Anda di halaman 1dari 8

BOTANI FARMASI

NAMA TUMBUHAN
(Manilkara zapota L.)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Botani Farmasi


Disusun Oleh :

Nada Fadhilah

260110150160

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016

TANAMAN SAWO (Manilkara zapota L.)


I.

Deskripsi
Sawo merupakan salah
satu jenis tanaman buahbuahan daerah tropis. Di
Indonesia, sawo banyak
diusahakan pada lahan
pekarangan. Tanaman sawo
mudah beradaptasi pada
berbagai suhu, curah hujan dan
tanah serta toleran terhadap
kadar garam (salinitas) tanah
yang relatif tinggi (Erfandi,

2008). Suatu hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 varietas sawo yaitu
sawo Jawa, sawo Manila, sawo Apel dan sawo Pelem (Kusmiyati dkk,
2014).
Tanaman sawo mudah beradaptasi pada berbagai suhu, tetapi suhu yang
terlalu panas akan merusak pertumbuhannya. Curah hujan yang ideal ialah antara
1250 2500 mm per tahun dan tersebar merata sepanjang tahun. Sawo dapat
tumbuh dengan baik sampai ketinggian 900 m di atas permukaan laut, tumbuh
baik pada tananh aluvial dan berpasir serta tanah lempung. pH tanah yang disukai
tanaman sawo ialah antara 6-7. Tanaman ini resisten terhadap kekeringan dan
memiliki toleransi terhadap salinitas tanah sampai 8 dS/m (Erfandi, 2008).
Sawo (Manilkara zapota L.) dalam bahasa inggris disebut juga sebagai
neesbery atau sapodillas adalah pohon buah yang dapat berbuah sepanjang tahun.
Sawo manila memiliki pohon yang besar dan rindang, dapat tumbuh hingga
setinggi 30-40 m. Bunga tunggal terletak di ketiak daun dekat ujung ranting,
bertangkai 1-2 cm, kerapkali menggantung, diameter bunga s/d 1,5 cm, sisi
luarnya berbulu kecoklatan, berbilangan 6. Kelopak biasanya tersusun dalam dua
lingkaran, mahkota bentuk genta, putih, berbagi sampai setengah panjang tabung.

Daun tunggal, terletak berseling, sering mengumpul pada ujung ranting. Helai
daun bertepi rata, sedikit berbulu, hijau tua mengkilap, bentuk bundar telur jorong
sampai agak lanset 1,5-7 x 3,5-15 cm, pangkal dan ujungnya bentuk baji,
bertangkai 1-3,5 cm, tulang daun utama menonjol di sisi sebelah bawah.
Bercabang rendah, batang sawo manila berkulit kasar abu-abu kehitaman sampai
coklat tua. Seluruh bagiannya mengandung lateks, getah berwarna putih susu yang
kental (Morton, 1987).
II.
Taksonomi
Nama Indonesia: Sawo manila, Sawo, Sawo londo

Nama Daerah : Sabu manila (Madura), Sabo jawa (Bali), Sawo manila
Nama Inggris
Melayu
Vietnam
Thailand
Filipina
Cina

(Sunda)
: Sapodilla, Chicle, Chico sapote, Naseberry
: Ciku
: Hong xiem, Hong xuan dinh
: Lumut farang
: Chico
: Ren xin guo

Kingdom
Subkingdom
Divisi
Sub Divisi
Kelas
Sub Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Plantae (Tumbuhan)
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Angiospermae (Biji tertutup)
Dicotyledonae (Biji berkeping dua)
Dilleniidae
Ebenales
Sapotaceae
Manilkara
Manilkara zapota L.

Sinonim

: Achras zapota L.

III.
Budidaya
- Bahan Tanaman
Bibit diperoleh dengan cara generatif (dengan biji) atau vegetatif
(okulasi atau sambung). Jika dilakukan dengan cara vegetatif
-

keunggulan sifat induknya dapat dipertahankan.


Persiapan Lahan
Sebelum penanaman, harus dilaksanakan persiapan lahan terlebih
dahulu. Lahan disiapkan sebelum musim hujan. Untuk tanah bertekstur
liat, lubang tanam dapat diperbesar agar akar mudah berkembang.
Pisahkan tanah bagaian atas dan bawah. Isi lubang dengan tanah bagian
atas yang dicampur dengan pupuk kandang 5 10 kg/lubang dan

biarkan lubang terbuka kira-kira 2 minggu.


