Anda di halaman 1dari 28

\

PENGEMBANGAN POTENSI
SEKTOR EKONOMI KREATIF
INDONESIA DALAM MENGHADAPI
TANTANGAN PERSAINGAN
EKONOMI GLOBAL
Era globalisasi dan konektivitas mengubah
cara bertukar informasi, berdagang, dan konsumsi
dari produk-produk budaya dan teknologi dari
berbagai tempat di dunia. Dunia menjadi tempat yang
sangat dinamis dan kompleks sehingga kreativitas
dan pengetahuan menjadi suatu aset yang tak ternilai
dalam kompetisi dan pengembangan ekonomi.
Ekonomi Kreatif adalah sebuah konsep yang
menempatkan kreativitas dan pengetahuan sebagai
aset utama dalam menggerakkan ekonomi. Konsep
ini telah memicu ketertarikan berbagai negara untuk
melakukan kajian seputar Ekonomi Kreatif dan
menjadikan Ekonomi Kreatif model utama
pengembangan ekonomi.
Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep di
era ekonomi
baru
yang
mengintensifkan
informasi dan kreatifitas dengan mengandalkan ide
dan
pengetahuan
dari sumber
daya
manusia sebagai faktor produksi yang utama. Konsep
ekonomi kreatif ini biasanya akan didukung dengan
keberadaan industri kreatif.
Beberapa hal yang menjadi karakteristik dari
ekonomi kreatif adalah :
Diperlukan kolaborasi antara berbagai aktor
yang berperan dalam industri kreatif,
yaitu cendekiawan (kaum intelektual), dunia
usaha, dan pemerintah yang merupakan
prasyarat mendasar.
Berbasis pada ide atau gagasan.
Pengembangan tidak terbatas dalam
berbagai bidang usaha.
Konsep yang dibangun bersifat relatif.
Industri Kreatif merupakan kelompok
industri yang terdiri dari berbagai jenis industri yang
masing-masing memiliki keterkaitan dalam proses
pengeksploitasian ide atau kekayaan intelektual
(intellectual property) menjadi nilai ekonomi tinggi
yang dapat menciptakan kesejahteraan dan lapangan
pekerjaan. Pada umumnya industri kreatif terdiri dari
tujuh kelompok atau golongan utama yang mewakili
empat belas subsektor industri kreatif di Indonesia.

Tujuh kelompok tersebut adalah sebagai


berikut :
Kelompok Industri Publikasi dan
Presentasi
Melalui
Media (Media
Publishing and Presence). Kelompok ini
terdiri dari; Penerbitan & Percetakan dan
Periklanan.
Kelompok Industri dengan Kandungan
Budaya yang Disampaikan Melalui
Media
Elektronik (Electronic Media
Presentation with Cultural Content).
Kelompok ini terdiri dari; TV & Radio dan
Film, Video, & Fotografi.
Kelompok Industri dengan Kandungan
Budaya yang Ditampilkan ke Publik baik
secara langsung maupun lewat media
elektronik
(Cultural
Presentation).
Kelompok ini terdiri dari; Musik dan Seni
Pertunjukan.
Kelompok
Industri
yang
Padat
Kandungan Seni dan Budaya (Arts and
Culture Intensive). Kelompok ini terdiri
dari; Kerajinan dan Pasar Barang Seni.
Kelompok Industri Desain. Kelompok ini
terdiri dari; Desain, Fashion, dan Arsitektur.
Kelompok Industri Kreatif dengan
Muatan
Teknologi (Creativity
with
Technology). Kelompok ini terdiri dari;
Riset
&
Pengembangan,
Permainan
Interaktif, dan Teknologi Informasi & Jasa
Perangkat Lunak.
Bapak Agus kemudian menjelaskan beberapa
tantangan globalisasi terhadap ekonomi kreatif adalah
:
Asean Economic Community (AEC)/ MEA
dan ACFTA akan memudahkan arus barang/
produk, tenaga kerja, modal dan investasi
bebas keluar masuk diantara negara ASEAN
dan China. Untuk menghadapi hal tersebut
dibutuhkan produk yang berkualitas yang
dihasilkan oleh para wirausahawan.
Saat ini diindonesia terdapat 1,65 juta
wirausahawan dari total penduduk sebanyak
255,5 juta jiwa (tahun 2015) atau sekitar
0,64 %. Sedangkan untuk menjadi negara
maju, suatu negara minimal mempunyai
wirausahawan sebanyak 2% dari total
penduduknya.

Presentase wirausahawan beberapa Negara di dunia :


Singapura
: 7 % dari total penduduk
Malaysia
: 5 % dari total penduduk
Thailand
: 4 % dari total penduduk
Amerika
: 12 % dari total penduduk
Terkait jumlah wirausaha indonesia sulit
bertumbuh, Bapak Agus menyebutkan beberapa
penyebabnya yakni : Sistem Pendidikan Tidak
Mendukung Pemuda Menjadi Wirausaha, Wirausaha
Indonesia Ingin Sukses Instan, Wirausaha Pemula
Kerap Terlalu Ambisius, dan Wirausaha Kecil Minim
Inovasi. Selain itu, peranan pemuda dalam
mendukung ekonomi kratif diantaranya dengan
menciptakan produk produk yang inovatif
,mengembangkan pola pikir yang kreatif dan inovatif
,dan mulailah berusaha dan belajar dari pengalaman.
Sejak awal kemunculan nya, ekonomi
kreatif di yakini dapat mempercepat kemajuan
pembangunan ekonomi modern dan pengembangan
bisnis di indonesia. Definisi arus pembangunan
ekonomi modern dalam hal ini agar dapat
mengembangkan arus pembangunan dengan inovasiinovasi, hal ini didasarkan pada fenomena yang
muncul
dari
pembangunan
ekonomi
dan
perkembangan bisnis di banyak negara, terutama
pada perbedaan kinerja pembangunan ekonomi dan
bisnis yang amat tajam antara negara -negara miskin
yang sumber daya alam (SDA) dengan yang
melimpah kekayaan alamnya. Sehingga dengan
perkembangan arus pembangunan ekonomi modern
menjadi jalan atau kunci keberhasilan perkembangan
ekonomi saat ini. Kunci keberhasilan pembangunan
ekonomi dan pengembangan bisnis pada kasus
terletak pada keunggulan modal manusia dalam
membangun ekonomi kreatif di arus pengembangan
ekonomi modern, melalui : investasi jangka panjang
pada pendidikan, modernisasi infrastruktur informasi,
peningkatan infastruktur untuk pengembangan
kreatifitas dan kapabilitas inovasi, dan penciptaan
lingkungan ekonomi yang kondusif untuk mendorong
transaksi pasar yang lebih atraktif tetapi efisien.
Perombakan Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata menjadi Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif hal baik bagi pelaku ekonomi
kreatif. Kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB
ditargetkan naik dari 7,6 persen menjadi 8-9 persen.
Tetapi dalam pengembangannya terdapat beberapa
hambatan dalam mengembangkan ekonomi kreatif.
Manfaat ekonomi kreatif dinilai mampu
mempertegas dan memperkaya identitas nasional

Bangsa Indonesia karena bisa memadukan ide, seni,


dan inovasi berbasis teknologi dan budaya yang
tumbuh di kalangan masyarakat lokal.Melalui
dukungan ekonomi kreatif, bangsa kita memperoleh
manfaat, yaitu pertumbuhan ekonomi yang prorakyat, pemanfaatan sumberdaya alam secara efektif
serta penguatan identitas kultural yang justru akan
mempertegas dan memperkaya identitas nasional
bangsa kita sektor ekonomi kreatif sekaligus
memiliki peran signifikan dalam mendorong
penciptaan lapangan kerja dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Selain itu mampu
meningkatkan kemampuan teknologi tepat guna dan
merupakan produk berbasis pro-green economy
namun tetap bisa melestarikan warisan budaya dan
kreativitas bangsa Indonesia yang khas dan unik. Kita
harus bisa memanfaatkan kesempatan untuk
mengoptimalkan ekonomi kreatif, apalagi ini
sekarang sedang menjadi tren baik di Indonesia
maupun di dunia.
Industri kreatif di Indonesia harus
dikembangkan karena industri kreatif dapat
memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan dan
menciptakan iklim bisnis yang positif serta
membangun citra serta identitas bangsa. Di sisi lain,
industri kreatif berbasis pada sumber daya yang
terbarukan, menciptakan inovasi dan kreativitas yang
merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa serta
memberikan dampak sosial yang positif. Dan
memang untuk menggerakkan industri kreatif
diperlukan beberapa faktor. Di antaranya, arahan
edukatif, memberikan penghargaan terhadap insan
kreatif, serta menciptakan iklim usaha yang kondusif
Selain itu pemanfaatan industri kreatif yang ada dapat
mengurangi penggunaan sumber daya alam yang
tidak terbarukan. Misalnya pemanfaatan komoditas
kayu hasil hutan. Apabila kayu tersebut hanya
digunakan sebagai produk industri kertas maka kayu
tersebut akan mempunyai harga (nilai tambah) yang
sedikit bila dibandingkan dengan pemanfaatan untuk
mebel atau untuk barang kerajinan tangan, dalam hal
ini mewakili industri kreatif. Ide-ide dan kreativitas
ini yang menjadi barang berharga.
Kesimpulan Diskusi
Industrialisasi telah menciptakan pola kerja,
pola produksi dan pola distribusi yang lebih murah
dan lebih efisien, era globalisasi dan konektivitas
mengubah cara bertukar informasi, berdagang, dan
konsumsi dari produk-produk budaya dan teknologi

dari berbagai tempat di dunia. Dunia menjadi tempat


yang sangat dinamis dan kompleks sehingga
kreativitas dan pengetahuan menjadi suatu aset yang
tak ternilai dalam kompetisi dan pengembangan
ekonomi. Kebutuhan masyarakat yang bervariasi
memicu pelaku industri di Indonesia harus
melakukan inovasi agar tetap dapat berproduksi.
Peran pemerintah sangat penting dalam kemunculan
ekonomi kreatif di Indonesia. Karena dengan
dukungan pemerintah eksistensi ekonomi kreatif
meningkat. Dari beberapa uraian dalam pembahasan
dapat disimpulkan ekonomi kreatif merupakan
kelompok industri yang terdiri dari berbagai jenis
industri yang masing-masing memiliki keterkaitan
dalam proses pengeksploitasian ide atau kekayaan
intelektual (intellectual property) menjadi nilai
ekonomi
tinggi
yang
dapat
menciptakan
kesejahteraan dan lapangan pekerjaan.
Dalam banyak hal, keberadaan ekonomi
kreatif di arus pembangunan ekonomi modern
mampu mengakselarasi pembangunan ekonomi dan
bisnis serta mendorong percepatan globalisasi
ekonomi karena produk -produk yang dihasilkan
industri kreatif di Indonesia Mampu bersaing di
pasar global.
Sekian. Hidup Mahasiswa !
Biro Kajian dan Aksi Strategis KEMENSOSPOL
BEM FEB Unsoed 2016

HASIL PERTANIAN INDONESIA


MELIPMAH, MENGAPA HARUS
IMPOR?
Indonesia sebagai negara yang agraris
memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan
dapat berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi
nasional
dalam
penyediaan
pangan
untuk
mewujudkan
ketahanan
pangan.
Pemerintah
menetapkan berbagai kebijakan perberasan dalam
berbagai bidang seperti kebijakan harga, pengadaan
sarana dan prasarana produksi, investasi dalam
bidang penelitian juga penyuluhan di sektor pertanian
dan kelembagaan.
Akan tetapi pola produksi tahunan yang
mengikuti musim menyebabkan harga beras
berfluktuasi . Pada saat ini, Indonesia sedang
mengalami panen raya diperkirakan dari bulan

