan halaman atau penulis,
tahun tanpa halaman. Kutipan langsung merupakan salinan yang persis sama
dengan sumbernya tanpa penambahan.
Cara melakukan kutipan langsung adalah sebagai berikut.
(1) Jika kutipan empat baris atau kurang (langsung pendek):
(a) Dikutip apa adanya;
(b) Diintegrasikan ke dalam teks paparan penulis;
(c) Jarak baris kutipan dua spasi (sesuai dengan jarak spasi paparan);
(d) Dibubuhi tanda kutip (.);
(e) Sertakan sumber kutipan di awal atau di akhir kutipan, yakni nama penulis,
tahun terbit, dan halaman sumber (PTH atau Author, Date, Page (ADP),
misalnya (Penulis, 2012:100).
(f) Jika berbahasa lain (asing atau daerah), kutipan ditulis dimiringkan (kursif);
(g) Jika ada kesalahan tik pada kutipan, tambahkan kata sic dalam kurung (sic) di
kanan kata yang salah tadi;
(h) Jika ada bagian kalimat yang dihilangkan, ganti bagian itu dengan tanda titik
sebanyak tiga buah jika yang dihilangakan itu ada di awal atau di tengah
kutipan, dan empat titik jika di bagian akhir kalimat;
(i) Jika ada penambahan komentar, tulis komentar tersebut di antara tanda kurung,
misalnya, (penggarisbawahan oleh penulis).
(2) Lebih dari Empat Baris (Langsung Panjang):
(a) Dikutip apa adanya;
(b) Dipisahkan dari teks paparan penulis dalam format paragraf di bawah paparan
penulis;
(c) Jarak baris kutipan satu spasi;
(d) Sertakan sumber kutipan di awal atau di akhir kutipan, yakni nama penulis,
tahun terbit, dan halaman sumber, misalnya (Penulis, 2012:100).
(e) Jika berbahasa lain (asing atau daerah), kutipan ditulis dimiringkan
a. Kutipan tidak langsung
Pada sistem tidak langsung di akhir kutipan ditampilkan nomor berupa angka Arab,
yang ditulis agak ke atas dengan ukuran huruf lebih kecil (superscript). Kemudian
angka tersebut akan dirujukan kepada catatan kaki pada bagian bawah halaman.
Dalam sistem catatan ini dikenal sistem tradisional dan sistem Harvard. Cara

melakukan kutipan tidak langsung adalah sebagai berikut: (1) Menggunakan


redaksi dari penulis sendiri (parafrasa); (2) Mencantumkan sumber (nama penulis,
tahun, dan halaman).
Kajian literature dalam penelitian kualitatif tersusun dalam bab pendahuluan
dengan sistematika sebagai berikut yaitu, latar belakang, kajian literature, pernyataan
masalah, metodologi. Lain dengan sistematika penelitian kuantitatif yang terdiri dari bab
pendahuluan, bab kajian pustaka, kerangka pikir dan hipotesa.

BAB 3
APLIKASI PENGUTIPAN
3.1 Kutipan Tak Langsung Dengan Catatan Kaki
Systemic Lupus Eritematosus (SLE) adalah penyakit autoimun yang ditandai
adanya inflamasi yang tersebar luas di seluruh tubuh dan mempengaruhi fungsi
setiap organ atau sistem di dalam tubuh. Penyakit ini berhubungan dengan
autoantibodi dan kompleks imun sehingga mengakibatkan kerusakan jaringan yang
diserang dan penyebabnya masih belum diketahui secara pasti, namun terdapat

banyak bukti penelitian bahwa patogenesis SLE dipengaruhi banyak faktor seperti :
genetik, lingkungan, dan hormonal terhadap respons imun yang terjadi.
Penyakit ini lebih sering menyerang wanita muda dengan rentang usia
reproduktif yaitu usia 15-40 tahun dengan ratio 5 berbanding 1 antara wanita dan
pria. Dalam 30 tahun terakhir, SLE telah menjadi salah satu penyakit penyakit
reumatik utama di dunia. Prevalensi SLE di berbagai negara sangat bervariasi antara
2,9/100.000-400/100.000. SLE lebih sering ditemukan pada ras tertentu seperti
bangsa Negro, Cina, dan Filipina.

