Buletin PDF
Buletin PDF
PENGEMBANGAN POTENSI
SEKTOR EKONOMI KREATIF
INDONESIA DALAM MENGHADAPI
TANTANGAN PERSAINGAN
EKONOMI GLOBAL
Era globalisasi dan konektivitas mengubah
cara bertukar informasi, berdagang, dan konsumsi
dari produk-produk budaya dan teknologi dari
berbagai tempat di dunia. Dunia menjadi tempat yang
sangat dinamis dan kompleks sehingga kreativitas
dan pengetahuan menjadi suatu aset yang tak ternilai
dalam kompetisi dan pengembangan ekonomi.
Ekonomi Kreatif adalah sebuah konsep yang
menempatkan kreativitas dan pengetahuan sebagai
aset utama dalam menggerakkan ekonomi. Konsep
ini telah memicu ketertarikan berbagai negara untuk
melakukan kajian seputar Ekonomi Kreatif dan
menjadikan Ekonomi Kreatif model utama
pengembangan ekonomi.
Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep di
era ekonomi
baru
yang
mengintensifkan
informasi dan kreatifitas dengan mengandalkan ide
dan
pengetahuan
dari sumber
daya
manusia sebagai faktor produksi yang utama. Konsep
ekonomi kreatif ini biasanya akan didukung dengan
keberadaan industri kreatif.
Beberapa hal yang menjadi karakteristik dari
ekonomi kreatif adalah :
Diperlukan kolaborasi antara berbagai aktor
yang berperan dalam industri kreatif,
yaitu cendekiawan (kaum intelektual), dunia
usaha, dan pemerintah yang merupakan
prasyarat mendasar.
Berbasis pada ide atau gagasan.
Pengembangan tidak terbatas dalam
berbagai bidang usaha.
Konsep yang dibangun bersifat relatif.
Industri Kreatif merupakan kelompok
industri yang terdiri dari berbagai jenis industri yang
masing-masing memiliki keterkaitan dalam proses
pengeksploitasian ide atau kekayaan intelektual
(intellectual property) menjadi nilai ekonomi tinggi
yang dapat menciptakan kesejahteraan dan lapangan
pekerjaan. Pada umumnya industri kreatif terdiri dari
tujuh kelompok atau golongan utama yang mewakili
empat belas subsektor industri kreatif di Indonesia.
5.
ekonomi
buruk,
tidak
adanya
system
pembukuan, masih digunakannya tarif tinggi
pada Pajak Pendapatan, kebutuhan untuk
membiayai Dwikora.
Tahun 1984 (Keputusan Presiden Nomor 26
Tahun 1984): Latar belakangnya karena
pemberlakuan system perpajakan yang baru, titik
tolak reformasi perpajakan, membangun
kepercayaan dari masyarakat.
Tahun 2008 (Pasal 37A UU Nomor 28 Tahun
2007): Latar belakangnya karena pemberlakuan
UU KUP yang baru, membantu pencapaian
penerimaan pajak tahun 2008, merangkul Wajib
Pajak yang tidak patuh.
Tahun 2015 (Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 91/PMK.03/2015): Latar belakangnya
karena optimalisasi fungsi pembinaan, persiapan
tahun penegakan hukum, membantu penerimaan
pajak tahun 2015.
Tahun 2016 (RUU Pengampunan PajakPrioritas Prolegnas 2016): Latar belakangnya
karena repatriasi modal yang berasal dari dana
WNI di luar negeri, mendorong kepatuhan Wajib
Pajak, dan terutama membantu pencapaian target
penerimaan 2016.
Dalam kurun waktu sejak kemerdekaan sampai
dengan tahun 2016 sudah dilakukan 5 kali Tax
Amnesty . Menurut para pakar (Professor Benno
Torgler dan Christoph A. Schaltegger) jumlah yang
ideal seharusnya adalah 1 kali dalam satu generasi
Wajib Pajak.
Catatan Kritis Tax Amnesty
Antisipasi Demotivasi
Recurrent Behaviour?
Powerfull Publicity
Voluntary Disclosure
Manajemen Tax Amnesty
Watching Tool Management
Data Tool Management
Publication Tool Management
Ketiga manajemen tersebut harus dijalankan agar Tax
Amnesty berjalan dengan baik dan tepat sasaran
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Peran TAX AMNESTY untuk kesejahteraan bangsa :
Realisasi penerimaan pajak tahun 2016
berpotensi shortfall dan menciptakan deficit
fiskal yang mendekati ambang batas. Penerimaan
dari Tax Amnesty diharapkan dapat mencegah
defisit melebar . Target penerimaan pajak 2016
10
11
Substansi
Konsep Dasar
Kepemilikan
Saham
Tanggungjawab
Terhadap Mitra
Bisnis
Perjanjian
dengan Kreditor
Holding
Holding adalah pembentukan
badan hukum baru sebagai relasi
kendali
asimetris
yang
membawahi kedua BUMN
dengan
mempertahankan
eksistensi kedua BUMN atau
lebih.
Saham pemerintah di PT
BUMN yang dijadikan anak
perusahaan holding berpindah
atau dialihkan atau berpindah
kepada PT BUMN baru yang
dijadikan holding dari kedua
anak perusahaan tadi.
Tidak ada pengalihan hak dan
kewajiban perusahaan
Perjanjian dengan kreditor tidak
berubah
12
PENDAHULUAN
Rilis pertumbuhan ekonomi triwulan I-2016
menunjukan angka sebesar 4,92 persen (Badan Pusat
Statistik, 04/05/16). Hal ini menunjukan bahwa
Indonesia telah mengalami pelemahan pertumbuhan
13
14
15
16
belum berhasil,
pelaksanaannya.
perlu
dianalisa
dan
dimulai
Sementara
itu,
sebaiknya
kita
mempersiapkan diri, dan mengajak orang-orang di
sekitar kita untuk menyambut era baru yang tak
terelakkan ini.