Maret-Mei hasil pertanian beras akan melimpah ruah


sehingga para petani mengharapkan hasil produksi
mereka dapat terserap oleh Bulog dan pemerintah
dapat menutup sedikit-demi sedikit keran impor,
karena beras impor ini jelas akan menekan dan
menghambat dalam pemasaran beras lokal.
Dalam hal ini, peran penting dari BULOG
sangat diharapkan pro terhadap petani sehingga para
petani dapat dengan mudah mengakses prosedur yang
diberlakukan oleh Bulog. Mengingat, petani
Indonesia ini rata-rata dalam keadaan pendidikan
rendah yang merasa akan keberatan dengan sistem
administrasi yang diberlakukan. Sebenarnya beras
bisa mencukupi kebutuhan bangsa indonesia, karena
indonesai sebagai negara agraris. Namun tidak bisa
dipungkiri juga bangsa indonesia tertinggal dari
negara lain dalam hal teknologi dan semberdaya
manusia yang mengolah pertanianan. Dibutuhkan
peran pemerintah untuk menggenjot pertanian. Ironis
sekali karena harus impor. Survei kepuasan petani
terhadap kebijakaan pemerintah adalah mereka
belum bisa merasakan manisnya kebijakan dari
pemerintah. BULOG banyak persyaratannya dalam
kualitas beras. Sehingga petani enggan menjual beras
pada BULOG. Dan BULOG membeli beras petani
dengan harga murah. Pemerintah dituntut bisa
menyediakan beras. Hal inilah yang menyebabkan
cadangan pangan di BULOG selalu tidak mencukupi
dan berakhir pada impor. Balik lagi pada kebijakan
pemerintah, mereka pasti sudah berfikir matang
mengenai hal ini, namun sebelum memutuskan itu
alangkah lebih baiknya jika semua stakehoder
dikontrolkembali peran dan fungsinya apakah sudah
sesuai dengan rencana atau belum, jika memang tidak
bisa diatasi lagi maka solusi impor itu sudah layak
dijadikan sebagai jalan terakhir untuk menyediakan
pangan di Indonesia, terutama beras.
Pemerintah senantiasa menjaga ketahanan
pangan setiap rumah tangga, salah satunya melalui
komoditas beras terutama untuk rumah tangga
miskin. Dari sisi ketersediaan, pemerintah melalui
Inpres memberikan jaminan harga dan pasar bagi
hasil produksi petani melalui penyerapan/ pengadaan
Perum BULOG sehingga petani memiliki semangat
untuk terus berproduksi. Peningkatan produksi akan
memperkuat ketersediaan beras dalam negeri tanpa
tergantung adanya impor. Dari sisi keterjangkauan,
pemerintah telah menyediakan beras di setiap rumah
tangga dengan harga terjangkau, khusus bagi rumah
tangga miskin. Program RASKIN tersedia di dekat

rumah tangga miskin dengan harga yang lebih rendah


dari harga di pasar. Sedangkan untuk menjamin
stabilitas pasokan dan harga, pemerintah melalui
Perum BULOG telah melakukan pemerataan stok
dengan tersedianya beras di setiap gudang Perum
BULOG di Indonesia. Dalam UU No.18/2012
tentang Pangan diamanatkan bahwa pemerintah
bersama masyarakat bertanggungjawab untuk
mewujudkan ketahanan pangan. Hal ini dapat
diartikan bahwa ketahanan pangan tidaklah
sepenuhnya diserahkan pada mekanisme pasar seperti
yang dilakukan oleh sebagian negara maju dan
liberal. Apabila hal ini ditempuh maka dapat
berakibat buruk pada kelompok miskin yang
jumlahnya masih dominan. Keberadaan masyarakat
miskin tersebut terpencar di seluruh wilayah
Indonesia
dengan
keterbatasan
infrastruktur
transportasi dan komunikasi. Dengan mewujudkan
ketahanan pangan yang tangguh, masyarakat yang
rawan pangan tersebut dapat terlindungi dengan baik.
Sejumlah negara di Asia juga memberlakukan
berbagai kebijakan guna melindungi petani produsen,
konsumen ataupun keduanya secara simultan baik
melalui fungsi penetapan HPP, penyediaan stok,
ataupun penyaluran/distribusi pangan dalam rangka
menjamin stabilisasi harga konsumen. Intervensi
tersebut dilaksanakan melalui berbagai lembaga
pangan pemerintah, baik yang berbentuk seperti
BUMN yaitu PWO di Thailand, semacam LPND
seperti NFA di Philipina, ataupun berbentuk
perusahan terbuka seperti Bernas di Malaysia.
Meskipun terdapat perbedaan status lembaga
operator yang melaksanakan fungsi intervensi,
namun di masing-masing lembaga tersebut secara
jelas disebutkan kewajiban dan hak-hak yang
diberikan kepada operator dari pemerintah yang
menugaskan. Dengan demikian, terdapat kejelasan
tentang hal-hal yang perlu dilakukan oleh operator
serta kejelasan hak-hak yang diberikan kepada
lembaga
operator,
termasuk
segala
beban
(biaya/anggaran) yang timbul akibat penugasan
tersebut. Tugas publik Perum BULOG merupakan
amanat dari Inpres No. 3 tahun 2012 tentang
Kebijakan Pengadaan Gabah/Berita dan Penyaluran
Beras
oleh
Pemerintah,
yang
merupakan
pengejawantahan intervensi pemerintah dalam
perberasan nasional untuk memperkuat ketahanan
pangan. Ketiga tugas publik BULOG tersebut
saling terkait dan memperkuat satu sama lain

sehingga dapat mewujudkan ketahanan pangan


rumah tangga maupun nasional yang lebih kokoh.
Ketiga
tugas
publik
tersebut
adalah pertama, melaksanakan kebijakan pembelian
gabah/beras dalam negeri dengan ketentuan Harga
Pembelian Pemerintah (HPP). Adapun harga gabah
kering panen (GKP) senilai Rp3.800--Rp4.000 per kg
dari petani, sedangkan harga gabah kering giling
(GKG) saat panen raya hanya mencapai Rp5.000 per
kg, sedangkan pada bulan-bulan sebelumnya, harga
GKG sempat menyentuh Rp5.700 per kg. Kegiatan
ini diwujudkan dalam bentuk pengadaan gabah dan
beras dalam negeri oleh Perum BULOG.
Tugas kedua, menyediakan dan menyalurkan beras
bersubsidi bagi kelompok masyarakat berpendapatan
rendah yang diwujudkan dalam pelaksanaan program
RASKIN. Sedangkan tugas ketiga, menyediakan dan
menyalurkan beras untuk menjaga stabilitas harga
beras, menanggulangi keadaan darurat, bencana, dan
rawan pangan. Kegiatan ketiga dilaksanakan Perum
BULOG dalam bentuk pengelolaan Cadangan Beras
Pemerintah (CBP).
Jika dilihat dari aspek konsumsi,
perwujudan ketahanan pangan juga mengalami
hambatan karena sebagian besar masyarakat
Indonesia selama ini memenuhi kebutuhan pangan
sebagai sumber karbohidrat berupa beras. Dengan
tingkat konsumsi beras sebesar 130 kg/kap/th
membuat Indonesia sebagai konsumen beras tertinggi
di dunia, jauh melebihi Jepang (45 kg), Malaysia (80
kg), dan Thailand (90 kg). Penduduk Indonesia yang
berjumlah 212 juta membutuhkan beras untuk
keperluan industri dan rumah tangga lebih dari 30
juta ton per tahun. Kebutuhan beras tersebut akan
terus meningkat sesuai dengan pertambahan jumlah
penduduk. Jika rata-rata pertumbuhan penduduk
1,8% per tahun, maka jumlah penduduk Inonesia
tahun 2015 mencapai angka 253,6 juta. Dengan
melihat kondisi potensi produksi padi nasional, pada
tahun 2015 persediaan beras mengalami defisit
sebesar 5,64 juta ton. Tingginya konsumsi beras
tergambar dari besarnya alokasi pengeluaran. Dalam
struktur pengeluaran keluarga, beras merupakan
pengeluaran yang cukup besar. Menurut World Bank
(1999) diperkirakan 70% pengeluaran keluarga
miskin digunakan untuk pangan dan sebesar 34%
pengeluaran rumah tangga dialokasikan untuk
membeli beras sebagai makanan pokok. Tingkat
hidup atau kemakmuran suatu masyarakat pada
umumnya tercermin dari tingkat dan pola

konsumsinya yang dapat dilihat dari unsur-unsur


seperti pangan, sandang, perumahan, pendidikan, dan
kesehatan.
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional (PPN) Sofyan Djalil mengatakan bahwa
pemerintah telah memutuskan untuk mengimpor
beras tahun ini. Kebijakan itu dilakukan untuk
mencukupi stok beras nasional, hingga Maret 2016
pemerintah harus memiliki stok beras 1,2 juta ton.
Stok tersebut merupakan stok beras nasional yang
harus disediakan sebagai cadangan untuk beberapa
bulan ke depan sekaligus untuk menjaga kestabilan
harga beras di pasar. Jika stok beras kurang dari
jumlah tersebut, pemerintah harus melakukan
pembelian, salah satunya melalui impor. Sayangnya,
Sofyan tidak menyebutkan dari mana impor beras itu
dilakukan. Hanya, beberapa waktu lalu, sebuah kabar
mencuat bahwa pemerintah berencana mengimpor
beras dari Pakistan dan India.
Menteri Perdagangan Thomas Lembong
sempat mengatakan, pemerintah mengimpor beras
dari India dan Pakistan untuk mengurangi
ketergantungan impor beras dari Thailand dan
Vietnam. "Intinya mengurangi ketergantungan impor
kita pada negara sebelumnya. Suplai kita kan
cenderung dari Thailand sama Vietnam, sekarang kita
tambah Pakistan dan India," ujar Menteri
Perdagangan Thomas Lembong, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman
pernah mengungkapkan, impor beras dari India dan
Pakistan sebagai antisipasi dari dampak kekeringan
yang membuat masa tanam tertunda. Meski begitu,
dia menekankan bahwa produksi beras nasional
hingga saat ini masih aman. Karena memang pada
bulan Maret-Mei ini petani Indonesia sedang
mengalami panen yang berlimpah dengan adanya
perkiraan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah
terkait impor pangan (beras, jagung, kedelai dan
sapi), menimbulkan rasa gelisah para petani. Mereka
menakutkan harga produk lokal saat panen berlimpah
harganya semakin tertindas.
Negara akan mengalami pembangunan
berkelanjutan jika semua sektor bisa berjalan dengan
harmonis, semua stakeholder negara dari mulai
masyarakat, mahasiswa, pengusaha, pegawai bahkan
pejabat berprilaku sesuai dengan etika yang termakna
dalam dasar negara kita.
Biro Kajian dan Aksi Strategis KEMENSOSPOL
BEM FEB Unsoed 2016

TAX AMNESTY UNTUK


KESEJAHTERAA BANGSA
Pajak merupakan sumber utama pendanaan
APBN. Sejak tahun 2004 s.d. 2015, kontribusi
realisasinya terhadap APBN tidak pernah kurang dari
64.32%. Target penerimaan pajak senantiasa
meningkat setiap tahun anggaran sesuai dengan
kebutuhan pembangunan. Realisasi penerimaan pajak
(dihitung dari target) dalam satu dekade hanya satu
kali mencapai target. Rendahnya kepatuhan Wajib
Pajak, minimnya kepercayaan dan rendahnya kualitas
basis data pemajakan menyebabkan target
penerimaan pajak sulit dicapai. (Rata-rata tingkat
penyampaian SPT Tahunan PPh 2004-2013 43.84%
& hanya 8.11% total warga negara yang memiliki
NPWP).
Kondisi kini :
Target dapat dicapai jika didorong terobosan untuk
mengatasi permasalahan dalam system perpajakan.
Solusi kini : TAX AMNESTY. Mengapa
harus TAX AMNESTY?
Lebih Acceptable daripada menaikkan
tariff (Realita Politik)
Telah diterapkan di banyak negara maju
dan berkembang (Efek Tren)
Rationale :
Rendahnya kepatuhan Wajib Pajak dan
Minimnya Basis Pemajakan
Rekonsiliasi Negara dengan Wajib Pajak
Jalan pintas menambah penerimaan negara
Mendorong repatriasi modal untuk
menggerakkan perekonomian
Tanda transisi system perpajakan
Unsur dalam definisi Tax Amnesty
Dari 7 (tujuh) literature yang dikaji, disimpulkan
bahwa Tax Amnesty/ Pengampunan Pajak memiliki
beberapa unsur dalam definisinya yaitu:
1. Memberikan ampunan berupa penghapusan
sanksi dan terkadang juga pokok pajak yang
masih terutang.
2. Diberikan dalam batas waktu tertentu
(periode terbatas, sebagaimana konsep
kebijakan sunset).
3. Terdapat fasilitas pembebasan sanksi
administrasi dan atau hingga tuntutan
hukum jika memanfaatkannya.
4. Terdapat sanksi yang lebih besar/berat bagi
Wajib Pajak yang diberikan kesempatan
tetapi mengabaikannya.

5.

Dijalankan pemerintah karena maraknya


aksi penghindaran pajak.
Tujuan Tax Amnesty :
1. Memperoleh penerimaan negara dari pajak
dalam waktu yang singkat (tujuan jangka
pendek).
2. Meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak di
masa yang akan datang (tujuan jangka
panjang).
3. Mendorong adanya Repatriasi Modal atas
Aset Keuangan yang disimpan Wajib Pajak
di luar Indonesia.
4. Memperlancar proses transisi sistem
perpajakan yang diprogram oleh pemerintah.
5. Memperbaiki
administrasi
perpajakan
dengan memperbaharui daftar asset dan
potensi Wajib Pajak.
6. Menciptakan iklim yang baik bagi pasar
uang di Bursa Efek Indonesia.
7. Bagi Wajib Pajak, sebagai fasilitas untuk
bisa terbebas dari sanksi administrasi
perpajakan.
Jenis Pengampunan dalam Tax Amnesty :
1. Borgne (2006) : Pengampunan atas Bunga
dan Denda, Pengampunan atas Tunturan
Pidana, dan Pengampunan Menyeluruh
Termasuk Pokok Pajak.
2. Franzoni (1996) : Revision Amnesty,
Investigation Amnesty, dan Prosecution
Amnesty.
3. Devano & Rahayu (2004) :
Pengampunan atas Sanksi Pidana
Pengampunan Sanksi Denda dan Pidana
Pengampunan
Sanksi
Denda,
Bunga,dan Pidana
Pengampunan Pokok Pajak, Sanksi
Denda, Bunga, dan Pidana
Di Indonesia, jenis Pengampunan Pajak
yang telah pernah dijalankan adalah jenis
pengampunan atas Bunga dan Denda yang difasilitasi
dengan mekanisme pembetulan SPT Tahunan/Masa
(Tax Written Correction) dan atau dengan
mekanisme Uang Tebusan. Hal ini dikarenakan
semangat utama pemberian Tax Amnesty adalah
untuk menambah penerimaan negara meskipun
dengan trade-off hilangnya potensi penerimaan dari
pembayaran sanksi administrasi.
Sejarah Tax Amnesty di Indonesia
Tahun 1964 (Penetapan Presiden Nomor 5
Tahun 1964) : Latar belakangnya karena keadaan

