Anda di halaman 1dari 95

TINJAUAN ATAS PELAKSANAAN PENCATATAN PERSEDIAAN

MATERIAL PADA PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT


DAN BANTEN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Dalam Menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek
Jenjang Strata I
Program Studi Akuntansi

Oleh :
YUYU YULIA
NIM : 21107099

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDNG
2009

LEMBAR PENGESAHAN
TINJAUAN ATAS PELAKSANAAN PENCATATAN PERSEDIAAN
MATERIAL PADA PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT
DAN BANTEN
LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Dalam Menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek
Jenjang Strata I
Program Studi Akuntansi
Oleh :
YUYU YULIA
NIM : 21107099
Telah diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Kerja
Praktek Pada Tanggal
Bandung, Desember 2009
Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Pembimbing Perusahaan

Ony Widilestraningtyas, SE., M.Si


NIP. 4127.34.03.004

M. Hanafi
NIP. 5781141.L

Mengetahui,
Ketua Program studi Akuntansi

Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si


NIP. 4127.34.03.003

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah


SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapai
menyelesaikan Laporan kerja Praktek yang berjudul : TINJAUAN ATAS

PROSEDUR PENERIMAAN

DAN

PENGELUARAN

PERSEDIAAN

MATERIAL PADA PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT


DAN BANTEN yang sesuai dengan tujuan dan tepat pada waktunya.
Laporan ini merupakan salah satu syatat kelulusan mata kuliah kerja praktek.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam penulisan laporan ini
tidak terlepas dari kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Baik penyajian
maupun isinya, hal ini disebabkan masih terbatasnya keampuan, pengetahuan
dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun sehingga dalam penyusunan karya tulis lainnya penullis
dapat menyusun dengsn lebih baik. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada pihak-pihak yang
telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.

Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto,Msc, Selaku Rektor Universutas Indonesia.

2. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si, Selaku Dekan Fakultas


Ekonomi Universita Komputer Indonesia.
3. Sri Dewi Angadini, SE.M.Si, Selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universita Komputer Indonesia.

ii

4.

Ony Widilestraningtyas, SE.,M.Si, Selaku Dosen Wali Ak-3 dan sebagai Dosen
Pembimbing yang penuh keikhlasan berkenan memberikan bimbingan,
membina dan mengarahkan penulis sehingga laporan ini dapat selesai.

5. Bapak Didik S.Yuwono, Selaku Deputi Manajer Akuntansi PT. PLN


(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.
6. M. Hanafi, Selaku Pembimbing di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
memberikan bantuan dan pengarahan kepada peenulis.
7.

Bapak Prabowo, yang telah meluangkan waktu untuk memberikan


informasi dan penjelasan mengenai persediaan material kepada penulis.

8. Bapak Zeni, Bapak Deni, Pak Bilal, Ibu Tuti, Ibu Sutanti, Ibu Riska,
dan seluruh staff di bagian akuntansi yang membimbing penulis dalam
melakukan Kuliah kerja Praktek.
9.

Bapak dan Mamah, orang tua tercinta yang telah memberikan doa dan
dukungan baik secara moril maupun materil serta cinta kasih yang tiada
henti yang diberikan kepada penulis untuk keberhasilan penulis.

10. Staf Dosen dan Karyawan Universita Komputer Indonesia.


11. Sahabat-sahabat ku Christin, Cici Rahayu, Friska, Ika, Rini dan Prolentina
yang selalu memberi dukungan, bantuan dan selalu menghibur penulis.

12. Temen-teman di kelas 3Ak-3, yang telah memberikan bantuan dan


dukungan kepada penulis.
13. Teman-teman di tempat Kerja Praktek Gina, Adhyt, dan Bambang yang telah
memberikan bantuan dan dukungan yang diberikan selama kerja praktek.

iii

14. Rekan-rekan, sahabat, saudara dan semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu. Yang telah memberikan dukungan kepada penulis
baik berupa doa, tenaga maupun pikiran dalam penulisan laporan ini.

Akhir kata, semoga budi baik semua pihak yang telah diberikan kapada
penulis mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT dan penulis
berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca serta pihak - pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Bandung, Desember 20009


Penulis

Yuyu Yulia
21107099

iv

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................

i
ii

DAFTAR ISI ................................................................................................

DAFTAR TABEL........................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................

ix

BAB I

PENDAHULUAN.......................................................................

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek..............................................

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek.......................................

1.3 Kegunaan Kerja Praktek.......................................................

1.4 Metode Kerja Praktek...........................................................

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek..........................................

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.....................................

BAB II

2.1 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) Distribusi


Jawa Barat dan Banten.........................................................

2.2 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat


dan Banten............................................................................

13

2.3 Uraian Tugas dan Deskripsi Jabatan....................................

15

2.4 Aspek Kegiatan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat


dan Banten............................................................................

36

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK


3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek.......................................

39
39

3.1.1 Prosedur Persediaan Material PT. PLN (Persero)


Distribusi Jawa Barat dan Banten...............................

39

3.1.2 Pencatatan Persediaan Material Pada PT. PLN


(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten................

43

3.2 Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek.......................................

44

3.2.1 Teknik Prosedur Persediaan Material PT. PLN


(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten................ 45
3.2.2 Teknik Pencatatan Persediaan Material Pada PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten................

56

3.3Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek.....................

59

3.3.1 Pelaksanaan Prosedur Persediaan Material Pada


PT. (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.........

59

3.3.2 Pelaksanaan Pencatatan Persediaan Material Pada


PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
dan Banten..................................................................

62

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...................................................

66

4.1 Kesimpulan...........................................................................

66

4.2 Saran.....................................................................................

67

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

68

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..........................................................................

69

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.....................................................................

81

vi

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Aktivitas Kantor dan Kerja Praktek.......................................................7
Tabel 1.2 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek.....................................................8
Tabel 3.1 Jurnal Penerimaan Material Impor.....................................................56
Tabel 3.2 Jurnal Penerimaan Material dari Rekanan.....................................57
Tabel 3.3 Jurnal Pengeluaran Material.................................................................57
Tabel 3.4 Jurnal Pemakaian Material....................................................................58
Tabel 3.5 Jurnal Penerimaan Material dari Rekanan.....................................63
Tabel 3.6 Jurnal Penerimaan Material Impor.....................................................64
Tabel 3.7 Jurnal Pengeluaran Material.................................................................64
Tabel 3.8 Jurnal Pemakaian Material....................................................................65
Tabel 3.9 Contoh Jurnal..............................................................................................65

vii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1

Struktur Organisasi Bagian Akuntansi pada

PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.......14


Gambar 3.1

Flowchart Prosedur Penerimaan Persediaan Material dari

Rekanan pada PT. PLN.(Persero) Distribusi Jawa Barat dan

Banten.......................................................................................................46
Gambar 3.2

Lanjutan Flowchart Prosedur Penerimaan Persediaan Material

dari Rekanan pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat

dan Banten.............................................................................................47
Gambar 3.3

Flowchart Prosedur Penerimaan Persediaan Material Impor

dari Unit Lain pada PT. PLN (Persero) Distribusi


Jawa Barat dan Banten....................................................................50
Gambar 3.4

Lanjutan Flowchart Prosedur Penerimaan Persediaan Material

Impor dari Unit Lain pada PT. PLN. (Persero) Distribusi


Jawa Barat dan Banten....................................................................51
Gambar 3.5

Flowchart Prosedur Pemekaian atau Pengeluaran Material pada

PT. PLN. (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.....54

viii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Susunan Organisasi pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten....................................................................................70
Lampiran 2 Surat Permohonan Kuliah Kerja Praktek....................................71
Lampiran 3 Surat Persetujuan untuk Kuliah Kerja Praktek.........................72
Lampiran 4 Surat Balasan Penerimaan dari Permohonan Kuliah
Kerja Praktek...........................................................................................73
Lampiran 5 Daftar Kehadiran Kuliah Kerja Praktek........................................74
Lampiran 6 Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek dari Perusahaa.
75

Lampiran 7 Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek dari


Dosen Pembimbing..............................................................................76
Lampiran 8 Kode-1 (Bon Penerimaan Barang-barang Gudang)..............77
Lampiran 9 Kode-6 (Bon Pengeluaran Barang)................................................78
Lampiran 10 Kode-7 (Bon Pemakaian Barang).................................................79
Lampiran 11 Berita Acara Bimbingan Kerja Praktek........................................80

ix

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek


Pada zaman pembangunan nasional dewasa ini, perkembangan
organisasi organisasi pada umumnya ditandai dengan meningkatnya jumlah
aktivitas dan kemajuan teknologi yang semakin maju, baik yang bergerak di
bidang jasa maupun bidang produksi. Seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk dan pola perekonomian pun berubah, negara kita yang dikenal
dengan sebutan negara agraris dan sekarang mulai berubah menuju pada
era industri dan bisnis baik yang berskala nasional maupun internasional
lingkungan bisnis di negara kita mulai berubah.
Dengan perubahan-perubahan tersebut maka peranan listrik sangat besar
bahkan menjadi bagian hidup, ini terbukti dengan segala aktivitas manusia sebagian
besar menggunakan listrik sebagai alat penunjang kegiatannya. Mengingat
pentingnya peran tenaga listrik dan menyangkut hajat hidup orang banyak, maka
perlu suatu badan atau organisasi profesional yang dapat mengelola kebutuhan
akan tenaga lisrik. Di Indonesia organisasi semacam ini dibentuk oleh pemerintah
dengan nama Perusahaan Listrik Negara (PLN) Indonesia. PT. PLN (Persero)
Distibusi Jawa Barat dan Banten merupakan salah satu unit yang melayani
pendistribusian tenaga listrik bukan hanya kepada pemakai Bandung

dan sekitarnya tetapi juga kepada pemakai di seluruh daerah Jawa Barat
dan Banten.
Setiap perusahaan selalu memerlukan persediaan. Persediaan merupakan
salah satu unsur paling aktif dalam operasi perusahaan yang terus menerus
diperoleh, diubah kemudian dijual kembali. Nilai persediaan harus dicatat, di
golongkan menurut jenisnya kemudian diklasifikasikan. Tanpa adanya persediaan,
perusahaan di hadapkan pada resiko bahwa perusahaan pada sewaktu-waktu tidak
dapat memenuhi keinginan pelanggannya. Hal ini bisa saja terjadi karena tidak
selamanya barang atau jasa tersedia setiap saat. Jadi persediaan sangat penting
untuk setiap perusahaan baik yang menghasilkan barang atau jasa.

Persediaan adalah aktiva suatu perusahaan dalam bentuk material.


Persediaan dapat ditemui baik dalam bentuk bahan baku, barang setengah jadi,
atau barang jadi pada perusahaan. Fungsi utama persediaan adalah untuk
menjamin kelancaran mekanisme pemenuhan barang atau jasa sesuai dengan
kebutuhan sehingga perusahaan yang dikelola mencapai kinerja yang optimal.
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten sebagai perusahaan
monopolistik di Indonesia dituntut untuk bersifat profesional dalam menjalankan
usahanya. Dalam melaksanakan aktivitasnya, PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten membutuhkan atau memerlukan persediaan dan persediaan di
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten disebut dengan persediaan
material. Persediaan material merupakan salah satu unsur paling penting di PT.
PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, karena apabila suatu daerah
belum mendapat penerangan dan tim yang bertugas untuk memberikan

penerangan memerlukan persediaan material dalam melaksanakan aktivitasnya.


Sehingga, persediaan merupakan elemen yang perputarannya sangat cepat. Dan
pengadaan persediaan material pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jaba Barat dan
Banten meliputi penerimaan persediaan material dari rekanan, penerimaan
persediaan material dari unit lain dan pemakaian persediaan material. Oleh karena
itu, diperlukan pencatatan persediaan agar dapat memudahkan perusahaan dalam
melakukan pengawasan terhadap penerimaan dan pemakaian persediaan material
tersebut. Pencatatan persediaan material terhadap penerimaan dan pemakaian
meliputi pencatatan pada saat menerima bon penerimaan barabg-barang gudang,
bon penerimaan barang pesanan gudang, surat pesanan barang, bon pengeluaran
barang dan bon pemekaian barang. Sehingga, pihak perusahaan dapat mengetahui
jumlah persediaan material yang ada di gudang.

