TPP Nabati
PJ Dosen
Asisten
Fifi Alifah
J3E112036
Fitri Fauziah
J3E112085
Kristianus
J3E112083
Nuraeni Apsah
J3E212145
Zaimatul Mahbubah
J3E112119
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pangan bagi manusia sangat penting peranannya baik dalam bentuk
apa pun. Kebutuhan akan pangan pun semakin hari semakin meningkat.
Seiring berkembangnya zaman maka pangan pun semakin beraneka ragam,
baik jenismaupun bahan bakunya, seperti makanan cemilan, khususnya
yang bertekstur renyah seperti cookies. Cookies pada dasarnya terbuat dari
bahan baku utama yaitutepung terigu dengan campuran berbagai bahan
lainnya.Adanya inovasi di bidang pangan, menyebabkan cookies ini dapat
dibuatdengan menggunakan bahan baku tepung selain tepung terigu. Tepung
terigu inidapat diganti menggunakan tepung jagung. Pembuatan cookies
dengan bahanutama tepung jagung ini menimbulkan berbagai pertanyaan
yang bersifatmembandingkan dengan cookies yang terbuat dari tepung
terigu, seperti tekstur,rasa, aroma, besarnya pengembangan cookies, dan lain
sebagainya.
Salah satu bahan baku donat yang paling penting dalam proses
pembuatan soft bread adalah ragi atau yeast. Ragi adalah mikroorganisme
hidup yang berkembang biak dengan cara memakan gula. Fungsi utama ragi
adalah mengembangkan adonan. Pengembangan adonan terjadi karena ragi
menghasilkan gas karbondioksida (CO2) selama fermentasi. Gas ini
kemudian terperangkap dalam jaringan gluten yang menyebabkan donat
bisa mengembang. Komponen lain yang terbentuk selama proses fermentasi
adalah asam dan alkohol yang berkontribusi terhadap rasa dan aroma donat,
namun alkohol akan menguap dalam proses pemanggangan donat.
Pembuatan donat merupakan salah satu proses pengolahan dengan
memanfaatkan mikroba yaitu jenis khamir Saccharomyces cerevicae yang
sering dikenal dengan ragi donat. Saccaromyces cerevicae digunakan
sebagai bahan pengembang pada pembuatan donat atau jenis donat-donatan
lainnya karena dapat menghasilkan enzym yang dapat merombak gula
menjadi alkohol dan gas CO2 yang terbentuk selama proses fermentasi
mengakibatkan adonan donat menjadi mengembang, hal ini juga bisa terjadi
karena tepung yang telah diadoni sifatnya elastis sehingga dapat mengurung
gas CO2 yang telah terbentuk selama proses fermentasi.
1.2
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana
proses penanganan dan pembuatan donut dan cookies.
BAB II
METODOLOGI
2.1
2.1
Prosedur Kerja
Proses Pembuatan Donat
Formulasi
Terigu cuka kembar
Terigu segitiga biru
Ragi instan
Air
Gula pasir
Garam
Palimia super cake
Palmia butter oil substitusi
Susu cair
Kuning telur
Baking powder
Bahan toping
Keju parut
Coklat coating
Maises
Bahan olesan
Palmia shortening putih
Gula
Susu kental manis
800 gr
200 gr
12 gr
300 ml
120 gr
10 gr
60 gr
50 gr
130 ml
90 gr
3 gr
100 gr
150 gr
100 gr
175 gr
125 gr
35 gr
Seleksi bahan
Penimbangan bahan
Pencampurann (Semua bahan kering, kecuali garam terakhir)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Donat
Tabel 1
Hasil Rekapitulasi Data Uji Hedonik pada Donat
Cookies
Tabel 2
Rahasia Kode Uji pada Cookies
Kode Uji
818
626
Rahasia Uji
Cookies yang dibuat oleh kelompok 1,2,3
Cookies yang dibuat oleh kelompok 4,5,6
Aroma
Tabel 3
Hasil Rekapitulasi Data Uji Hedonik Parameter Aroma
ANOVA
aroma cookies
Sum of
Squares
Between
Groups
Within Groups
Total
df
Mean
Square
2,420
2,420
36,800
39,220
48
49
,767
F
3,157
Rasa
Tabel 4
Hasil Rekapitulasi Data Uji Hedonik Parameter Rasa
Sig.
,082
ANOVA
rasa cookies
Sum of
Squares
Between
Groups
Within Groups
Total
df
Mean
Square
2,000
2,000
47,120
49,120
48
49
,982
F
2,037
Tekstur
Tabel 5
Hasil Rekapitulasi Data Uji Hedonik Parameter Tekstur
Sig.
,160
ANOVA
tekstur cookies
Sum of
Squares
Between
Groups
Within Groups
Total
df
Mean
Square
12,500
12,500
44,720
57,220
48
49
,932
F
13,417
Warna
Tabel 6
Hasil Rekapitulasi Data Uji Hedonik Parameter Warna
Sig.
