Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Development

Research) yang bertujuan untuk mengembangkan petunjuk pratikum pada mata


kuliah praktik kendaraan I yang valid dan praktis.
3.2

Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Expert Judgment ialah ahli pedagogic, content dan desain,

sedangkan objek ujicoba kepraktisan ialah mahasiswa Program Studi Pendidikan


Teknik Mesin Tahun Ajaran 2015/2016.
3.3

Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada Tahun Ajaran 2015/2016 di Program Studi

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sriwijaya.


3.4

Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini mengacu pada model pengembangan rowntree

yang terdiri dari tahap perencanaan, pengembangan, dan tahap evaluasi


1) Tahap Perencanaan
Perencanaan merupakan langkah awal penelitian pengembangan. Pada tahap
ini

dilakukan

analisis

kebutuhan

dan

hambatan

dilapangan.

Dalam

mengumpulkan data peneliti melakukan wawancara kepada mahasiswa dan


melakukan pengamatan pada mata kuliah praktik kendaraan I, serta menganalisis

16

materi yang ada dalam silabus. Analisis tersebut bertujuan untuk mengetahui
apakah materi yang diajarkan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
Langkah selanjutnya merumuskan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada didalam silabus. Rumusan
tujuan pembelajaran ini dibuat untuk melihat ketercapaian peserta didik dalam
pengusaan materi yang diharapkan dalam pembelajaran menggunakan buku
panduan pratikum praktik kendaraan I.
2) Pengembangan
Pada tahap ini peneliti melakukan penyusunan draft (mendesain) buku
panduan pratikum praktik kendaraan I, kemudian merancang pengembangan
atau mendesain produk yang akan digunakan pada materi pembelajaran
praktik kendaraan I. Desain produk ini disebut prototype. Prototype ini
nantinya akan dievaluasi dan direvisi supaya menghasilkan produk yang valid,
praktis, dan efektif.
3) Evaluasi
Pada tahap ini dilakukan ujicoba prototype dan revisi berdasarkan
masukan yang diperoleh. Pada tahap ujicoba prototype, peneliti menggunakan
evaluasi formatif berdasarkan pandangan Tessmer yaitu (1) expert review, (2)
one-to-one, (3) small group dan (4) field test. Langkah tersebut terlihat pada
gambar
Expert3.1
review
revise

revise
Small group

revise
One-to-one
evaluation
Gambar 3.1 Evaluasi Formatif Tessmer

17

Field test

Prototype yang telah dibuat akan divalidasi melalui expert review,


setelah itu dilakukan revisi. Prototype yang telah direvisi kemudian akan
diujicobakan one-to-one, kemudian dilakukan revisi berdasarkan saran yang
diberikan. Tahap one-to-one diujicobakan kepada ketiga orang Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sriwijaya. Mahasiswa
tersebut diminta untuk memberi penilaian terhadap buku panduan pratikum
pada mata kuliah praktik kendaraan I yang telah dirancang dan memberikan
komentar serta saran dalam pengembangan buku panduan pratikum mata
kuliah praktik kendaraan I, lalu kemudian dilakukan revisi.
Prototype yang telah direvisi diujikan pada small group yang terdiri
dari enam Mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin Universitas sriwijaya. Pada
akhir pembelajaran peserta didik diberikan angket yang bertujuan untuk
memberikan pendapat dan penilaian mengenai produk yang dihasilkan.
Berdasarkan komentar dan saran yang diberikan peserta didik terhadap buku
panduan pratikum inilah produk direvisi.
Prototype tersebut kemudian diujikan dalam field test. Prototype ini
merupakan produk yang dipusatkan untuk melihat bagaimana kepraktisan
buku berdasarkan pendapat mahasiswa dengan melihat hasil angket.

Tahap Perencanaan

Tahap Pengembangan

Draf awal Prototype I


18

Validasi
Ahli/Expert
Revisi

Valid

One-to-one

Ya

Tidak

Prototype II
Small group

Tidak

Revisi
Prototype III

Buku Panduan Pratikum hasil


pengembangan

Field test

Gambar 3.2 Desain Penelitian

3.5 Teknik Pengumpulan Data


1) Validasi Ahli
Proses validasi dilakukan untuk mengetahui tentang kevalidan produk
yang dikembangkan. Proses validasi ini dilakukan oleh dosen Pendidikan
Teknik Mesin Universitas Sriwijaya.
Proses validasi difokuskan pada empat karakteristi yaitu kelayakan isi,
kebahasaan, sajian dan kegrafikan. Dengan cara memberikan draft buku
panduan pratikum yang dikembangkan kepada para ahli kemudian para ahli
mengevaluasi draft buku panduan tersebut. Lembar validasi digunakan
sebagai alat pengumpul data dari para ahli.
Lembar validasi digunakan untuk memperoleh tanggapan dari para
ahli mengenai buku panduan pratikum yang dikembangkan baik berupa
penilaian, komentar, maupun saran tentang desain maupun isi buku panduan

19

pratikum

yang

dikembangkan. Adapun

kisi-kisi

instrument

validasi

berdasarkan empat karakteristik diatas dapat dilihat ditabel berikut ini:


Tabel 3.1 Kisi-kisi instrument validasi ahli
KELAYAKAN

1. Kesesuaian

ISI
2.
3.
4.
5.
6.

KEBAHASAA
N

dengan

standar

kompetensi

dan

kompetensi dasar.
Kesesuaian dengan perkembangan anak.
Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar.
Kebenaran subtansi materi pembelajaran.
Manfaat untuk menambah wawasan.
Kesesuaian dengan nilai-nilai social.