ekonomi
buruk,
tidak
adanya
system
pembukuan, masih digunakannya tarif tinggi
pada Pajak Pendapatan, kebutuhan untuk
membiayai Dwikora.
Tahun 1984 (Keputusan Presiden Nomor 26
Tahun 1984): Latar belakangnya karena
pemberlakuan system perpajakan yang baru, titik
tolak reformasi perpajakan, membangun
kepercayaan dari masyarakat.
Tahun 2008 (Pasal 37A UU Nomor 28 Tahun
2007): Latar belakangnya karena pemberlakuan
UU KUP yang baru, membantu pencapaian
penerimaan pajak tahun 2008, merangkul Wajib
Pajak yang tidak patuh.
Tahun 2015 (Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 91/PMK.03/2015): Latar belakangnya
karena optimalisasi fungsi pembinaan, persiapan
tahun penegakan hukum, membantu penerimaan
pajak tahun 2015.
Tahun 2016 (RUU Pengampunan PajakPrioritas Prolegnas 2016): Latar belakangnya
karena repatriasi modal yang berasal dari dana
WNI di luar negeri, mendorong kepatuhan Wajib
Pajak, dan terutama membantu pencapaian target
penerimaan 2016.
Dalam kurun waktu sejak kemerdekaan sampai
dengan tahun 2016 sudah dilakukan 5 kali Tax
Amnesty . Menurut para pakar (Professor Benno
Torgler dan Christoph A. Schaltegger) jumlah yang
ideal seharusnya adalah 1 kali dalam satu generasi
Wajib Pajak.
Catatan Kritis Tax Amnesty
Antisipasi Demotivasi
Recurrent Behaviour?
Powerfull Publicity
Voluntary Disclosure
Manajemen Tax Amnesty
Watching Tool Management
Data Tool Management
Publication Tool Management
Ketiga manajemen tersebut harus dijalankan agar Tax
Amnesty berjalan dengan baik dan tepat sasaran
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Peran TAX AMNESTY untuk kesejahteraan bangsa :
Realisasi penerimaan pajak tahun 2016
berpotensi shortfall dan menciptakan deficit
fiskal yang mendekati ambang batas. Penerimaan
dari Tax Amnesty diharapkan dapat mencegah
defisit melebar . Target penerimaan pajak 2016

sebesar Rp1.360,10 Trilun (APBN) diperkirakan


hanya tercapai Rp1.153 Triliun. Selisihnya
diupayakan tertutupi oleh Tax Amnesty .
Terkait Repatriasi Modal, diharapkan Tax
Amnesty dapat menarik asset WNI di Luar
Negeri (diperkirakan Rp11.000 Triliun- Data
terkait Panama Papers) sebagai syarat
pengampunan untuk menggerakkan roda
ekonomi dalam negeri dalam bentuk tabungan
yang disimpankan di bank pemerintah agar bisa
bermanfaat lebiih besar .
Tonggak
reformasi
system
perpajakan
(peningkatan kepatuhan dan keterlibatan lebih
banyak Wajib Pajak dalam system perpajakan)
agar kedepan target penerimaan dapat
diupayakan tanpa berharap pada perulangan
(redundancy) program Pengampunan Pajak yang
sama pada tahun- tahun mendatang.
Isu terkait TAX AMNESTY
PANAMA PAPERS
REPATRIASI MODAL
EFFECTIVENESS & EFFECTIVITY
Referensi :
Wijaya, Erikson. 2016. Slide share Tax Amnesty
untuk Keejahteraan Bangsa ; Purwokerto.
Biro Kajian dan Aksi Strategis KEMENSOSPOL
BEM FEB Unsoed 2016

REKOMENDASI SOLUSI DALAM


MENYELESAIKAN POLEMIK
TRANSPORTASI ONLINE Vs
TRANSPORTASI KONVENSIONAL
Polemik antara driver taksi online dengan
para driver taksi konvensional diawali permasalahan
pihak driver transportasi konvensional yang merasa
pendapatannya
berkurang
signifikan
dengan
keberadaan transportasi online dalam hal ini taksi
Uber & Grabbike. Kehadiran transportasi online
disambut positif oleh masyarakat pengguna jasa
transportasi. Hal tersebut dikarenakan mudahnya
pengguna transportasi untuk memakai jasa tersebut
dengan hanya menggunakan aplikasi khusus pada
smartphone. Selain itu, dari segi harga lebih murah
daripada transportasi konvensional serta fitur-fitur
lainnya yang tidak dimiliki oleh transportasi
konvensional. Kemudian hal tersebut mendorong

masyarakat untuk bekerja menjadi driver transportasi


online. Segala kemudahan dan fasilitas yang dimiliki
oleh transportasi online yang kemudian membuat
pendapatan para driver transportasi konvesional
menurun karena kalah dalam persaingan.
Rifki selaku Kepala Departemen Pendidikan
HMJA menyampaikan pendapatnya bahwa perlu
adanya evaluasi terhadap apa yang terjadi pada level
pemerintah dalam menyikapi permasalahan ini.
Beberapa kementerian saling lempar tanggung jawab,
yaitu Kementerian Perhubungan dan Kementerian
Komunikasi dan Informatika. Presiden Jokowi yang
juga dimintai tindakan tegasnya juga memilih untuk
menyerahkan kepada anak buahnya yang sedang
saling berseteru. Kedua kementerian tersebut
seharusnya saling bekerjasama untuk menyelesaikan
masalah ini. Dalam hal ini, Menteri Perhubungan
sempat meminta Menteri Kominfo untuk menutup
aplikasi transportasi online tersebut, padahal
permasalahannya justru terletak pada Kemeterian
Perhubungan berkaitan dengan regulasi transportasi
umum. Selanjutnya, Rijal Imadudin selaku Staf Ahli
Biro KASTRAT mengatakan bahwa dari sisi
regulasi, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang LLAJ dan Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan belum ada yang
secara khusus menjelaskan tentang transportasi
berbasis aplikasi. Meskipun begitu, ada kandungan
peraturan tersebut yang berisi kewajiban transportasi
umum untuk berbadan hukum, izin, adanya pengujian
berkala. Dari situlah kelemahan dari transportasi
online karena selama ini tidak dapat mengikuti
kewajiban-kewajiban diatas. Kemudian salah satu hal
yang sering dipermasalahkan adalah seharusnya
transportasi umum menggunakan plat kuning
sedangkan transportasi online hanya berplat hitam
biasa. Selain itu, di peraturan tersebut menjelaskan
bahwa Transportasi roda dua tidak dapat dijadikan
sebagai transportasi umum seperti yang dilakukan
oleh Gojek maupun Grabbike. Namun, keberadaan
transportasi umum roda dua sangatlah dibutuhkan
oleh masyaakat apalagi di kota-kota besar yang
sering mengalami kemacetan. Walaupun sebenarnya
pada beberapa waktu yang lalu sempat tidak
diizinkan oleh Menteri Perhubungan, keberadaanya
harus tetap dipertahankan sambil menunggu
infrastruktur atau fasilitas transportasi umum yang
lebih layak dibangun. Maka dari itu sangat perlu
untuk merevisi peraturan-perundang-undangan yang

10

ada sehingga tidak dipermasalahkan lagi dikemudian


hari.
Eki Sugianto selaku staf Edukasi FOSEI
menyampaikan bahwa dari segi permasalahan pajak,
menyarankan untuk dibentuknya koperasi yang
nantinya menaungi transportasi online. Dengan
adanya koperasi maka mereka dapat membayar pajak
dan mewajibkan driver untuk menaati segala
peraturan yang ada terkait dengan kendaraan yang
digunakannya. Dengan membayar pajak, diharapkan
tarif transportasi online dapat mengimbangi tarif dari
transportasi konvensional walaupun ada dugaan tetap
sedikit lebih murah. Dengan harga yang berbeda
sedikit kemudian trasportasi konvensional dapat
memperbaiki pelayanannya atau mengurangi tarif
yang diberlakukan.
Ade Rosi selaku Kepala Biro KASTRAT
menyampaikan bahwa polemik ini tidak terlepas dari
adannya monopoli pasar, ada pihak yang diuntungkan
dan pihak yang dirugikan. Transportasi online yang
tujuannya untuk mempermudah kehidupan justru
dapat menyusahkan hidup dengan adanya monopoli
pasar yang bermain sehingga menimbulkan
permasalahan sosial yang selama ini terjadi.
Kemunculan transportasi online menimbulkan
berbagai masalah sosial Faathir Rahman selaku Staff
Ahli Kastrat mengatakan bahwa keberadaan
transportasi online yang tidak disukai oleh
transportasi konvensional sering menimbulkan
kekerasan diantara keduannya atas nama rasa
solidaritas. Apabila ada satu driver transportasi online
yang mendapatkan kekerasan dari dirver transportasi
konvensional, maka atas nama solidaritas seluruh
driver transportasi online membalasnya dengan
kekerasan
pula
yang
kemudian
munculah
pertengkaran diantara kedua kelompok tersebut. Hal
tersebut juga perlu diatasi oleh pemerintah, bukan
hanya masalah regulasi atau perizinan semata.
Bahkan sesama driver transportasi online pun bisa
saling bertentangan karena berbeda perusahaan.
Ilham Ashari menyampaikan bahwa untuk
menghindari penipuan terhadap transportasi online
maka diperlukan pengaturan yang lebih ketat lagi
terkait dengan sistematika pendaftaran konsumen di
aplikasi. Sayangnya Indonesia belum menerapkan
apa yang ada di Hongkong, dimana satu orang hanya
boleh memiliki satu nomor sehingga apabila ada
tindak penipuan mudah untuk melacak pelaku
tersebut. Perlindungan yang diberikan perusahaan
terhadap drivernya dianggap sangat kurang dan

hanya memperdulikan keuntungan. Banyaknya kasus


saling tipu menipu tersebut haruslah menjadi
perhatian juga oleh pemerintah dan perusahaan. Perlu
adanya upaya perlindungan yang lebih kepada
konsumen dan driver.
N Nurul Sopiah selaku Staf Ahli KASTRAT
mengatakan bahwa standardisasi kendaraan yang
digunakan sebagai transportasi umum memberatkan
para driver konvensional karena harus mengeluarkan
dana lebih untuk memenuhi kualifikasi sedangkan
penghasilan mereka pun tak menentu. Sedangkan
bagi transportasi online seharusnya perusahaan
membantu untuk memenuhi kualifikasi apabila
nantinya ada standarisasi tertentu karena pada
dasarnya para driver online ini mungkin berangkat
dengan kemampuan yang sama dengan driver
konvensional. Maka revisi atau pembuatan peraturan
perundang-undangan nantinya janganlah sampai
membuat permasalahan baru dikemudian hari.
Aris selaku Staf Kelilmuan HMPS DII
menyampaikan bahwa untuk perlindungan driver
online dari penipuan konsumen palsu akan lebih baik
kalau digalakan pembayaran dengan sistem Credit
yang juga telah digunakan oleh beberapa perusahaan
transportasi online. Dengan fasilitas tersebut, para
penipu akan berpikir ulang karena saldo yang mereka
miliki akan berkurang. Sedangkan apabila tetap
menggunakan mekanisme pembayaran cash maka
bisa saja driver tersebut yang menjadi korban. Dari
berbagai perspektif diskusi diatas baik itu hukum,
sosial, ekonomi, diskusi ini memberikan rekomendasi
kebijakan terkait untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi oleh transportasi online dan konvensional
sebagai berikut:
1. Merevisi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang LLAJ untuk mengatur segala hal terkait
dengan keberadaan transportasi berbasis aplikasi
yang semakin berkembang hari ini baik dari sisi
legalitas, izin, pengujian, standar tarif, standar
kendaraan, dan sebagainya.
2. Membentuk koperasi bagi transportasi online
(dalam hal ini Uber dan Grabbike) agar mereka
membayar pajak dan kualitas kendaraan memenuhi
standar. Hal tersebut dapat mengimbangi tarif dari
taksi konvensional.
3. Membangun transportasi umum yang layak bagi
masyarakat dan mudah dijangkau.
4. Pemerintah perlu lebih tanggap lagi terhadap
fenomena yang terjadi di masyarakat luas sehingga

11

dapat mengantisipasi keburukan-keburukan yang


akan terjadi.
5. Perlu diperhatikan lebih standarisasi model
transportasi umum jangan sampai merugikan dan
menyulitkan para driver, dalam hal ini perlu ada
bantuan dari pemerintah maupun perusahaan
pengelola.
6. Bagi Perusahaan transportasi online perlu untuk
lebih mengetatkan lagi syarat-syarat Sign Up bagi
konsumen agar tindak kejahatan dapat diminimalisir
sehingga driver tidak akan dirugikan. Dan
menggalakan sistem pembayaran model credit atau
saldo bagi transportasi online untuk melindungi
driver dari tindak penipuan oleh konsumen.
Sekian, Hidup Mahasiswa Indonesia!
Biro Kajian dan Aksi Strategis KEMENSOSPOL
BEM FEB Unsoed 2016

MENAKAR KESIAPAN HOLDING


BUMN
Holding BUMN hadir sebagai opsi yang
ditempuh oleh Menteri BUMN Ibu Rini Soemarno
atas dihentikannya Penyertaan Modal Negara (PMN)
terhadap BUMN pada 2017 mendatang yang
bertujuan agar BUMN dapat lebih berkembang dan
dapat meningkatkan leverage perusahaan sehingga
tidak tergantung pada injeksi modal dari negara.
Pembentukan holding BUMN saat ini tinggal
menunggu revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
44 Tahun 2005 tentang tata cara penyertaan dan
penatausahaan modal negara pada badan usaha milik
negara. Kementerian BUMN menargetkan total nilai
aset seluruh perusahaan milik negara pada tahun
2019 mencapai Rp 7.000 triliun, tumbuh sekitar 40%
dibanding aset 2016 yang diproyeksikan sebesar Rp
5.000 triliun.
Pemerintah saat ini sedang berupaya
menuntaskan enam sektor usaha yang diarahkan
menjadi holding yaitu pertambangan, energi, jasa
keuangan, perumahan, jalan tol, serta pangan. Untuk
memenuhi perannya dalam pembangunan nasional,
BUMN menerapkan empat strategi pilar, yaitu sinergi
antar-BUMN,
hilirisasi
kandungan
lokal,
pembangunan ekonomi daerah terpadu, dan
kemandirian keuangan da penciptaan nilai tambah.
Ide awal dari pembentukan holding company sebagai
pilihan untuk restrukturisasi BUMN adalah untuk

optimalisasi manajemen. Jika beberapa BUMN di


sektor yang sama diholdingkan maka paling tidak
akan ada share support di dalam holding tersebut,
misalkan human capital, distribution, information
communication and technology, dan sebagainya.
Selain itu pembentukan holding BUMN akan
meningkatkan fleksibilitas perusahaan, yang pada
gilirannya anak perusahaan akan bergerak sebagai
pure corporate. Bentuknya dapat berupa: financial
(investment) holding company, strategic holding
company (dengan jenis varian yang ada), atau
operational holding company, yang tergantung dari
perbedaan karakteristik anak perusahaan, value yang
diharapkan dari holding. Pembentukan holding
company ini berbeda dengan perusahaan induk yang
sudah berdiri dan membentuk anakanak perusahaan
untuk menunjang aktivitasnya.