Untuk menghindari penyelewengan-penyelewengan dalam

pencatatan

persediaan material pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten,
maka diperlukan pencatatan persediaan yang tepat dan baik. Berdasarkan
uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul : Tinjauan Atas

Pelaksanaan Pencatatan Persediaan Material Pada PT. PLN (Persero)


Distribusi Jawa Barat dan Banten.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek


Maksud dari penulisan laporan Kuliah Kerja Praktek ini adalah untuk
mengetahui pelaksanaan pencatatan persediaan material pada PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.

Adapun tujuan yang dicapai dari hasil pelaporan adalah Kuliah Kerja Praktek

ini adalah :
a. Untuk mengetahui pelaksanaan pengadaan persediaan material
pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.
b. Untuk mengetahui pelaksanaan pencatatan persediaan material
pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.

1.3 Kegunaan Kerja Praktek


Hasil yang diharapkan dari Kuliah Kerja Praktek ini dapat memberi manfaat

bagi penulis, PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten maupun
pihak lain yang membutuhkan. Adapun manfaat yang diperoleh yaitu :

a. Bagi Penulis
Penulis dapat memeriksa nota pembukuan dari setiap Area Pelayanan
dan Jaringan serta Area Pelayanan dan Distribusi, memasukan data rekap
laporan keuangan dari setiap Area Pelayanan dan Jaringan serta Area
Pelayanan dan Distribusi ke dalam laporan keuangan Kantor Distribusi,
mengagendakan Surat Perintah Kerja dan Surat Perjanjian, mengagendakan
Surat Masuk dan Surat Keluar dan cara mengenty, mencetak dan
mengarsipkan Surat Keputusan, Nota Dinas dan Facsimile.

b. Bagi Perusahaan
1. Membantu memeriksa nota pembukuan dari setiap Area Pelayanan
dan Jaringan serta Area Pelayanan dan Distribusi.

2. Membantu mengagendakan Surat Perintah Kerja dan Surat Perjanjian.

3. Membantu mengagendakan Surat Masuk dan Surat Keluar.


4. Membantu

mengenty,

mencetak

dan

mengarsipkan

Surat

Keputusan, Nota Dinas dan Facsimile.


c.

Bagi UNIKOM
1. Kuliah Kerja Praktek yang dilakukan penulis memiliki keterkaitan
dengan mata kuliah yang ada pada Prodi Akuntansi yaitu
Akuntansi Keuangan, dimana mata kuliah Akuntansi Keuangan
membahas mengenai persediaan.
2. Dapat menjadi masukan dalam mengembangkan kurikulum yang
ada sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja serta sebagai
bahan evaluasi bagi kurikulum yang ada di Fakultas Ekonomi.

1.4 Metode Kerja Praktek


Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini penulis menggunakan metode

Block Release, yaitu suatu penelitian yang dilaksanakan dalam suatu


periode selama satu periode tertentu. Penyusunan laporan Kuliah Kerja
Praktek ini tentunya memerlukan pengumpulan data. Adapun teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Studi Pustaka

Merupakan suatu metode pengumpulan data yang dipergunakan


untuk memperoleh data secara teoritis dengan mempelajari buku
akuntansi keuangan dan buku metodologi penelitian.

2.

Studi Lapangan
Merupakan suatu metode pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan langsung terhadap objek penelitian. Dalam hal ini penulis
menggunakan cara sebagai berikut :
a.

Observasi
Yaitu suatu cara untuk mendapatkan data-data yang diperlukan
oleh penulis dengan melakukan pengamatan langsung di bagian
akuntansi pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.

b.

Wawancara
Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan melakukan
tanya jawab secara lisan terhadap bagian-bagian tertentu yang
dianggap

oleh

penulis

terdapat

relevansinya

dengan

materi

penyusunan laporan kerja praktek ini. Dan dalam hal ini penulis
mengadakan Tanya Jawab secara langsung kepada Juru Utama AT,
PDP dan Material Umum. Berpedoman pada daftar pertanyaan
maupun secara bebas sesuai dengan masukan yang diberikan.

c.

Dokumentasi

Yaitu

mengadakan

pencatatan

dan

pengumpulan

data

yang

diidentifikasi dari dokumentasi yang ada kaitannya dengan masalah yang


akan dibahas dalam Laporan Kerja Praktek, yaitu Bon Penerimaan Barangbarang Gudang, Bon Penerima Barang Pesanan, Bon Pengembalian
Barang, Surat Pesanan Barang, Berita Acara Pemeriksaan Barang, Bon
Pengeluaran Barang dan Bon Pemakaian Barang.

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek


Dalam melaksanakan Kerja Praktek penulis melakukan penelitian untuk

memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan Laporan Kerja


Praktek. Dengan lokasi dan waktu kerja praktek sebagai berikut :
A. Lokasi Kerja Praktek
Dalam penyusunan laporan ini penulis mengadakan Kerja Praktek
pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang
beralamat di Jl. Asia Afrika N0.63 Bandung.
B. Waktu Kerja Praktek
Adapun waktu pelaksanaan Kerja Praktek adalam mulai dari
tanggal 02 Oktober 2009 sampai 30 Oktober 2009.
Tabel 1.1
Aktivitas Kantor dan Kerja Praktek
Hari
Senin - Kamis
Jumat

Waktu
07.30 - 16.00 WIB
12.00 - 13.00 WIB
07.00 - 15.00 WIB
12.00 - 13.00 WIB

Keterangan
Aktivitas Kerja
Isirahat
Aktivitas Kerja
Isirahat

Sabtu & Minggu

Libur

Tabel 1.2
Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek
No

Kegiatan
Juli 09 Agustus

Oktober 09

Bulan
November 09

Desember 09

09

Tahap Persiapan
1. Mengambil Surat Izin Kerja Praktek
2. Mencari Tempat Kerja Praktek
3. Menentukan Tempat Kerja Praktek

Tahap Pelaksanaan
1. Mengajukan Surat Permohonan
2. Meminta Syarat Pengantar
3. Kerja Praktek di Perusahaan
4. Mengajukan Judul
5. Menyusun Laporan Kerja Praktek

Tahap Pelaporan
1. Menyiapkan Laporan Kerja Praktek
2. Bimbimgan Kuliah Kerja Praktek
3. Menyempurnakan Laporan
4. Penggandaan Laporan

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten merupakan kantor
pusat wilayah yang bertugas mendistribusikan tenaga listrik kepada seluruh
konsumen, baik konsumen perorangan, rumah tangga maupun konsumen
industri di seluruh daerah Propinsi Jawa Barat dan Banten, kecuali Daerah
Tangerang yang merupakan wilayah kerja PLN Unit Distribusi DKI JAYA yang
berkedudukan di Jakarta. Sejarah PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan
Banten terbentuk dalam tiga masa, yaitu pada masa penjajahan Belanda, masa
penjajahan Jepang dan setelah Proklamasi Kemerdekaan sampai sekarang.

Sejak masa penjajahan Belanda sampai awal tahun 1942, di


Indonesia di kenal suatu badan atau perusahaan yang menyediakan
pasokan tenaga listrik, baik milik pemerintah, daerah otonomi (Gemetre)
maupun swasta ataupun usaha bersama antara pemerintah dengan
swasta. Di Jawa Barat khususnya Bandung, perusahaan pengelola serta
penyedia tenaga listrik bagi kepentingan umum itu adalah Bandoengsche
Electriciteits Maatschappij (BEM) yang berdiri tahun 1905.
Kemudian pada tahun 1913, didirikan Land Waterkracht Maatschappij (LWB)
yang berfungsi dan bertugas dibidang pengusahaan dan penyaluran tenaga
listrik, yang mempunyai wilayah kerja di seluruh indonesia. Pada tahun 1919,
9

10

Bandoengsche Electriciteit

Maatschappij

(BEM)

diganti

menjadi

Geemenschappelijke Electriciteits Voor Bandoeng en Omstreken Nam Loose


Vemoschap (GEBEONV) yang merupakan badan usaha berbentuk Perseroan
Terbatas dan bertugas malaksanakan pengusahaan listrik di Bandung dan
sekitarnya. Penggantian ini dikukuhkan dengan akte pendirian Notaris Mr. Adrian
Hendrik Van Ophyusen No. 213 tanggal 31 Desember 1919.
Pada masa penjajahan Jepang tahun 1942-1945, pendistibusian tenaga
listrik di Indonesia diusahakan oleh Djawa Djingyo Sha Bandoeng Shi Sha
sedangkan untuk pembangkitan dan penyaluran dilakukan oleh dua instansi
pelaksanaan yaitu Sheibo Denki Djigyo She pada periode 1942-1943 dan Denki
Kosha pada periode 1943-1945 denan wilayah meliputi seluruh Jawa Barat.

Sejalan dengan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia maka


usaha kelistrikan dikuasai oleh Bangsa Indonesia dan diganti namanya
menjadi Djawatan listrik yang berdomisili di Jawa Barat. Sedangkan untuk
pembangkitan dan penyaluran dikuasai oleh Pemerintah Republik Indonesia
yang di sebut Perusahaan Negara Untuk Pembangkitan Tenaga Listrik atau
PENUPETEL dengan wilayah kerja Jawa Barat termasuk Jakarta.
Pada tahun 1957 terjadi nasionalisasi perusahaan asing maka GABEO
diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia tepatnya pada tanggal 27
Desember 1957 yang dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun
1958. Pada tahun 1958 DPR dan Pemerintahan Republik Indonesia menerbitkan
Undang-undang Nasionalisme, semua perusahaan listrik dan gas (P3LG) diambil
alih kepemilikannya. Djawatan listrik diubah menjadi Perusahaan Listrik Malik

11

Negara melalui Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja
No. P.25/45/17 pada tanggal 23 September 1958. P3LG dibubarkan setelah
Dewan Direktur Perusahaan Listrik Negara (DDPLN) terbentuk tahun 1959.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 67 tahun 1961 di bentuk Badan
Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BUP-PLN) sebagai wadah
kesatuan pimpinan PLN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 tahun
1965 dan Peraturan Menteri No. 1/PRT/1965 tanggal 21 Januari 1965
dilakukan re-organisasi PLN, dimana BPU-PLN dihapuskan dan ditingkat
daerah dibentuk susunan organisasi PLN yang disebut PLN Eksploitasi XI
sebagai kesatuan BPU-PLN di Jawa Barat, di luar DKI Jaya dan Tanggerang.

Berdasarkan Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/1975 tanggal 8


September 1975 tentang organisasi dan tata kerja Perusahaan Umum
listrik Negara, maka PLN mengadakan re-organisasi menyangkut nama,
tugas dan wilayah kerja di daerah. Kemudian berdasarkan pengumuman
No. 05/DIII/Sek/1975 tanggal 14 Juli 1975, PLN Eksploitasi XI diubah
namanya menjadi PLN Eksploitasi III, yang selanjutnya menjadi
Perusahaan Umum Listik Distribusi Jawa Barat.
Memasuki tahun 1990-an dikeluarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No.23 Tahun 1994 pada tanggal 16 Juni 1994 tentang
Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa
Barat berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) yang dikenal
dengan nama PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat sejak tanggal 30
Juli 1994 sesuai dengan Akte Pendiriannya.

12

Untuk memenuhi tuntutan perubahan dan perkembangan kelistrikan yang dari


tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan, maka keluarlah Keputusan
Direksi PT. PLN (Persero) No.28.K/010/DIR/2001 tanggal 20 Februari 2001 yang
menjadi landasan hukum perubahan nama PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
menjadi PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat.

Pada akhirnya, dengan mengacu pada Keputusan Direksi PT. PLN


(Persero) No.120.K/010/DIR/2002 tanggal 27 Agustus 2002, PT. PLN
(Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat berubah lagi namanya menjadi
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.
A. Visi PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

Adapun Visi dari PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan


Banten adalah:
a. Mempertahankan posisi sebagai Market Leader.
b. Mewujudkan perusahaan setara kelas dunia.
c. Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional.
d. Aktivitas usaha akrab lingkungan.
B. Misi PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
Adapun Misi dari PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan
Banten adalah:
a.

Memberikan kontribusi dalam pembangunan nasional.

b.

Melakukan usaha sesuai dengan kaidah ekonomi yang sehat.

c.

