Anda di halaman 1dari 8

BENTUK ARSITEKTUR PADA BANGUNAN PRA MODERN DI NUSANTARA

Muhammad Rabbani Nurlette (1500596)


Prodi Arsitektur
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia
muhrabbaninurlette@student.upi.edu

PENDAHULUAN

Pendidikan sangat penting untuk menjaga ilmu pengetahuan agar tetap diteruskan kegenerasi-
generasi selanjutnya. Dokumentasi dan penyimpanan data sangat penting dalam menjaga ilmu
pengetahuan tersebut. Namun sebagian besar orang wilayah timur masih belum peduli akan
pentingnya penulisan karya tulis. Terlebih pada arsitektur nusantara, perlunya karya tulis yang
membahas tentang informasi dan pengetahuan mengenai sejarah mengenai arsitektur yang
berkembang di nusantara. Arsitektur nusantara, sebagai warisan budaya yang sangat kaya akan
nilai dan makna menjadi salah satu kajian yang perlu dibahas.

Eksistensi arsitektur nusantara menjadi sebuah keunikan tersendiri dari sudut pandang bangsa
lain yang melihatnya, terlebih lagi merupakan sebuah anugrah yang tidak dapat ternilai harganya.
Dimulai dari arsitektur yang berasal dari wilayah sumatera, kemudian beralih dari arsitektur yang
berada di wilayah pulau jawa, hingga arsitektur yang berada di wilayah papua. Semua itu
memiliki ciri khas, dan karakteristik masing-masing, sehingga patut menjadi sebuah perhatian
dari arsitek maupun para mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan pada jurusan arsitektur.
Karena di zaman sekarang, zaman modern merupakan era globalisasi, perkembangan media
berjalan dan mengalir dengan cepat, sehingga semakin cepat pula informasi yang timbul dan
tenggelam jika tidak ada yang menjaga keutuhan dari informasi tersebut.

Eksistensi dari arsitektur nusantara yang semakin menghilang dapat dilihat dari bentukan dan
produk arsitektur yang telah dihasilkan oleh para arsitek indonesia pada umumnya. Hanya
segelintir orang yang masih mau untuk membudayakan arsitektur nusantara, dan menjadi sebuah
jati diri yang melekat pada desain yang telah arsitek itu hasilkan. Dengan demikian, arsitektur
nusantara perlu di formulasikan kembali agar eksistensi dari budaya berarsitektur nusantara di
setiap daerah dapat mengenal jati diri dari kekhasan dan keunikan dari daerahnya masing-
masing.

PERTANYAAN KAJIAN

1. Bentukan arsitektur pra modern nusantara


2. Ciri khas dari bentukan arsitektur pra modern nusantara
3. Nilai-nilai yang terkandung dalam bentukan arsitektur pra modern nusantara

METODE PENULISAN
Metode yang dipakai dalam karya tulis ini adalah metode pustaka, yaitu metode yang dilakukan
dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik
berupa buku maupun informasi di internet.

PEMBAHASAN

Kondisi Pendidikan di indonesia

Tidak bisa dipungkiri bahwa dunia berjalan dengan sangat pesat, terlebih bahwa
pergerakan media dan komunikasi berjalan dengan sangat cepat. Waktu dan jarak bukan menjadi
halangan dalam saling bertukar informasi. Hampir dari seluruh kejadian di dunia ini dapat
diakses dalam genggaman tangan. Tidak ada lagi batasan, hambatan, semuanya dilakukan
dengan terbuka, dan saling mempengaruhi. Hal ini yang disebut era globalisasi akibat pergerakan
teknologi dan informasi yang sangat cepat.

Globalisasi ini menjadi sebuah faktor dimana aspek kehidupan dapat berubah, termasuk
aspek kebudayaan yang ada di indonesia. Pengaruh globalisasi membawa dampak yang serius,
besar dan sulit untuk dibendung. Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat kaya, yang
tersebar dari timur hingga barat indonesia. Semua merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha
Esa, Indonesia menjadi negara dengan budaya yang sangat kaya dan memiliki toleransi yang
tinggi. Sayangnya, dengan globalisasi membawa pengaruh negatif. Budaya-budaya eropa hingga
budaya orang barat menjadi sebuah kiblat bagi segelintir orang dikarenakan popularitas dan
kemewahan semata-mata. Sehingga aspek lokal dan nilai-nilai lokal menjadi tergerus oleh
budaya budaya barat.