Substansi
Konsep Dasar

Kepemilikan
Saham

Tanggungjawab
Terhadap Mitra
Bisnis
Perjanjian
dengan Kreditor

Holding
Holding adalah pembentukan
badan hukum baru sebagai relasi
kendali
asimetris
yang
membawahi kedua BUMN
dengan
mempertahankan
eksistensi kedua BUMN atau
lebih.
Saham pemerintah di PT
BUMN yang dijadikan anak
perusahaan holding berpindah
atau dialihkan atau berpindah
kepada PT BUMN baru yang
dijadikan holding dari kedua
anak perusahaan tadi.
Tidak ada pengalihan hak dan
kewajiban perusahaan
Perjanjian dengan kreditor tidak
berubah

Holding BUMN pangan disetujui untuk


dibentuk tahun ini bersama holding energi,
pertambangan, jalan tol, jasa keuangan dan
perumahan yang sebelumnya telah diwacanakan.
Badan Usaha dan Logistik (BULOG) akan menjadi
holding company BUMN Pangan dan akan
membawahi BUMN pangan lainnya, yaitu PT Sang
Hyang Seri, PT Pertani , PT Bhanda Ghara Reksa,
dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).
Penugasan Perum BULOG Dalam Ketahanan Pangan

12

Mendukung pilar ketersediaan ketahanan


pangan. Salah satunya dengan melaksanakan
kebijakan pembelian gabah atau beras dalam negeri
dengan ketentuan HPP, yakni dengan pengadaan
gabah beras dalam negeri, menjaga harga di tingkat
petani, dan menjaga kecukupan stok.
Mendukung pilar keterjangkauan ketahanan
pangan. Salah satunya dengan menyediakan beras di
seluruh
wilayah NKRI,
menyediakan dan
menyalurkan beras bersubsidi bagi kelompok
masyarakat berpendapatan rendah, yakni melalui
program Raskin/Rastra.
Mendukung pilar stabilitas ketahanan pangan.
Salah satunya dengan menyediakan dan menyalurkan
beras untuk menjaga stabilitas harga beras,
menggulangi keadaan darurat, bencana dan rawan
pangan. Yakni dengan pengelolaan cadangan beras
pemerintah (CBP) yang terdiri dari : operasi pasar
(OP), dan pendistribusian CBP untuk bencana dan
rawan pangan.

Pangan. Salah satunya yaitu memiliki 9 gudang yang


memadai. Hanya saja masih memerlukan kejelasan
dan pengarahana mengenai regulasi. Ketersediaan
beras di kabupaten Banyumas masih dapat
mencukupi kebutuhan daerah, hanya saja komoditi
perikanan masih kurang dikarenakan di kabupaten
Banyumas tidak terdapat laut sehingga harus
memasok dari Cilacap.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 Tahun 2005
tentang tata cara penyertaan dan penatausahaan
modal negara pada badan usaha milik negara.
sendiri sehingga tidak menggangu management
perusahaan. Pendanaan BULOG adalah kredit
komersil, meski demikian dalam pelaksanaannya
tetap sebagai Badan Usaha Milik Negara bukan
sebagai perusahaan komersil.
kabupaten Banyumas : beras, gula pasir, minyak
goreng, bawang putih, daging sapi, dan daging
kerbau.
Selain itu, ada juga saran yang disampaikan
oleh Mulkan mengenai tema diskusi saat ini. Yaitu:
BULOG kab Banyumas diharapkan mampu
memetakan potensi daerah terlebih dulu, bagaimana
kebutuhan masyarakat daerah banyumas dapat
terpenuhi,
bulog
Banyumas
tidak
hanya
mengandalkan hasil sektor internal saja tetapi
memakai potensi daerah lain dan sebaliknya. Holding
menyatukan potensi yang ada di setiap daerah untuk
memenuhi kebutuh hidup masyarakat luas sehingga
diharapkan BULOG dapat meng cover kelangkaan
pangan atas distribusinya.
Biro Kajian dan Aksi Strategis KEMENSOSPOL
BEM FEB Unsoed 2016

ANALISIS PENGARUH EKONOMI


DIGITAL TERHADAP TINGKAT
KEMISKINAN DAN
PENGANGGURAN DI INDONESIA
Pada sesi diskusi, beberapa peserta
mengajukan pertanyaan seputar Holding BUMN
pangan di kabupaten Banyumas kepada narasumber
yang kami rangkum sebagai berikut :
Banyumas sudah siap terhadap Holding BUMN

PENDAHULUAN
Rilis pertumbuhan ekonomi triwulan I-2016
menunjukan angka sebesar 4,92 persen (Badan Pusat
Statistik, 04/05/16). Hal ini menunjukan bahwa
Indonesia telah mengalami pelemahan pertumbuhan

13

ekonomi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya


di tahun 2015. Namun, di tengah perlambatan
pertumbuhan yang ada, perekonomian dipercaya
masih akan mampu tumbuh secara optimal di periode
yang akan datang mengingat masih terdapat sektor
potensial yang belum dikelola dengan baik.
Masyarakat Indonesia sekarang ini dan di
masa mendatang merupakan masyarakat yang
berbudaya teknologi, yaitu bahwa perkembangan
teknologi telah berlangsung sedemikian rupa hingga
tersebar luas dan mempengaruhi segenap bidang
kehidupan. Teknologi sebagai struktur proses, dan
artefak, merupakan ciri imperactive perkembangan
masyarakat masa depan
Perkembangan
teknologi
masa
kini
berkembang sangat pesat. Teknologi sudah menjadi
bagian tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia
sehari hari karena teknologi adalah salah satu
penunjang perkembangan manusia di belahan
masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki
ekonomi, pangan, dan masih banyak lainnya. Hal ini
dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi-inovasi
yang telah dibuat di dunia ini. Dari hingga yang
sederhana, hingga yang menghebohkan dunia.
Pada satu sisi perkembangan teknologi yang
begitu mengagumkan itu memang telah membawa
manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban
manusia.. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya
menuntut fisik yang cukup besar, kini relatif sudah
bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis,
demikian ditemukannya formulasi-formulasi baru
kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser
posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai ilmu
dan aktivitas manusia. Kemajuan teknologi sekarang
benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan
banyak kmudahan dan kenyamanan bagi umat
manusia.
Akan tetapi setiap perkembangan yang terjadi pasti
akan berdampak positif dan berdampak negatif tak
terkecuali perkembangan teknologi. Oleh karena itu
di sini akan dijelaskan tentang dampak positif dan
negatif perkembangan teknologi terhadap ekonomi,
sosial, budaya dan politik.
PEMBAHASAN
Global Teknologi Informasi Laporan 2015
menemukan kesenjangan digital tumbuh di negara-

negara, dengan manfaat ekonomi dan sosial penuh


internet hanya tersedia untuk sebagian kecil dari
populasi dunia. Dibandingkan dengan negara-negara
tetangga di Asia, persentase orang dewasa di
Indonesia yang memiliki rekening di bank masih
tergolong sedikit. Tepatnya 36%, menurut Global
Financial Inclusion Index 2014 yang dikeluarkan
oleh Bank Dunia. Sebagai perbandingan, Thailand
mencapai 78%, Malaysia 81%, India 53%, Nigeria
44%, Tanzania 40% dan Kenya 75%.
Hal ini berdampak pada banyak hal.
Pertama, adalah masih cukup besarnya masyarakat
kita yang tidak bisa menggunakan fasilitas perbankan
untuk mengembangkan usaha sehingga, kemajuan
usaha mereka akan berjalan lambat. Kedua, tidak
teraksesnya berbagai skema kemudahan bagi
kelompok masyarakat tersebut untuk memiliki aset,
seperti tanah atau rumah, serta untuk kebutuhan
pendidikan
maupun
kepemilikan
kendaraan
bermotor. Ketiga, sulitnya kelompok masyarakat ini
untuk merencanakan keuangannya untuk berbagai
kebutuhan lainnya.
Dari sisi pemerintah dan perbankan,
minimnya jumlah orang dewasa yang tidak
menggunakan fasilitas perbankan atau belum
terinklusi oleh sistem keuangan, juga membawa
dampak yang tidak menguntungkan. Yang terutama,
rendahnya inklusi keuangan berarti kemampuan
perbankan dalam menggunakan dana masyarakat
untuk menyalurkan berbagi jenis kredit pun akan
terbatas.
Dengan kata lain, perputaran modal menjadi
tipis. Sehingga, pertumbuhan ekonomi menjadi tidak
optimal. Bagi pemerintah, ini berarti potensi
penerimaan negara dari pajak dan bukan pajak pun
rendah. Dampak lanjutannya, adalah terbatasnya
anggaran untuk pembangunan dan kesejahteraan
rakyat.
Lalu, bagaimana mengatasi masalah ini
mengingat saat ini sebetulnya sudah begitu banyak
lembaga keuangan, bank maupun non-bank, yang
telah beroperasi di Indonesia? Peluang besar
sekarang ini sudah menjadi kian terbuka dengan
pesatnya perkembangan ekonomi digital. Saat ini
semakin banyak masyarakat, khususnya di
perkotaan,
mulai
mengandalkan
peralatan
komunikasi personalnya dalam bentuk smartphone

14

atau tablet untuk melakukan kegiatan ekonomi.


Mulai dari memesan taksi atau ojek berbasis
aplikasi, membeli tiket pertunjukan, hingga membeli
berbagai jenis makanan.
Bayangkan jika, masyarakat pemilik
gadget ini dimasukkan secara otomatis ke dalam
sistem keuangan. Tentu secara seketika, persentase
inklusi keuangan di Indonesia akan langsung
melonjak
dengan
pesat.
Berdasarkan
data
Kementerian Komunikasi dan Informasi, jumlah
pengguna gadget di Indonesia sudah mencapai lebih
dari 310 juta! Lebih besar dibandingkan jumlah
penduduk kita yang mencapai 255 juta jiwa. Lima
puluh persen dari mereka sudah terbiasa dengan
koneksi internet, khususnya untuk mengakses
berbagai aplikasi media sosial, dan 40% lagi
menghabiskan waktu online hingga lebih dari 3 jam
per hari. Sehingga, tentu tidak akan kesulitan jika
mereka kelak bertransaksi keuangan melalui
perangkat elektronik pribadinya.
Untuk menuju ke sana, tentu diperlukan
beberapa prasyarat dan regulasi, termasuk untuk
mengatur teknologi seperti apa yang bisa digunakan
sebagai fasilitator sistem keuangan digital ini dan
yang akan memungkinkan masyarakat untuk
menyimpan uang dan bertransaksi dengan
menggunakan kartu atau gadget dan nomor telepon
selulernya sebagai identitasnya. Hal inilah yang
sedang dipersiapkan pemerintah bersama berbagai
pemangku kepentingan lainnya, termasuk Otoritas
Jasa Keuangan dan Bank Indonesia, sebagai otoritas
perbankan dan sistem pembayaran.
Kemiskinan di Indonesia dari dulu sampai
sekarang merupakan pekerjaan rumah bagi setiap
pemerintah daerah dan negara. Untuk mengentas
kemiskinan
pemerintah
tiap
periode
terus
mengeluarkan banyak kebijakan dan terobosan
untuk
memperbaiki
iklim
ekonomi
dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
signifikan agar angka kemiskinan di indonesia bisa
berkurang secara bertahap.
Banyak negara yang gagal menerapkan
reformasi dasar yang dapat meningkatkan
produktivitas, meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dan meningkatkan standar hidup, negara-negara
berkembang gagal untuk memanfaatkan potensi
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk
mendorong transformasi sosial dan ekonomi dan

mengejar ketinggalan dengan negara-negara yang


lebih maju.
Data dari laporan Jaringan Kesiapan Index
(NRI), yang mengukur 143 negara dalam hal
kapasitas mereka untuk mempersiapkan, penggunaan
dan pengaruh TIK, menunjukkan bahwa kesenjangan
antara ekonomi terbaik dan terburuk melakukan
melebar. Mereka di atas 10% telah melihat dua kali
tingkat peningkatan sejak 2012 seperti yang di bawah
10%. Ini menunjukkan skala tantangan yang dihadapi
berkembang dan negara-negara berkembang karena
mereka
berusaha
untuk
mengembangkan
infrastruktur, lembaga dan keterampilan yang
diperlukan untuk menuai keuntungan penuh TIK,
karena hanya 39% dari populasi global menikmati
akses ke internet meskipun fakta bahwa lebih dari
setengah sekarang memiliki ponsel.
Progress oleh pasar negara berkembang
yang lebih besar di dunia terhadap kesiapan jaringan
sebagian besar telah mengecewakan. Federasi Rusia
adalah yang tertinggi ditempatkan bangsa BRICS,
memanjat sembilan tempat di 2015 untuk ke-41. Hal
ini bergabung di bagian atas peringkat oleh China,
yang tetap di 62. Semua anggota lain dari kelompok
telah menurun, dengan Afrika Selatan yang datang
berikutnya (75, turun lima), diikuti oleh Brasil (84,
turun 15) dan India (89, turun enam).
Laporan tersebut menunjukkan bahwa
kesenjangan digital di seluruh negara meningkat dan
ini menjadi perhatian besar, begitupun dengan
Indonesia. Mengingat laju tanpa henti dari
perkembangan teknologi, negara-negara kurang
berkembang beresiko meninggalkan jauh di belakang
dan tindakan nyata diperlukan segera untuk
mengatasi ini.
Dengan laporan yang menyatakan korelasi
yang sangat tinggi antara adopsi ICT oleh individu,
bisnis dan pemerintah, dan kapasitas untuk
menghasilkan dampak ekonomi dan sosial, juga
mencatat bahwa kepemimpinan pemerintah dalam
penciptaan lingkungan peraturan dan bisnis yang baik
dengan pasar ICT kompetitif adalah kebutuhan pokok
untuk semua negara.
Tapi sementara tindakan pemerintah perlu
untuk mengatasi kesenjangan digital, upaya juga
harus dilakukan untuk mendorong masyarakat untuk