Memberikan kepentingan stakeholder.

d.

Menjaga kualitas produk dan memuaskan pelanggan.

13

2.2 Struktur Organisasi PT. PLN (Perseero) Distribusi Jawa barat dan
Banten
Struktur organisasi dan tugas pokok PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten ditetapkan berdasarkan Keputusan General Manager No.
101.K/021/GM.DJBB/2004, tanggal 24 November 2004. Struktur organisasi
PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten merupakan organisasi
fungsional dan staff. Jenjang manajemen meliputi unsur pimpinan, pembantu
pimpinan dan unsur pengawasan, yaitu Audiror Internal yang berada dibawah
dan tanggung jawab langsung kepada pimpinan yang merupakan pejabat
tinggi pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.

Secara garis besar stuktur organisasi PT. PLN (Persero) Distribusi


Jawa Barat dan Banten adalah sebagai berikut :
1.

Unsur Pimpinan, yaitu General Manager

2.

Unsur pembantu, yaitu :


a. Manager Perencanaan
b. Manager Niaga
c. Manager Distribusi
d. Manager Keuangan
e. Manager SDM dan Organisasi
f.

3.

Manager Komunikasi, Hukum dan Administrasi

Unsur Pengawasan, yaitu Auditor Internal

14

Sruktur Organisasi
Bagian Akuntansi
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

DEPUTI
MANAJER
AKUNTANSI

AM
AKUNTANSI
AM AKTIVA

SUPERVISOR

SUPERVISOR

SUPERVISOR

AKUNTANSI
BIAYA

AKUNTANSI
UMUM

AT, PDP,DAN
MATERIAL
UMUM

JURU UTAMA

JURU UTAMA

JURU UTAMA

AKUNTANSI
BIAYA

AKUNTANSI
UMUM

AT, PDP,DAN
MATERIAL
UMUM

JURU
AKUNTANSI
BIAYA

JURU
AKUNTANSI
UMUM

JURU
AKUNTANSI
AT, PDP, MAT

Gambar 2.1
Struktur Organisasi Bagian Akuntansi
pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

15

Adapun struktur organisasi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan

Banten di bagian Akuntansi adalah sebagai berikut :


1. Deputi Manager Akuntansi
2. Supervisor Akuntansi Biaya
3. Supervisor Akuntansi Umum
4. Supervisor Akuntansi AT (Aktiva Tetap), PDP (Pekerjaan dalam
Pelaksanaan) dan Material Umum
5. Juru Utama Akuntasi Biaya
6. Juru Utama Akuntasi Umum
7. Juru Utama Akuntasi AT (Aktiva Tetap), PDP (Pekerjaan dalam
Pelaksanaan) dan Material Umum
8. Juru Akuntasi Biaya
9. Juru Akuntasi Umum
10. Juru Akuntasi AT (Aktiva Tetap), PDP (Pekerjaan

dalam

Pelaksanaan) dan Material Umum.

2.3 Uraian Tugas dan Deskripsi Jabatan


Adapun tugas Pokok dan deskripsi jabatan masing-masing unsur adalah :

1. General Manager
Adapun deskripsi jabatan General Manager, yaitu :
a. Memimpin, mengurus, mengelola distribusi sesuai dengan maksud
dan tujuan distribusi serta menyiapkan rencana kerja tahunan
distribusi lengkap dengan anggaran keuangan secara tepat waktu.

16

b. Mewakili Distribusi di luar maupun di dalam pengendalian.


c. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan distributor serta

menetapkan kebijaksanaan
pembangunan
listrik

distribusi di

sarana
dan

bidang perencanaan,

pendistribusian

tenaga

sunberdaya

manusia.
d. Melaksanakan kebijakan umum dalam mengurus distribusi yang
telah dibuat oleh Direksi.
e. Mengendalikan pelaksanaan tugas para DeputiPimpinan kepala
Kontrol Intern.
f. Mengelola

dan

Mengendalikan

seluruh

kegiatan

berdasarkan

kebijakan Ditereksi dan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g. Mengadakan dan Memelihara tata buku dari administrrasi distribusi


sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan.
h. Menetapkan gaji/pensiunan hari tua dan penghasilan lain bagi
pegawai serta mengatur hal kepegawaian lain sesuai dengan
ketentuan yang berkaku.
2. Pembantu Pemimpin
a. Manager Perencanaan
Manager Perencanaan dan Pengembangan Usaha dibantu oleh
Deputi Manager Perencanaan, Deputi Manager Pendanaan dan
Jabatan Kepakaran di Bidang Pengembangan Usaha.

17

Adapun deskripsi jabatan Manager Perencanaan, yaitu :


1.

Deputi Manager Perencanaan Perusahaan bertanggung jawab atas


penyusunan perencanaan korporat (Bussines Plan) serta rancana
kerja dan anggaran perusahaan dari Unit Bisnis Distribusi.

2. Deputi

Manager

Pendanaan

bertanggung

jawab

atas

penyediaan sumber dana untuk mendukung rencana kegiatan


investasi dan operasi.
3. Jabatan

Kepakaran

di

Bidang

Pengembangan

Usaha

bertanggung jawab atas penyusunan rencana pengembangan


usaha/analisis usaha sesuai kaidah yang sehat.
b. Manager Niaga
Manager Niaga dibantu oleh Deputi Manajer Administrasi dan
jabatan Kepakaran. Adapun deskripsi jabatannya, yaitu :
1. Deputi Manajer Administrasi niaga bertanggung jawab atas
pencapain Deputy Manajer Administrasi niaga bertanggung jawab
atas pencapaian kinerja niaga (ratio operasi, umur piutang,
pendapata, penjualan dan susut tenaga listrik) dan pengaturan
transaksi niagadari kontrak bisnis yang dilaksanakan di UPP,
UPT/Cabang, AREA yaitu transaksi jual/beli/produksi.

2. Kelompok Kepakaran Pengembangan Sistem Pelayanan yang


meliputi:
a. Kepakaran Bisnis Proses dan sistem Prosedur Pelayanan dan
bertanggung jawab atas pembuatan bisnis proses unit pelaksana,

18

antar unit dan pembuatan sistem dan prosedur pelayanan untuk

meningkatkan kepuasan pelanggan.


b. Kepakaran Regulasi Pelayanan bertanggung jawab atas
penyiapan standar, regulasi pelayanan dan melaksanakan
mentoring atau evaluasi untuk rumusan penyempurnaan
atau perbaikan standar regulasi pelayanan.
c. Kepakaran Sistem Pelayanan Pelanggan Potensial bertanggung
jawab atas tersedianya sistem pelayanan dan memfasilitasi UPP /
UPT / Cabang dan AREA dalam menyelenggarakan pelayanan
dan kontrak bisnis dengan pelanggan potensial untuk mencapai
kepuasan pelanggan dan target peningkatan pendapatan.
d. Kepakaran Sistem Pelayanan pelanggan umum bertanggung
jawab atas tersedianya sistem pelayanan dan memfasilitasi UPP /
APT / Cabang AREA daan menyelenggarakan pelayanan.

e. Kepakaran Riset Kepuasan Pelanggan bertanggung jawab


atas penyelenggaraan riset atau survei kepuasan pelanggan
untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan guna
meningkatkan pelayanan pelanggan.
f. Kepakaran Peningkatan Kompetensi Pelayanan dan Niaga
Unit-unit pelaksanaan dalam rangka pencapai kerja niaga.
3. Kelompok Kepakaran Pengembangan Niaga yang meliputi :
a. Kepakaran Pengembangan pemasaran bertanggung jawab atas
kelancaraan penyelenggaraan pemasaran oleh unit pelaksana

19

dengan memfasilitasi dan menyiapkan inovasi atau produk


unggulan.
b. Kepakaran Riset dan Intelegent pasar bertanggung jawab
atas penyelenggaraan Riset dan Intelegent psar untuk
mengetahui rencana pengembangan pasar.
c. Kepakaran Negosiasi dan Transaksi Niaga bertanggung
jabab atas pelaksanaan negosiasi dan transaksi niaga
dengan pihak eksternal UBD dan memfasilitasi transaksi
niaga kontak bisnis di unit pelaksana.
d. Kepakaran
rumusan

Tarif
dan

bertanggung

kajian

jawab

pentarifan

atas

atas

pembuatan

transaksi

niaga

dalamrangka pencapaian peningkatan target niaga.


e. Kepakaran Peningkatan Produktivitas (EDP) bertanggung
jawab

atas

Peningkatan

Produktivitas

(EDP)

unit-unit

pelaksana dalam pencapaian kinerja niaga.


c. Manajer Distribusi
Adapun tugas-tugas pokok dari manajer distribusi, yaitu :
1. Menyusun rencana pengembangan dalam sistem jaringan
distribusi dan membina penerapannya.
2. Menyusun strategi pengoperasian dan pemeliharaan jaringan
distribusi dan membina penerapannya.
3.

Menyusun SOP untuk penerapan dan pengujiann peralatan distribusi,


serta SOP untuk operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi.

20

4. Menyusun desain standar kontruksi jaringan distribusi dan


peralatan kerja serta membina penerapannya.
5. Mengevaluasi susut energi listrik dan gangguan pada sarana
pendistribusian tenaga listrik serta sarana perbaikannya.
6. Menyusun

metode

kegiatan

konstruksi

dan

administrasi

pekerjaan serta membina penerapannya.


7. Menyusun kebijakan manajeman jaringan distribusi dan kebijakan
manajemen perbekalan distribusi serta membina penerapannya.

8. Menyusun pengembangan sarana komunikasi dan otomatisasi


operasi jaringan distribusi.
9. Menyusun regulasi untuk penyempurnaan data induk jarinan (DIJ).

10. Memantau dan mengevaluasi data induk jaringan.


d. Distribusi Keuangan
Manajer keuangan dibantu oleh Depury Manajer Pengendalian
Anggaran, Deputi Manajer Pengelolaan Keuangan, Depury Manajer
Keuangan dan Jabatan Kepakaran dibidang analisis dan evaluasi
sistem keuangan. Adapun deskripsi jabatannya, yaitu :
1. Deputi Manajer Pengendalian Anggaran bertanggung jawab
atas pengendalian pelaksanaan rencana aggaran perusahaan
(RKAP) dan memonitoring penggunaan dana.
2.

Deputi Manajer Pengelolaan Keuangan bertanggung jawab atas


pengelolaan dana arus kas secara akurat melaksanakan pengembangan

21

sistem manajemen keuangan yang sehat serta pengelolaan keuangan


yang menguntungkan serta menyiapkan dan untuk laporan keuangan.

3. Deputi Manajer Akuntansi bertanggung jawab menyiapkan


informasi akuntansi yang akurat dan tepat waktu untuk semua
pihak dan membantu manajemen dalam melaksanakan operasi
perusahaan secara efisien dan efektif.
4. Kepakaran Keuangan bertanggung jawab melaksanakan pola
pengelolaan dana yang menguntungkan serta melakukan
analisa dan evaluasi keuangan.
e. Manajer SDM dan Organisasi
Manajer SDM dan Organisasi dibantu oleh Deputy Manajer Administrasi
Sumber daya Manusia. Aapun deskripsi jabatannya, yaitu:
1. Deputi Manajer Administrasi Sumber daya Manusia bertanggung

jawab atas terlaksananya pengelolaan penghasilan, kesejahteraan


dan kesehatan serta pensiun dan sistem pengelolaan data pegawai
yang up to date dan penyajian informasi yang akurat serta
pembinaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
2. Deputi

Manajer

Pengembangan

Sumber

daya

Manusia

bertanggung jawab atas pengembangan sumber daya manusia


yang berkualitas dan kompeten melalui jenjang karir yang jelas.
3. Kepakaran Manajemen Sumber Daya Manusia bertanggung

jawab atas pengembangan sistem sumber daya manusia.

22

f. Manajer Komunikasi, Hukum dan Administrasi


Tugas-tugas

pokok

dari

Manajer

Komunikasi,

Hukum

dan

Administrasi, yaitu :
1.

Menyusun kebijakan dan mengelola komunikasi kemasyarakatan


dan pelanggan baik internal maupun eksternal.

2.

Menyusun kebijakan dan mengelola fasilitas kerja, sistem


pengamanan dan manajemen kantor.

3.