Contoh sederhana adalah masyarakat yang telah melupakan budaya berpakaian. Jawa
terkenal dengan kebaya, namun pada kenyataannya sekarang masyarakat indonesia sudah banyak
mengikuti tren dunia barat dan sulit masyarakat indonesia yang masih mau menggunakan kebaya
atau pakaian khas daerah tradisional daerah sendiri. Alasan kedua yaitu dianggap rumit, harus
menggunakan ini dan itu, mulai dari proses produksi hingga penggunaannya. Kehidupan modern
menuntut kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaan dan pakaian tradisional tidak dapat
memenuhi kebutuhan rakyat indonesia.

Sama halnya dengan polemik penggunaan pakaian yang sedang terjadi di indonesia.
Arsitektur menjadi sebuah kebutuhan yang mendasar. Pada masa modern yang membutuhkan
kemudahan dan sesuai dengan perkembangan zaman. Media menjadi sebuah pembentuk pola
pikir manusia dalam tren sebuah gaya dalam berarsitektur. Sehingga apa yang bersinggungan
dengan arsitektur tradisional pramodern menjadi sesuatu kajian yang tabu dan masih terbilang
kuno pada zaman saat ini.

Mungkin dikaitkan dengan masa sekarang, arsitektur pramodern nusantara tidaklah cocok
jika tetap mempertahankan bentukan asli dan hanya menyalin bentukan tanpa mengkaji dan
menilai apa saja yang cocok dan bisa memahami nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah
arsitektur pra modern. Semua hal tadi merupakan bagian yang membuat arsitektur tradisional pra
modern menjadi kaya dan sarat akan makna. Oleh karena itu, penulis mengangkat permasalahan
ini menjadi topik pembahasan makalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar
menempatkan kembali arsitektur nusantara sebagai kiblat dari bangsa indonesia, sehingga pada
masa yang akan datang bisa menjadi sebuah identitas diri dari bangsa indonesia dalam
berarsitektur.

Definisi Globalisasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, globalisasi adalah proses masuknya ke ruang
lingkup dunia.

Globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar
masyarakat di selurug dunia. Tujuan globalisasi itu sensiri adalah untuk mengikuti sistem dan
kaidah tertentu yang sama. (Selo Soemardjan)

Globalisasi adalah suatu proses untuk menjadikan benda atau perilaku sebagai penanda
atau ciri-ciri dan setiap individu dalam dunia ini tanpa dibatasi oleh suatu wilayah. (Achmad
Suparman)

Pendidikan Arsitektur di Indonesia

Dunia pendidikan arsitektur di indonesia masih belum dapat disejajarkan dengan nama
besar universitar di luar yang memiliki sebutan universitas kelas dunia sseperti harvard, MIT,
Standfort, Cambridge, dan lain-lain.

Perbedaan antara universitas Indonesia dan universitas luar Indonesia lainnya terletas
pada kurikulum, fasilitas, organisasi, dan aktivitas murid ataupun guru (Dian Kusumaningtyas).

Hal yang pertama di garisbawahi bahwa fasilitas yang dimiliki pendidikan arsitektur di
Indonesia masih sangatlah kurang. Setidaknya Indonesia harus memilki 12 jenis laboratorium
berbeda dengan peralatan lengkapnya. Namun, perlu dipertanyakan bahwa untuk apa mata kuliah
yang tidak berhubungan dengan profesi dimuatkan pada sks sedangkan masih banyak mata
kuliah profesi yang bisa menunjang kurikulum pendidikan arsitektur Indonesia.

Selanjutnya adalah kurikulum, sarjana muda arsitektur di Indonesia harus menempuh


minimal 144 sks sampai 160 sks. Perkembangan pendidikan arsitektur membuat banyak
perdebatan, perkembangan ilmu arsitektur telah berubah dari ilmu-ilmu keteknikan menjadi lebih
dekat kepada ilmu lingkungan, seni, dan humaniora. Ilmu arsitektur masa kini lebih sesuai
dengan berada dalam kelompok planning, environment, dan design daripada kelompok
engineering.