15

berpartisipasi dalam ekonomi digital, berpendapat


Bahjat El-Darwiche, Partner, Strategi &, dan
pemimpin firm ini Komunikasi, Media dan Teknologi
praktek di Tengah Timur. Pasar negara berkembang
harus menjamin pasokan berkelanjutan konten digital
lokal dan relevan jika mereka memberi lebih banyak
orang alasan untuk online. Hal ini memerlukan
tindakan terkoordinasi antara pemain utama yang
memiliki peran penting dalam pengembangan
ekosistem digital: pemerintah, merek, operator dan
pengembang konten. Lebih dan lebih baik konten
lokal akan membantu untuk menyediakan pekerjaan
dan pendapatan yang lebih tinggi kepada jutaan orang
di pasar negara berkembang.

ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk


memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan
makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi
Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki
rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah
garis kemiskinan.
2. Tenaga Kerja
Penduduk Usia 15 tahun ke Atas menurut Jam
Kerja Utama dan Lapangan Pekerjaan Utama
Transportasi, Pergudangan

Di bawah TIK tema untuk Pertumbuhan


Inklusif, The Global Information Technology Report
2015 juga dilengkapi 10 esai dari para ahli terkemuka
dan praktisi yang menampilkan solusi untuk
memungkinkan semua orang untuk mendapatkan
keuntungan dari dan berpartisipasi dalam revolusi
ICT.
Laporan ini merupakan hasil kerjasama
antara World Economic Forum, INSEAD dan Samuel
Curtis Johnson Graduate School of Management di
Cornell University. Itu manfaat dari dukungan yang
berharga dari Cisco dan Strategi.
Tentang Indeks Kesiapan Jaringan
Sejak tahun 2001, Indeks Networked
Readiness (NRI) menilai secara tahunan faktor,
kebijakan dan institusi yang memungkinkan suatu
negara untuk memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) untuk kemakmuran bersama.
Penilaian ini didasarkan pada agregasi dari 53
indikator individu dikelompokkan dalam empat
komponen utama: lingkungan, kesiapan, penggunaan
dan dampak. Indikator individu menggunakan
kombinasi data dari sumber yang tersedia dan hasil
Executive Opinion Survey, sebuah survei global
13.000 eksekutif bisnis yang dilakukan oleh World
Economic Forum bekerjasama dengan jaringan dari
160 Institutes Partner.
1. Penduduk Miskin
Konsep : untuk mengukur kemiskinan, BPS
menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan
pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai

Badan Pusat Statistik, 2016


Dari data tabel di atas bisa dilihat
bahwasannya tingkat tenaga kerja berdasar jam
kerjanya mengalami fluktuasi, terlihat adanya
penurunan maupun kenaikkan tenaga kerja. Hal ini
menunjukkan perlunya solusi dalam pemanfaatan
digital ekonomi guna era digital ekonomi ini bisa
diakses oleh semua kalangan tanpa terkecuali
sehingga bisa mengatasi buta informasi dan buta
huruf masyarakat.
PENUTUP
Harus diingat bahwa perbankan memiliki
regulasi yang cukup ketat belajar dari berbagai
peristiwa atau krisis finansial di masa lalu sehingga
berbagai dampak negatif yang mungkin muncul dari
regulasi yang kelak akan dihasilkan perlu dipikirkan
secara matang dan diantisipasi secara cermat. Tentu
saja, kita bisa belajar dari pengalaman berbagai
negara lain yang sudah mulai bereksperimen dengan
inklusi keuangan digital ini. Apa yang berhasil dan

16

belum berhasil,
pelaksanaannya.

perlu

dianalisa

dan

dimulai

Sementara
itu,
sebaiknya
kita
mempersiapkan diri, dan mengajak orang-orang di
sekitar kita untuk menyambut era baru yang tak
terelakkan ini.
Referensi :
https://www.bps.go.id diakses Rabu, 31 Agustus
2016
http://presidenri.go.id/topik-aktual/inklusi-keuanganekonomi-digital-dan-kesejahteraanrakyat.html diakses Rabu, 31 Agustus 2016
http://riset.polnep.ac.id/bo/upload/penelitian/penerbit
an_jurnal/06eksos%204%20yarlina%20okt12.pdf diakses Rabu,
31 Agustus 2016
https://kominfo.go.id/content/detail/6698/ekonomidigital-untuk-mengentas-kemiskinan-paranelayan/0/sorotan_media diakses Rabu, 31 Agustus
2016
Biro Kajian dan Aksi Strategis KEMENSOSPOL
BEM FEB Unsoed 2016

MENGKAJI URGENSI UNDANGUNDANG YANG MENGATUR


DIGITAL ECONOMY
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan globalisasi,
dunia perdagangan dan dunia bisnis ikut berkembang
dengan munculnya model transaksi bisnis dengan
teknologi tinggi (high-tech improvement). Kondisi
ini di satu pihak membawa keuntungan terutama
karena efisiensi, namun di pihak lain membawa
keraguan terutama untuk permasalahan hukum
mengenai legal certainty atau kepastian hukum,
keabsahan transaksi bisnis, masalah tanda tangan
digital (digital signature), data massage, jaminan
keaslian (authenticity) data, kerahasiaan dokumen
(privacy), hukum yang ditunjuk jika terjadi
pelanggaran kontrak (breach of contract), masalah
yurisdiksi hukum serta hukum yang diterapkan
(aplicable law) bila terjadi sengketa, pajak (tax), juga
perlindungan
terhadap
konsumen
pengguna
(protections of consumers). Tulisan ini bertujuan
untuk mengangkat seputar permasalahan hukum dan
perundang-undangan dalam transaksi (perdagangan)

melalui media elektronik (e-commerce) serta aspek


hukum perlidungan konsumen dalam transaksi
melalui media elektronik (e-commerce).
Sebagai suatu bentuk transaksi atau
perdagangan yang relatif baru sehubungan dengan
perkembangan teknologi informasi, transaksi ecommerce ini mengandung beberapa permasalahan
terutama permasalahan hukum mengenai legal
certainty atau kepastian hukum. Selain itu karena
karakteristiknya yang khas di mana penjual dan
pembeli
tidak
bertemu
secara
langsung,
bagaimanakah hukum terutama hukum positif di
Indonesia dapat meng-counter hal tersebut.
PEMBAHASAN
Aplikasi internet saat ini telah memasuki
berbagai bidang kehidupan manusia, baik dalam
bidang politik, sosial, budaya, maupun ekonomi dan
bisnis.
Sehubungan dengan peningkatan serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
terutama teknologi informasi yang telah disebut di
atas, dalam bukunya Alvin Toffler memprediksi
bahwa di era milenium ketiga, teknologilah yang
akan memegang peranan yang signifikan dalam
kehidupan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi modern ini, menciptakan berbagai
perubahan dalam kinerja manusia. Selanjutnya
dikatakan bahwa teknologi internet telah pula
merubah secara signifikan tiga dimensi kemanusiaan,
meliputi perilaku manusia (human action), interaksi
manusia (human interaction) dan hubungan antar
manusia (human relations).
Dalam bidang perdagangan, adanya
teknologi internet atau cybernet memungkinkan
transaksi bisnis tidak hanya dilakukan secara
langsung (face to face, direct selling), melainkan
dapat menggunakan teknologi ini. Media internet
sendiri mulai banyak dimanfaatkan sebagai media
aktivitas bisnis terutama karena kontribusinya
terhadap efisiensi. Efisiensi merupakan salah satu
keuntungan dalam transaksi melalui media internet
karena penghematan waktu, baik karena tidak
perlunya penjual dan pembeli bertemu secara
langsung, tidak adanya kendala transportasi dan juga
sistem pembayaran (payment) yang mudah.
Aktivitas atau transaksi perdagangan melalui
media internet ini dikenal dengan istilahelectronic
commerce (e-commerce). E-commerce
tersebut
terbagi atas dua segmen yaitu perdagangan antar
pelaku usaha (business to business e-commerce) dan

17

perdagangan antar pelaku usaha dengan konsumen


(business to consumer ecommerce). Segmen
business to business e-commerce memang lebih
mendominasi pasar saat ini karena nilai transaksinya
yang tinggi, namun level business to consumer ecommerce juga memiliki pangsa pasar tersendiri
yang potensial.
Di Indonesia sendiri, fenomena transaksi
dengan
menggunakan
fasilitas
internet ecommerce ini sudah dikenal sejak tahun 1996
dengan munculnya situs http://www.sanur.com
sebagai toko buku on-line pertama. Meski belum
terlalu populer,
pada tahun 1996 mulai
bermunculan berbagai situs yang melakukan ecommerce. Sepanjang tahun 1997-1998 eksistensi ecommerce di Indonesia sedikit menurun disebabkan
karena krisis ekonomi. Namun sejak tahun 1999
hingga saat ini transaksi e-commerce kembali
menjadi fenomena yang menarik perhatian meski
tetap terbatas pada minoritas masyarakat Indonesia
yang mengenal teknologi.
Transaksi melalui web adalah salah satu
fasilitas yang sangat mudah dan menarik. Seorang
pengusaha, pedagang (vendor) ataupun korporasi
dapat mendisplay atau memostingkan iklan atau
informasi mengenai produk-produknya melalui
sebuahwebsite atau situs, baik melalui situsnya
sendiri
atau
melalui
penyedia
layanan
website komersial lainnya. Jika tertarik, konsumen
dapat
menghubungi
melalui
website
atau
guestbook yang tersedia dalam situs tersebut dan
memprosesnya lewat website tersebut dengan
menekan tombol accept, agree atau order.
Pembayaran pun dapat segera diajukan melalui
penulisan nomor kartu kredit dalam situs tersebut.
Namun di samping beberapa keuntungan
yang ditawarkan seperti yang telah disebutkan di
atas,
transaksi e-commerce juga
menyodorkan
beberapa permasalahan baik yang bersifat psikologis,
hukum maupun ekonomis. Permasalahan yang
bersifat psikologis misalnya adanya keraguan atas
kebenaran data, informasi atau massagekarena para
pihak tidak pernah bertemu secara langsung. Oleh
karena itu, masalah kepercayaan (trust) dan itikad
baik (good faith) sangatlah penting dalam menjaga
kelangsungan transaksi.
Permasalahan Hukum
Untuk permasalahan hukum, masalah yang
muncul biasanya mengenai legal certaintyatau

kepastian hukum. Permasalahan tersebut misalnya


mengenai keabsahan transaksi bisnis dari aspek
hukum perdata (misalnya apabila dilakukan oleh
orang yang belum cakap/dewasa), masalah tanda
tangan digital atau tanda tangan elektronik dan data
massage. Selain itu permasalahan lain yang timbul
misalnya berkenaan dengan jaminan keaslian
(authenticity) data, kerahasiaan dokumen (privacy),
kewajiban sehubungan dengan pajak (tax),
perlindungan konsumen (protections of consumers),
hukum yang ditunjuk jika terjadi pelanggaran
perjanjian atau kontrak (breach of contract), masalah
yurisdiksi hukum dan juga masalah hukum yang
harus diterapkan (aplicable law) bila terjadi sengketa.
Permasalahan yang disebutkan di atas menunjukkan
bahwa transaksi melalui e-commerce mempunyai
resiko yang cukup besar. Khusus mengenai
pembayaran misalnya ada resiko yang timbul karena
pihak konsumen biasanya memiliki kewajiban untuk
melakukan pembayaran terlebih dahulu (advanced
payment), sementara ia tidak bisa melihat kebenaran
serta kualitas barang yang dipesan dan tidak adanya
jaminan kepastian bahwa barang yang dipesan akan
dikirim sesuai pesanan. Lebih jauh lagi pembayaran
melalui pengisian nomor kartu kredit di dalam suatu
jaringan publik (open public network) seperti
misalnya internet juga mengandung resiko yang
tidak kecil, karena membuka peluang terjadinya
kecurangan baik secara perdata maupun pidana.
Hal ini disebabkan karena di dalam
transaksi e-commerce, para pihak yang melakukan
kegiatan perdagangan/perniagaan hanya berhubungan
melalui suatu jaringan publik (public network) yang
terbuka. Koneksi ke dalam jaringan internet sebagai
jaringan publik merupakan koneksi yang tidak aman,
sehingga hal ini menimbulkan konsekuensi bahwa
transaksi e-commerce yang dilakukan dengan koneksi
ke internet adalah bentuk transaksi beresiko tinggi
yang dilakukan di media yang tidak aman. Namun
demikian, kelemahan yang dimiliki oleh internet
sebagai jaringan publik yang tidak aman ini telah
dapat diminimalisasi dengan adanya penerapan
teknologi penyandian informasi (crypthography)
yaitu suatu proses sekuritisasi dengan melakukan
proses enskripsi (dengan rumus algoritma) sehingga
menjadi chipher/locked data yang hanya bisa
dibaca/dibuka dengan melakukan proses reversal
yaitu proses deskripsi sebelumnya. Selain itu
kelemahan hakiki dariopen network yang telah
dikemukakan tersebut sebenarnya sudah dapat