Menyusun kebijakan K3, lingkungan dan community development.

4.

Menyusun kebijakan administrasi.

5.

Menyusun dan mengkaji produk-produk hukum dan peraturanperaturan perusahaan.

6.

Menyusun advokasi dalam bisnis energi listrik dan ketenaga ketjaan.

7.

Menyusun standar fasilitas kantor.

8.

Mengelola asset tanah dan bangunan serta sarana kerja.

9.

Mengelola kesekretariatan dan rumah tangga kantor induk.

10. Menyusun laporan manajenen di bidangnya.

3. Unsur pengawasan Auditor Internal


Unsur pengawasan audit internal terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

a. Auditor Internal
Auditor Internal dibantu oleh Jabatan Kepakaran seperti Auditor
Teknik, Auditor Administrasi dan Keuangan, Auditor Mutu Layanan
dan Auditor Muda.

23

b. Auditor Teknik
Auditor Teknik bertanggung jawab atas pembinaan dan penilaian
audit di bidang teknik dalamrangka menghasilkan rekomendasi bagi
perbaikan dan kemajuan proses bisnis yang mengacu pada
efisiensi dan efektifitas pencapaian target kerja.
c. Auditor Manajemen dan Keuangan
Auditor Manajemen dan Keuangan bertanggung jawab atas pembinaan
dan penilaian audit bidang manajemen keuangan dalam rangka
menghailkan rekomendasi pada perbaikan dan kemajuan proses bisnis
yang mengcu pada efisiensi dan efektifitas pencapaian target kerja.

d. Auditor Mutu Layanan dan Auditor Muda


Auditor Mutu Layanan dan Auditor Muda bertanggung jawab atas pembinaan
dan penilaian audit yang berkaitan dengan masalah khusus dan mutu
pelayanan dalam rangka menghasilkan rekomendasi bagi perbaikan dan
kemajuan proses bisnis yang mengacu pada efisiensi dan efektifitas.

Adapun paparan rinci mengenai tugas dan tanggung jawab di bagian


Akuntansi pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
adalah sebagai berikut :
a. Deputi Manajer Akuntansi
1. Membantu dan berkoordinir dengan Bidang Perencanaan dalam
menyusun RKAP DAN RJPP khususnya yang terkait dengan
neraca dan laba rugi.

24

2. Melakuka verifikasi dan evaluasi laporan keuangan unit-unit dan


kantor distribusi dalam rangka meningkatkan kualitas data laporan
dan ketepatan atas proses transaksi.
3. Melakukan rekonsiliasi dengan bagian-bagian institusi terkait
untuk mendukung laporan keuangan, antara lain :
a. Melakukan rekonsiliasi atas Kasatau Bank.
b. Melakukan rekonsiliasi atas penjualan tenaga listrik.
c. Melakukan rekonsiliasi atas Piutang Pelanggan.
d. Melakukan rekonsiliasi atas Utang Pajak.
4. Melakukan rekonsiliasi atas iuran peserta atau pemberi kerja atau
manfaat pensiundengan dana pensiun.
5. Mengevaluasi terhadap saldo dan mutasi buku besar (keluar
masuk transaksi keuangan)sesuai prioritas sebagai dasar proses
untuk menyusun laporan pembukuanatau keuangan.
6. Melakukan analisa dan evaluasi laporan keuangan triwulanan,
semesteran dan tahunan.
7. Mengkoorsinasikan penyusunan laporan keuangan konsolidasi
untuk disampaikan ke PLN pusat.
8.

Membuat analisa rasio keuangan atas laporan keuangan konsolidasi


untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak terkait.

9.

Melakukan pencatatan transaksi (mutasi, penarikan dan beban penyusutan


aktiva tetap) dan evaluasi atas material, PDP dan aktiva tetap.

25

10. Mengkoordinir dan bekerja sama dengan bidang-bidang terkait

untuk melakukan investasi veriodik (minimal tahunan) atas


material, PDP dan aktiva tetap.
11. Menyusun, mengevaluasi dan mengusulkan penghapusat asset

ke PLN Pusat.
12. Mengelola

akuntansi

biaya

dan

menerapkan

pendekatan

pembiayaan berdasarkan aktivitas (activity besed costing) dengan


mengacu pada ketetapan PLN Pusat.
13. Menyajikan eksekutif report per triwulan untuk rincian BPP dan

BBP per tarif untuk disampaikan ke PLN Pusat.


14. Membuat laporan berkala sesuai dengan bidang tugasnya.

b. Supervisor Akuntansi Biaya


Adapun tugas dari Supervisor Akuntansi Biaya, yaitu :
1.

Mengklasifikasi

transaksi berdasarkan

kriteri

aktiva, hutang

modal,

pendapatan dan biaya serta melakukan verifikasi atas transaksi tersebut.

2. Verifikasi buku harian Kas / Bank, Utang Piutang dan Memorial.


3. Verifikasi atas jurnal transaksi dan administrasi Buku Besar.
4. Verifikasi atas nota masuk dan nota krluar kantor disribusi dan
unit-unit dibawahnya serta unit administrasi lainnya.
5. Menyusun laporan pembukuan bulanan dan laporan keuangan
triwulanan, semesteran dan tahunan untuk kantor induk.
6.

Melakukan verifikasi dan evaluasi atas laporan keuangan triwulanan,


semesteran dan tahunan konsolidasi untuk di sampaikan ke PLN Pusat.

26

7.

Membuat analisa rasio keuangaan atas laporan keuangan konsolidasi.

8. Melakukan pemutakhiran data dan penyusunan arsip akuntansi.


9. Melakukan rekonsiliasi penjualan dan piutang rekening listrik.
10. Melakukan rekonsiliasi Kas / Bank pendapatan.
11. Melakukan rekonsiliasi Kas / Bank imprest.
12. Melakukan

rekonsiliasi

atas

hutang

pajak dengan

bagian

pengelolaan biaya.
13. Melakukan rekonsiliasi dengan institusi lainnya yaitu dengan Dana
Pensiun PLN YPK PLN dan rekonsiliasi BBM dengan Pertamina.
14. Melakukan rekonsiliasi akun penutup dengan unit di lingkungan DJBB

maupun dengan unit administrasi lainnya, serta rekonsiliasi utang


piutang dengan anak perusahaan.
15. Melakukan inventarisasi periodik bersama dengan bidang-bidang
terkait atas Kas / Bank dan piutang listrik.
16. Membuat laporan berkala sesuai dengan tugasnya.
c. Supervisor Akuntansi Umum
Adapun tugas dari Supervisor Akuntansi Umum, yaitu :
1.

Menghitung Harga Pokok Penyediaan tenaga listrik dengan


memperhitungkan non allowable cost sesuai ketentuan yang
berlaku untuk kepentingan manajemen atau puhak terkait .

2.

Melakukan review secara periosik atas data yang dipakai pada


cost driver dan actinivy driver.

27

3. Melakukan verifikasi atas kewajaran laporan biaya

pokok

penyediaan tenaga listrik dari unit-unit.


4. Menyusun biaya bersama pada kantor Distribusi dan APD untuk
dikirim keunit-unit.
5. Melakukan klasifikasi biaya berdasarkan pengelompokan biaya,
segmen (Distribusi Retail), aktivitas biaya dan objek biaya.
6.

Menyusun laporan biaya pokok penyediaan tenaga listrik bulanan


triwulanan, semesteran dan tahunan untuk kepentingan manajemen.

7. Mengkoordinasi penyusunan laporan biaya pokok penyedia (BPP)


tenaga listrik berdasarkan tarif untuk mengetahui BPP per tarif.
8. Melaksanakan rekonsiliasi atas biaya yang dialokasikan dengan
biaya pada laporan keuangan.
9. Melaksanakan rekonsiliasi atas neraca kWh sehingga salah satu
data untuk menentukan BPP.
10. Menyajikan Eksekutif Report setiap triwulanan rincian BPP per
tarif untukdikirim ke PLN Pusat.
d. Supervisor Akuntansi AT (Aktiva Tetap), PDP (Pekerjaan dalam
Pelaksanaan) dan Material Umum
Adapun tugas dari Supervisor Akuntansi AT (Aktiva Tetap), PDP
(Pekerjaan dalam Pelaksanaan) dan Material Umum :
1.

Mengklasifikasikan arsip kontrak pekerjaan investasi berdasarkan


fungsi dan alokasi pekerjaan yang diterima dari bagian yang terkait.

28

2.

Melakukan konsolidasi atas biaya-biaya tidak langsung (overhead


cost) yang menjadi beban pekerjaan dalam pelaksanaan (PDP),
jika terkait dengan unit yang bersangkutan.

3.

Melakukan verifikasi atas pemakaian material atas beban


pekerjaan dalam pelaksanaan (PDP).

4.

Verifikasi kartu PDP atas biaya material, biaya jasa dan biaya overhead.

5.

Verifikasi usulan jurnal mutasi aktiva tetap ke unit lain.

6.

Verivikasi usulan jurnal mutasi PDP ke aktiva tetap.

7.

Evaluasi terhadap saldo dan mutasi PDP berdasarkan data


laporandari unit sehingga PDP di unit ditutup tepat waktu.

8.

Verifikasi atas transaksi jurnal penerimaan material, pemakaian


material dan pengiriman material (jika ada).

9.

Menyiapkan

dan

melakukan

inventarisasi

periodik

dan

pemutakhiran data PDP dan ativa tetap.


10. Mengevaluasi mutasi dan saldo persediaan material berdasarkan

laporan dari unit-unit.


11. Melakukan inventarisasi periodik persediaan material.
12. Verifikasi atas usulan jurnal perhitungan beban penyusutan atas

aktiva tetap.
13. Verifikasi dan memproses usulan penarikan aktiva tetap dari unit

maupun untuk kantor distribusi.


14. Memproses usulan penghapusan aktiva tetap ke PLN Pusat.

29

15. Mengkoordinir kesiapan data PDP dan AT untuk kepentingan


penyusunan laporan keuangan.
16. Membuat laporan berkala sesuai bidang tugasnya.
e. Juru Utama Akuntasi Biaya
Adapun tugas dari Juru Utama Akuntansi Biaya, yaitu :
1. Menyusun

Harga

Pokok

Penyediaan

tenaga

listrik

untuk

kepentingan manajemen atau pihak terkait (misalnya auditor).


2. Melakukan alokasi biaya terhadap biaya di kantor Distribusi setiap
Bulan.
3.

Menyusun biaya bersama bedasarkan data alokasi biaya Kantor


Distribusi dan APD untuk disampaikan ke unit-unit APJ setiap bulan.

4. Melakukan verifikasi atas kewajaran laporan Biaya Pokok


Penyediaan (BPP) tenaga listri dari unit-unit.
5. Melakukan klasifikasi biaya berdasarkan pengelompokan biaya,
segmen (Distribusi, Retail), aktivitas biaya dan objek biaya.
6.

Melakukan konsolidasi atas laporan biaya penyediaan tenaga listrik unitunit bulanan, triwulanan dan tahunansampai dengan BPP per tarif.

7. Melaksanakan rekonsiliasi atas kewajaran nilai biaya yang


dialokasikan dengan nilai biaya pada laporan keuangan.
8. Melaksanakan rekonsiliasi atas neraca kWh sebagai salahsatu
data untuk penghitungan BPP.
9. Membuat Eksekutif Report setiap triwulan untuk rincian BPP dan
BPP per tarif.

30

10. Membuat laporan berkala sesuai bidang tugasnya.


f.

Juru Utama Akuntasi Umum


Adapun tugas dari Juru Utama Akuntansi Umum, yaitu :
1. Melakukan rekonsiliasi atas Kas / Bank Pembiayaan.
2. Melakukan rekonsiliasi atas Kas / Bank Pendapatan.
3. Membukukan nota pembukuan dari unit APJ / APD maupun dari
unit administrasi lainnya.
4. Membuat jurnal transaksi atas beban unit lainnya yang terkait
dengan pendapatan, biaya, maupun lainnya dan membuat nota
buku pembebanan ke unit yang bersangkutan.
5. Membuat jurnal transaksi atas penerimaan atau pengeluaran uang
untuk pendapatan maupun pembiayaan.
6. Melakukan rekonsilidasi akan penutup dengan unit di lingkungan
DJBB, unit administrasi lainnya dan rekonsilidasi utang piutang
dengan anak perusahaan.
7.