,001
ANOVA
warna cookies
Sum of
Squares
Between
Groups
Within Groups
Total
3.2 Pembahasan
df
Mean
Square
,000
,000
33,680
33,680
48
49
,702
F
,000
Sig.
1,000
Donat
Donat (doughnuts atau donut) adalah penganan yang digoreng,
dibuat dari adonantepung terigu, gula, telur dan mentega. Donat yang
paling umum adalah donat berbentuk cincin dengan lubang di tengah dan
donat berbentuk bundar dengan isi yang rasanya manis, seperti berbagai
jenis selai, jelly, krim, dan custard.
Pembuatan donat merupakan salah satu proses pengolahan
dengan memanfaatkan mikroba yaitu jenis khamir Saccharomyces
cerevicae yang sering dikenal dengan ragi donat. Saccaromyces cerevicae
digunakan sebagai bahan pengembang pada pembuatan donat atau jenis
donat-donatan lainnya karena dapat menghasilkan enzym yang dapat
merombak gula menjadi alkohol dan gas CO 2 yang terbentuk selama
proses fermentasi mengakibatkan adonan donat menjadi mengembang,
hal ini juga bisa terjadi karena tepung yang telah diadoni sifatnya elastis
sehingga dapat mengurung gas CO2 yang telah terbentuk selama proses
fermentasi. (S. Keteran, 2001)
Tingkat pengembangan adonan sangat dipengaruhi oleh
kekalisan atau kepadatan adonan donat dan aktifitas rasi dalam adonan.
Saccharomyces cereviciae yang penting dalam pembuatan donat
memiliki sifat dapat memfermentasikan maltosa secara cepat (lean dough
yeast), memperbaiki sifat osmotolesance (sweet dough yeast), rapid
fermentation kinetics, freeze dan thaw tolerance, dan memiliki
kemampuan memetabolisme substrat. Pemakaian ragi dalam adonan
sangat berguna untuk mengembangkan adonan karena terjadi proses
peragian terhadap gula, memberi aroma (alkohol). (S. Keteran, 2001)
Air berfungsi utama untuk hidration atau pembasahan, bekerja
bersama protein untuk membentuk gluten, bersama strach untuk
membentuk gelatinisasi, air juga untuk melarutkan gula, garam, dan
bahan lainnya. air juga berfungsi menjaga suhu adonan.Kurang atau
kelebihan air akan berpengaruh terhadap keras atau lunak nya sebuah
donat. Kebanyakan air (Kesadahan tinggi) akan memperlambat
fermentasi namun sebaliknya bila Kekurangan air (Kesadahan rendah)
maka
adonan
akan
menjadi
lengket
dan
mempercepat
C6H12O6.
Ragi tidak boleh dicampur dengan garam, gula, atau larutan
garam maupun gula yang pekat. (S. Keteran, 2001)
Karena garam dan kandungan gliserol (mentega) memberikan
kontribusi terhadap ketidak seimbangan tekanan osmosis. Saccharomices
cerevisiae memiliki permeabilitas plasma membran yang tinggi terhadap
gliserol sehingga adanya kandungan gliserol yang tinggi dapat
menyebabkan kerusakan sel. Sehingga akan menyebabkan ragi mati dan
tidak dapat berkembang.
Sedangkan lama pembakaran donat secara tepat tergantung pada
ukuran atau bentuk donat, jumlah gula yang digunakan dalam formula
dan jenis donat yang dibakar.
Pada saat awal proses pemanggangan adonan donat (baking)
terjadi penurunan tingkat viskositas suatu adonan donat disamping itu
juga akan terjadi peningkatan aktivitas enzim yang berperanan aktif
dalam pengembangan adoanan donat. Ketika suhu pemanggangan
mencapai suhu 56C maka akan terjadi proses gelatinisasi pati dan
memudahkan terjadinya reaksi hidrolisis amilosa dalam molekul pati atau
amilolisis. Hidrolisis molekul pati yang mulai tergelatinisasi akan
membentuk senyawa dextrin dan senyawa gula sederhana lainnya, dan
pada saat yang bersamaan akan terjadi proses pelepasan air (dehidrasi).
Hal ini akan berkontribusi secara lanjut terhadap kelengketan adonan
donat (crumb stickiness) yang dihasilkan dan meningkatnya intensitas
warna kulit donat (crust color). Pada saat pemangangan terjadi
perubagan warna kulit donat menjadi coklat yang merupakan hasil reaksi
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Saran
Seharusnya dalam praktikum tidak boleh terlalu banyak bicara
untuk mencegah kontaminasi silang maupun kecelakaan kerja. Peralatan
yang dibutuhkan dalam praktikum hendaknya telah disiapkan dengan tepat
apa saja yang dibutuhkan. Dan juga peralatan yang akan digunakan
seharusnya sudah bersih dan siap pakai. Pengontrolan suhu dan waktu juga
hendaknya diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K. A., dkk, 2009. Ilmu Pangan. Jakarta: UI-Press.
Keteran, S. 2001. Teknologi Pengolahan Pangan Nabati. Bogor: IPB-Press.