Hal ini disebabkan efek-efek yang di rasakan sekarang sudah mulai muncul, diantaranya
suhu rata-rata setiap kota meningkat, cairnya es di kutub sehingga menyebabkan banjir dan lain-
lain. Oleh karena itu, pengetahuan seorang arsitek mengenai desain berkelanjutan harus sudah
dianjurkan mengenai bagaimana konsep , penerapan, sistem hingga ke detailnya.

Definisi Arsitektur Nusantara

Indonesia memilki budaya yang beraneka ragam yang tersebar di seluruh wilayahnya
yang berupa kepulauan.

Arsitektur pra-modern Indonesia, sebelum ada desain berkelanjutan yang ada saat ini,
telah di implementasikan sejak dahulu. Nenek moyang bangsa indonesia yang tinggal di berbagai
tempat di Indonesia memilki pengalaman yang pengetahuan yang baik tentang bagaimana
menanggapi lingkungan yang akan menjadi tempat tinggalnya, dengan memperhatikan
bagaimana lingkungan binaan dapat saling berkolaborasi antara satu sama lain tanpa merusak
satu sama lain.

Seperti contoh Arsitektur yang ada di Gampong lubuk sukon yang ada di Aceh Besar. Di
Wilayah tersebut sebagian besar memiliki rumah tradisional yang terbuat dari kayu. Bangunan
ini merupakan bangunan yang dibangun oleh masyarakat secara turun temurun. Keberadaan
bangunan tradisional dan lingkungan fisik yang masih terjaga keberadaan bangunan tradisional
dan kualitas fisik lingkungan memberikan gambaran kondisi Sukun dalam menjaga keberadaan
bangunan tradisional dan kualitas fisik lingkungan memberikan gambaran kondisi desa yang
merupakan pendekatan arsitektur berkelanjutan dalam perencanaan lingkungan binaan yang
berkelanjutan.

Bentukan Arsitektur Pra-Modern di Indonesia

Arsitektur tradisional Pra-Modern yang ada di Indonesia telah lama mengadopsi konsep
arsitektur berkelanjutan. Dari sisi struktur dapat dilihat arsitektur tradisional yang telah
mempertimbangkan sistem struktur yang berkelanjutan, misalnya bentukan rumah dan
lingkungan sekitar rumah tradisional Gampong Lubuk Sukun.

Rumah Tradisional Gampong Lubuk Sukun


Gambar 1. Penataan ruang Gampong Lubuk Sukun

Sumber : Jurnal Menggali Nilai-Nilai Arsitektur Berkelanjutan Di Gampong Lubuk Sukun Aceh
Besar, Universitas Syiah.

Lubuk Sukun membentuk sebuah Pemukiman Tertutup. Dimana pemukiman dikelilingi oleh
tanaman yang dijadikan sebagai pagar untuk melindungi kawasan pemukiman. Rata-rata semua
rumah di Gampong ini memiliki halaman yang luas yang dapat digunakan untuk kegiatan
bercocok tanam, tempat bermain anak, selain itu dapat membuka ruang untuk mendapatkan
sirkulasi udara dan daerah tangkap sinar matahari. Ventilasi yang cukup untuk sirkulasi udara,
terutama pada area dapur (upaya mengurangi polusi udara pada ruangan, solusi permanen.
Dengan adanya pembagian ruang pada bagian rumah panggung dan permanen, jarak yang
terciptakan akan lebih baik. Penggunaan material rumah menggunakan material kayu dan beton.
Penggunaan beton dimaksudkan untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk membangun
rumah. Namun untuk penggunaan kayu masih dominan dikarenakan masih banyak sumber kayu
di daerah tersebut.

Rumah Tradisional Nias

Sistem struktur yang digunakan pada Rumah Nias telah mempertimbangkan sistem struktur yang
berkelanjutan, misalnya sistem struktur pada Rumah Nias yang dikenal sebutan Omo Hada yang
merespon gaya gempa dengan menciptakan struktur diagonal sebagai perkuatan struktur rangka
kaku dan berfungsi untuk menahan gaya lateral dari samping. Secara konstruksi, sistem ini tidak
melukai bumi sebagaimana sistem struktur tiang pancang pada bangunan modern. Struktur
bangunan diletakkan diatas pondasi umpak dan mengurangi dampak yang ditimbulkan pada
struktur tanah. Demikian halnya dengan Rumah Tongkonan di Toraja, Sulawesi Selatan, Rumah
Joglo di Jawa, dan Rumah tradisional Lainnya yang menggunakan pondasi umpak dalam
menopang sistem struktur bangunan. Material yang dipakai material yang tidak melalui proses
fabrikasi yang tidak ramah lingkungan.

