Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Susu Ibu (ASI)
ASI adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi (Depkes,
2005). ASI adalah sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang karena disesuaikan dengan kebutuhan bayi pada masa
pertumbuhannya (Roesli, 2001).
Badan kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan bahwa
pemberian ASI harus dilakukan secara eksklusif, yakni pemberian ASI
selama 6 bulan pertama kehidupan bayi tanpa disertahi dengan tambahan
makanan apapun (Roesli, 2011). ASI merupakan suatu emulasi lemak dan
laruran protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresi oleh
kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai makanan utama bagi bayi
(Soetjiningsih, 1997). Menurut UNICEF (2010) ASI juga merupakan
makanan dan minuman terbaik un tuk bayi usia 0-6 bulan, tidak perlu
diberikan makanan dan minuman lain.
ASI eksklusif adalah bayi yang diberikan hanya ASI saja tidak ada
cairan lain bahakan air, dengan pengecualian vitamin dan mineral (WHO
2009). WHO juga merekomendasikan bahwa bayi harus mendapatkan ASI
eksklusif selama enam bulan pertama kehidupannya untuk mencapai
pertumbuhan optimal, setelah itu, bayi harus menerima makanan
pendamping yang bergizi sambil diberikan ASI selama usia dua tahun.
2.1.1

Komposisi ASI
ASI mengandung lebih dari 200 unsur pokok utama antara
lain zat protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, factor

pertumbuhan, hormone, enzim, zat kekebalan dan sel darah putih.


SEmua zat tersebut terdapat secara proporsional dan seimbang,
satu dengan yang lainnya ( Roesli,2000).
Dalam Soetjiningsih (1997), mengemukan bahwa dalam
ASI terkandung unsure-unsuergizi, antara lain:
a).

Protein
ASI mengandung protein lebih rendah dari Air Susu
Sapi(ASS), tetapi memiliki nilai nutrisi yang tinggi
sehingga mudah dicerna.

b).

Karbohidrat
Karbohidrat dalam ASI relative tinggi jika dibandingkan
dengan air susu sapi (6,5-7gram%). Karbohidrat utama
dalam ASI adalah laktosa. Proses fekmentasi akan
mengubah laktosa menjadi asam laktat yang memberikan
suasana asam dalam usus bayi.

c).

Lemak
Lemak dalam ASI merupakan sumber kalori utama dan
sumber vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, dan K)
serta sumber asam lemak yang esensial. Asam lemak rantai
panjang (arachidoc dan docadexaenoic) berperan dalam
perkembangan otak.

e).

Mineral dan Vitamin


ASI mengandung mineral yang lengkap, meskipun
kadarnya terlihat rendah tetapi cukup untuk bayi umur 6

bulan, Besi (Fe) dan kalsium (Ca) adalah paling satabil dan
tidak di pengaruhi oleh diet ibu. Garam organic yang
terdapay dalam ASI terutama adalah kalsium, kalium dan
natrium dari asam klorida dan fosfat. Kandungan kalium
adalah yang terbanyak dalam ASI. Kalsium dan factor yang
trkandung dalam ASI merupakan bahan pembentuk tulang
pada pertumbuhan bayi.
f).

Air
ASI mengandung AIR kurang lebih 88%. Air ini berguna
untuk melarutakan zat-zat yang terdapatt di dalamnya. ASI
merupakan sumber air yang secara metabolic aman. Air
yang relative tinggi dalam ASI akan meredakan rangsangan
haus pada bayi

2.1.2

Jenis-jenis ASI
Dalam Nugroho (2011), jenis-jenis ASI dalam stadium laktasinya
adalah:
a).

Kolostrum
Kolostrum dihasilkan oleh kelenjar payudara pada hari
pertama sampai hari keempat setelah persalinan. Kolostrum
yaitu air susu atau cairan kental berwarna kekuningkuningan yang bmengandung zat antibody dan zat gizi yang
tinggi. Kolostrum juga merupakan makanan yang paling
baik untuk bayi baru lahir, karena dapat menetralisir
bakteri, virus dan jamur.

b).

ASI Peralihan (transisi)


Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai ASI matur
atau ASI matang. ASI transisi keluar setelah kolostrum
sampai dengan keluarnya ASI matang, yaitu sejak hari ke-4
sampai hari ke-10 setelah melahirkan. Kandungan protein

c).

dalam ASI menurun sedangkan lemak meningkat.


ASI matang (mature)
ASI mature atau ASI matang meruapakan ASI yang
dihasilkan pada hari ke-10 dan seterusnya. Komposisi
relatis konstan, ASI matang bila dipanaskan tidak
menggumpal.