. Smeltzer & Brenda, 2002


. Isbagio, Albar, Kasjmir, 2009
. Bartels, Krause, Lakdawala, et al, 2011

3.2 Kutipan Tak Langsung Kutipan Tanpa Catatan Kaki


Faktor genetik mempunyai peranan penting pada sebagian besar pasien SLE,
sehingga resiko penyakit ini meningkat pada saudara kandung dan kembar monozigot.
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa banyak gen yang berperan terhadap timbulnya
penyakit ini terutama gen yang mengkode unsur-unsur sistem imun (Silva & Isenberg,
2001). Salah satu studi tentang peran faktor genetik terhadap timbulnya SLE menjelaskan
bahwa munculnya penyakit ini berhubungan dengan HLA (Human Leucocyte Antigens)
dan mendukung konsep bahwa gen MHC (Major Histocompatibility Complex) mengatur
produksi autoantibodi spesifik sehingga terjadi pelepasan sirkulasi kompleks imun oleh
sistem fagositosit mononuklear. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya deposisi atau
rusaknya jaringan tubuh (Mock & Lau, 2003).
Faktor lingkungan juga dapat menjadi pemicu timbulnya penyakit SLE, seperti:
paparan radiasi ultra violet, konsumsi tembakau, obat-obatan, dan virus. Sinar UV
mengarah pada self-immunity dan hilangnya toleransi tubuh sehingga mengakibatkan
apoptosis keratinosit. Sinar UV juga memegang peranan dalam fase induksi yang secara
langsung mengubah sel DNA, sehingga menstimulasi pelepasan mediator imun pada
pasien SLE dan mempengaruhi sel imunoregulator yang apabila dalam kondisi normal
dapat membantu menekan terjadinya kelainan pada inflamasi kulit (Silva & Isenberg,
2001). Faktor lingkungan lain yang mempengaruhi SLE adalah kebiasaan merokok yang
diduga berhubungan dengan zat yang terkandung dalam tembakau yaitu amino lipogenik
aromatik (Manson & Isenberg, 2003). Pengaruh obat-obatan juga memberikan gambaran
bervariasi pada pasien lupus, karena dapat meningkatkan proses apoptosis keratinosit.
Faktor lingkungan lain yang berperan adalah adanya agen infeksius terutama virus yang
dapat ditemukan pada pasien lupus. Virus yang sering ditemukan adalah virus rubella dan
sitomegalovirus yang terbukti dapat mempengaruhi ekspresi sel permukaan dan apoptosis
(Mock & Lau, 2003; Silva & Isenberg, 2001)

10

3.3 Contoh Kutipan Langsung Tanpa Catatan Kaki


Jika pengutipan hanya 4 baris atau kurang, maka spasinya 2 :
Lupus

eritematosus

(LE)

adalah

suatu

penyakit

autoimun

yang

menyerang jaringan penyangga (connective tissue disease) dimana penyakit


ini dapat mengenai berbagai sistem organ dengan manifestasi klinis dan
prognosis yang bervariasi (Kole dan Ghosh, 2009).

Jika pengutipan lebih dari 4 baris, maka spasinya 1 :


Batasan operasional diagnosis SLE yang dipakai dalam rekomendasi ini diartikan
sebagai terpenuhinya minimum kriteria (de initif) atau banyak kriteria terpenuhi (klasik)
yang mengacu pada kriteria dari The American College of Rheumbatology (ACR), namun
mengingat dinamisnya keluhan dan tanda SLE dan pada kondisi tertentu seperti lupus
nefritis, neuropskiatrik lupus (NPSLE), maka dapat saja kriteria tersebut belum terpenuhi
(Perhimpunan Rheumatologi Indonesia, 2011)