18

diantisipasi atau diminimalisasi dengan adanya


sistem pengamanan digital signature yang juga
menggunakan teknologi sandi crypthography.
Walaupun demikian, salah seorang pakar
internet Indonesia, Budi Raharjo, menilai bahwa
Indonesia memiliki potensi dan prospek yang cukup
menjanjikan untuk pengembangan e-commerce.
Berbagai
kendala
yang
dihadapi
dalam
pengembangane-commerce ini seperti keterbatasan
infrastruktur,
ketersediadaan
undang-undang,
jaminan keamanan transaksi dan terutama sumber
daya manusia bisa diupayakan sekaligus dengan
upaya pengembangan pranata e-commerce.
Sekalipun
menimbulkan
resiko,
mengabaikan pengembangan kemampuan teknologi
akan menimbulkan dampak negatif di masa depan,
sehingga keterbukaan, sifat proaktif serta antisipatif
merupakan alternatif yang dapat dipilih dalam
menghadapi dinamika perkembangan teknologi. Hal
ini disebabkan karena Indonesia dalam kenyataannya
sudah menjadi bagian dari pasar e-commerce global.
Dalam bidang hukum, hingga saat ini Indonesia
belum memiliki pranata hukum atau perangkat
hukum yang secara khusus dapat mengakomodasi
perkembangan e-commerce, padahal pranata hukum
merupakan hal yang sangat penting dalam bisnis.
Permasalahan
Hukum
(Kontrak)
dalam
Transaksi E-Commerce
Dalam Perlindungan Konsumen dalam ECommerce, mengidentifikasi beberapa permasalahan
hukum yang dapat dihadapi konsumen dalam
transaksi e-commerce. Permasalahan tersebut adalah:
otentikasi subyek hukum yang membuat
transaksi melalui internet;
saat perjanjian berlaku dan memiliki
kekuatan mengikat secara hukum ;
obyek transaksi yang diperjualbelikan;
mekanisme peralihan hak;
hubungan
hukum
dan
pertanggungjawaban para pihak yang
terlibat dalam transaksi baik penjual,
pembeli, maupun para pendukung
seperti perbankan, internet service
provider (ISP), dan lain-lain;
legalitas dokumen catatan elektronik
serta tanda tanan digital sebagai alat
bukti.
mekanisme penyelesaian sengketa;

pilihan hukum dan forum peradilan


yang berwenang dalam penyelesaian
sengketa.

M. Arsyad Sanusi membagi permasalahan


hukum dalam transaski e-commercemenjadi dua yaitu
permasalahan yang sifatnya substasial dan
permasalahan
yang
sifatnya
prosedural.
Permasalahan yang bersifat substasial diidentifikasi
menjadi 5 (lima) yaitu permasalahan mengenai
keaslian data massage dan tanda tangan elektronik;
keabsahan
(validity);
kerahasiaan
(confidentially/privacy) dan keamanan (security) dan
availabilitas (availability). Untuk permasalahan yang
bersifat prosedural dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu
permasalahan yurisdiksi atau forum; permasalahan
hukum yang diterapkan (applicable law) dan
permasalahan yang berhubungan dengan pembuktian
(evidence). Berikut akan dideskripsikan beberapa
permasalahan yang bersifat substansial dan
prosedural dalam transaksi e-commerce serta pranata
hukum yang dapat memberikan perlindungan
terhadap konsumen.
Permasalahan yang Bersifat Substansial
Permasalahan pertama adalah
mengenai
keaslian data massage dan tanda tangan elektronik.
Untuk keaslian data massage dan tanda tangan
elektronik, permasalahan mengenai authenticity yang
timbul adalah apakah pengiriman data massage baik
dari konsumen atau server adalah benar seperti yang
diduga atau diharapkan? Biasanya peralatan yang
digunakan untuk memverifikasi identitas users
adalah password. Namun password-pun dapat diduga
atau ditipu dan diintersepsi. Demikian pula alamat
dapat dipalsu dan disadap oleh para hacker, sehingga
keaslian atau otentisitas daridata massage tidak dapat
lagi dijamin. Hal ini menjadi permasalahan vital
dalam e-commerce karena data massage inilah yang
akan dijadikan dasar utama terciptanya suatu
perjanjian atau
kontrak,
baik
menyangkut
kesepakatan ketentuan dan persyaratan perjanjian
atau kontrak maupun substansi perjanjian atau
kontrak itu sendiri.
Sebagai solusi, selama ini dimunculkan alat atau
teknik yang dianggap mampu memberikan otentikasi
yaitu kriptografi (cryptography) dan tanda tangan
elektronik (electronic/digital signature). Dua teknik
inilah yang selama ini dianggap sebagai pilar atau
penopang e-commerce dan
dianggap
telah

19

memungkinkan dokumen elektronik untuk memiliki


posisi yang sama dengan dokumen kertas.
Kriptografi
adalah
sebuah
teknik
pengamanan dan sekaligus pengotentikan data yang
terdiri dari dua proses yaitu enskripsi dan deskripsi.
Enskripsi adalah sebuah proses yang menjadikan teks
informasi tidak terbaca oleh pembaca yang tidak
berwenang karena telah dikonversi ke dalam bahasa
sandi atau kode, sedangkan deskripsi adalah proses
kebalikan dari enskripsi, yaitu menjadikan informasi
yang asalnya telah dienskripsi untuk dibaca kembali
oleh pembaca yang memiliki wewenang.
Tanda
tangan
elektronik
menjadi
permasalahan substansial sehubungan dengan
otentikasi. Tanda tangan elektronik atau digital tidak
hanya
digunakan
untuk
memverifikasi
keotentikan data massage tapi digunakan pula untuk
meneliti identitas pengirim data, sehingga seseorang
bisa yakin bahwa orang yang mengirim data massage
benar-benar memiliki wewenang. Yang menjadi
perdebatan adalah berkenaan dengan keabsahan
sebuah kontrak on-line yang menggunakan digital
signature. Apakah digital signature ini dapat
menggantikan posisi tanda tangan konvensional
karena
keduanya
memiliki
bentuk
fisik
yang berbeda? Dengan demikian harus dilihat
kembali apakah definisi dari tanda tangan itu, karena
bagi ahli yang menganut madzhab skriptualis, yang
menekankan pada bunyi teks hukum secara tekstual,
maka keabsahan digital signature ini akan dianggap
tidak sah.
Secara internasional UNCITRAL Model
Law on Electronic Commerce dan ETA Singapore
telah menerima tanda tangan elektronik sebagai tanda
tangan yang valid. Bagaimana dengan Indonesia?
Tampaknya usaha ke arah ini belum menampakkan
perkembangan.
Secara
khusus
kita
belum
mengadopsi pengaturan ini dan belum membentuk
legislasi atau aturan khusus mengenai hal ini.
Permasalahan yang menyangkut substansi
yang kedua adalah masalah keabsahan (validity).
Sahkah perjanjian yang dilakukan secara on-line,
yang memiliki beberapa perbedaan secara prosedural
dengan perjanjian konvensional yang lazim
digunakan?
Sebagaimana
dalam
perdagangan
konvensional,
transaksi e-commerce menimbulkan
perikatan antara para pihak untuk memberikan suatu
prestasi sebagai contoh dalam perikatan atau
perjanjian jual beli, sehingga dari perikatan ini timbul

hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para


pihak yang terlibat.
Jual-beli merupakan salah satu jenis
perjanjian yang diatur
dalam KUHPerdata,
sedangkan e-commerce pada dasarnya merupakan
model transaksi jual-beli modern yang menggunakan
inovasi teknologi seperti internet sebagai media
transaksi.
Dengan
demikian
selama
tidak
diperjanjikan lain, maka sebenarnya ketentuan umum
tentang perikatan dan perjanjian jual-beli yang diatur
dalam Buku III KUHPerdata seharusnya dapat
berlaku sebagai dasar hukum aktifitas e-commerce di
Indonesia. Jika dalam pelaksanaan transaksi ecommerce tersebut timbul sengketa, maka para pihak
dapat mencari penyelesaiannya dalam ketentuan
tersebut.
Pada umumnya asas yang digunakan untuk
transaksi dagang atau jual beli adalah asas
konsensualisme, yaitu suatu asas yang menyatakan
bahwa perjanjian jual beli sudah dilahirkan pada saat
atau detik tercapainya sepakat mengenai barang dan
harga. Asas ini juga dianut dalam hukum perdata di
Indonesia yang diatur dalam Pasal 1458 KUH
Perdata (Burgerlijk Wetboek). Selain itu ada syarat
lain yang juga harus dipenuhi untuk sahnya suatu
perjanjian. Mengenai syarat sahnya suatu perjanjian
di Indonesia diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata,
yaitu adanya kesepakatan antara para pihak,
dilakukan oleh orang yang cakap hukum, adanya hal
atau obyek tertentu dan adanya suatu causa atau
sebab yang halal.
Bagaimana
dengan
kontrak on-line?
Menurut para pemerhati e-commerce, kondisi-kondisi
hukum di atas juga berlaku mutatis mutandis pada
kontrak on-line, karena sebenarnya kontrak online adalah sama kondisinya dengan kontrak pada
umumnya atau kontrak konvensional, hanya saja
dalam kontrak on-line digunakan piranti teknologi
canggih dengan berbagai macam variasinya. Sebagai
contoh Michael Chissick dan Kelman secara tegas
menyatakan bahwa dalam e-commerce sebenarnya
tidak ada hal-hal yang baru, melainkan hanya
permasalahan lama yang dikemas dalam bingkai
yang baru karena perbedaan sarana dan prasarana
yang dimungkinkan oleh teknologi internet.
Namun perlu pula dicermati bahwa
sebenarnya permasalahannya tidaklah sesederhana
itu. E-commerce merupakan model perjanjian jualbeli dengan karakteristik yang berbeda dengan model
transaksi jual-beli konvensional, apalagi dengan

20

daya jangkau yang tidak hanya lokal tapi juga


bersifat global. Apakah kemudian ketentuan jual-beli
konvensional sebagaimana diatur dalam KUH
Perdata secara tepat sesuai dan cukup untuk adaptif
dengan konteks e-commerce atau perlukan membuat
regulasi khusus untuk mengatur ecommerce ?
Mengenai pertanyaan kapan lahirnya
kontrak web atau
kontrak on-line yang
sifatnya
mengikat serta valid dalam hukum? Sejauh ini dapat
dikemukakan dua pendapat dengan argumentasinya
sendiri-sendiri. Pertama, kontrak web lahir pada
saat buyeratau konsumen melakukan klik penerimaan
agree atau accept, yang berarti data sudah
terkirim dan tidak dapat ditarik kembali. Ini
menandakan telah terjadi kesepakatan antara pihak
penjual dan pembeli. Kedua, kontrak lahir dan
mengikat ketika seller atau penjual menerima pesan
order tersebut dan buyer atau konsumen telah
menerima acknowledgement of receipt.
Permasalahan ketiga adalah masalah
kerahasiaan (confideniality/ privacy). Kerahasiaan
yang dimaksud di sini meliputi kerahasiaan data atau
informasi dan juga perlindungan terhadap data atau
informasi dari akses yang tidak sah dan tanpa
wenang. Untuk e-commerce, masalah kerahasiaan ini
sangat penting karena berhubungan dengan proteksi
terhadap data keuangan, informasi perkembangan
produksi, struktur organisasi serta informasi lainnya.
Kegagalan untuk menjaga kerahasiaan dapat
berujung pada terjadinya suatu dispute yang berujung
pada tuntutan ganti rugi. Secara teknis solusinya
dapat berupa penyediaan teknologi dan sistem yang
tidak memberikan peluang kepada orang yang tidak
berwenang untuk membuka dan membaca massage.
Untuk upaya hukum, dapat dilakukan dengan
membuat aturan hukum mengenai perlindungan
terhadap informasi digital.
Masalah keempat adalah masalah keamanan
(security). Masalah keamanan ini tidak kalah penting
karena dapat menciptakan rasa percaya bagi para
pengguna dan pelaku bisnis untuk tetap
menggunakan media elektronik untuk kepentingan
bisnisnya. Masalah keamanan yang timbul biasanya
karena kerusakan (error) pada sistem atau data yang
dilakukan oleh pihak ketiga yang tidak bertanggung
jawab.
Masalah terakhir yang sering timbul adalah
masalah availabilitas atau ketersediaan data. Masalah
ini penting sehubungan dengan keberadaan informasi
yang dibuat dan ditransmisikan secara elektronik