Pembibitan
Sebaiknya digaunakan bibit yang berasal dari cangkok atau sambung,
karena bibit dari biji akan lambat menghasilkan/lambat tumbuh.
a. Bibit asal penyambungan (grafting)
Metoda penyambungan dilakukan dengan menyambung pucuk.
Batang bawah berumur 3-6 bulan dipotong berbentuk huruf V
dengan ketinggian dari permukaan tanah 15 20 cm. Sayat batang
entres yang sehat dan baik membentuk baji seukuran dengan batang
bawah. Ikat hasil sambungan dengan tali rafia atau lembaran plastik
serta lindungi hasil sambungan dengan plastik bening selama 10
15 hari. Penyambungan berhasil bila mata entres berwarna hjau.
b. Bibit asal cangkok
Pilih cabang yang memenuhi persyaratan yaitu berukuran cukup
besar tidak terlalu muda ataupun tua. Buat 2 irisan melingkar batang
dengan jarak 3-5 cm. Lepaskan kulit cabang dan kerik kambium
hingga tampak kering. Biarkan bekas keratan hingga 3-5 hari.
Berikan zat pengatur tumbuh akar seperti Rootone F. letakkan media
tumbuh berupa campuran tanah dengan pupuk kandang (1:1) pada
bidang keratan sambil dipadatkan membentuk bulatan seteba kurang
lebih 6 cm. Bungkus media dengan sabut kelapa atau lembaran

plastik dan ikat pada kedua ujungnya. Setelah pencangkokan


menunjukkan pertumbuhan perakarannya (kira-kira 1,5 3,5 bulan),
potong tepat di bawah bidang keratan dan masukkan pada polibag
dengan media tanah yang dicampur dengan pupuk kandang (1:1).
Sebelum dimasukkan ke polibag buka terlebih dahulu bungkus
-

cangkokan.
Penanaman
Penanaman dilakukan pada musim hujan. Polibag dilepas dengan hatihati jangan sampai tanah menjadi pecah dan akar terganggu. Saat bibit
ditanam, usahakan leher akar tetap seperti pada waktu persemaian dan
bagian yang diokulasi/sambung tidak tertimbun tanah. Untuk bibit dari
cangkok, semua akar hasil cangkokan harus tertimbun tanah.
Mulsa dari jerami padi atau rumput diberikan pada awal tanam di
permukaan tanah, agar tanaman tidak cepat kekeringan. Mulsa juga

berguna untuk mengurangi atau menghambat pertumbuhan gulma.


Pemangkasan
Pemangkasan sangat dibutuhkan untuk pemeliharaan tanaman agar
tumbuh baik, dan untuk mengurangi serangan hama dan penyakit.
Pemangkasan pertama pada musim hujan apabila tanaman mencapai
tinggi 100 -160 cm. Potong hingga tinggi menjadi 75 100 cm.
Selanjutnya pada musim hujan, tunas yang telah berumur 1 tahun

dipangkas hingga tinggal 25 40 cm.


Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari terutama di musim kemarau pada fase

adaptif sehingga tanaman tidak layu.


Pemupukkan
Pupuk yang digunakan adalah pupuk buatan dan pupuk organik.
Pemberian pupuk berdasarkan fase pertumbuhan hingga fase produksi,
ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Pengendalian hama dan penyakit


Penyakit yang sering menyerang tanaman sawo adalah penyakit pink
(Corticium salmonicolor) dan penyakit bercak daun (Phaeophleospora
indica). Pengendalian penyakit dilakukan dengan cara disemprot
menggunakan fungisida mengandung sulfur dan tembaga seperti
Dithane M-45 80WP dengan dosis 1,8 2,4 gr/liter air. Untuk hama lalat
buah (Daucus dorsalis) yang memakan daging buah yang sudah matang,

disemprot dengan fungisida misalnya bubur bordeaux.


