Anda di halaman 1dari 16

AIR PERMUKAAN

Oleh Listumbinang Halengkara, S.Si.,M.Sc.

Prodi Pendidikan Geografi


Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila

2013

Air permukaan adalah bagian dari air hujan yang tidak mengalami infiltrasi (peresapan),
atau air
i hujan
h j yang mengalami
l i peresapan dan
d muncull kembali
k b li ke
k permukaan
k
b i sebagai
bumi
b
i
mata air. Mata air yang muncul di permukaan bumi akan mengalir sebagai air permukaan.

Air permukaan dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:


1. Limpasan
2. Sungai
3. Danau
D
4. Rawa

LIMPASAN
Limpasan adalah air hujan yang mengalir di permukaan tanah. Limpasan terjadi apabila
i
intensitas
i
h j yang jatuh
hujan
j h di suatu DAS
S melebihi
l bihi kapasitas
k
i
i fil
infiltrasi,
i setelah
l h laju
l j infiltrsi
i fil i
terpenuhi air akan mengisi cekungan-cekungan pada permukaan tanah. Setelah cekungancekungan tersebut penuh, selanjutnya air akan mengalir (melimpas) diatas permukaan tanah
Limpasan terdiri dari air yang berasal dari tiga sumber, yaitu :
1. Aliran Permukaan
Aliran Permukaan (surface flow) adalah bagian dari air hujan yang mengalir dalam
b
bentuk
k lapisan
l i
tipis
i i di atas permukaan
k
tanah.
h Aliran
Ali
permukaan
k
di b juga
disebut
j
aliran
li
langsung (direct runoff).Aliran permukaan dapat terkonsentrasi menuju sungai dalam
waktu singkat,sehingga aliran permukaan merupakan penyebab utama terjadinya banjir.
2. Ali
Aliran Antara
A
Aliran antara (interflow) adalah aliran dalam arah lateral yang terjadi di bawah
permukaan tanah.Aliran antara terdiri dari gerakan air dan lengas tanah secara lateral
menuju elevasi yang lebih rendah

3. Aliran Air Tanah


Aliran
li
air
i tanah
h adalah
d l h aliran
li
yang terjadi
j di di bawah
b
h permukaan
k
air
i tanah
h ke
k elevasi
l
i yang
lebih rendah yang akhirnya menuju sungai atau langsung ke laut.
Dalam
D
l
analisis
li i hidrologi
hid l i aliran
li
permukaan
k
d aliran
dan
li
antara dapat
d
dik l
dikelompokkan
kk menjadi
j di
satu yang disebut aliran langsung, sedangkan aliran tanah disebut aliran tak langsung.
Ada beberapa
Ad
b b
f k
faktor
yang dapat
d
mempengaruhi
hi potensii limpasan
li
d l
dalam
suatu DAS,
DAS yaitu:
i
1. Hujan
2. Kemiringan Lereng
3. Jenis Tanah
4. Pola
P l Aliran
Ali
5. Tutupan Vegetasi

Faktor Karakteristik DAS Sebagai Penentu Potensi Limpasan dan


Teknik Perolehan Datanya dengan Pendekatan PJ & SIG

SUNGAI
Sungai adalah air tawar yang mengalir melalui alur-alur tertentu dari sumbernya di daratan
menuju
j atau bermuara
b
k laut,
ke
l
d
danau,
atau sungaii lain
l i yang lebih
l bih besar.
b
Aliran sungai merupakan aliran yang bersumber dari 3 jenis limpasan, yaitu :
limpasan yang berasal dari hujan,
limpasan
li
d i anak-anak
dari
k
k sungai,
i
limpasan dari air tanah yang keluat lewat mata air.
Pada umumnya, sungai bermuara sampai ke laut atau danau. Tetapi, adapula sungai yang
muaranya tidak
id k dapat
d
mencapaii laut,
l
di
dimana
sungaii jenis
j i ini
i i banyak
b
k terdapat
d
di daerah
d
h
gurun yang amat kering. Di Australia, sungai jenis ini disebut creek sedangkan di Arab
disebut Wadi. Pada saat hujan, palung-palung sungai ini berisi air tetapi bila hujan tidak
ada, sungai ini hanya berupa palung-palung yang kering. Air hujan yang mengalir di daerah
i i tidak
ini
id k dapat
d
mencapaii laut
l
k
karena
l bih banyak
lebih
b
k yang meresap ke
k dalam
d l
tanah
h yang kering
k i
dan ada pula yang habis karena menguap kembali ke atmosfer.
Besarnya volume air yang mengalir pada suatu sugai dalam satuan waktu pada titik tertentu
di sungaii itu,
i
di b debit
disebut
d bi air.
i Debit
D bi air
i sungaii terkecil
k il biasanya
bi
terdapat
d
di bagian
b i hulu,
h l
sedangkan yang terbesar terdapat di bagian muara. Sungai yang besar alirannya berarti debit
airnya besar, sebaliknya, sungai yang kecil alirannya berarti debit airnya kecil.