Referensi :
https://www.bps.go.id diakses Rabu, 31 Agustus
2016
http://presidenri.go.id/topik-aktual/inklusi-keuanganekonomi-digital-dan-kesejahteraanrakyat.html diakses Rabu, 31 Agustus 2016
http://riset.polnep.ac.id/bo/upload/penelitian/penerbit
an_jurnal/06eksos%204%20yarlina%20okt12.pdf diakses Rabu,
31 Agustus 2016
https://kominfo.go.id/content/detail/6698/ekonomidigital-untuk-mengentas-kemiskinan-paranelayan/0/sorotan_media diakses Rabu, 31 Agustus
2016
Biro Kajian dan Aksi Strategis KEMENSOSPOL
BEM FEB Unsoed 2016
17
18
19
20
21
Dalam
transaksi e-commerce,
karena
sifatnya yang khas di mana para pihak yang
melakukan perjanjian atau kontrak tidak bertemu
secara langsung dan perjanjian atau kontrak
dilakukan secara elektronik dan esensinya yang
menekankan pada efisiensi, cukup sulit untuk
menentukan hukum mana yang akan diberlakukan
apabila terjadi sengketa. Ada kemungkinan bahwa
kontrak dianggap sah misalnya di salah satu tempat,
namun dianggap tidak sah atau ilegal ditempat yang
lain.
Dalam perjanjian atau kontrak e-commerce,
pengaturan mengenai yurisdiksi kemudian biasanya
dilakukan dengan menggunakan pilihan hukum
(choice of law) yang dimasukkan dalam klausul
kontrak. Hal ini dimungkinkan karena pada
prinsipnya persoalan pilihan hukum adalah otonomi
dari para pihak. Masalah pilihan hukum
atau partijautonomie ini sebenarnya merupakan salah
satu ajaran khusus dalam Hukum Perdata
Internasional.
Dalam menentukan hukum yang berlaku
sesuai dengan Pilihan Hukum para pihak, maka
dalam suatu kontrak para pihak bebas untuk
melakukan pilihan sendiri hukum yang harus dipakai
untuk kontrak mereka, namun mereka tidak bebas
untuk menentukan sendiri perundang-undangan.
Harus ada batas-batas tertentu untuk kelonggaran
atau kebebasan memilih hukum, namun kebebasan
ini bukan berarti boleh sewenang-wenang, sehingga
pilihan hukum ini hanya diperkenankan sepanjang
tidak melanggar apa yang dinamakan sebagai
ketertiban umum (ordre public) dan tidak terjadi
penyelundupan hukum (fraus legis) yaitu sekedar
menghindarkan diri dari suatu kaidah hukum tertentu
yang memaksa.
Menurut Sudargo Gautama, masalah pilihan
hukum harus diartikan secara luas, tidak hanya
menyangkut kepada pilihan hukum di bidang harta
benda saja, tetapi segala perbuatan hukum yang
mengakibatkan karena kemauan sendiri, bagi yang
bersangkutan berlaku lain hukum perdata daripada
hukum perdata yang lazim ditentukan baginya
menurut peraturan-peraturan, termasuk di dalamnya
penundukan sukarela untuk perbuatan hukum tertentu
dan penundukan dianggap. Pilihan hukum ini
berkenaan baik dengan bidang hukum perdata
maupun hukum publik.19
Walaupun demikian, permasalahan yang
kemudian dapat timbul adalah pengakuan serta daya
22
23
melanda
dunia
membawa
akibat
pada
berkembangnya aktivitas perdagangan, salah satunya
adalah perdagangan atau transaksi melalui media
elektronik (transaksi e-commerce). Secara umum
berbagai masalah hukum yang berhubungan dengan
substansi hukum maupun prosedur hukum dalam
transaksi e-commerce
memang
sudah
dapat
terakomodasi dengan pengaturan-pengaturan hukum
yang ada, namun yang menjadi kelemahan dalam
kegiatan e-commerce ini karena belum adanya
pranata/undang-undang
yang
mengaturnya,
mengingat e-commerce ini akan jaya dan menjadi
kekuatan perekonomian Indonesia maka kami
harapkan dari tulisan ini bisa mendorong stakeholder
yang berwenang untuk segera mengatur segala
bentuk kegiatan e-commerce ini secara rinci dan
jelas, sehingga bisa berjalan lancar sesuai peraturan
yang telah ditetapkan.
Referensi :
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl5039/hu
kum-ecommerce diakses pada : Rabu,
8 Juni 2016.
Wisanggeni, Haryo. 0001. Dasar Hukum ECommerce Kita. Diakses pada : Rabu,
8
Juni
2016
dari
https://www.selasar.com/politik/dasarhukum-ecommerce-kita
Biro Kajian dan Aksi Strategis KEMENSOSPOL
BEM FEB Unsoed 2016
INVESTASI ASING ?
APA STRATEGI INDONESIA ?
Investasi adalah suatu istilah dengan
beberapa pengertian yang berhubungan dengan
keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan
dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu
harapan mendapatkan keuntungan pada masa depan.
Terkadang,
investasi disebut juga
sebagai
penanaman modal.
Investasi diindonesia sendiri dimuai sejak era
kepemimpinan presiden ke-2 indonesia yaitu
Presiden Soeharto dengan memebuka kesempatan
joint venture bersama Amerika mengenai Pt. FreePort
yang banyak mengudang pro dan kontra dari dalam
tatanan masyarakat. Mengenai peraturan resmi
perundang-undangan dimulai sejak dicetuskan
Undang-undang No.1 tahun 1967 tentang Penanaman
24
25
26
27