Melakukan rekonsilidasi dengan Dana Pensiun PLN dan YPK PLN.

8. Melakukan rekonsiliasi BBM dan PT Pertamina.


9.

Membuat jurnal transaksi atas pembebanan biaya, utang dan piutang.

10. Melakukan rekonsiliasi atas saldo utang pajak dengan bagian


pengelolaan Biaya.
11. Membukukan jurnal transaksi atas penerimaa material, pemakaian
material dan pengiriman material (jika ada) berdasarkan data dari
saksi AT / PDP.

31

12. Membuat jurnal memorial untuk koreksi atas transaksi yang tidak
tepat yang terlanjur telah di bukukan.
13. Mencocokan data penjualan dan piutang listrik unit-unit APJ
dengan data dari bidang niaga.
14. Membuat data pendukung beberapa kode akun buku besar serta
direkonsiliasi dengsn bagian terkait seperti utang usaha , PUM KPR.

15. Membuat laporan pembukuan bulanan, triwulanan, semesteran


dan tahunan.
16. Memverifikasi laporan pembukuan dari unit-unit dan KD.
17. Melakukan konsolidasi atas laporan pembukuan kantor induk dan
unit-unit.
18. Melakukan inventarisasi (periodik / tahunan) atas Piutang Listrik
dan kas/ Bank bersama dengan bagian-bagian terkait.
19. Membuat laporan berkala sesuai bidang tugasnya.
g. Juru Utama Akuntasi AT (Aktiva Tetap), PDP (Pekerjaan dalam
Pelaksanaan) dan Material Umum
Adapun tugas dari Juru Utama Akuntansi AT (Aktiva Tetap), PDP
(Pekerjaan dalam Pelaksanaan) dan Material Umum :
1.

Mengklasifikasikan arsip kontrak pekerjaan investasi berdasarkan fungsi


dan lokasi pekerjaan berdasar data yang diterima dari bagian lain.

2.

Melakukan verifikasi atas biaya tidak langsung (overhead cost)


yang menjadi beban pakerjaan pelaksanaan.

32

3. Melakukan verifikasi atas pemakaian material atas beban


pekerjaan dalam pelaksanaan (PDP).
4.

Melakukan verifikasi biaya jasa atas pekerjaan dalam pelaksanaan (PDP).

5.

Verifikasi kartu PDP atas biaya material, biaya jasa dan biaya overhead.

6. Membuat usulan jurnal mutasi aktiva tetap ke unit lain.


7. Membuat usulan jurnal mutasi PDP ke aktiva tetap.
8. Evaluasi terhadap saldo dan mutasi PDP berdasarkan data dari
unit sehingga PDP di unit bisa ditutup tepat waktu.
9. Membuat transaksi jurnal penerimaan material, pemakaian
material dan pengiriman material (jika ada).
10. Mengevaluasi mutasi dan saldo persediaan material berdasarkan
laporan dari unit-unit.
11. Melakukan inventarisasi periodik dan pemutakhiran data PDP dan
aktiva tetap.
12. Melakukan inventarisasi periodik persediaan material.
13. Membuat usulan jurnal perhitungan beban penyusutan atas aktiva tetap.

14. Verifikasi dan memproses usulan penarikan aktiva tetap dari unit
maupun kantor induk.
15. Berdasarkan

butir

ke

12,

ditindak

lanjuti

proses

usulan

penghapusan aktiva tetap ke PLN Pusat.


16. Menyiapkan verifikasi data PDP dan AT untk kepentingan
penyusunan laporan keuangan.
17. Membuat laporan berkala sesuai bidang tugasnya.

33

h. Juru Akuntasi Biaya


Adapun tugas dari Juru Akuntansi Biaya, yaitu :
1. Melakukan alokasi biaya terhadap transaksi biaya di kantor
Distribusi setiap bulan.
2.

Menyusun biaya bersama berdasarkan data alokasi biaya kantor


Distribusi dan APD untuk disampaikan ke unit-unit APJ setiap bulan.

3. Melakukan verifikasi atas kewajaran laporan Biaya Pokok


Penyedian (BPP) tenaga listrik dari unit-unit.
4. Melakukan klasifikasi biaya berdasarkan pengelompokam biaya,
segmen (Distribusi, Retail), aktivitas biaya dan objek biaya.
5.

Melakukan konsolidasi atas laporan biaya penyediaan tenaga listrik unitunit bulanan, triwulanan, dan tahunan sampai degan BPP per tarif.

6. Melakukan rekonsiliasi atas neraca kWh sebagai salah satu data


untuk menghitung BPP.
7. Melakukan

rekonsiliasi

atas

kewajaran

nilai

biaya

yang

dialokasikan dengan nilai biaya pada laporan keuangan.


8. Membuat laporan berkala sesuai bidang tugasnya.
i.

Juru Akuntasi Umum


Adapun tugas dari Juru Akuntansi Umum, yaitu :
1.

Melakukan rekonsiliasi atas kas / Bank pembiayaan dan Pendapatan.

2. Membuat jurnal transaksi atas penerimaan / pengeluaran uang


untuk pendapatan maupun pengeluaran serta atas pembebanan
biaya, utang dan piutang.

34

3. Membuat jurnal transaksi atas pembebanan ke PDP maupun dari


PDP ke AT berdasarkan data yang diterima dari seksi AT/PDP.
4. Membuat jurnal transaksi atas mutasi aktiva tetap berdasarkan
data yang diterima dari Seksi AT/PDP.
5. Membuat jurnal penyusunan atas aktiva tetap berdasarkan data
yang diterima dari Seksi AT/PDP.
6. Membuat jurnal memorial untuk koreksi atas transaksi yang tidak
tetap yang telanjur sudah dibukukan.
7.

Membuat data pendukung beberapa kode akun buku besar serta


direkonsaliasi dengan bagian terkait seperti utang usaha, Pum, KPR.

8. Melakukan penyusunan data dan arsip akuntansi bulanan,


triwulanan, dan tahunan
9.

Melakukan konsolidasi atas laporan keungan kantor induk dan unit-unit.

10. Melakukan intarisasa (periodik/tahunan) atas piutang listrik dan


kas/bank bersaba dengan bagian terkait.
11. Membuat surat keluar dan menerima surat masuk dan membuat
agenda serta mengarsipkan surat dan dokuman kantor induk dari
unit-unit dibawahnya serta unit-unit wilayah.
12. Melakukan penyusunan data dan arsip akuntansi.
13. Membuat laporan berkala sesuai bidang tugasnya.

35

j.

Juru

Akuntasi

AT

(Aktiva

Tetap),

PDP

(Pekerjaan

dalam

Pelaksanaan) dan Material Umum.


Adapun tugas dari Juru Akuntansi AT (Aktiva Tetap), PDP (Pekerjaan
dalam Pelaksanaan) dan Material Umum :
1. Mengklasifikasikan arsip kontrak pekerjaan investasi berdasarkan
fungsi dan alokasi pekerjaan.
2.

Melakukan konsolidasi atas biaya-biaya tidak langsung (overhead


cost) yang memjadi beban pekerjaan dalam pelaksanaan (PDP) jika
terkait dengan unit akan di bebankan ke unit yang bersangkutan.

3. Mekakukan verifikasi biaya atas jasa dam pemakaian material


atas pekerjaan dalam pelaksanaan (PDP).
4. Melakukan kartu pekerjaan dalam pelaksanaan (PDP) atas biya
materil, biaya jasa dan overhead.
5. Membuat usulan jurnal mutasi aktiva tetap ke unit lain serta mutasi
pekerjaan dalam pelaksanaan (PDP) ke aktiva tetap.
6.

Melakukan inventarisasi periodik persediaan material serta pemutakhiran


data pekerjaan dalam pelaksanaan (PDP) dan aktiva tetap.

7.

Membuat usulan jurnal perhitungan beban penyusutan atas aktiva tetap.

8. Memproses usulan penarikan aktiva tetap dari unit maupun untuk


kantor distribusi dan ditindak lanjuti proses usulan penghapusan
aktiva tidak beroperasi ke PLN Pusat.

36

2.4 Aspek Kegiatan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
Maksud didirikannya PT. PLN (Persero) adalah untuk mengusahakan,

menyediakan tenaga listrik dalam jumlah yang memadai dengan tujuan :


a. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan
merata serta menorong peningkatan kegiatan ekonomi.
b. Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan
penyediaan tenaga listrik untuk melayani kebutuhan masyarakat.
c.

Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik


yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi.

d. Penyedia tenaga listrik untuk kebutuhan masyarakat.


Sedangkan lapangan usaha PT. PLN (Persero) berdasarkan PP No. 17 tanggal

28 Mei 1990 pasal 6 menyatakan Dengan mengndahkan prinsip


ekonomi dan terjaminnya keselamatan kekayaan negara PT. PLN
(Persero) menyediakan tenaga listrik yang meliputi pembangkitan tansaksi
dan penggunaan tenaga listrik.
Dalam pengembangan usaha diatas PT. PN (Persero) melakukan
perencanaan dan pembangunan penyediaan tenaga listrik dengan
persetujuan Menteri Pertambangan dan Energi PT. PLN (Persero) diberi
servis usaha menunjang tenaga listrik dalam mengusahakan tenaga listrik
PT. PLN (Persero) mempunyai tiga saran, yaitu :
a. Meningkatkan jumlah pelanggan.
b. Meningkatkan daya terpasang.
c.

Meningkatkan jumlah tingkat kWh kepada pelanggan.

37

PLN Distribusi adalah suatu administrasi yang tidak memiliki fasilitas


pembangkit dan transmisi. Unit ini membeli energinya per unit PLN lainnya
yang diterima Gardu Induk (GI). Seluruh pulau Jawa yang menyerap hapir
80% volume penjualan tenaga listrik seluruh Indonesia dikelola oleh empat
PLN Distibusi yang berfungsi sebagai unit koordinatif. Salah satu distibusi
tersebut adalah PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Jawa Barat yang memiliki
wilayah kerja meliputi seluruh Jawa Barat kecuali Tangerang.

PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Jawa Barat dalam melaksanakan


tugasnya mempunyai lima belas Area Pelayanan Jaringan (APJ) dan satu
Area Pengatur Distribusi (APD), yaitu :
a. APJ Cirebon.
b. APJ Tasikmalaya.
c.

APJ Garut.

d. APJ Cianjur.
e. APJ sukabumi.
f.

APJ Bogor.

g. APJ Banten.
h. APJ Purwakarta
i.

APJ Cimahi.

j.

APJ Bandung.

k.

APJ Majalaya.

l.

APJ Bekasi.

m. APJ Depok.

38

n. APJ Karawang.
o. APJ Sumedang
Sedangkan satu Area Pengatur Distribusi (APD), yaitu Area Pengatur

Distribusi Bandung.

BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek


Dalam Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek, penulis ditempatkan di bagian

Akuntansi yang berada di bawah tanggung jawab Deputy Manager


Akuntansi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.
Pelaksanaan kerja Praktek dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas atau
kegiatan dalam prosedur pengendalian intern persediaan material pada
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.
Bagian Akuntansi itu sendiri di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten di bagi dalam beberapa bagian kerja, yaitu Piutang,
Aktiva, Neraca, Kas, dan Utang Pekerjaan Dalam Pelaksanaan (PDP).

3.1.1 Prosedur

Persediaan

Material

Pada

PT.

PLN

(Persero)

Distribusi Jawa Barat dan Banten


Prosedur merupakan rangkaian aktivitas atau kegiatan yang
dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama. Oleh karena
itu, prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi atau perusahaan agar
segala seuatu dapat dilakukan secara seragam

39

40

Menurut Mulyadi, (2001,169) mengemukakan bahwa :


Prosedur adalah urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan
beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat
untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan
yang terjadi berulang-ulang.
Sedangkan menurut Azhar Susanto, (2008,264) mengemukakan bahwa :

Prosedur adalah rangkaian aktifitas atau kegiatan yang dilakukan secara

berulang-ulang dengan cara yang sama.


