: Nada Fadhilah
NPM
: 260110150160
HARI/TANGGAL PRAKTIKUM
ASISTEN LABORATORIUM
: 1. Moses Prasetio
2. Arni Praditasari
2016
PEMERIKSAAN KEMURNIAN BAHAN BAKU ZnO SECARA TITRASI
KOMPLEKSOMETRI
I.
Tujuan
I.1. Menentukan kemurnian bahan baku ZnO dengan metode titrasi
kompleksometri.
I.2. Memahami prinsip titrasi kompleksometri.
II.
Prinsip
II.1.
Titrasi Kompleksometri
Suatu titrasi yang melibatkan pembetukan suatu kompleks atau ion
kompleks yang mudah larut tapi sedikit terdisosiasi (Underwood dan
Day, 2002).
II.2.
Komplekson
Zat yang dapat membentuk senyawa kompleks dengan ion logam
(Pudjaatmaka, 2002).
II.3.
Indikator EBT
Indikator EBT merupakan kelat logam yang terbentuk dengan molekul
Eriochrome Black-T dengan hilangnya ion-ion hidrogen dari fenolat
gugus OH dan pembentukan ikatan antara ion logam dan atom-atom
oksigen dan juga gugus azo (Underwood dan Day, 2002).
III.
Reaksi
Zn2+ + NH3
Zn2+ (aq) + EDTA4-(aq)
Zn(NH3)2+
Zn(EDTA)2--(aq)
(Gandjar, 2007)
IV.
Teori Dasar
Dalam analisis suatu zat kimia digunakan berbagai macam metode.
Salah satu metode yang digunakan untuk penetapan kadar logam adalah
metode kompleksometri. Metode ini didasarkan atas pembentukan senyawa
kompleks antara logam dengan zat pembentuk kompleks (Triwahyuni dan
Yusrin, 2008).
Pada praktikum kali ini, untuk memeriksa kemurnian bahan baku ZnO
digunakan metode kompleksometri. Kompleksometri atau pengkelatan itu
sendiri merupakan proses pengikatan logam dalam suatu cairan oleh suatu
senyawa yang memiliki lebih dari satu pasang elektron bebas. Pengikatan
ion logam tersebut menyerupai penjepitan (pengkelatan), senyawa yang
dijepit disebut senyawa pengkelat atau biasa disebut juga dengan ligan dan
ion logam dinamakan ion pusat, karena berada di titik pusat. Mekanisme
pengkelatan ini terjadi karena adanya penggunaan elektron bebas bersamasama antara ion logam dengan ion bahan pengkelat (Kumoro, 2012).
Berdasarkan Farmakope Indonesia IV, maupun United States of
Pharmacopeia, penentuan kadar zink /senyawa logam lainnya dapat
dilakukan dengan menggunakan titrasi kompleksometri. Titrasi
kompleksometri zink melibatkan pembentukan senyawa kompleks antara
zink dengan pereaksi Etilen Diamin Tetra-Asetat Dinatrium (EDTA) sebagai
pentiter dan Eriochrome Black-T (EBT) sebagai indikator penentuan titik
akhir titrasi (Annuryanti, 2015).
V.
Alat dan Bahan
V.1.
Alat
V.2.
VI.
Buret
Erlenmeyer
Gelas kimia
Labu ukur
Pipet volume
Statif
Timbangan
analitik
Indikator
universal
Bahan
Amonium klorida (NH4Cl)
Aquades
Indikator EBT
Larutan amonia p (NH4OH)
Larutan Di-Na-EDTA
Larutan HCl 4 N
Larutan ZnSO4 0,05 N
NaCl
ZnO
V.3.
Data Pengamatan
VII. Pembuatan Larutan HCL 4N (100 ml)
VII.1.
VII.2. PROSEDUR
NO
VII.4.
VII.3. HASIL
VII.6.
1
VII.7.
2
VII.10.
VII.14.
1
VII.18. Diencerkan
dengan aquades hingga
volume 100 ml
VII.30.
VII.31. Dicampurkan
Serbuk EBT 0,2gr
dengan 1,8gr serbuk
NaCl kering.
VII.32.
VII.33.
VII.38. Ditimbang
ZnSO4 sebanyak 1,4377
gr
VII.41. Dilarutkan dalam
100 ml aquades di dalam
labu ukur
VII.42.
VII.39. Larutan
ZnSO4.7H2O
Larutan Di Na-EDTA
VII.44.
VII.45.
VII.46.
VII.47. Diimbang
VII.48. Larutan
Na2EDTA sebanyak
Na2EDTA
18,612gr
VII.49.
VII.52.
VII.57.
VII.50. Dilarutkan
dengan 1000 mL aquades
VII.53. Larutan
Na2EDTA dimasukkan
ke dalam botol coklat.
VII.54.
VII.56.
Pembakuan Di-Na-EDTA (100 ml)
VII.58. Ditimbang
Na2EDTA sebanyak
VII.60.
VII.63.