Besar kecilnya volume air yang mengalir (debit air sungai) dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu:
1. Iklim
Unsur iklim sangat berpengaruh terhadap debit air sungai. Banyaknya curah hujan
(Presipitasi) dan besarnya penguapan (evaporasi) sangat menentukan volume air yang
ada dalam sungai.
Pada saat musim p
penghujan
g j
presipitasi
p
p
lebih
b b
besar dibandingkan
b
g
besarnya
b
y evaporasi
p
yang mengakibatkan debit air menjadi besar bahkan bisa terjadi luapan air atau banjir.
Tetapi sebaliknya, pada musim kemarau jumlah presipitasi menurun tetapi tingkat
penguapan meningkat sehingga debit air semakin kecil.
2. Kondisi DAS
Bentuk, luas, dan lokasi/ketinggian DAS berpengaruh besar terhadap debit air sungai.
Daerah aliran sungai adalah bagian permukaan bumi yang berfungsi untuk menerima,
menyimpan,
y p , dan mengalirkan
g
air hujan
j yyang
g jjatuh di atasnya
y melalui sungai.
g Contoh :
hujan yang jatuh pada bagian permukaan bumi mengalirkan airnya ke sungai, misalnya
sungai Kapuas. Bagian permukaan bumi yang menerima air hujan dan mengalirkan
airnya ke sungai Kapuas disebut DAS Kapuas. Das biasanya dibatasi oleh punggung/igir
perbukitan atau p
p
pegunungan.
g
g
DAS yyang
g luas berarti memiliki daerah tangkapan
g p hujan
j
yang luas pula, sehingga debit air sungai yang mengalir pada DAS itu akan lebih besar.

Beberapa pengertian menyangkut sungai:


Hulu adalah bagian sungai yang dekat dengan mata air
Hilir adalah bagian sungai yang dekat dengan muara
Sungai alami adalah sungai yang terjadi secara alamiah
Sungai buatan (kanal) adalah sungai yang dibuat oleh manusia
Anak sungai adalah cabang-cabang sungai
Sungai bawah tanah adalah sungai yang aliran airnya berada di dalam tanah
Karakteristik Sungai
Bagian
Hulu

g
Tengah

Hilir

Bentuk
Lembah
V

Aliran

Jenis Erosi

Material

Endapan

Deras

Vertikal

Bongkahan batubatu besar dan


kasar

Tidak ada

Deras
sampai
Lambat

Vertikal &
Horizontal

Sedang
g Banyak
y

Landai

Lambat

Horizontal

Campuran
p
bongkahan batuan
dan yang lebih
halus
Material yang telah
mengalami
pengikisan, abrasi,
sehingga sangat
halus

Sangat banyak

PEMBAGIAN SUNGAI
Berdasarkan asal air
Sungai
S
i Mata Air
i
Sungai Alami/Tadah Hujan
Sungai Gletser
Sungai Campuran
Berdasar Kestabilan Debit Air
Sungai Permanen (Perenial)
Sungai
S
i Periodik/Musiman
P i dik/M i
(E h
(Ephemeral)
l)
Sungai Campuran Permanen dan Periodik (Intermitten)
Berdasarkan
B
d
k
G
Genesanya
Konsekuen
Subsekuen
Obsekuen
Resekuen
R k
Insekuen

Keterangan: C = Konsekuen, O = Obsekuen, S = Subsekuen, R = Resekuen

Gambar Pembagian Sungai Berdasar Genesa/Arah Alirannya

Berdasarkan Arah Alirannya

Sungai Consequent Lateral, yakni sungai yang arah alirannya menuruni lereng2 asli
yang ada di permukaan bumi seperti dome, blockmountain, atau dataran yang baru
terangkat.
g

Sungai Consequent Longitudinal, yakni sungai yang alirannya sejajar dengan


antiklinal (bagian puncak gelombang pegungungan).

Sungai Subsequent, yakni sungai yang terjadi jika pada sebuah sungai consequent
l
lateral
l terjadi
j di erosii mundur
d yang akhirnya
khi
akan
k sampaii ke
k puncak
k lerengnya,
l
sehingga
hi
sungai tersebut akan mengadakan erosi se samping dan memperluas lembahnya.
Akibatnya akan timbul aliran baru yang mengikuti arah strike (arah patahan).

Sungai
g Superimposed,
p
p
, yyakni sungai
g yyang
g mengalir
g
pada lapisan
p
p
sedimen datar yyang
g
menutupi lapisan batuan di bawahnya. Apabila terjadi peremajaan, sungai tersebut dapat
mengikis lapisan2 penutup dan memotong formasi batuan yang semula tertutup,
sehingga sungai itu menempuh jalan yang tidak sesuai dengan struktur batuan.