Jadi, dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah rangkaian langkah
yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktifitas. Sehingga
dapat tercapainya tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien, serta
dapat dengan mudah menyelesaikan suatu masalah serta terperinci
menurut jangka waktu yang telah ditentukan.
Pengertian

Persediaan

Menurut

SAK

oleh

IAI,

(1996,14)

menyatakan bahwa :
Persediaan adalah aktiva tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha

normal, dalam proses produksi atau perlengkapan (supplies) untuk


digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Sedangkan menurut Eldison. S. Hendriksen yang diterjemaahkan oleh

Nugroho Widjajanto, (1991,2) mengemukakan bahwa :


Istilah persediaan (inventory) meliputi barang-barang dagangan
yang dimaksudkan untuk dijual dalam kondisi normal perusahaan
dan bahan baku serta bahan-bahan pembantu yang digunakan dalam
prosses produksi untuk dijual.

41

Jadi, dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan salah satu


unsur yang aktif dalam operasi usaha untuk suatu perusahaan, karena
penentuan persediaan memainkan peranan penting dalam membandingkan
beban dengan pendapatan dalam suatu periode tertentu. Selain itu
persediaan merupakan bagian terbesar dari aktiva lancar untuk perusahaan.

Dalam persediaan material pada PT. PLN (Pesero) Distribusi Jawa


Barat dan Banten terdapat prosedur penerimaan material dari rekanan
dan prosedur penerimaan persediaan material impor dari unit lain dan
prosedur pemakaian material. Dimana prosedurnya, yaitu :
A. Prosedur Penerimaan Persediaan Material dari Rekanan pada PT.
PLN (Pesero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
Penermaan persediaan material dari rekanan pada PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten dimulai dari bagian perencanaan
perbekalan (Ren-Kal) berasal dari pembelian dari Vendor/Rekanan.
Dimana prosedur penerimaan persediaan material dari rekanan pada PT.
PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten sebagai berikut :
a. Bagian

Ren-Kal

(Perencanaan

Perbekalan)

membuat

daftar

kebutuhan material.
b. Daftar kebutuhan material dikirim ke bagian Pengadaan atau Tim
Pelelangan untuk dianalisis.
c.

Setelah Rekanan terpilih Bagian Pengadaan atau Tim Pelelangan


membuat Surat Kontrak.

42

d.

Bagian Rekanan mengirimkan material dan dokumen ke bagian Gudang.


Setelah itu bagian Gudang membuat surat jalan dan dokumen pendukung.

e. Setelah menerima surat jalan dan dokumen pendukung bagian


Pemeriksa mengirimkan Tim Pemeriksa.
f.

Setelah barang diperiksa bagian Pemeriksa membuat TUG-4 (Berita


Acara Pemeriksaan Barang).

g. Setelah bagian Gudang menerima TUG-4 bagian Gudang membuat


Kode-2

(Bon Penerima).
h. Setelah bagian Rekanan menerima kode-2 Rekanan membuat
permintaan penagihan.
B. Prosedur Penerimaan Persediaan Material Impor dari Unit Lain pada
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
Penermaan persediaan material impor pada PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten berasal dari pemberian dari unit lain,
yaitu APJ (Area Pelayanan Jaringan) dan UPJ (Unit Pelayanan dan
Jaringan) yang mencangkup wilayah Jawa Barat dan Banten. Dimana
prosedur penerimaan material dari rekanan pada PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten sebagai berikut:
a. Bagian

Ren-Kal

(Perencanaan

Perbekalan)

membuat

daftar

kebutuhan material kemudian dikirim ke bagian Unit Pengirim.


b. Setelah menerima daftar kebutuhan material bagian Unit Pengirim
membuat TUG-7 (Surat Perintah untuk Mengirim Barang).

43

c.

Selain membuat TUG-7 (Surat Perintah untuk Mengirim Barang), Unit


Pengirim juga membuat Kode-6 (Kode untuk Barang yang Dikirim).

d. Setelah bagian Gudang/Penerima setelah menerima Kode-6 membuat


TUG-4 (Berita Acara Pemeriksaan Barang).
e. Selain membuat TUG-4 (Berita Acara Pemeriksaan Barang), Unit
Pengirim juga membuat Kode-1 (Bon Penerimaan Barang).
C.

Prosedur Pemakaian Persediaan Material pada PT. PLN (Pesero)


Distribusi Jawa Barat dan Banten
Pemakaian material pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan

Banten merupakan pengeluran persediaan yang dibutuhkan dalam melakukan


kegiatan operasionalnya. Dimana prosedur pemakaian persediaan material pada
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten sebagai berikut :

a. Bagian Pemakai/User membuat daftar kebutuhan material kemudian


dikirim ke bagian Ren-Kal (Perencanaan Perbekalan).
b. Kemudian Ren-Kal membuat TUG-7 (Surat Perintah untuk Mengirim
Barang).
c.

Berdasarkan

TUG-7

bagian

Gudang

membuat

Kode-7

dan

mengirimkan barang yang diminta oleh bagian Pemakai atau User.

3.1.2 Pencatatan Persediaan Material Pada PT. PLN (Persero) Distribusi


Jawa Barat dan Banten
Berdasarkan penerimaan dan pemakaian persediaan material maka di
perlukan pencatatan terhadap penerimaan dan pemakaian tersebut. Dimana dalam

44

pencatatan persediaan material pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa


Barat dan Banten meliputi :
1. Kode-1 (Bon Penerimaan Barang-barang Gudang)
2. Kode-2 (Bon Penerima Barang Pesanan)
3. Kode-4 (Surat Pesanan Barang)
4. Kode-6 (Bon Pengeluaran Barang)
5. Kode-7 (Bon Pemakaian Barang)

3.2 Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek


Dalam melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Distribusi
Jawa Barat dan Banten bagian akuntansi, penulis melakukan berbagai kegiatan

pada perusahaan yang bersangkutan diantaranya :


1.

Pencatatan surat-surat yang masuk ke bagian akuntansi dan dimasukan


ke dalam buku agenda yang diklasifikasikan sebagai berikut :

a.

Agenda surat-surat.

b.

Agenda data-data akuntansi.

c.

Agenda surat-surat perjanjian.

2. Pengarsipan surat-surat, yaitu meliputi :


a. Surat masukan ke bagian akuntansi dan surat keluar dari bagian akuntansi.

b. Surat pejanjian antara PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan
Banten dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
c. Penerimaan laporan keuangan dari masing-masing cabang pada
akhir periode.

45

d. Faksimile dari dan untuk pusat.


e. Faksimile untuk cabang dan wilayah.
f. Surat keputusan, surat edaran, pengumuman, dan berita acara.
g. Nota dinas masuk dan nota dinas keluar.
3. Memasukan data rekap laporan keuangan dari setiap Area Pelayanan
dan Jaringan serta Area Pelayanan dan Distribusi ke dalam laporan
keuangan Kantor Distribusi.

3.2.1 Teknik Prosedur Persediaan Material Pada PT. PLN (Persero)


Distribusi Jawa Barat dan Banten
Teknik prosedur persediaan material pada PT. PLN (Persero) Distribusi

Jawa Barat dan Banten meliputi teknik prosedur penerimaan material dari
rekanan, teknik prosedur penerimaan material dari unit lain dan
pemakaian persediaan material.

46

Fowchart Prosedur Penerimaan Persediaan Material dari Rekanan


Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

Ren-kal

Gudang

Pengadaan/Tim Pelelangan

Keb.Material

Keb.Material
2
Kontrak

Membuat
surat
kontrak

Kontrak

6 7
7

Kontrak

Dokumen
B

4 5
6
4

TUG-4

Membuat
surat jalan &
dokumen
Pendukung

surat jalan &


dokumen Pendukung

1
2

Kode-2

1
0

0
Kontrak
D
Membuat
Kode-2

Kode-2

2 3 4

1
1
2

Gambar 3.1

1
4

47

Rekanan/Vendor

Pemeriksa

Akuntansi

Keuangan

Kontrak

Kontrak

Kontrak

Kontrak

Membu

at
dokum
en

surat jalan &

dokumen Pendukung

Dokumen

Kode-2
B

34
TUG-4

1
TUG-4

Permintaan penagihan

Membuat
TUG-4

Di proses dengan
menggunakan
progran SAP

Pembayaran

1
1

Diproses melalui

Software SAP
kemudian terbit jurnal

Pembayaran
dilakukan bila semua
persyaratan dokumen
telah dipenuhi

1
3

Kode-2
D
Permintaan penagihan
harus melampirkan
TUG-4, Kode-2,
Permintaan penagihan Kontrak,
asal-usul barang dan
dokumen pendukung

Gambar 3.2
Fowchart Prosedur Penerimaan Persediaan Material dari Rekanan
Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
(Lanjutan Gambar 3.1)

48

A. Teknik Prosedur Penerimaan Persediaan Material dari Rekanan


pada Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
Teknik prosedur penerimaan persediaan material dari rekanan pada PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten merupakan penjabaran dari prosedur
penerimaan persediaan material dari rekanan pada PT. PLN (Persero) Distribusi
Jawa Barat dan Banten. Dimana tekniknya sebagai berikut :

a. Bagian

Ren-Kal

(Perencanaan

Perbekalan)

membuat

daftar

kebutuhan material.
b.

Daftar kebutuhan material dikirim ke bagian Pengadaan atau Tim


Pelelangan untuk dianalisis, jika kebutuhan material tersedut diatas Rp
100.000.000,-maka diadakan seleksi untuk memilih rekanan dan jika
kurang dari Rp 100.000.000,- maka bisa langsung menunjuk rekanan.

c.

Setelah Rekanan terpilih Bagian Pengadaan atau Tim Pelelangan membuat


Surat Kontrak sebanyak 7 rangkap. Rangkap ke-1 diarsipkan di bagian Tim
Pengadaan, rangkap ke-2 dikirim ke bagian Ren-Kal kemudian diarsipkan,
rangkap ke-3 dikirim ke bagian Gudang kemudian diarsipkan, rangkap ke-4
dikirim ke bagian Rekanan kemudian diarsipkan, rangkap ke-5 dikirim ke
bagian Pemerisa kemudian diarsipkan, rangkap ke-6 dikirim ke bagian
Akuntansi kemudian diarsipkan, dan rangkap ke-7 dikirim ke bagian
keuangan kemudian diarsipkan. Semuanya di arsipkan berdasarkan tanggal.

49

d. Bagian Rekanan mengirimkan material dan dokumen ke bagian


Gudang. Setelah itu bagian Gudang membuat surat jalan dan
dokumen pendukung lalu dikirim ke bagian pemeriksa.
e. Dengan adanya surat jalan dan dokumen pendukung bagian
Pemeriksa mengirimkan Tim Pemeriksa untuk memeriksa barang
yang dikirin oleh rekanan yang ada di gudang.
f.

Setelah barang diperiksa oleh Tim Pemeriksa, bagian Pemeriksa membuat


TUG-4 (Berita Acara Pemeriksaan Barang) sebanyak 4 rangkap. Dimana
rangkap ke-1 diarsipkan di bagian Pemeriksa, rangkap ke-2 dikirim ke
bagian Ren-Kal kemudian diarsipkan, rangkap ke-3 dikirim ke bagian
Gudang kemudian diarsipkan, rangkap ke-4 dikirim ke bagian Rekanan
kemudian diarsipkan. Semuanya di arsipkan berdasarkan tanggal.

g.

Kemudian bagian Gudang setelah menerima TUG-4 dari Pemeriksa, bagian


Gudang membuat Kode-2 (Bon Penerima) sebanyak 4 rangkap. Dimana
rangkap ke-1 diarsipkan di bagian Gudang, rangkap ke-2 dikirim ke bagian
Ren-Kal kemudian diarsipkan, rangkap ke-3 dikirim ke bagian Rekanan
kemudian diarsipkan, dan rangkap ke-4 dikirim ke bagian Akuntansi
kemudian diarsipkan dan diproses menggunakan aplikasi SAP yang akan
menghasilkan jurnal. Semuanya di arsipkan berdasarkan tanggal.

50

Flowchart Prosedur Penerimaan Persediaan Material Impor dari Unit Lain


Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

h.
Ren-Kal

Gudang/Penerima

Keb.Material

TU. Gudang

TUG-7

Kode-6

TUG-7

Kode-6

TUG-4

7
Membu
Kode-6

at TUG4
2 3 4

D
TUG-4

1
9

TUG-4

Membu
at

Kode-1
Kode-1

1
1
2

1
3

i.