1. Keterbacaan.
2. Kejelasan informasi
3. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang
baik dan benar
4. Penggunaan bahasa secara efektif dan efisien (jelas
dan singkat)

SAJIAN

1.
2.
3.
4.
5.

Kejelasan tujuan (indicator) yang ingin dicapai.


Urutan sajian.
Pemberian motivasi
Pemberian stimulus
Kelengkapan informasi

20

KEGRAFIKAN

1.
2.
3.
4.

Penggunaan font: jenis dan ukuran


Lay out
Ilustrasi, gambar dan foto
Desaian tampilan

Depdiknas dalam Desmi (2013:26)


Data yang diperoleh dari para ahli tersebut selanjutnya digunakan
untuk merevisi produk sampai layak untuk diujicobakan. Lembar validasi
yang diberikan kepada para ahli berbentuk dalam skala likert. Menurut
sugiyono (2009:93) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Skala
likert dibuat dalam bentuk checklist dengan empat pilihan jawaban yaitu
sangat baik, baik, tidak baik, sangat tidak baik.
2) Wawancara
Menurut Sugiyono (2009:137) wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam gdan jumlah
respondennya sedikit/kecil.
Wawancara dilakukan kepada beberapa mahasiswa pada tahap one-toone bertujuan untuk memperoleh hasil penilaian yang lengkap dan mendalam
dengan face to face langsung dengan mahasiswa.
Wawancara juga digunakan untuk melihat pendapat mahasiswa
mengenai buku panduan pratikum yang dikembangkan. Wawancara dilakukan
setelah proses pembelajaran berlangsung, wawancara dilakukan dengan cara
tidak berstruktur dan bersifat terbuka. Alat pengumpulan data berupa
pedoman wawancara. Nantinya hasil dari wawancara berupa tangggapan dari
mahasiswa digunakan untuk merevisi produk yang dikembangkan.
3) Angket (kuesioner)

21

Menurut Sugiyono (2009:142) Angket (Kuesioner) merupakan teknik


pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya.
Angket yang disusun pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh
data tentang keterpakaian dan kepraktisan buku panduan pratikum. Data
angket dalam bentuk checklist dengan skala likert. Angket dilakukan setelah
small group dan field test. Adapun kisi-kisi instrument angket dapat dilihat
ditabel dibawah ini:
Table 3.2 kisi-kisi instrument angket
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

INDIKATOR
Kejelasan isi buku panduan pratikum
Tingkat kesukaran soal
Kejelasan informasi
Pemanfaatn bahasa secara efektif dan efisien (singkat dan jelas)
Kebermaknaan buku panduan pratikum
Kejelasan petunjuk penggunaan buku panduan pratikum
Pemberian daya tarik
Penggunaan font: jenis dan ukuran
Lay out
Gambar
Modifikasi R.Yulianti dalam Desmi (2013:27)

3.6 Teknik Analisis Data


1) Analisis Data Lembar Validasi
Hasil dari validasi ahli/validator selanjutnya dianalisis secara
deskriptif , hasil validasi dari validator terhadap seluruh istrumen yang dinilai
disajikan dalam bentuk table kevalidan produk.
Berdasarkan hasil perhitungan skor actual dari lembar validasi yang
diperoleh dari validasi para ahli maka buku panduan pratikum dikategorikan
dalam tingkatan sebagai berikut:
Table 3.3 Kategori Nilai Validasi
Kategori Kevalidan

Skor Pernyataan

22

Desain Buku
Isi (content)
Sangat Valid
61-76
78-96
Valid
46-60
59-77
Cukup Valid
31-45
40-58
Tidak Valid
16-30
20-39
Sangat Tidak Valid
0-15
0-19
Modifikasi desmi (2013:28)
2) Analisis Data Hasil Wawancara
Data hasil wawancara yang bersifat terbuka dan tidak berstruktur
dianalisis secara deskriptif kualitatif, hasil wawancara dijadikan acuan untuk
melihat efektifitas produk dan bahan untuk revisi produk.
3) Analisis Data Angket (kuesioner)
Data yang diperoleh melalui

angket

selanjutnya

dianalisis

menggunakan skala likert untuk mengukur pendapat mahasiswa mengenai


keterpakaian buku panduan. Data yang diperoleh dari angket dihitung dengan
rumus yang digunakan untuk menghitung skor sebagai berikut:
Jumlah skor per item = Jumlah responden yang menjawab x Skor jawaban
Tabel 3.4 Alternatif pilihan jawaban angket buku panduan pratikum
Kategori jawaban

Skor peryataan positif

Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
(Modifikasi dari Sugiyono, 2009:94)
Persentase =

Skor pernyataan negatif

4
3
2
1

total skor
100
skor maksimum

(Djaali dan Muljono, 2008:103 dalam Mersi, D. Tri, 2013:29)

23

1
2
3
4

Tanggapan mahasiswa tentang buku panduan pratikum dapat dilihat


dari persentase yang diinterprestasikan kedalam criteria interprestasi angket
seperti pada table berikut ini:

Table 3.5 kriteria interprestasi skor angket


Nilai Angket

Alternatif Pilihan Jawaban

81 % - 100 %

Sangat Baik

61 % - 80 %

Baik

41 % - 60 %

Cukup

21 % - 40 %

Tidak Baik

0 % - 20 %

Sangat Tidak Baik

24

Anda mungkin juga menyukai