Gambar 2. Pondasi umpak dan sistem struktur pada rumah nias

Sumber : Arsitektur Berkelanjutan, Belajar dari Kearifan Arsitektur Nusantara Yogyakarta,


Universitas Kristen Duta Wacana

Perimbangan lain seperti kenyamanan thermal dengan optimalisasi penghawaan alami, kualitas
pencahayaan alami dengan memberikan bukaan pada rumah, dilakukan untuk menciptakan
kenyamanan pada penghuni rumah.

Gambar 3. Bukaan pada rumah Nias Berperan dalam mengoptimalisasi Pencayaan alamni dan
penghawaan alami, sebuah pendekatan arsitektur hemat energi dan berkelanjutan

Sumber : Arsitektur Berkelanjutan, Belajar dari Kearifan Arsitektur Nusantara Yogyakarta,


Universitas Kristen Duta Wacana Rumah Dayak

Konsep rumah panggung yang diterapkan pada rumah Dayak, serta arsitektur tradisional lainnya
di tanah air, menunjukkan suatu keputusan desain yang ramah lingkungan. Bangunan panggung
dipertimbangkan untuk mensiasati kelembaban tanah dan menciptakan kenyamanan di
dalamnya. Di sisi lain, konsep bagunan panggung juga mengurangi atau menghilangkan dampak
yang timbul pada lingkungan. Konsep rumah panggung memungkinkan bumi tetap dapat
bernafas, dan terciptanya area resapan air. Dengan konsep ini, alam tetap dapat terjaga
kelestariannya, hal yang sangat berbeda dengan apa yang dilakukan dalam proses pembangunan
bangunan modern yang menggunakan pondasi tiang pancang, dan bangunan yang menutupi
permukaan bumi.

Gambar 4. Rumah dayak memperhatikan lingkungan sekitar dengan menggunakan Konsep


Rumah Panggung

Sumber : Arsitektur Berkelanjutan, Belajar dari Kearifan Arsitektur Nusantara Yogyakarta,


Universitas Kristen Duta Wacana

KESIMPULAN

Arsitektur Tradisional di tanah air telah mempertimbangkan aspek desain arsitektur


berkelanjutan sejak zaman dahulu. Mulai dari Bentukan yang berhubungan dengan kondisi
lingkungan alam sekitar, penggunaan material lokal untuk mengurangi energi yang dihasilkan,
hingga pertimbangan pondasi yang digunakan agar tanah dan kelembaban bisa terjaga. Hal ini
searah dengan desain arsitektur berkelanjutan.

Dalam Menciptakan arsitektur berkelanjutan pada bangunan modern, maka metode yang
diimplementasikan nenek moyang kita pada arsitektur pra-modern dapat digunakan. Desain yang
dihasilkan dapat berbeda-beda karena lokasi dan kondisi yang mempengaruhi bangunan berbeda-
beda, namun pendekatan yang sama yang berorientasi pada alam dan bagaimana alam itu dapat
saling berkolaborasi antara manusia, lingkungan, dan alam.

DAFTAR PUSTAKA

Meutia, Erna dkk. Menggali Nilai-Nilai Arsitektur Berkelanjutan Di Gampong Lubuk Sukun
Aceh Besar, Universitas Syiah

Manurung, Parmodangan, Arsitektur Berkelanjutan, Belajar Dari Kearifan Arsitektur


Nusantara, Universitas Kristen Duta Wacana: Yogyakarta.

https://www.scribd.com/document_downloads/direct/205985912

https://informasiana.com/pengertian-globalisasi-menurut-ahli/

http://darsitektur.tripod.com/art4.html

http://www.academia.edu/11103662/Arsitektur_Berkelanjutan_Sustainable_Architecture_Studi_
Kasus_Bangunan_Komersial_The_Royal_Pitamaha_Resort_

http://eprints.undip.ac.id/4998/1/PENDIDIKAN_ARSITEKTUR_DAN_PERAN_ARSITEK_IN
DONESIA.pdf

Anda mungkin juga menyukai