Anda di halaman 1dari 6

JURNAL MODUL 3

PRAKTIKUM DESAIN DAN PENGEMBANGAN OBAT


Hubungan Kuantitatif Struktur dan Aktivitas (QSAR)

260110150160
Shift D 2015
Rabu, 08.00 – 10.00

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
Hubungan Kuantitatif Struktur dan Aktivitas (QSAR)

I. Tujuan
Membuat persamaan QSAR dari data percobaan yang sudah ada.

II. Prinsip
2.1. QSAR
QSAR (Quantitative Structure-Activity Relationships) ialah merupakan
suatu model yang menggambarkan hubungan antara struktur obat dengan
aktivitas biologisnya (Kubinyi, 1993).

2.2. Persamaan Free Wilson


Notasi dari persamaan Free-Wilson adalah sebagai berikut:

(Schneider and Baringhaus, 2008)

2.3. Persamaan Hansch


Notasi dari persamaan Hansch adalah sebagai berikut:

(Schneider and Baringhaus, 2008)

III. Teori Dasar

Riset mengenai penemuan senyawa baru ataupun turunannya sudah semakin


berkembang. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam mendesain senyawa
baru/turunan baru ialah menggunakan QSAR yakni Quantitaive Structure-Activity
Relationship. Analisis QSAR/HKSA (Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas) ini
menjelaskan tentang hubungan aktivitas suatu senyawa sebagi fungsi dari struktur
senyawa itu sendiri (Iswanto et al, 2007). Hubungan antara struktur dengan
aktivitasnya tersebut dapat direpresentasikan sebagai parameter fisik dan kimiawi
(analisis Hansch), variabel indikator (analisis Free-Wilson) atau dengan peninjauan
profil sifat molekular secara tiga dimensi (analisis HKSA-3D) (Kubinyi, 1993).
Perkembangan kimia komputasi memungkinkan untuk dilakukan perhitungan
kuantum suatu senyawa sehingga dapat diperoleh struktur elektronik senyawa
tersebut yang dapat dinyatakan dengan parameter muatan atom, momen dwikutub,
kerapatan elektron dan lain-lain yang dapat dijadikan sebagai predictor pada kajian
QSAR (Iswanto et al, 2007). Aplikasi kimia komputasi QSAR ini dapat berperan
penting dalam bidang kimia medisinal terutama dalam hal perancangan obat, teoritis
tentang sifat-sifat kimia dan aktivitas suatu molekul. Rancangan obat baru/turunan
baru tersebut diterapkan dalam upaya untuk mendapatkan obat baru dengan
efektivitas yang lebih tinggi (Nindita dan Sanjaya, 2014).

Berdasarkan pada parameter yang telah dijelaskan di atas, analisa HKSA


digolongkan dalam 3 metode, yaitu metode Hansch, metode Free-Wilson dan metode
3 dimensi/3D (Comparative Molecular Field Analysis (CoMFA)). Metode Hansch
didasarkan dari pemikiran bahwa interaksi senyawa dengan reseptor terjadi karena
adanya efek gaya-gaya intermolekular seperti interaksi hidrofobik, interaksi polar,
interaksi elektrostatik dan efek sterik senyawa. Metode analisis Free-Wilson
merupakan prosedur alternatif dari analisis Hansch. Metode analisis ini juga sering
disebut dengan teori kontribusi gugus atau metode de novo. Metode Free-Wilson
didasarkan asumsi bahwa sumbangan variasi substitusi gugus-gugus dalam struktur
senyawa induk memberikan kontribusi secara linier terhadap aktivitas biologis.
Kemudian analisis HKSA-3D dikembangkan sebagai antisipasi permasalahan yang
terdapat pada metode Hansh, yaitu untuk mengatasi senyawa-senyawa enantiomer
yang memiliki kuantitas sifat fisikokimia yang sama, tetapi memiliki aktivitas
biologis berbeda (Husna et al, 2013).
IV. Alat dan Bahan
4.1.Alat
- Laptop
- Software
4.2.Bahan
- Ligan
- Reseptor
- Hasil Docking

V. Data Pengamatan

No. Perlakuan Hasil


1. Membuat persamaan QSAR yang
menghubungkan aktivitas dengan
hidrofobisitas substituent (π).
2. Membuat persamaan QSAR yang
menghubungkan aktivitas dengan
refraksivitas molar (MR).
3. Membuat persamaan QSAR yang
menghubungkan aktivitas dengan
parameter hidrofobisitas substituen (π)
dan refraksivitas molar (MR).
4. Memilih persamaan yang terbaik dari
ketiga persamaan QSAR diatas kemudian
membandingkan koefisien determinasi
(R2) dari masing-masing persamaan.
5. Membuat grafik hubungan antara
aktivitas hasil eksperimen dengan
aktivitas hasil prediksi dari ketiga
persamaan QSAR diatas kemudian hitung
koefisien korelasinya.

VI. Simpulan
Daftar Pustaka

Husna, R., Emdeniz dan Imelda. 2013. Studi Toksisitas Floroanilin Berdasarkan
Hubungan Kuantitatif Struktur Aktivitas (HKSA) beberapa Amina Aromatis.
Jurnal Kimia Unand, 2(4) ISSN: 2303-3401.

Iswanto, P., Rosdiyana, I.T. dan Tahir, I. 2007. Hubungan Kuantitatif Struktur dan
Aktivitas Antikanker SenyawaTurunan Estradiol Hasil Perhitungan Metode
Semiempiris PM3. Berkala MIPA, 17(1).

Kubinyi, H. 1993. QSAR: Hansch Analysis and Related Approaches. German:


Verlagsgesellschaft.

Nindita, L.D. dan Sanjaya, I.G.M. 2014. Modeling Hubungan Kuantitatif Struktur
dan Aktivitas (HKSA) Pinocembrin dan Turunannya sebagai Anti Kanker.
Journal of Chemistry, 3(2).

Schneider, G. and Baringhaus, K.H. 2008. Molecular Design. German: Wiley-VCH.

Anda mungkin juga menyukai