Sungai Antecedent,
Antecedent yakni sungai yang arah alirannya tetap karena dapat
mengimbangi pangangkatan yang terjadi. Sungai ini hanya dapat terjadi bila
pengangkatan tersebut berjalan dengan lambat.

Sungai Resequent, yakni sungai yang mengalir menuruni dip slope (kemiringan
patahan)
t h ) dari
d i formasi2
f
i daerah
d
h tersebut
t
b t dan
d
searah
h dengan
d
sungaii consequentt lateral.
l t l
Sungai resequent ini terjadi lebih akhir sehingga lebih muda dan sering merupakan anak
sungai subsequent.

Sungai Obsequent, yakni sungai yang mengalir menuruni permukaan patahan, jadi
berlawanan dengan dip dari formasi2 patahan.

Sungaii Insequent,
S
I
q
t yakni
k i sungaii yang terjadi
t j di tanpa
t
dit t k oleh
ditentukan
l h sebab2
b b2 yang nyata.
t
Sungai ini tidak mengalir mengikuti perlapisan batuan atau dip. Sungai ini mengalir
dengan arah tidak tentu sehingga terjadi pola aliran dendritis.

Sungai Reverse, yani sugai yang tidak dapat mempertahankan arah alirannya
melawan suatu pengangkatan, sehingga mengubah arahnya untuk menyesuaikan diri.

Sungai Composit, yakni sungai yang mengalir dari daerah yang berlainan struktur
geologinya. Kebanyakan sungai yang besar merupakan sungai composit.

Sungai Anaclinal,
Anaclinal yakni sungai yang mengalir pada permukaan,
permukaan yang secara lambat
terangkat dan arah pengangkatan tersebut berlawanan dengan arah arus sungai.

Sungai Compound, yakni sungai yang membawa air dari daerah yang berlawanan
geomorfologinya.

Sungai Menurut Pola Alirannya

Pararel, adalah pola aliran yang terdapat pada suatu daerah yang luas dan miring
sekali, sehingga gradient dari sungai itu besar dan sungainya dapat mengambil jalan ke
tempat
p yyang
g terendah dengan
g arah yyang
g kurang
g lebih lurus. Pola ini misalnya
y dapat
p
terbentuk pada suatu coastal plain (dataran pantai) yang masih muda yang lereng
aslinya miring sekali kea rah laut.

Rectangular, adalah pola aliran yang terdapat pada daerah yang mempunyai struktur
patahan baik yang berupa patahan sesungguhnya atau hanya joint (retakan).
patahan,
(retakan) Pola ini
merupakan pola aliran siku2.

Pinnate, adalah pola aliran yang tidak membentuk sudut siku2 tetapi lebih kecil atau
lebih besar dari 90o. di sini masih kelihatan bahwa sungai2 masih mengikuti garis2
patahan.
h

Radial Centrifugal, adalah pola aliran pada kerucut gunung berapi atau dome yang
baru mencapai stadium muda dan pola alirannya menuruni lereng2 pegunungan.

Radial Centripetal,
Centripetal adalah pola aliran pada suatu kawah atau crater dan suatu kaldera
dari gunung berapi atau depresi lainnya, yang pola alirannya menuju ke pusat depresi
tersebut.

Trellis, adalah pola aliran yang berbentuk seperti trails. Di sini sungai mangalir
sepanjang
j
lembah
l b hd
darii suatu
t b
bentukan
t k antiklin
tikli d
dan sinklin
i kli yang pararel.
l

Sungai Menurut Pola Alirannya

Annular, adalah variasi dari radial pattern. Terdapat pada suatu dome atau kaldera
yang sudah mencapai stadium dewasa dan sudah timbul sungai consequent, subsequent,
resequent
q
dan obsequent.
q

Dentritic, adalah pola aliran yang mirip cabang atau akar tanaman. Terdapat pada
daerah yang batu2annya homogen, dan lereng2nya tidak begitu terjal, sehingga
sungai2nya tidak cukup mempunyai kekuatan untuk menempuh jalan yang lurus dan
pendek.
pendek

DANAU
Danau ialah suatu kumpulan air dalam cekungan tertentu, yang biasanya berbentuk
mangkuk.
k k
Danau mendapat air dari curah hujan, sungai-sungai, serta air tanah yang keluar lewat mata
air. Keempat sumber tersebut bersama-sama dapat mengisi dan memberikan suplai air pada
danau.
Biasanya danau itu bersifat permanen, artinya tetap berair sepanjang tahun. Jika sumber air
pengisi danau itu hanya salah satu unsur saja misalnya dari curah hujan, maka danau itu
umumnya bersifat
b if temporer atau periodic.
i di Artinya
A i
d
danau
tersebut
b
pada
d waktu-waktu
k
k
tertentu kering.

RAWA
Rawa adalah daerah di sekitar sungai atau muara sungai yang cukup besar yang merupakan
tanah
h lumpur
l
d
dengan
k d air
kadar
i relatif
l if tinggi.
i
i

Anda mungkin juga menyukai