11

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pengetahuan cara mengutip yang benar perlu didapatkan oleh para penulis karya tulis
ilmiah. Hal ini bukan saja terkait dengan pengelolaan informasi dari sumber yang diperlukan,
melainkan juga terkait dengan persoalan keabsahan karya tulis itu sendiri karena karya tulis
harus terhindar dari praktik plagiarisme. Jika sudah menetapkan suatu sistem kutipan, penulis
harus konsisten dengan sistem tersebut.
Untuk menghindari dari plagiarisme dalam menulis karya ilmiah setelah membaca dari
literature tertentu maka mulailah menyusun kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraph,
paragraph menjadi tulisan. Jika menggunakan ide, data, pendapat, pernyataan, atau ungkapan
seseorang, perlu disebutkan sumbernya sebagai pengakuan dan penghargaan atas pemiliknya.
Jika menggunakan pendapat pernyataan, ungkapan, kalimat, atau paragraf secara langsung dari
tulisan orang lain, tidak hanya cukup dengan menyebutkan sumbernya, tetapi harus menulisnya
dengan kutipan untuk mengatakan bahwa pendapat, pernyataan, ungkapan, kalimat, atau paragraf
tersebut bukan milik penulis, tapi adalah pinjaman.
Ada dua cara pengutipan yaitu melalui dengan menggunakan catatan kaki atau tanpa
catatan kaki. Aturan penulisan karya ilmiah dalam riset kulitatif tidaklah berbeda dengan
kuantitatif kecuali perumusan hipotesa dalam riset kuantitatif.
4.2 Saran
Dalam penulisan karya ilmiah, berhentilah sebagai penyadur tulisan orang lain yang dipindahkan
ke tulisan kita. Kita harus mengingatkan semua lingkungan sivitas akademika untuk menegakkan
perbuatan baik dan menghidari dari perbuatan tercela dalam ilmu pengetahuan, termasuk
diantaranya adalah fabrikasi (mengarang data) dan falsifikasi (merubah data).

12

DAFTAR PUSTAKA
Bartels CM, Krause RS, Lakdawala VS, et al. Systemic Lupus Erythematosus (SLE). 2011.
Disitasi pada Juni 1 2014 dari website: http://emedicine.medscape.com/ article/332244overview.
Herqutanto (2013) . Plagiarisme, Runtuhnya Tembok Kejujuran Akademik. Departemen Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. eJK. Vol. 1,
No.
1,
April
2013
diakses
tanggal
2
Oktober
2014
dari
http://journal.ui.ac.id/index.php/eJKI/article/viewFile/1589/1335.
Isbagio H, Albar Z, Kasjmir YI, et al. Lupus Eritematosus Sistemik. Dalam: Sudoyo AW,
Setiyohadi B, Alwi I, et al, editor. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi kelima. Jakarta:
Interna Publishing, 2009 ; 2565-2579.
ITB (2008). Pedoman format Penulisan tesis magister. Sekolah Pascasarjana . Bandung Diakses
tanggal 30 Desember 2014 dari http://www.sps.itb.ac.id/ind/mahasiswapascasarjana/guideline-tesis-dan-disertasi/
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi on line versi 1.3. diakses tanggal 2 Oktober 2014 dari
http://ebsoft.web.id
Manson JJ, Isenberg DA. The Pathogenesis of systemic lupus erythematosus. J Netherl Med
2003;61(11):343-346.
Mok CC, Lau CS. Pathogenesis of systemic lupus erythematosus. J Clin Pathol 2003; 56:481490.
Silva C, Isenberg DA. Aetiology and pathology of systemic lupus erythematosus. Hospt Pharm
2001; 7:1-7.
Smeltzer, Suzzane C & Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Vol.2. Jakarta : EGC.
UNPAD, (2012/2013) Panduan penyusunan & Penulisan tesis dan disertasi. Kementrian
Pendidikan Nasional Universitas Padjadjaran Bandung
Wahyuni E. S, (2011). Pedoman Teknik Penulisan Laporan Studi Pustaka. Mayor Sains
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB. Diakses
tanggal
25
Desember
2014
dari
http://skpm.fema.ipb.ac.id/wpcontent/uploads/2012/08/pedoman-menulis-laporan-studi-pustaka-111111.pdf
Wahya (2012). Kaidah pengutipan dalam karya tulis ilmiah. Makalah ini disajikan pada kegiatan
Bimbingan Teknis Penelitian di Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung
13

pada 29 Februari 2012. Diakses tanggal 25 Desember 2014


http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/12/Pustaka_Unpad_Kaidah_Pengutipan_-Dalam_-Karya_-Tulis_-Ilmiah.pdf.pdf

dari

14

Anda mungkin juga menyukai