Berikut

merupakan

jenis-jenis

ASI

berdasarkan waktu keluar:


1).
Foremik
ASI foremik adalah ASI yang keluar pada saat 5
menit pertama. Foremik memiliki tekstur yang lebih encer
dibandingakan dengan hindmilk, foremik juga mempunyai
kandungan rendah lemak dan tinggi laktosa, gula, protein,
mineral dan air.
2).
Hindmilk
Hindmilk merupakan air susu yang keluar setelah
susu foremik. Hindmilk mengadung lemak dan nutrisi lebih
banyak dibandingkan foremik, sehingga dapat membuat
2.1.3

bayi lebih cepat kenyang.


Manfaat Pemberian ASI Eksklusif
ASI dapat memberikan manfaat pada bayi dan ibu. ASI memiliki
unsure yang dapat memenuhi semua kebutuhan bayi akan nutrisi
selama periode 6 bulan (Gibney, 2009). Berikut merupakan
manfaat pemberian ASI eksklusif bagi bayi dan ibu..

2.1.3.1 Manfaat Pemberian ASI Bagi Bayi


a).
Menurut Roesli (2008):
1).
ASI mengandung nutrisi yang optimal, baik kualitan
2).

maupun kuantitas.
ASI meningkatkan kesehatan bayi. Bayi yang diberi
ASI akan mencegah bayi terserang penyakit.
Penyakit yang dapat dicegah anatara lain muntah,

3).

diare, penyakit saluran pernafasan, dan kanker.


ASI meningkatkan nkecerdasan bayi. ASI
memberikan

nutrisi

yang

penting

untuk

pertumbuhan otak dan proses menyusui akan


merangsang
4).
b).

indera

penglihatan,

pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba


ASI menjalin kasih sayang ibu dana anak

Menurut Gibney
1).

Bayi yang mendapat ASI penuh jarang terjangkit


oleh penyakit diare dan menular. Karena bayi
mengandung antibody yang memberikan imunitas
terhadap infeksi.

2).

Bayi yang mendapatkan ASI juga lebih sedikit yang


mendapatkan alergi dibandingkan bayi-bayi yang
diberi susu sapi.

3).

Insidens sindrom kematian bayi yang mendadak (


Sudden Infant Death Syndrome) lebih pendek pada
bayi yang mendapatkan ASI

4).

ASI merupakan makanan yang higinis, murah, dan


mudah diberikan dan sudah langsung tersedia pada
bayi.

2.1.3.2 Manfaat Pemberian ASI Pada Ibu


a).

Menurut UNICEF ( 2010) manfaat memeberikan ASI pada


ibu
1).

Secara alamiah bahwa ASI dapat mengurangi resiko


kanker payudara dan kanker indung telur
( Ovarium) pada ibu.

2).

Dengan

memberikan

ASI

dapat

merangsang

keluarnya hormone prolaktin untuk memprosuksi


ASI sekaligus dapat menunda kesuburan sehingga
kehamilan tertunda.
3).

Dapat mengembalikan berat badan ibu sebelum


hamil.

4).

ASI lebih ekonomis, higinis, praktis, dan hemat


waktu.

b).

Menurut Chandra (2011)


1).

Pembefrian ASI dapat menurunkan berat badan ibu


setelah

melahirkan

dengan

menyususi

dapat

membakar kalori 200-250 kal per hari.


2).

ASI lebih ekonomis dibandingkan susu formula

3).

Pemberian

ASI

eksklusif

merupakan

metode

ontrasepsi yang alami. Dengan menyususi secara


eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan,
sehingga ddigunakan sebagai alat kontrasepsi
alamiag. (Depkes, 2002).
4).

Pelepasan hormone oksitoksin ketika menyusui


dapat meningkatkan perasaan tenang, nyaman untuk
bayi.

2.2 Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)


2.2.1 Definisi MP-ASI
Makanan pendamping ASI adalah makanan atau minuman
yang mengandung gizi yang di berikan kepada bayi berusia 6 bulan
untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Sebelum bayi berusia 24
bulan, sebaiknya ASI tetap diberikan dengan memberikan ASI
terlebih dahulu baru kemudian memberikan MP-ASI. (Kemenkes
RI, 2011).
Peranan MP-ASI sama sekali bukan merupakan peranan
menggantikan ASI melainkan untuk melengkapi ASI. MP-ASI
merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga.
Pengenalan dan pemberian makanan pendamping ASI harus
dilakukan secara bertahap baik jenis, porsi, frekuensi, bentuk
maupun

jumlahnya,

sesuai

dengan

usia

dan

kemampuan

pencernaan bayi/anak. Makanan pendamping ASI dapat berupa


bubur, tim,sari buah, biskuit. Pemberian makanan pendamping ASI
yang cukup kualitas dan kuantitasnya pentig untuk pertumbuhan

fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang sangat pesat pada


periode ini (Sulistyoningsih, 2011).
2.2.2

Tujuan pemberian MP-ASI


Tujuan pemberian makanan pendamping ASI menurut
Maryunani (2010) adalah: untuk melengakapi zat gizi yang sudah
berkurang, Mengembangkan

kemampuan bayiuntuk menerima

berbagai macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk,


mengembangkan kemampuan bayi untuk menguyah dan menelan,
Mencoba adapatasi terhadap makanan yang mengandung kadar
energi tinggi.
Pola pemberian makanan pada bayi menurut Proverawati
Kusumati (2010) adalah sebagai berikut:
Tabel 1.
Pola Pemberian Makanan Tambahan Pendamping Asi
Umur

