Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH BUKAAN PADA BANGUNAN FPIPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN

INDONESIA
M LUTHFI F
LUTHFI FAUZYAN H
M RABBANI N
NURMA FATIMA MH

Abstrak :
Indonesia merupakan salah satu bangsa yang besar. Banyaknya penduduk di Indonesia
menyebabkan tingginya kebutuhan di sektor pendidikan. Bandung merupakan salah satu kota
pelajar yang mempunyai lingkungan yang dingin namun angin mempunyai kecepatan bergerak
yang lambat. Sistem ventilasi yang optimal perlu di implementasikan sehingga sirkulasi udara di
dalam bangunan mengalir dengan optimal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kenyamanan thermal yang ada di bangunan FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia dan sejauh
mana kenyamanan yang dirasakan pengguna bangunan dengan studi kasus Bangunan FPIPS
yang berada di Universitas Pendidikan Indonesia tepatnya berada di kota bandung. Penelitian
berfokus pada elemen bukaan dengan dimensi jendela. Jenis bukaan ventilasi pada jendela,
pengaruh angin terhadap sirkulasi udara yang berada dalam bangunan. Setelah mendapatkan data
dari hasil pengamatan yang berada di lokasi studi kasus dilakukan analisis untuk mengetahui
pengaruh bukaan pada bangunan FPIPS. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ventilasi yang baik
adalah ventilasi dengan sistem bukaan yang optimal.
Kata kunci : ventilasi, bukaan ruang, dan sistem bukaan

Pendahuluan
Ventilasi adalah proses suplay udara luar tidak terkondisi kedalam ruang sekaligus membuang
udara keluar ruang dengan berbagai metoda. (Boutet, 1988). Ventilasi yang baik memberikan
pergantian udara dalam ruang secara terus menerus. Udara yang beganti secara teratur tersebut
meningkatkan kenyamanan penghuni dan mencegah akumulasi udara kotor dalam ruang.
Keuntungan lebih lanjut adalah penghematan energi dan biaya operasional bangunan
Keuntungan pemanfaatan ventilasi dapat diterapkan pada ruang kelas untuk membantu
kelancaran proses belajar mengajar.Permasalahan kondisi cuaca ekstrim saat ini membutuhkan
penyesuaian desain bukaan dan jendela. Fenomena tiupan angin yang kencang dan suhu udara
yang panas mengganggu kegiatan belajar di dalam kelas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengenali bukaan yang optimal pada suatu bangunan. Di dalam
bangunan yang tinggi dibutuhkan bukaan yang cocok dan optimal untuk mendapatkan
kenyamanan thermal yang baik sehingga dosen dengan mahasiswa dapat melangsungkan proses
kuliah dengan nyaman dan baik.

VENTILASI ALAMI
Ventilasi adalah aliran udara, baik di ruang terbuka maupun tertutup (di dalam ruangan).
Ventilasi alami dalah proses pergantian udara ruangan oleh udara segar dari luar ruangan tanpa
bantuan peralatan mekanik. Penghawaan (ventilasi) alami perlu selalu diusahakan bilamana
udara lingkungan memiliki kualitas yang baik (tidak bau, berdebu, polusi), tidak terlalu panas
(di bawah 28 C) dan lingkungan tidak bising (Satwiko, 2009).
Desain jendela dipengaruhi factor lokasi, penempatan, dimensi dan tipe atau model jendela yang
dipilih. Ventilasi silang lebih maksimal apabila penempatan secara vertikal ikut diperhitungkan.
Jendela yang
berfungsi sebagai inlet (memasukkan udara) sebaiknya diletakkan pada ketinggian manusia yaitu
60 cm sampai dengan 150 cm (aktivitas duduk maupun berdiri), agar udara dapat mengalir di
sekitar manusia tersebut untuk memperoleh rasa nyaman yang diharapkan. Sedangkan jendela
yang berfungsi sebagai
outlet (mengeluarkan udara) diletakkan lebih tinggi, agar udara panas dalam ruang dapat dengan
mudah dikeluarkan. Ventilasi lancar bila didukung dengan kecepatan udara yang memadai. Pada
kondisi udara hampir tidak bergerak (kecepatan sangat kecil atau 0 m/det), desain jendela harus
mampu mendorong terjadinya pergerakan yang lebih cepat atau memperbesar kecepatan udara.
Hal ini dapat ditempuh dengan memilih dimensi jendela yang berbeda antara inlet dan outlet
(Gambar 2) atau dengan memilih tipe jendela yang berbeda kemampuan mengalirkan udara
(Gambar 3).