harus tersedia bila dibutuhkan. Dengan ini, untuk


menjaga kepercayaan (trust) dan itikad baik (good
faith), harus dibuat suatu sistem pengamanan yang
dapat memproteksi dan mencegah terjadinya
kesalahan atau hambatan baik kesalahan teknis,
kesalahan pada jaringan dan kesalahan profesional.
Permasalahan yang Bersifat Prosedural
Di
atas
sudah
disebutkan
bahwa
permasalahan hukum yang bersifat prosedural adalah
permasalahan yurisdiksi atau forum; permasalahan
hukum yang diterapkan (applicable law) dan
permasalahan yang berhubungan dengan pembuktian
(evidence).
Masalah pertama mengenai yurisdiksi atau
forum. Masalah yurisdiksi dalam e-commerce
sangatlah kompleks, rumit dan sangat urgen untuk
dibicarakan, karena bisa menyangkut yurisdiksi dua
negara atau lebih. Padahal setiap keputusan
pengadilan yang tidak memilki yurisdiksi atas
perkara tertentu atau personal incasupara pihak dapat
dinyatakan batal demi hukum. Masalah yurisdiksi ini
menjadi relevan ketika pengadilan mencoba
menggunakan kekuasaannya terhadap orang yang
bukan penduduk atau tidak tinggal dalam batas-batas
teritorial negara tertentu. Pengadilan dalam hal ini
tidak dapat menerapkan atau mengadili perkara
tertentu kecuali negara tersebut saling mengadakan
perjanjian mengenai penentuan yurisdiksi.
Dalam penentuan yurisdiksi perlu diperhatikan halhal seperti lokasi para pihak, obyek kontrak serta
kehadiran para pihak. Terhadap negara yang telah
memiliki
perjanjian,
biasanya diberlakukan
peraturan mandatory, sedangkan untuk badan hukum
atau perusahaan, penentuan forumnya biasanya
adalah domisili perusahaan.
Dalam Hukum Perdata Internasional, konsep
di mana penggugat memilih yurisdiksi dapat
dilakukan berdasarkan asas teritorialitas atau
domicilie dan asas nasionaliteitatau kewarganegaraan
atau berdasarkan pilihan hukum para pihak.
Indonesia sendiri berdasar Pasal 16 AB menganut
asas nationaliteit untuk menentukan hukum yang
berlaku bagi status personil seseorang. Selain itu,
mengenai kontrak berlaku asasthe proper law of
contract, di mana yurisdiksi juga dapat dipilih
berdasar lex loci contractus yaitu yurisdiksi yang
berlaku di mana kontrak dibuat atau lex loci
solutionisyaitu
forum
atau
hukum
tempat
pelaksanaan perjanjian.

21

Dalam
transaksi e-commerce,
karena
sifatnya yang khas di mana para pihak yang
melakukan perjanjian atau kontrak tidak bertemu
secara langsung dan perjanjian atau kontrak
dilakukan secara elektronik dan esensinya yang
menekankan pada efisiensi, cukup sulit untuk
menentukan hukum mana yang akan diberlakukan
apabila terjadi sengketa. Ada kemungkinan bahwa
kontrak dianggap sah misalnya di salah satu tempat,
namun dianggap tidak sah atau ilegal ditempat yang
lain.
Dalam perjanjian atau kontrak e-commerce,
pengaturan mengenai yurisdiksi kemudian biasanya
dilakukan dengan menggunakan pilihan hukum
(choice of law) yang dimasukkan dalam klausul
kontrak. Hal ini dimungkinkan karena pada
prinsipnya persoalan pilihan hukum adalah otonomi
dari para pihak. Masalah pilihan hukum
atau partijautonomie ini sebenarnya merupakan salah
satu ajaran khusus dalam Hukum Perdata
Internasional.
Dalam menentukan hukum yang berlaku
sesuai dengan Pilihan Hukum para pihak, maka
dalam suatu kontrak para pihak bebas untuk
melakukan pilihan sendiri hukum yang harus dipakai
untuk kontrak mereka, namun mereka tidak bebas
untuk menentukan sendiri perundang-undangan.
Harus ada batas-batas tertentu untuk kelonggaran
atau kebebasan memilih hukum, namun kebebasan
ini bukan berarti boleh sewenang-wenang, sehingga
pilihan hukum ini hanya diperkenankan sepanjang
tidak melanggar apa yang dinamakan sebagai
ketertiban umum (ordre public) dan tidak terjadi
penyelundupan hukum (fraus legis) yaitu sekedar
menghindarkan diri dari suatu kaidah hukum tertentu
yang memaksa.
Menurut Sudargo Gautama, masalah pilihan
hukum harus diartikan secara luas, tidak hanya
menyangkut kepada pilihan hukum di bidang harta
benda saja, tetapi segala perbuatan hukum yang
mengakibatkan karena kemauan sendiri, bagi yang
bersangkutan berlaku lain hukum perdata daripada
hukum perdata yang lazim ditentukan baginya
menurut peraturan-peraturan, termasuk di dalamnya
penundukan sukarela untuk perbuatan hukum tertentu
dan penundukan dianggap. Pilihan hukum ini
berkenaan baik dengan bidang hukum perdata
maupun hukum publik.19
Walaupun demikian, permasalahan yang
kemudian dapat timbul adalah pengakuan serta daya

mengikatnya putusan hakim suatu negara tertentu


untuk diberlakukan di negara lain apabila terjadi
sengketa atau adanya wanprestasi dari salah satu
pihak. Dengan demikian memang harus disadari
bahwa Hukum Perdata Internasional sendiri memiliki
batasan-batasan dalam keberlakukannya.
Masalah kedua adalah masalah hukum yang
diterapkan (applicable law). Walaupun masalah ini
erat kaitannya dengan yurisdiksi, dalam transaksi ecommerce, klausul kontrak dan kewajiban para pihak
secara umum seyogyanya tunduk pada hukum negara
yang dipilih oleh para pihak. Namun bagaimana bila
dalam penawaran yang tercantum dalam situs atau
web tersebut tidak secara expressis verbis
dicantumkan tentang forum mapun pilihan hukum?
Jika tidak ada pilihan hukum yang efektif, maka hak
dan kewajiban para pihak dapat ditentukan oleh
hukum lokal negara dengan memperhatikan
hubungan hukum yang memiliki signifikansi terdekat
dengan masalah para pihak.
Sejalan dengan hal ini, mengutip pandangan
Moris, the proper law of the contractadalah suatu
sistem hukum yang dikehendaki oleh para pihak, atau
bila kehendak itu tidak dinyatakan dengan tegas, atau
tidak dapat diketahui dari keadaan disekitarnya, maka
berlaku the proper law of the contract, yang
merupakan sistem hukum yang memiliki kaitan yang
paling kuat dan nyata dalam transaksi yang terjadi.
Demikian pula Sudargo Gautama mengemukakan
teori the most characteristic connection yang
menyatakan bahwa pilihan hukum berada pada
kewajiban untuk melakukan prestasi yang paling
karakteristik merupakan tolok ukur untuk penentuan
hukum yang akan dipergunakan dalam mengatur
perjanjian.
Permasalahan
ketiga
yang
bersifat
prosedural adalah masalah pembuktian (evidence).
Untuk meminimalkan kecurangan-kecurangan dalam
suatu perjanjian diperlukan dokumen sebagai
pembuktian.
Bagaimana
dengan
dokumen
pembuktian
dalam
transaksi e-commerce?
Pembuktian juga merupakan hal yang penting dalam
transaksi e-commerce. Namun karena sifatnya yang
khas, biasanya bukti yang berupa dokumen
digantikan oleh data yang berupa rekaman
atau record.
Permasalahannya apakah rekaman data
(record data) dapat diterima dalam sistem hukum
Indonesia? Padahal kita tahu bahwa baik dalam Pasal
164 HIR yang menyebutkan mengenai alat bukti,

22

mapun dalam Pasal 184 KUHAP tidak disebutkan


mengenai alat bukti berupa rekaman data. Dapatkah
hukum Indonesia secara progresif membuka
kemungkinan untuk menerima bukti lain selain yang
sudah diatur tersebut, seperti misalnya data rekaman
dari komputer, padahal sampai saat ini, alat bukti
berupa rekaman elektronik masih menjadi
perdebatan? Untuk sementara, di Indonesia peraturan
perundang-undangan yang telah menerima bukti
elektronik seperti e-mail, fax dan data elektronik
komputer barulah UU Tindak Pidana Korupsi.
Mengingat
perkembangan
teknologi
informasi yang begitu cepat, peraturan perundangundangan yang mengatur mengenai pembuktian dan
alat bukti seyogyanya sesegera mungkin direformasi,
sehingga rekam data elektronik dapat digunakan
sebagai alat bukti. Tanpa reformasi hukum, maka
perdebatan mengenai hal ini akan terus berlanjut,
karena interpretasi mengenai alat bukti record
datasebagai surat dapat dianggap sebagai analogi.
Perlindungan Hukum terhadap Konsumen dalam
Transaksi E-Commerce
Salah satu kelebihan atau keuntungan
dalam e-commerce adalah informasi yang beragam
dan mendetail yang dapat diperoleh konsumen
dibandingkan dengan perdagangan konvensional
tanpa harus bersusah payah pergi ke banyak tempat.
Melalui internet
misalnya konsumen dapat
memperoleh aneka informasi barang dan jasa dari
berbagai situs yang beriklan dalam berbagai variasi
merek lengkap dengan spesifikasi harga, cara
pembayaran, cara pengiriman, bahkan fasilitas
pelayanantrack and trace yang memungkinkan
konsumen melacak tahap pengiriman barang yang
dipesannya.
Kondisi tersebut memberi banyak manfaat
bagi konsumen karena kebutuhan akan barang dan
jasa yang diinginkan dapat terpenuhi. Selain itu juga
terbuka kesempatan untuk memilih aneka jenis dan
kualitas barang dan jasa sesuai dengan keinginan dan
kemampuan finansial konsumen dalam waktu yang
relatif efisien.
Namun demikian,
e-commerce juga
memiliki kelemahan. Metode transaksi elektronik
yang tidak mempertemukan pelaku usaha dan
konsumen secara langsung serta tidak dapatnya
konsumen melihat secara langsung barang yang
dipesan berpotensi menimbulkan permasalahan yang
merugikan konsumen.

Salah satu contoh adalah ketidaksesuaian


jenis dan kualitas barang yang dijanjikan,
ketidaktepatan waktu pengiriman barang atau
ketidakamanan transaksi. Faktor keamanan transaksi
seperti keamanan metode pembayaran merupakan
salah satu hal urgen bagi konsumen. Masalah ini
penting sekali diperhatikan karena terbukti mulai
bermunculan kasus-kasus dalam e-commerce yang
berkaitan dengan keamanan transaksi, mulai dari
pembajakan
kartu
kredit, stock
exchange
fraud,banking fraud, akses ilegal ke sistem
informasi (hacking)
perusakan web
site sampai
dengan pencurian data.
PENUTUP
Beragam kasus yang muncul berkaitan
dengan pelaksanaan transaksi terutama faktor
keamanan dalam e-commerce ini tentu sangat
merugikan konsumen. Padahal jaminan keamanan
transaksi e-commerce sangat
diperlukan
untuk
menumbuhkan kepercayaan konsumen penggunanya.
Pengabaian
terhadap
hal
tersebut
akan
mengakibatkan pergeseran terhadap falsafah efisiensi
yang terkandung dalam transaksi e-commerce menuju
ke arah ketidakpastian yang nantinya akan
menghambat upaya pengembangan pranata ecommerce.
Permasalahan hukum serta pemecahan yang
sudah dijelaskan di atas, sebenarnya tidak lain
dimaksudkan sebagai upaya untuk memberikan
perlindungan terhadap konsumen dalam transaksi ecommerce. Walaupun tiak secara khusus disebutkan
untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen,
namun mengingat permasalahan yang dihadapi
adalah permasalahan yang umumnya dihadapi oleh
konsumen serta pemecahannya baik secarasubstansial
maupun secara prosedural, maka solusi yang telah
diungkapkan di atas dapat digunakan untuk
memberikan perlindungan terhadap konsumen.
Untuk
jaminan
keamanan, public
key
infrastructure saat ini dioperasikan oleh banyak
lembaga (dalam tataran internasional, seperti
Amerika
Serikat
misalnya)
baik
untuk
menunjang digita
signature dan
encryption
(pengacakan).
Salah
satu
cara
untuk
mengimplementasikan public key infrastructure
adalah dengan melakukan sertifikasi antardomain
(interdomain certification) atau dengan kata lain
penerbitan
sertifikat
oleh
dan
antar
suatu Certification Authority. Umumnya sertifikasi