Gambar 3.3

Flowchart Prosedur Penerimaan Persediaan Material Impor dari Unit Lain

51

Unit Pengirim

Akuntansi/Unit Penerima

Keb.Material

Akuntansi/Unit Pengirim
4

Kode-6

Kode-6

Membu
at TUG7
TUG-7
2 3

1
D

Kode-1

Membu

at
Kode-6
2

Menghasilkan jurnal nota

Kode-6

masuk untuk unit masuk

dan keluar

menggunakan progran
SAP

5
4

Di proses dengan

3 4 5 6

1
3

6
8

Kode-1

TUG-4

Di proses dengan

Menghasilkan jurnal

menggunakan progran
SAP

nota keluar untuk unit


penerima

Gambar 3.4
Flowchart Prosedur Penerimaan Persediaan Material Impor dari Unit Lain
Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
(Lanjutan Gambar 3.3)

52

B. Teknik Prosedur Penerimaan Persediaan Material Impor dari Unit


Lain pada PT. PLN (Pesero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
Teknik prosedur penerimaan persediaan material impor dari unit lain pada
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten merupakan penjabaran dari
prosedur penerimaan persediaan material impor dari unit lain pada PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Dimana tekniknya sebagai berikut :

a. Bagian

Ren-Kal

(Perencanaan

Perbekalan)

membuat

daftar

kebutuhan material kemudian dikirim ke bagian Unit Pengirim.


b. Setelah Unit Pengirim menerima daftar kebutuhan material, kemudian
unit membuat TUG-7 (Surat Perintah untuk Mengirim Barang)
sebanyak tiga rangkap. Dimana rangkap ke-1 diarsipkan di bagian
Unit Pengirim, rangkap ke-2 dikirim ke bagian Ren-Kal kemudian
diarsipkan, rangkap ke-3 dikirim ke bagian Gudang atau Penerima
kemudian diarsipkan. Semuanya di arsipkan berdasarkan tanggal.
c.

Selain membuat TUG-7 (Surat Perintah untuk Mengirim Barang), Unit


Pengirim juga membuat Kode-6 (Kode untuk Barang yang Dikirim)
sebanyak

6 rangkap. Dimana rangkap ke-1 dikirim ke bagian

Akuntansi/Unit Pengirim kemudian diarsipkan, rangkap ke-2 diarsipkan di


bagian Unit Pengirim, rangkap ke-3 dikirim bagian Akuntansi/Unit
Penerima kemudian diarsipkan, rangkap ke-4 dikirim ke bagian Gudang
atau Penerima kemudian diarsipkan, rangkap ke-5 dikirim ke bagian RenKal kemudian diarsipkan, rangkap ke-6 dikirim ke bagian TU. Gudang
kemudian diarsipkan. Semuanya di arsipkan berdasarkan tanggal.

53

d.

Kemudian bagian Gudang/Penerima setelah menerima Kode-6 dari Unit


Pengirim, bagian Gudang/Peneriman membuat TUG-4 (Berita Acara
Pemeriksaan Barang) sebanyak 4 rangkap. Dimana rangkap ke-1 diarsipkan
di bagian Gudang/Penerima, rangkap ke-2 dikirim ke bagian Ren-Kal
kemudian diarsipkan, rangkap ke-3 dikirim ke bagian TU. Gudang kemudian
diarsipkan, dan rangkap ke-4 dikirim ke bagian Unit Pengirim kemudian
diarsipkan. Semuanya di arsipkan berdasarkan tanggal.

e. Selain membuat TUG-4 (Berita Acara Pemeriksaan Barang), Unit


Pengirim juga membuat Kode-1 (Bon Penerimaan Barang) sebanyak
2 rangkap. Dimana rangkap ke-1 dikirim ke bagian Akuntansi/Unit
Pengirim kemudian diarsipkan dan diproses dengan menggunakan
aplikasi SAP yang akan menghasilkan jurnal masuk untuk unit masuk
dan keluar, dan rangkap ke-2 dikirim ke bagian Akuntansi/Unit
Penerima kemudian diarsipkan dan diproses menggunakan aplikasi
SAP yang akan menghasilkan jurnal nota keluar untuk unit penerima.

54

Flowchart Prosedur Pemakaian atau Pengeluaran Material


Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

Ren-Kal

Gudang

Pemakai/User

Akuntansi

Keb.Material

Keb.Mater

ial

Memb
uat
TUG7

TUG-7
1
D

TUG-7
2
Memb
uat
Kode7

Kode-7 2
1

Kode-7

B
D

D
Di proses

Menghasilkan
jurnal pemakaian
barang/material
Berdasarkan
Kode-7 Gudang
mengirimkan
barang/material

dengan
menggunakan
progran SAP

Gambar 3.5
Flowchart Prosedur Pemakaian atau Pengeluaran Material
Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

55

C. Teknik Prosedur Pemakaian Persediaan Material pada PT. PLN


(Pesero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
Teknik prosedur pemakaian persediaan material pada PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten merupakan penjabaran dari
prosedur pemakaian persediaan material pada PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten. Dimana tekniknya sebagai berikut :
a. Bagian Pemakai/User membuat daftar kebutuhan material kemudian
dikirim ke bagian Ren-Kal (Perencanaan Perbekalan).
b.

Kemudian bagian Ren-Kal (Perencanaan Perbekalan), setelah menerima


daftar kebutuhan material dari Pemakai/User, bagian Ren-Kal (Perencanaan
Perbekalan) membuat TUG-7 (Surat Perintah untuk Mengirim Barang),
sebanyak 2 rangkap. Dimana rangkap ke-1 diarsipkan di bagian Ren-Kal
(Perencanaan Perbekalan), dan rangkap ke-2 dikirim bagian Gudang.

c.

Berdasarkan TUG-7 bagian Gudang membuat Kode-7 (Kode untuk


Barang yang Dikeluarkan) sebanyak 2 rangkap. Dimana rangkap yang
ke-1 diarsip dibagian Gudang dan mengirinkan barang yang diminta
oleh bagian Pemakai atau User, dan rangkap ke-2 dikirim ke bagian
Akuntansi diarsip dan di proses menggunakan aplikasi SAP yang
akan menghasilkan jurnal pemakaian barang/material.

56

3.2.2 Teknik Pencatatan Persediaan Material Pada PT. PLN (Persero)


Distribusi Jawa Barat dan Banten
Teknik pencatatan persediaan mateerial pada PT. PLN (Persero) Distribusi
Jawa Barat dan Banten merupakan penjabaran dari prosedur pencatatan persediaan
material pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Di dalam teknik
pencatatan persediaan ini didasarkan pada Pedoman

Pencatatan persediaan material pada PT. PLN (Persero) Distribusi


Jawa Barat dan Banten meliputi :
1. Kode-1

(Bon

Penerimaan

Barang-barang

Gudang),

yaitu

Bon

Penerimaan Barang bila barang yang diterima berasal dari unit lain
dalam suatu Distribusi atau Wilayah.
Standar Jurnal J-18, yaitu jurnal transaksi untuk penerimaan barang
pemeliharaan yang berasal dari penerimaan dari unit lain.
Tabel 3.1
Jurnal Penerimaan Material Impor
D/
K/

10061510X
-

4002X1010

Persediaan Material
PP unit X

Sumber : PT. PLN, 2009


2. Kode -2 (Bon Penerima Barang Pesanan ), yaitu Bon Penerima Barang
Pesanan bila barang yang diterima berasal dari pembelian.
Standar Jurnal J-18, yaitu jurnal transaksi untuk penerimaan barang
pemeliharaan yang berasal dari pembelian dari unit lain.

57

Tabel 3.2
Jurnal Penerimaan Material dari Rekanan
D/
K/

10061510X
-

4002X1010

Persediaan Material
Utang
Usaha
Pengadaan
material

Sumber : PT. PLN, 2009


3. Kode-4 (Surat Pesanan Barang), yaitu bon pemesanan barang kepada
pihak ketiga.
Keterangan : Kode-4 bukan merupakan bukti transaksi, melainkan
identik dengan kontrak, serta surat pesanan barang atau PO
(Purchases Order). sehingga tidak dilakukan pencatatan.
No Entry
4. Kode-6 (Bon Pengeluaran Barang), yaitu Bon transaksi yang digunakan
untuk transaksi pengiriman meterial ke unit lain dalam satu distribusi
atau wilayah lain.
Standar Jurnal J-21, yaitu jurnal transaksi untuk pengiriman barang
pemeliharaan ke unit lain dalam satu distribusi atau unit lain di luar
distribusi.
Tabel 3.3
Jurnal Pengeluaran Material
D/
K/

9221443XX
-

Sumber : PT. PLN, 2009

10060510X

PP Unit X
Persediaan Material

58

5. Kode-7 ( Bon Pemekaian Barang), yaitu bon transaksi yang digunakan untuk
transaksi pemakaian barang baik untuk investasi maupun untuk pemeliharaan.

Standar Jurnal J-19, yaiu jurnal transaksi untuk pemakaian barang


persediaan material.
Tabel 3.4
Jurnal Pemakaian Material
D/
K/

640XXXXXX
-

10060510X

Biaya-biaya
Persediaan Material

Sumber : PT. PLN, 2009

C.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja praktek


Selama pelaksanaan kerja praktek penulis melakukan penelitian yang
berhubungan dengan pelaksanaan pencatatan persediaan material pada
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Data yang diperoleh
meliputi implementasi dari penerimaan dan pemakaian serta pelaksaan
pencatatannya dalam aktivitas perusahaan.

3.3.1 Pelaksanaan Prosedur Persediaan Material Pada PT. PLN


(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
Prosedur Persedian Material pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
dan Banten meliputi Penerimaan Persediaan Material yang terdiri dari Penerimaan
Persediaan dari Rekanan dan dari Unit Lain serta Pemakaian Persediaan Material.

59

A. Pelaksanaan

Prosedur

Penerimaan

Persediaan

Material

dari

Rekanan Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
Salah satu APJ (Area Pelayanan dan Jaringan) memerlukan material
untuk melakukan pembangunan Gardu Portal Sisipan RMU (SKTM) dengan
trafo 400 KVA karena hal tersebut maka terjadi prosedur penerimaan
persediaan material dari rekanan. Dimana prosedurnya sebagai berikut :

1. Bagian Ren-Kal (Perencanaan Perbekalan) membuat permintaan


pengadaan material teknik untuk pembangunan Gardu Portal Sisipan
RMU (SKTM) dengan trafo 400 KVA dengan jumlah 27 set dengan
total harga Rp. 68.307.462,2.

Permintaan pengadaan material teknik tersebut dikirim ke bagian Pengadaan


atau Tim Pelelangan. Karena total harga pengadaan material tersebut dibawah
Rp. 100.000.000,- maka bagian Pengadaan atau Tim Pelelangan dapat
menunjuk langsung Rekanan yaitu kepada Talenta Karya Mandiri, PT.

3.

Setelah Rekanan terpilih Bagian Pengadaan atau Tim Pelelangan membuat


surat permintaan penawaran harga. Setelah surat tersebut sudah disepakati
oleh ke-2 pihak maka di buat surat kesepakatan harga satuan.

4. Setelah adanya kesepakatan harga maka PT. PLN (Persero) Distribusi


Jawa Barat dan Banten membuat surat pesanan barang dan di kirim
kepada Talenta Karya Mandiri, PT.

60

5. Berdasarkan pesanan tersebut Talenta Karya Mandiri, PT. Membuat


surat perintah pengiriman barang kepada PT. PLN (Persero) Distribusi
Jawa Barat dan Banten.
6.

Setelah barang tersebut diterima oleh PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten maka dilakukan pemeriksaan barang dan hasilnya dibuat
Berita Acara Pemeriksaan Barang oleh Tim Pemeriksa dan dilakukan

pencatatan.
Berdasarkan pelaksanaan prosedur diatas bisa disimpulkan pelaksanaan
dari prosedur penerimaan persediaan material dari rekanan sebagian sudah
sesuai meskipun ada sebagian tahapan yang diluar prosedur.
B. Prosedur Penerimaan Persediaan Material Impor dari Unit Lain Pada

PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten


PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten membutuhkan persedian
material untuk mengatasi gangguan. Prosedur penerimaan material tersebut, yaitu:

1.

