A. Tujuan
1. Meningkatkan keamanan tindakan pembedahan dan keselamatan
pasien dengan membuat standar prosedur operasional.
2. Mengurangi tingkat mortalitas, morbiditas, dan disabilitas/kecacatan
akibat komplikasi prosedur bedah.
3. Me-recall memory, terutama pada hal-hal kecil yang mudah terabaikan
pada keadaan pasien yang kompleks.
B. Lingkup Area
1. Panduan ini diterapkan kepada semua perawat, perawat /dokter anestesi,
dan dokter bedah / non bedah yang akan melakukan tindakan bedah pada
pasien.
2. Panduan ini diterapkan di setiap lokasi Rumah Sakit di mana dilakukan
tindakan bedah.
Pelayanan Preoperatif
Manajemen Kamar Operasi / Tempat Tindakan
A. Tujuan
Manajemen kamar operasi atau tempat tindakan ini bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan penanganan pasien, meningkatkan kepuasan
pasien, meningkatkan kepuasan tim bedah yang mencakup di dalamnya
dokter bedah, dokter anestesi, dan perawat.
operasi
Pengaturan ini dibuat dalam bentuk penyusunan jadwal tindakan
operasi setiap harinya. Seorang dokter bedah dapat melakukan operasi
elektif atau emergensi, operasi singkat maupun prosedur tindakan yang
memakan waktu lama. Bila tim bedah tidak memenuhi jadwal tersebut,
maka mereka akan kehilangan kesempatan penggunaannya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun jadwal operasi :
1. Tetapkan peraturan yang jelas dan adil
2. Menetapkan
sebuah
kamar
operasi
yang
diperuntukkan
untuk
harus dikerjakan
dalam 30 menit
2. Prioritas
:
prosedur yang harus dikerjakan dalam 30 menit
sampai 4 jam
3. Urgent
:
24 jam
4. non-urgent :
akses
dokter
bedah
dan
pasien
ke
tempat
tindakan,
1. Menggunakan
proses
mulai dilakukan
di
paralel,
kamar
misalnya
lain
induksi
sementara
anestesi
menunggu
dapat
proses
menciptakan
lapangan
steril,
menyiapkan
alat-alat,
dan
memeriksa kelengkapannya.
1. Penciptaan lapangan steril:
a. menempatkan duk steril di sekeliling situs operasi dan pada
tempat alat- alat
b. semua personel harus mengenakan pakaian steril
c. hanya alat steril dan orang-orang yang telah
steril
yang
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
steril
perlu diingat bahwa sekali batas steril telah dilewati, hal ini
desinfeksi,
sterilisasi,
dan
penyimpanan
atau
a. Unrestricted
zone:
hanya
orang-orang
yang
berkepentingan
yang boleh berada di zona ini, tetapi baju luar biasa diperbolehkan
b. Semirestricted zone: zona ini adalah area yang terhubung
dengan kamar operasi (contohnya: lorong, kantor, kamar alat),
orang-orang yang berada di sini harus mengenakan pakaian scrub
dengan lengan panjang, penutup rambut, dan sepatu bersih atau
penutup sepatu
c. Restricted zone: zona ini terdiri dari kamar operasi dan area cuci
tangan, orang-orang yang memasuki zona ini harus mengenakan
kostum bedah lengkap termasuk masker. Mereka yang tidak
discrub harus mengenakan jaket berlengan panjang lengkap
dengan kancing tertutup. Masker khususnya harus dikenakan di
ruangan dengan peralatan steril yang terbuka
Pastikan
bahwa
semua
alat-alat
yang
diperlukan
telah
siap
tersedia
meminimalkan lalu- lintas yang tidak perlu dari dan ke dalam ruangan
6. Manajemen Pasien
Beberapa hal penting dalam mengkaji faktor risiko pasien:
a. Alergi
b. Riwayat kesehatan sebelumnya (misalnya tekanan
darah
sebelumnya
Berat badan
Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini
Ada tidaknya risiko untuk anestesi dan sedasi
Permintaan khusus dari pasien untuk jenis anestesi dan sedasi
Kecemasan pasien
Delirium
Status nutrisi
Risiko potensial untuk deep vein thrombosis
terbuat
dari
bahan
yang
ringan
bagian
depannya,
bertumit
4
tempat
setiap
terakreditasi
Seluruh personel
harus
menerima
edukasi
dan
yang
pengarahan
mengubah,
atau
menyisipkan
kesempatan
diagnostik/
terapeutik.
