Anda di halaman 1dari 1

UU No.

17
Tahun 2000,
Tentang Pajak
Penghasilan

UU No. 18
Tahun 2000,
Tentang Pajak
PPN dan PPn

Menurut UU Nomor 17 tahun 2000, tarif pajak yang


ditetapkan atas penghasilan wajib pajak perseorangan
(orang pribadi) dengan ketentuan sebagai berikut
Penghasilan Kena Pajak (FKP)
Tarif
Pajak
Sampai dengan Rp. 25.000.000,00
5%
Di atas Rp. 25.000.000,00 Rp.
10%
50.000.000,00
Di atas Rp. 50.000.000,00 Rp.
15%
100.000.000,00
Di atas Rp. 100.000.000,00 Rp.
25%
200.000.000,00
Di atas Rp. 200.000.000,00
35%

Pengertian:
Pajak Penghasilan
adalah pajak yang
dikenakan terhadap
subjek pajak atas
penghasilan yang
diterima atau
diperolehnya dalam

Sementara itu, wajib pajak badan dalam negeri dan


bentuk usaha tetap ditentukan sebagai berikut:
Penghasilan Kena Pajak (FKP)
-

Sampai dengan Rp. 50.000.000,00


Di atas Rp. 50.000.000,00 Rp.
100.000.000,00
Di atas Rp. 100.000.000,00

Objek PPN, Menurut Pasal 4:


a) penyerahan barang kena pajak di dalam daerah Pabean yang dilakukan
oleh pengusaha,
b) impor barang kena pajak,
c) penyerahan jasa kena pajak yang dilakukan di dalam daerah pabean
oleh pengusaha,

TARIF:
Menurut Pasal 7 UU Nomor 11 Tahun 2000, tarif Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) adalah:
a) tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen),
b) tarif Pajak Pertambahan Nilai atas Ekspor Barang Kena Pajak adalah 0% (nol
persen),
c) dengan peraturan pemerintah, tarif pajak dapat diubah serendah-rendahnya 5%

Menurut Pasal 5, di samping pengenaan PPN, dikenakan juga


Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM), yaitu:
a) penyerahan barang kena pajak yang tergolong mewah yang dilakukan
oleh pengusaha yang menghasilkan barang kena pajak yang tergolong
mewah tersebut di dalam daerah pabean dalam lingkungan perusahaan
atau pekerjaannya,
b) impor barang kena pajak yang tergolong mewah.

Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPn BM), menurut Pasal 8,
adalah:
a) tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah serendahrendahnya 10% (sepuluh
persen) dan setinggitingginya 75% (tujuh puluh lima persen),
b) atas ekspor barang kena pajak yang tergolong mewah dikenakan pajak dengan
tarif 0% (nol persen),
c) dengan peraturan pemerintah ditetapkan kelompok barang kena pajak yang
tergolong mewah yang dikenakan PPn BM,
d) macam dan jenis barang yang dikenakan PPn BM atas barang kena pajak yang

PERTEMU
AN 12

UU No.
13 Tahun
1985,
Tentang
Bea
Materai

UU No. 20
Tahun
2000,
Tentang
BPHTB

UU No. 12
Tahun
1994,
Tentang
PBB

Objek PBB: bumi dan atau bangunan


Objek pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan:
a) Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan,
pendidikan dan kebudayaan nasional yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan.
b) Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala atau yang sejenis dengan itu.
c) Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yang
dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani hak.

Pasal 1:
1. Dengan nama Bea Meterai dikenakan pajak atas dokumen yang disebut dalam Undang-undang ini
2. Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :
a. Dokumen adalah kertas yang berisikan tulisan yang mengandung arti dan maksud tentang perbuatan, keadaan atau kenyataan
bagi seseorang dan/atau pihak-pihak yang berkepentingan;
b. Benda meterai adalah meterai tempel dan kertas meterai yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia;
c. Tandatangan adalah tandatangan sebagimana lazimnya dipergunakan, termasuk pula parap, teraan atau cap tandatangan atau
cap parap, teraan cap nama atau
tanda lainnya sebagai pengganti tandatangan;

Berdasarkan UU No.
20/2000, dinyatakan bahwa
BPHTB adalah pajak yang
dikenakan atas perolehan hak
atas tanah dan/atau

Subjek pajak BPHTB yaitu


orang pribadi atau badan yang
memperoleh hak atas tanah dan
atau bangunan.

Objek pajak BPHTB adalah perolehan hak atas tanah


dan/atau bangunan,
di mana perolehan hak atas tanah dan atau bangunan
tersebut meliputi:
-

Pemindahan hak karena jual beli,


tukar-menukar,
hibah,
hibah wasiat,
waris,

Tarif
Pajak
10%
15%
30%

Subjek PPh:
a) - orang pribadi
- warisan yang belum terbagi sebagai satu
kesatuan, menggantikan yang berhak
b) badan
c) bentuk usaha tetap, yaitu bentuk usaha
yang digunakan oleh orang pribadi yang tidak
bertempat tinggal di Indonesia atau berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam
jangka waktu 12 bulan, atau badan yang tidak
didirikan dan bertempat kedudukan di
Indonesia, untuk menjalankan usaha dan
melakukan kegiatan di Indonesia Subjek pajak
terdiri atas subjek pajak dalam negeri dan

Objek PPh:
a) gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi,
bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan
dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain
dalam UU ini;
b) hadiah dari undian atau pekerjaan atau
kegiatan dan penghargaan;
c) laba usaha;
d) keuntungan karena penjualan atau karena
pengalihan harta;
e) penerimaan kembali pembayaran pajak
yang telah dibebankan sebagai biaya;
Tarif PBB:
Tarif PBB yang dikenakan pada objek
pajak adalah 0,5% dari Nilai Jual Objek
Kena Pajak (NJOKP). Dan besarnya Nilai
Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak
(NJOPTKP) ditetapkan sebesar
Rp8.000.000,00 untuk setiap wajib pajak.
Adapun dasar pengenaan PBB adalah
sebagai berikut.
a) Dasarnya adalah nilai jual objek pajak.
b) Besarnya nilai jual objek pajak
ditetapkan 3 tahun sekali oleh Menteri
Keuangan, kecuali untuk daerah tertentu
ditetapkan setiap tahun sesuai dengan
perkembangan daerahnya.
c) Dasar perhitungan pajak adalah Nilai
Jual Objek Pajak Kena Pajak (NJOPKP)
yang ditetapkan serendahrendahnya
20% dan setinggi-tingginya 100% dari
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).
d) Besarnya nilai jual kena pajak
ditetapkan dengan peraturan pemerintah
dengan memperhatikan kondisi ekonomi

Anda mungkin juga menyukai