Bagian Ren-Kal (Perencanaan Perbekalan) membuat surat permintaan


pengiriman material untuk mengatasi gangguan berupa daftar kebutuhan
material yaitu Transformater Tenaga, Distribusi dan Ukur dengan total
harga Rp. 112.567.679,- kemudian daftar tersebut dikirimkan kepada Unit
Pengirim/Area Pelayanan Jaringan (APJ) Distribusi atau Wilayah Lain.

2.

Setelah Unit Pengirim/APJ menerima daftar kebutuhan material tersebut,


kemudian unit pengirim membuat surat perintah pengiriman barang.

3.

Setelah barang tersebut diterima oleh PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten maka dilakukan pemeriksaan barang dan hasilnya dibuat

61

Berita Acara Pemeriksaan Barang oleh Tim Pemeriksa dan dilakukan


pencatatan.
Berdasarkan pelaksanaan prosedur diatas bisa disimpulkan pelaksanaan
dari prosedur penerimaan persediaan material impor dari unit lain sebagian
sudah sesuai meskipun ada sebagian tahapan yang diluar prosedur. Dimana
dalam mekanisme pelaksanaan penerimaan persediaan material impor lebih
sederhana dan mudah dibandingkan dengan prosedurnya.

C. Prosedur Pemakaian Persediaan Meterial Pada PT. PLN (Persero)


Distribusi Jawa Barat dan Banten
Akibat terjadi kerusakan pada Gardu Transformator dan Instalasinya maka

diperlukan material untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Dimana dalam


memperoleh material tersebur harus melalui prosedur pemakaian
persediaan material sebagai berikut :
1. Bagian Pemakai/User membuat daftar kebutuhan material yaitu Gardu
Transformator dan Instalasinya dengan total harga Rp. 87.689.786,kemudian dikirim ke bagian Ren-Kal (Perencanaan Perbekalan).
2.

Kemudian bagian Ren-Kal (Perencanaan Perbekalan), setelah menerima


daftar kebutuhan material dari Pemakai/User, bagian Ren-Kal (Perencanaan
Perbekalan) membuat TUG-7 (Surat Perintah untuk Mengirim Barang),
sebanyak 2 rangkap. Dimana rangkap ke-1 diarsipkan di bagian Ren-Kal
(Perencanaan Perbekalan), dan rangkap ke-2 dikirim bagian Gudang.

3.

Berdasarkan TUG-7 bagian Gudang membuat Kode-7 (Kode untuk Barang


yang Dikeluarkan) sebanyak 2 rangkap. Dimana rangkap yang ke-1 diarsip

62

dibagian Gudang dan mengirinkan barang yang diminta oleh bagian


Pemakai atau User, dan rangkap ke-2 dikirim ke bagian Akuntansi
diarsip dan di proses menggunakan aplikasi SAP yang akan
menghasilkan jurnal pemakaian barang/material.
Berdasarkan

pelaksanaan

prosedur

diatas

bisa

disimpulkan

pelaksanaan dari prosedur pemakaian persediaan material impor dari unit


lain sudah sesuai prosedur. Dimana dalam mekanisme pelaksanaan
pemakaian persediaan material impor lebih sederhana dan mudah.
Dan dapat disimpulkan dalam pengadaan persediaan material pada PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten terdapat prosedur dan pelaksanaan
penerimaan persediaan material dari rekanan dimana pelaksanaan dari
prosedurnya sebagian sudah sesuai meskipun ada bagian tahapan yang diluar
prosedur yaitu dalm pelaksanaanya ada negosiasi harga tapi dalam prosedurnya
tidak ada. Akan tetapi mekanisme pelaksanaannya menjadi lebih mudah. Selain
itu terdapat prosedur dan Pelaksanaan penerimaan persediaan material dari unit
lain dimana dalam mekanisme pelaksanaannya lebih sederhana dan mudah
dibandingkan dengan prosedurnya. Dan Selain itu terdapat prosedur dan
pelaksanaan pemakaian persediaan material dimana dalam mekanisme
pelaksanaan pemakaian persediaan material impor lebih sederhana dan mudah
dan sesuai dengan prosedurnya.

3.3.2 Pelaksanaan Pencatatan Persediaan Material Pada PT. PLN


(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

63

Berdasarkan Pelaksanaan penerimaan dan pemakaian persediaan material

maka dilakukan pencatatan atas penerimaan dan pemakaian tersebut.


A. Pencatatan Penerimaan Persediaan Material dari Rekanan Pada
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
1.

Pencatatan Kode -2 berupa Bon Penerima Barang Pesanan, yaitu Bon


Penerima Barang Pesanan bila barang yang diterima berasal dari pembelian.

Tabel 3.5
Jurnal Penerimaan Material dari Rekanan
D/

10061510X -

Persediaan
Material
K/
4002X1010 Utang Usaha
Pengadaan
Sumber : PT. PLN, 2009
material

Rp. 68.307.462,Rp. 68.307.462,-

2. Pencatatan Kode-4 berupa Surat Pesanan Barang, yaitu bon


pemesanan barang kepada pihak ketiga.
Keterangan : Kode-4 bukan merupakan bukti transaksi, melainkan
identik dengan kontrak, serta surat pesanan barang atau PO
(Purchases Order). sehingga tidak dilakukan pencatatan.
No Entry
B. Pencatatan Penerimaan Persediaan Material Impor dari Unit Lain
Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
1. Pencatatan Kode-1 berupa Bon Penerimaan Barang-barang Gudang,
yaitu Bon Penerimaan Barang bila barang yang diterima berasal dari
unit lain dalam suatu Distribusi atau Wilayah.

64

Tabel 3.6
Jurnal Penerimaan Material Impor
D/

10061510X

K/

Persediaan
Material
4002X1010 PP unit X

Rp. 112.567.679,Rp. 112.567.679,-

Sumber : PT. PLN, 2009


2. Pencatatan Kode-4 berupa Surat Pesanan Barang, yaitu bon
pemesanan barang kepada pihak ketiga.
Keterangan : Kode-4 bukan merupakan bukti transaksi, melainkan
identik dengan kontrak, serta surat pesanan barang atau PO
(Purchases Order). sehingga tidak dilakukan pencatatan.
No Entry
3.

Pencatatan Kode-6 berupa Bon Pengeluaran Barang, yaitu Bon transaksi yang

digunakan untuk transaksi pengiriman meterial ke unit lain dalam satu


distribusi atau wilayah lain.
Tabel 3.7
Jurnal Pengeluaran Material
D/
K/

9221443XX
-

PP Unit X
10060510X Persediaan
Material
Sumber : PT. PLN, 2009

Rp. 112.567.679,Rp. 112.567.679,-

C. Pencatatan Pemakaian Persediaan Material Pada PT. PLN


(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

65

1. Pencatatan Kode-4 berupa Surat Pesanan Barang, yaitu bon


pemesanan barang kepada pihak ketiga.
Keterangan : Kode-4 bukan merupakan bukti transaksi, melainkan
identik dengan kontrak, serta surat pesanan barang atau PO
(Purchases Order). sehingga tidak dilakukan pencatatan.
No Entry
2.

Kode-7 ( Bon Pemekaian Barang), yaitu bon transaksi yang digunakan untuk
transaksi pemakaian barang baik untuk investasi maupun untuk pemeliharaan.

Tabel 3.8
Jurnal Pemakaian Material
D/
K/

640XXXXXX
-

Biaya-biaya
10060510X Persediaan
Material

Rp. 87.689.786,Rp. 87.689.786,-

Sumber : PT. PLN, 2009


Berdasarkan pelaksanaan pencatatan persediaan material diatas bisa
disimpulkan dalam pencatatannya mudah dimengerti dan apabila terdapat PPN
seharusnya dicatat terpisah. Seharusnya dalam pencatatan jurnal terdapat kolom

tanggal, nomor bukti, keterangan, ref, debet dan kredit seperti berikut :
Tabel 3.9
Contoh Jurnal
Tanggal
No. Akun
10/12/09 640XXXXXX
10060510X

Keterangan
Biaya-biaya
Persediaan
Material

Ref

Debet
xxx

Kredit
xxx

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Setelah penulis meneliti dan menjelaskan pembahasan mengenai Tinjauan
atas Prosedur Pelaksanaan Pencatatan Persediaan Material pada PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten dapat menarik kesimpulan sebagai

berikut :
1.

Bahwa dalam pengadaan persediaan material pada PT. PLN (Persero)


Distribusi Jawa Barat dan Banten terdapat prosedur penerimaan persediaan
material dari rekanan dimana pelaksanaan sebagian sudah sesuai meskipun
ada sebagian tahapan yang diluar prosedur. Akan tetapi mekanisme
pelaksanaannya menjadi lebih mudah. Selain itu terdapat prosedur
penerimaan persediaan material dari unit lain dimana dalam mekanisme
pelaksanaannya

lebih

sederhana dan mudah dibandingkan

dengan

prosedurnya. Dan Selain itu terdapat prosedur pemakaian persediaan


material Dimana dalam mekanisme pelaksanaan pemakaian persediaan
material impor lebih sederhana dan mudah dan sesuai dengan prosedurnya.

2.

Dalam pencatatan persediaan meterial pada PT. PLN (Persero) Distribusi


Jawa Barat dan Banten sebagian besar sudah sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan. Namun, dalam pelaksanaan pencatatan pembelian
material dari rekanan terdapat nama akun yang tidak dicatat, tetapi
seharusnya dicatat seperti pengenaan PPN terhadap material yang dibeli.

66

67

4.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan pada PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten, penulis akan memberikan saran yang
diharapkan akan berguna sebagai pertimbangan dan masukan bagi
perusahaan masa yang akan datang, yaitu :
1. Seharusnya dilakukan evaluasi baik itu dalam prosedur, teknik dan
pelaksanaan sehingga antara prosedur dan pelaksanaannya sesuai.
Dalam pelaksanaan tahapan yang di luar prosedur lebih baik
dimasukan ke dalam prosedur sehingga mekanismenya jelas antara
prosedur dan pelaksanaan yang diharapkan dapat meningkatkan
efektivitas dalam melaksanakan aktivitas perusahaan.
2.

Seharusnya dalam pencatatan diperjelas nama akun yang muncul dalam


transaksi untuk menghindari kesalahan dalam pencatatan. Selain itu di
dalam melakukan pencatatan harus tepat waktu dan di dalam melakukan
pencatatan harus sesuai dengan nilai yang sebenarnya.

68

DAFTAR PUSTAKA
Susanto, Azhar. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung : Lingga
Jaya. Ikatan Akuntansi Indonesia. 1994. SAK. Jakarta : Salemba
Empat. Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.

S. Hendriksen, Eldison. 1991. Teori Akuntansi Diterjemaahkan oleh


Nugroho Widjajanto. Jakarta : Gramedia
..........., 2007, Petunjuk Prosedur Pencatatan Material Pada PT. PLN (Persero)

Distribusi Jawa Barat dan Banten.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1/Hal 70

Lampiran 2/Hal 71

Lampiran 2/Hal 72

Lampiran 4/Hal 73

Lampiran 5/Hal 74

Lampiran 6/Hal 75

Lampiran 7/Hal 76

Lampiran 8/Hal 77

Lampiran 9/Hal 78

Lampiran 9/Hal 78

Lampiran 10/hal 79

Lampiran 10/hal 79

Lampiran 10/hal 79

Lampiran 11/Hal 80

Lampiran 10/hal 79

Lampiran 11/Hal 80

81

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Data Pribadi
Nama

: Yuyu Yulia

Nim

: 21107099

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 18 Agustus 1989


Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Alamat

: Jl. Pasir Pogor No. 01 RT. 01/RW. 05


Desa Mekarsaluyu, Kecamatan Cimenyan.

2. Data Pendidikan Fornal


Tahun
1995-2001
2001-2004
2004-2007
2007 sampai sekarang

Keterangan
SD Negeri Cicayur II
SMP Negeri 16 Bandung
SMA Kartika III-I Bandung
Mahasiswi Universitas Komputer Indonesia
Jurusan Akuntansi Program Strata-I (SI)

3. Data Pendidikan Non Formal


Tahun
2006
2007

Keterangan
Primagama
Les Komputer di UNIBI

La
m
pir
an
10
/h
al
79

Anda mungkin juga menyukai