1,8612gr
VII.61. Dilarutkan
dengan 100 mL aquades
VII.64. Larutan
Na2EDTA dimasukkan
ke dalam botol coklat.
VII.65.
VII.59. Larutan
VII.67.
VII.68.
Na2EDTA
Pembakuan Di-Na-EDTA
VII.69. Dimasukkan
larutan ZnSO4. 7H2O
0,05M sebanyak 100 mL
ke dalam gelas kimia
VII.70.
VII.71. Larutan ZnSO4
VII.73.
VII.74. Ditambahkan 5
mL buffer salmiak, cek
pH.
VII.75.
VII.72.
VII.76.
VII.77. pH larutan 10 ml
VII.78.
VII.81.
VII.82. Masing-masing
ditambahkan indikator
EBT sebanyak 50 mg
VII.80.
VII.85.
VII.91.
VII.92.
EDTA : 0,054 N
Penentuan Kadar ZnO
VII.93.
VII.95.
VII.96.
VII.98.
VII.99.
10 ml HCl 4 N
VII.100.
Ditambah
kan aquades sampai 100
ml
VII.102. VII.103.
Dinetralka
n dengan amoniak
(NH4OH)
VII.104.
VII.105. VII.106.
Dilakukan
VII.107.
pengecekan pH dengan
pH indikator hingga pH
netral
VII.108. VII.109.
Ditambah
VII.110.
VII.111. VII.112.
Diambil
VII.113.
VII.114. VII.115.
Ditambah
kan Indikator EBT 50
mg untuk tiap elenmeyer
VII.116.
VII.117. VII.118.
Dititrasi
dengan Larutan Di-NaEDTA Titrasi dilakukan
sebanyak 3 kali
VII.119.
Larutan
VII.122. VII.123.
Dihitung
kemurnian ZnO dan
10
Bandingkan dengan
persyaratan apakah baik
atau tidak
VII.125.
VII.126.
-
V1 : 8,9
VII.121.
VII.124.
V2 : 14,42
Kadar
ZnO = 102,41 %
Perhitungan
Pembakuan Di-Na-EDTA
VII.127. V1 = 9,2 ml
VII.128. V2 = 9,3 ml
VII.129. Vrata-rata = 9,25
ml
VII.130.
VII.120.
VII.131. V1 x N1 = V2
x N2
10 0,05 = 9,25 x N2
VII.132. N2 = 0,054 N
VII.133.
VIII. Pembahasan
- Kali ini akan dilakukan praktikum mengenai pemeriksaan
kemurnian bahan baku ZnO secara titrasi kompleksometri. Tujuan dari
praktikum kali ini ialah menentukan kemurnian bahan baku ZnO dengan
metode titrasi kompleksometri dan memahami prinsip titrasi
kompleksometri. Titrasi kompleksometri itu sendiri ialah suatu titrasi yang
melibatkan pembetukan suatu kompleks atau ion kompleks yang mudah
larut tapi sedikit terdisosiasi (Underwood dan Day, 2002). Prinsip yang
diterapkan pada titrasi kompleksometri ini ialah penggunaan elektron bebas
secara bersama-sama antara ligan/pengkelat dengan ion logam/atom pusat.
- Prosedur yang dilakukan ialah mula-mula pembuatan beberapa
larutan terlebih dahulu. Beberapa larutan yang dibuat ialah larutan HCl 4 N,
buffer salmiak, larutan NH4OH 5 M, indikator EBT 1% dalam NaCl kering,
larutan ZnSO4 0,05 M, dan larutan Di-Na-EDTA.
- Kemudian dilakukan pembakuan Di-Na-EDTA dengan
menggunakan larutan ZnSO4. Setelah itu dilakukan penentuan kadar ZnO,
mula-mula ditimbang ZnO 500 mg kemudian ditambahkan HCl 4 N.
Penambahan HCl 4 N ini dilakukan untuk melarutkan ZnO karena menurut
farmakope edisi 3, ZnO larut dalam asam mineral encer, oleh karena itu
digunakan HCl untuk melarutkan ZnO. Normalitas HCl yang digunakan
adalah sebesar 4 N karena jika normalitas HCl yang digunakan lebih dari 4
N maka dikhawatirkan akan sulit saat akan menetralkan kembali. Kemudian
dilakukan penambahan aquades hingga 100 ml serta penambahan amoniak
yang dimaksudkan untuk menetralkan kembali larutan ZnO yang tadi
bersifat asam karena penambahan HCl. Lalu ditambahkan buffer salmiak pH
10. Penambahan buffer pada larutan ZnO ini bertujuan untuk membuat
IX.
Kesimpulan
- Dapat menentukan kemurnian bahan baku ZnO dengan metode
-
X.
-
titrasi kompleksometri.
Dapat memahami prinsip titrasi kompleksometri.
Daftar Pustaka
Annuryanti, dkk. 2015. Perbandingan Metode Spektrofotometri Sinar
Tampak dan Titrasi Kompleksometri untuk Menentukan Kadar Zink