1. Persiapan sebelum tindakan:
a. Tanyakan kembali kepada pasien : nama / identitas pasien, no.RM
atau tangal lahir , pastikan identitas pasien sesuai dengan yang
tertulis pada gelang identitas pasien.
melakukan
penandaan
lokasi
site
marking
(lihat
P.IBS.018).
c. Tanyakan atau libatkan pasien untuk verifikasi kebenaran lokasi
operasi bila pasien dalam keadaan sadar atau memastikan lokasi
operasi
berdasarkan
rekam
medis
dan
hasil
pemeriksaan
pada
netral
di
mana
benda-benda
tajam
darah
yang
meliputi
serum, plasma,
dahulu.
dipindahkan
Tekstil,
dengan
linen,
kontak
dan
kain
seminimal
terkontaminasi
mungkin
dengan
harus
udara,
benda
tajam.
Dalam
melipat
linen,
terlebih
dahulu
kontaminasi
baru
area
harus
dibersihkan
basah,
luas,
dan
infeksius,
maka
harus
HIV,
tuberkulosis,
dan
yang
cocok
untuk
segala
jenis
atau
tanda-tanda
dilarang
masuk
oleh
sebaiknya
di
langit-langit
jika
memungkinkan
9) Alat-alat dan monitor harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga
akses
jalan
tidak
terhalang
dan
lantai
dapat
terlihat
10)
Pencahayaan harus diatur dengan baik agar dapat melihat
dengan jelas di dalam ruang operasi
B. Post Operative Care
1. Mengkaji satus mental pasien
2. Mengkaji status fisik pasien, dapat dilakukan dengan memeriksa
tanda vital, derajat nyeri, adanya pembengkakan, fungsi respirasi,
drainage luka, efek samping anestesi, atau deep vein thrombosis
3. Mengkaji obat-obatan yang dibutuhkan, hal ini meliputi obat-obatan
apa yang harus diteruskan dari operasi, atau mana yang harus distop
atau obat-obat baru, termasuk darah dan komponen-komponen darah
yang diperlukan. Peresepan dan pemberian obat-obatan tersebut
harus dicatat dengan baik sesuai urutannya, semua perintah verbal
diulang
kembali,
dan
dilabel
secara
benar.
Dapat
dipikirkan
tubuh
dan
kadar
glukosa
darah
untuk
11
12
2. Prinsip Kedua
a. Penata/dokter anestesi mengecek kelengkapan peralatan anestesi
13
yang meliputi:
1) mesin atau apparatus yang mensuplai gas, uap, anestesi
lokal,
atau
intravena
untuk
menginduksi
maupun
mempertahankan anestesi
2) alat-alat yang diperlukan untuk patensi jalan napas
3) mesin monitor yang diperlukan untuk evaluasi kontinyu pasien
b. Pengecekan ini dilakukan setiap harinya di awal hari operasi,
sebelum melakukan
setiap
setiap
tindakan
anestesi,
dan
setelah
memastikan
oksimeter
denyut
mesin,
sudah
perlengkapan
anestesi
harus
terus
mencek
4. Prinsip Keempat
a. Sebelum
induksi
anestesi,
penata/dokter
anestesi
harus
hal
ini
dengan
harus
dokter
bedah
sebaiknya
mengkonfirmasi
5. Prinsip Kelima
a. Penata/dokter anestesi harus sepenuhnya memahami farmakologi
obat- obatan yang ia berikan, termasuk toksisitasnya
b. Setiap pasien yang akan diberikan obat, sebelumnya
harus
riwayat
penggunaan
obat
yang
jelas,
obat,
harus
dikomunikasikan
agar
yang
berbahaya
sebaiknya
dipisahkan
tempat
6. Prinsip Keenam
a. Antibiotik profilaksis harus diberikan secara rutin pada kasus
bedah
yang
memiliki
kemungkinan
terkontaminasi
dan
jam
profilaksis
tersebut
sudah
dilakukan
pada
jam
jawab
untuk
menyiapkan
tempat
alat-alat
bedah
harus
antibiotik
profilaksis
harus
risiko infeksi
Pasien bedah
j.