23

antar domain ini mencerminkan pengakuan secara


hukum lintas domain dari semua komponen
pentingpublic
key
infrastructure,
termasuk
certification authority, sertifikat, digital signatures
dan rekaman pendukung transaksi yang berlangsung.
Jadi untuk menjamin keaslian suatu dokumen dan
memastikan tanda tangan digital memang milik
seseorang yang berhak lembaga Certification
Authority inilah yang menjamin keasliannya. Hal ini
tentunya sangat penting, mengingat ketidak aslian
dari certification
authority,
sertifikat,
digital
signatures dan rekaman pendukung transaksi yang
berlangsung secara potensial akan merugikan
konsumen.
Secara Nasional, pranata untuk memberikan
perlindungan terhadap konsumen adalah UU No. 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, namun
UU perlindungan Konsumen ini secara khusus belum
mengantisipasi perkembangan teknologi informasi di
dalam pengaturannya. Dalam tataran internasional,
telah dibuat kesepakatan-kesepakatan internasional
yang secara khusus dapat digunakan untuk
memberikan perlindungan terhadap konsumen dalam
transaksi e-commerce.
Liberalisasi
perdagangan
membawa
konsekuensi di mana semua barang dan jasa yang
berasal dari negara lain bisa masuk Indonesia
termasuk dengan menggunakanelectronic commerce.
Hal ini merupakan konsekuensi logis dari
disahkannya Undang-Undang No. 7 Tahun 1994
tentang Pengesahan Agreement Establishing The
World
Trade
Organization atau
persetujuan
pembentukan organisasi perdagangan dunia (WTO).
Namun masuknya barang dan jasa impor tersebut
bukannya tanpa masalah, di mana salah satu
permasalahan yang timbul adalah masalah
perlindungan konsumen. Demikian pula dalam hal
pengaturan hukum mengenai hal ini.
Sehubungan dengan permasalahan pengaturan hukum
dalam transaksi e-commerce,
David
Harland
mengemukakan bahwa :
One consequence of the globalization of
trade is a lissening of the significance of national
laws affecting such trade. . the non-territorial and
intangible nature of electronic commerce calls into
question the adequacy of existing law enforcement
mechanism that are still geared to tangible products
and national legislation.
Perkembangan
teknologi
informasi
sehubungan dengan transformasi global yang

melanda
dunia
membawa
akibat
pada
berkembangnya aktivitas perdagangan, salah satunya
adalah perdagangan atau transaksi melalui media
elektronik (transaksi e-commerce). Secara umum
berbagai masalah hukum yang berhubungan dengan
substansi hukum maupun prosedur hukum dalam
transaksi e-commerce
memang
sudah
dapat
terakomodasi dengan pengaturan-pengaturan hukum
yang ada, namun yang menjadi kelemahan dalam
kegiatan e-commerce ini karena belum adanya
pranata/undang-undang
yang
mengaturnya,
mengingat e-commerce ini akan jaya dan menjadi
kekuatan perekonomian Indonesia maka kami
harapkan dari tulisan ini bisa mendorong stakeholder
yang berwenang untuk segera mengatur segala
bentuk kegiatan e-commerce ini secara rinci dan
jelas, sehingga bisa berjalan lancar sesuai peraturan
yang telah ditetapkan.
Referensi :
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl5039/hu
kum-ecommerce diakses pada : Rabu,
8 Juni 2016.
Wisanggeni, Haryo. 0001. Dasar Hukum ECommerce Kita. Diakses pada : Rabu,
8
Juni
2016
dari
https://www.selasar.com/politik/dasarhukum-ecommerce-kita
Biro Kajian dan Aksi Strategis KEMENSOSPOL
BEM FEB Unsoed 2016

INVESTASI ASING ?
APA STRATEGI INDONESIA ?
Investasi adalah suatu istilah dengan
beberapa pengertian yang berhubungan dengan
keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan
dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu
harapan mendapatkan keuntungan pada masa depan.
Terkadang,
investasi disebut juga
sebagai
penanaman modal.
Investasi diindonesia sendiri dimuai sejak era
kepemimpinan presiden ke-2 indonesia yaitu
Presiden Soeharto dengan memebuka kesempatan
joint venture bersama Amerika mengenai Pt. FreePort
yang banyak mengudang pro dan kontra dari dalam
tatanan masyarakat. Mengenai peraturan resmi
perundang-undangan dimulai sejak dicetuskan
Undang-undang No.1 tahun 1967 tentang Penanaman

24

Modal Asing yang kemudian diperbaharui dengan


Undang-undang No 25 tahun 2007 tentang
Penanaman Modal dapat dikatakan tonggak sejarah
pengintegrasian ekonomi Indonesia ke dalam
perekonomian dunia.
Tonggak sejarah ini diperkuat dengan
diterbitkannya Undang-Undang No 7 tahun 1994
yang meratifikasi Perjanjian Pendirian WTO pada
Nopember 1994. Ketiga undang-undang tersebut
secara bertahap meliberalkan ekonomi Indonesia.
Liberalisasi merupakan kata yang banyak disanjung
sekaligus dihujat oleh berbagai kelompok
masyarakat. Disanjung karena liberalisasi dipercaya
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
dihujat sebab liberalisasi juga yang meminggirkan
sebagian anggota masyarakat khususnya masyarakat
ekonomi lemah.
Maraknya investasi asing yang masuk ke
indonesia menjadikan indonesia mau tidak mau harus
dihadapi, bisa tidak bisa harus bisa karena semuanya
sudah didepan mata. Salah satu Dampak investasi
asing bagi bidang transpostasi suatu perusahaan yang
bekaitan juge dengan perekonomian investor local.
Top of Form.
Asosiasi Logistic Minta
Investasi Asing
Diperketat.
Asosiasi Logistik dan Forwader Indonesia
meminta pemerintah mengkaji ulang kebijakan yang
membolehkan asing mengempit modal hingga 67%
di bidang jasa pengurusan transportasi. Alasan
mereka, pemerintah juga harus mempertimbangkan
kemampuan pengusaha lokal. Diperbolehkannya
asing memiliki saham hingga 67% akan
mematikan pengusaha
dalam
negeri,
ujar
Koordinator Wilayah Sumatera Asosiasi Logistik dan
Forwader Indonesia (AlFI) Khairul Mahall. Menurut
dia, sama dengan kekhawatiran di sektor lain, ALFI
juga mengkhawatirkan soal tidak kuatnya daya saing
pengusaha lokal dengan asing dalam soal
permodalan. Ia menyebutkan, dengan suku bunga
kredit jauh lebih rendah atau hanya sekitar 3%, asing
leluasa mengalahkan usaha pengusaha nasional yang
modal kerjanya berbunga hingga 13%. ALFI
berharap, pemerintah mengkaji ulang kebijakan itu
karena pemberian kebebasan asing dalam penanaman
modal hingga 67% dipastikan sangat mengganggu
pengusaha nasional. ALFI juga meragukan
pengawasan pemerintah atas modal asing yang

sebesar 67% tersebut. Dikhawatirkan, pada akhirnya


modal asing bisa lebih bahkan mungkin bisa 100%,
meski dalam izin resmi hanya maksimal 67%,
Kekhawatiran itu mengacu pada fakta di
lapangan dewasa ini bahwa banyak perusahaan asing
berkedok perusahaan nasional yang sudah beroperasi
di bisnis jasa pelayanan transportasi.Perusahaan itu
hingga dewasa ini sulit dan bahkan tidak terjangkau
pemerintah untuk ditindak. ALFI berharap DPR RI,
DPD RI, termasuk para gubernur berpihak ke
pengusaha nasional dengan mendesak pihak eksekutif
meninjau kembali besarnya modal asing di jasa
pengurusan transportasi itu, ujar pria yang juga
Managing Director PT Sahara Trainindo. Ia
menyebutkan, perlindungan kepada pengusaha
nasional jasa pengurusan transportasi itu bukan hanya
untuk kepentingan pengusaha, melainkan untuk
kepentingan pekerja lokal yang cukup banyak. Kalau
pengusaha asing yang lebih banyak beroperasi,
ancaman tergantinya pekerja lokal ke asing juga
sangat besar karena pekerja asing juga semakin bebas
masuk ke Indonesia.
Investasi asing memang sedang marak
diberbagai negara termasuk Indonesia , tidak bisa
dipungkiri lagi era investasi asing kini telah
merambah hingga keberbagai sector, yang harus
dilakukan itu ialah bagaimana cara Indonesia untuk
menghadapi ketatnya persaingan dengan investor
asing yang semakin meningkat sejak 5 tahun teakhir.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan indonesia
sebagai strategi mengahapi investasi asing ini.
Turunkan bunga kredit
Pengamat ekonomi Sumut Wahyu Ario
Pratomo mengatakan, pemerintah harus berhati-hati
membuat kebijakan soal keterbukaan investasi asing.
Jangan karena sibuk mau ngejar investor asing,
pemerintah lupa melindungi pengusaha lokal,
katanya. salah satu upaya untuk melindungi
pengusaha nasional adalah menurunkan suku bunga
kredit perbankan yang terlalu tinggi dari yang berlaku
di negara asing.
Melindungi UMKMK
Di bagian lain, Darmin Nasution
mengatakan, Paket Kebijakan Ekonomi X juga
dimaksudkan untuk meningkatkan perlindungan bagi
usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi

25

(UMKMK). Pemerintah misalnya menambah 19


bidang usaha yang dicadangkan untuk UMKMK
dalam revisi DNI.
Ke-19 bidang usaha itu tercakup dalam
kegiatan jenis usaha jasa bisnis/ jasa konsultasi
konstruksi
yang
menggunakan
teknologi
sederhana/madya dan/ atau risiko kecil/sedang dan/
atau nilai pekerjaan kurang dari Rp 10 miliar. Dalam
DNI sebelumnya, kata Darmin, dipersyaratkan
adanya sahamasingsebesar55% di bidang-bidang
usaha seperti jasa pra-design dan konsultasi, jasa
desain arsitektur, jasa administrasi kontrak, jasa
arsitektur lainnya, dan sebagainya.
Selain itu, terdapat 39 bidang usaha yang
dicadangkan untuk UMKMK diperluas nilai
pekerjaannya dari semula hingga Rp1 miliar menjadi
sampai dengan Rp50 miliar. Kegiatan itu mencakup
jenis usaha jasa konstruksi seperti pekerjaan
konstruksi untuk bangunan komersial, bangunan
sarana kesehatan, dan lain-lain, ujarnya.
UMKMK juga tetap dapat menanam modal,
baik di bidang usaha yang tidak diatur dalam DNI
maupun bidang usaha yang terbuka dengan
persyaratan lainnya. Perubahan daftar negatif
investasi ini telah dibahas sejak 2015 dan sudah
melalui sosialisasi, uji publik, serta konsultasi dengan
kementerian/lembaga, pelaku usaha, dan pemangku
kepentingan lainnya,
Peningkatan Daya Saing Ekonomi
Untuk
meningkatkan
daya
saing,industrialisasi harus dilakukan dalam segala
bidang, hanya dengan industrialisasi, penerapan
teknologiproduksi yang lebih baik dapatdilakukan.
Teknologi produksi adalah syarat utama untuk
meningkatkan produktivitas dan nilai tambah.
Umumnya industrialisasi dilakukan oleh
pemodal besar dengan kekuatan pendanaan dan
kemampuan entrepreneurship yang mumpuni.Namun,
menarik para pemodal besaruntukberinvestasi
jelastidak mudah. Banyak faktor eksternaldan
internal yang harus dibenahi.Stabilitas politik,
pungutan liar,penegakan hukum, infrastruktur,
danlain-lain.
Penguatan ekonomi kerakyatan juga wajib
dilakukan.Meskipun tidak bisa membawa perubahan
secara drastis, tapi penguatanperekonomian bawah

bisa meningkatkan ketahanan dan kemandirian


ekonomi Indonesia. Ekonomi rakyat umumnya
bersifat padat karya. Dengan gelontoran dana yang
sama, lapangan kerja yang tercipta lebih besar
daripada industripadat modal. Penguatan dunia usaha
rakyat juga akan meningkatkan daya beli yang akan
meningkatkan permintaan barang dan jasa.
Permintaan ini jelasakan menjadi pasar potensial bagi
investor. Investor akan lebih bergairah untuk
menanam modal dan akan mendorong penciptaan
lapangan kerjadan pertumbuhan ekonomi yang lebih
lanjut.
Koperasi
Strategi terbaik yang dapat dilakukanadalah
dengan
upaya
pemerintah
untukmendorong
pertumbuhan
koperasi.Keberadaan
koperasi
dapatmempermudah koordinasi para pemilikusaha
dengan karakteristik yanghomogen. Mereka bisa
menggabungkan modal untuk membeli peralatan
yang diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah
barang yang diproduksi, sesuatuyang sulit dilakukan
bila merekabergerak sendiri-sendiri. Salah satu
bentuk kongkrit upayaPemerintah RI dalam
meningkatkankomitmennya
dalam
mendukung
optimalisasi daya saing guna memacuproduktivitas
dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, dengan
terbitnyaInpres No. 6 Tahun 2014 pada 1September
2014.
Peningkatan Pendidikan dan SDM
Perbaikan dari segi pendidikan sangatlah diperlukan.
Karena era mendatang para generasi peneruslah yang
akan mewarisi segala aspek aspek negara , perbaikan
dalam bidang pendidikan bisa menjadi suatu program
yang nantinya sangat membantu dalam meningkatkan
kualitas SDM dalam negeri dan bisa meningktkan
kualitas investor local . peningkatan SDM menjadi
momok yang sangat diperlukan karena dengan
adanya SDM yang berkualitas tinggi maka banyak
dari permasalahan diindonesia bisa dikurangi secara
perlahan. Mengubah mindset masyakat memang
membutuhkan perjuangan yang cukup rumit namun
segala sesuatu bisa dimulai sejak saat ini dengan
penanaman pemahaman yang mandiri. Peran tenaga
intelektual sangatlah diperlukan dalam hal
peningkatan kualitas SDM itu sendiri, karena dari
kebanyakan orang yang hanya ingin cari aman sendiri
membuat kurangnya rasa simpati akan kualitas SDM
yang seharusnya bisa diusahan untuk sama rata .
Biro Kajian dan Aksi Strategis KEMENSOSPOL
BEM FEB Unsoed 2016

26

27

Anda mungkin juga menyukai