Kondisi Lingkungan Sekitar Bangunan


Tampak Depan/Barat
Untuk bagian depan dari bangunan, terlihat hanya terdapat bukaan yang berada di tengah
tengah dari bangunan. Namun, tidak terlihat bukaan yang terbuka, hanya jendela
permanen yang berada di depan bangunan.
Untuk bagian depan dari bangunan, terlihat hanya terdapat bukaan yang berada di
tengah tengah dari bangunan. Namun, tidak terlihat bukaan yang terbuka, hanya
jendela permanen yang berada di depan bangunan

Tampak Timur/ Belakang

Di sisi timur juga hanya terdapat bukaan, yaitu pintu masuk yang merupakan bukaan yang ada di
sisi belakang/ timur dari bangunan. Ini menyebabkan bagian dalam
bangunan mengalami sikulasi angin yang kurang baik, sehingga kurang
nyamannya udara yang ada di dalam bangunan.

Tampak Selatan dan Utara

Di sisi utara dan selatan merupakan bagian yang memiliki bukaan yang cukup banyak, namun
kebanyakan jendela yang permanen, sehingga tingginya pemakaian dari sistem pendingin udara
yang menjadikan tingginya biaya perawatan dan mengakibatkan kurang efisien dari penggunaan
energi dan biaya.

Wind Rose Pada Bangunan


Angin lebih dominan dari arah
selatan tenggara timur, sehingga
bukaan lebih banyak berada di sisi
selatan bangunan. Ini menimbulkan
banyaknya bukaan pada desain yang
diterapkan pada bangunan. namun
kurang efektifnya penempatan dari
bukaan yang diterapkan sehingga
bukaan yang telah dipasang menjadi
tidak
terpakai
dikarenakan
penggunaan pendingin udara yang
mendominasi.

Dari 24 jendela yang ada di kelas,


hanya 4 jendela yang hidup. Dari
semua jendela yang terdapat di
kelas hanya bagian bawah yang
merupakan jendela hidup. Tetapi di
dalam kelas terdapat pendingin
udara
untuk
meningkatkan
kenyamanan termal pada pengguna
didalam kelas. Sehingga kurang
efektifnya fungsi jendela yang ada
di dalam kelas.
Di bagian samping lainnya tidak memiliki jendela hidup sehigga sirkulasi udara kurang mengalir
dengan baik. Namun ketika pintu terbuka angin dapat mengalir.

Perhitungan laju angin di kelas :


Q=CV.A.V
Q=0.35 X 4(0.57 X 0.43) X 1.3889
Q=0.4843 m3/s

Jadi ketika angin masuk ke ruangan dan pintu tertutup, udara didalam ruangan terasa pengap.
Namun ketika pintu terbuka angina akan mengalir dan ruangan akan terasa lebih nyaman. Disitu
juga AC tidak berpengaruh besar karena jendela terbuka dan pintu juga terbuka.

karena jalan angin tertutup di beberapa ruangan, menyebabkan angin terisolasi di


beberapa titik. Hal ini juga disebabkan penggunaan jendela mati dan tidak adanya
bukaan lain di tangga-tangga depan maupun belakang dan angina terisolasi di
bagian teratas gedung FPIPS sehingga ruangan terasa pengap.

Anda mungkin juga menyukai