Panen
Tanaman sawo normal mulai berbuah pada umur 2-3 tahun. Buah sawo
dapat dipanen setelah 9-10 bulan setelah saat berbunga. Hasil yang
diperoleh pada tahun-tahun pertama tidak stabil dan rendah. Setelah 10
tahun, hasil sawo akan stabil. Tanaman sawo yang baik akan
menghasilkan buah 180 240 kg/bulan. Buah sawo setelah dipanen,
kuat disimpan sampai 3-4 hari. Buah sawo yang masak, bila disimpan
dalam suhu ruang hanya tahan 2-3 hari, tetapi bila dalam ruangan
pendingin tetap dalam keadaan baik selama 12 14 hari. Kelembapan
udara yang dibutuhkan dalam ruang penyimpanan adalah 85 90 %.

Buah sawo yang belum masak akan tahan disimpan selama 17 hari
dalam ruangan yang bersuhu 15o C.
(Erfandi, 2008)
IV.
Kandungan & Manfaat
Tanaman sawo mengandung senyawa-senyawa kimia meliputi flavonoid,
saponin dan tanin (Hakimah, 2010). Ketiga senyawa tersebut memiliki sifat
antibakteri.
Beberapa nutrisi yang terkandung dalam buah sawo ialah, di dalam 100 gr
buah sawo terkandung energi 102 kkal, protein 0,5 gr, lemak 1,1 gr
karbohidrat 22,4 gr, mineral 0,5 gr, kalsium 25 mg, fosfor 12 mg, besi 1,0
mg, retinol 18 mg dan asam askorbat 21 mg.
Kandungan serat di dalam sawo juga cukup tinggi sehingga sangat baik
untuk mengatasi gangguan pencernaan seperti sembelit dan diare. Sawo juga
karsinogen di dalam saluran pencernaan penyebab kanker.
Buah sawo memiliki rasa manis yang disebabkan kandungan gula dalam
daging buah, yang kadarnya berkisar 16-20 persen. Daging buah sawo juga
mengandung lemak, protein, vitamin A, B, dan C, serta mineral besi,
kalsium, dan fosfor. Buah sawo juga mengandung asam folat, 14 mg/100 g
yang diperlukan tubuh manusia untuk pembentukan sel darah merah. Asam
folat juga membantu pencegahan terbentuknya homosistein yang sangat
berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, buah ini juga baik untuk kesehatan
jantung dan pembuluh darah. Di bawah ini ada tabel mengenai kandungan
gizi pada 100 gr daging buah sawo :
Tabel 1. Komposisi gizi per 100 gram daging buah sawo
Komposisi Gizi
Energi (kkal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Serat (g)
Kalsium (mg)
Besi (mg)
Magnesium (mg)
Fosfor (mg)
Kalium (mg)
Natrium (mg)
Seng (mg)

Kadar
83 92
0,44 0,5
1,10
19,96 22,4
5,3
21 25
0,8 1
12
12
193
12
0,1

Tembaga (mg)
Selenium (mg)
Vitamin C (mg)
Riboflavin (mg)
Niasin (mg)
Vitamin B6 (mg)
Folat (mg)
Vitamin A (IU)

0,09
0,6
14,7 21
0,02
0,2
0,04
14
60

Bagian tanaman yang dpat digunakan ialah badan buah, getah pohon, buah
muda, kulit kayu/batang, kayu, daun, bunga dan biji.
(Pangkalan Ide, 2010)
Dafrar Pustaka
Erfandi, D. 2008. Budidaya Tanaman Sawo (Manilkara zapota L.). Bogor : Balai
Penelitian Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian..
Kusmiyati, E. D., Sri, T., dan Erlina, A. 2014. Kajian Budidaya dan Produktivitas
Sawo (Manilkara zapota L. van Royen) Di Dusun Pasutan, Bogoran dan
Pepe, Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Vegetalika Vol. 3 No. 1
: 66-67.
Morton, J. F. 1987. Sapodilla. (J) Fruits of warm climates : 393 398.
Available at http://www.modulbiologi.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologisawo/ (diakses pada 1 Juni 2016).
Pangkalan Ide. 2010. Health Secret of Kiwifruit. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo.
Available at http://www.plantamor.com/index.php?plant=817 (diakses pada 1 Juni
2016).
Hakimah, Indi Ainun. 2010. 81 Macam buah Berkhasiat Istimewa. Jawa Tengah:
Syura Media Utama

Anda mungkin juga menyukai