kebutuhan masing-masing
Suhu inti tubuh harus dipantau dan dipertahankan normotermia
harus
selama perioperatif
k. Seluruh kulit pasien
dengan
l.
antiseptik
mendapatkan
yang
yang
akan
oksigen
harus
dipilih
menurunkan
jumlah
mikroba
sesuai
sesuai
antimikroba
perioperasi
sebelum
berdasarkan
pada
operasi.
Agen
kemampuannya
harus
dipertahankan
di
operasi
Kamar operasi harus dibersihkan dengan seksama setelah kasus-
kasus infeksi atau operasi yang kotor dan setiap akhir hari operasi
s. Perlu dilakukan penyuluhan mengenai kontrol dan pencegahan
infeksi setidaknya setahun sekali
7. Prinsip Ketujuh
a. Setelah
operasi
selesai,
dokter
bedah
harus
melakukan
16
eksplorasi
lapang operasi
b. Pada awal dan akhir operasi dilakukan penghitungan lengkap (full
count) kassa, alat-alat tajam, instrumen (plester, klip, dan lain-lain),
terutama bila operasi melibatkan kavitas peritoneal, retroperitoneal,
pelvis, dan toraks
c. Penghitungan dilakukan oleh sekurang-kurangnya 2 orang perawat
yang sama, atau dengan alat penghitung otomatis (jika ada)
d. Sebelum penghitungan selesai, tidak boleh mengeluarkan alat dari
dalam kamar operasi, meskipun ada alat yang terjatuh ke lantai
e. Bila karena satu dan lain hal penghitungan terputus, mulai lagi
f.
dapat
juga
dilakukan
penghitungan
menggunakan
jumlah
yang
tertera
pada
tempat jarum/kontainer
Semua alat harus dihitung per jenis itemnya. Demikian pula bila
j.
dan lain-lain)
k. Bila alat yang hilang masih tidak dapat ditemukan, lakukan X-ray.
Demikian pula bila terjadi kelupaan menghitung, harus dilakukan Xl.
ray
Alasan
tidak
dilakukan
penghitungan
dan
hasil
X-ray
harus
8. Prinsip Kedelapan
a. Tim bedah harus mengkonfirmasi bahwa semua spesimen bedah
dilabel dengan benar dengan mencantumkan identitas pasien,
nama spesimen, dan lokasi asal diambilnya
b. Hal tersebut harus dibacakan dengan jelas oleh salah seorang
anggota
tim
bedah
dan
satu
orang
lainnya
17
mengkonfirmasi/menyetujui
9. Prinsip Kesembilan
a. Sebelum insisi kulit, dokter bedah, perawat, dan penata/dokter
anestesi harus menginformasikan hal-hal khusus atau penting yang
berbeda dari operasi biasa, seperti risiko kehilangan darah masif,
alat-alat khusus yang akan digunakan, dan komorbiditas lainnya
b. Untuk kasus-kasus tertentu di mana pencitraan radiologi
dibutuhkan, tim bedah harus memastikan peralatan siap sedia
c. Sebelum pasien meninggalkan ruang bedah, dokter bedah
harus menginformasikan anggota tim lainnya mengenai alterasi yang
dilakukan, masalah yang mungkin terjadi pada periode postoperatif
dan rencana penatalaksanaannya
d. Penata/dokter anestesi harus menyimpulkan keadaan klinis pasien
selama operasi dan memberitahukan instruksi untuk tata laksana
pasien selanjutnya
e. Harus dibuat laporan
tanggal
dan
ditandatangani
dan
menyertakan
10.Prinsip Kesepuluh
Untuk surveilans tingkat rumah sakit, harus mengumpulkan data
secara sistematik mengenai angka mortalitas day-of-surgery, angka
mortalitas in- hospital postoperatif, angka infeksi di situs operasi
(surgical site), dan surgical Apgar score
18
19