Macam

Frekuensi makan

(bulan)

makanan

6-9

ASI

Sesering

buah

mungkin

Bubur susu

2 kali

Nasi tim saring

2 kali

dalam

sehari

1 kali
9-12

ASI

Sesering

buah

mungkin

bubur susu

2 kali

nasi tim saring

1 kali

2 kali
13-24

ASI

Sesering

Makanan

mungkin

seperti orsng dewasa,

4-5 kali

termasuk telur
dan kuning
telurnya
jeruk

Variasi

makanan

diperhatikan

dengan

menggunakan

padanan bahan makanan, misalnya nasi dapat diganti dengan tahu,


temep, kajang ijo, telur, atau ikan. Baying dapat diganti dengan
kangkung, wortel, tomat. Bubur susu dapat diganti dengan bubur
kacang ijo, bubur sumsum, biskuit.
2.2.3

Faktor yang mempengaruhi MP-ASI


Menurut Sulistyoningsih (2011) mengemukakan beberapa
factor yang mempengaruhi MP-ASI.

2.2.3.1 Pendapatan
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang
tumbuh kembang anak karena orang tua menyediakan semua
kebutuhan anak baik yang pinter primer maupun yang sekunder.

2.2.3.2 Pengetahuan Gizi


Kepandaian yang memilih makanan merupakan sumbersumber zat gizi dalam mengelola bahan makanan yang merupakan
sumber-sumber zat gizi dalam mengolah bahan pangan yang
diberikan. Tingkat pengetahuan gizi yang rendah akan sulit dalam
penerimaan informasi disbanding dengan tingkat pengetahuan gizi
yang baik.
2.2.3.3 Besar keluarga
Keluarga dengan keadaan social ekonomi yang kurang,
jumlah anak yang abnayak akan mengakibatkan selain kurangnya
kasih sayang dan perhatian anak, juga kebutuhan primer seperti
makanan, sandang dan perumahanapun tidak terpenuhi oleh karena
itu keluarga berencana tetap di perlukan.
2.2.3.4 Pembagian dalam keluaga
Ayah mempunyai prioritas utama atas jumlah dan jenis
makanan tertentu dalam keluarga. Untuk anak-anak selama
penyapihan, pengaruh pendamping/tambahan dari pembagian
pangan yang tidak merata dalam unit keluarga, dapat merupakan
bencana, baik bagi keseshatan maupun kehidupan.
Perilaku pemberian MP-ASI yang baik kepada bayi
ditentukan
sebagaimana

oleh

pengetahuan

dikemukakan

ibu

oleh

tentang

Prambadari

MP-ASI.

Hal

(2006)

yang

menyatakan bahwa mutu makanan pendamping ASI yang

diberikan kepada bayi sangat ditentukan oleh banyak factor, di


antaranya krisis ekonomi yang berdampak pada peningkatan
jumlah keluarga miskin di indonesi dan berpengaruh secara
langsung pada daya beli pangan keluarga. Tingkat pengetahuan
tentang makanan pendamping ASI yang rendah dan disebabkan
karena kurangnya informasi yang diterima oleh ibu khususnya
mengenai makanan pendamping ASI.
2.2.4 Tahapan Pemberian MP-ASI
Menurut Depkes 2007 dalam buku kesehatan Ibu dan Anak,
pemberian makanan pada bayi dan anak umur 0-24 bulan yang baik
dan benar sebagai berikut:
2.2.4.1 Umur 0-6 bulan
a).

Berikan ASI setiap kali bayi menginginkan, sedikitnya 8


kali sehari, pagi, siang, sore, maupun malam

b).

Jangan berikan makanan atau minuman selain ASI (ASI


Eksklusif).

c).

Susui dengan payudara kanan atau kiri sevara pergantian.

2.2.4.2 Umur 6-12 bulan


a).

Umur 6-9 bulan, kenalkan makanan pendamping ASI dalam


bentuk lumat dari bubur susu sampai nasi tim lunak, 2 kali
sehari, setiap kali makan diberikan sesuai umur:
1.)

6 bulan : 6 sendok makan

2).

7 bulan : 7 sendok makan

3).
b).

8 bulan : 8 sendok makan

Untuk umur 9-12 bulan, beri makanan pendamping ASI


dimulai dari bubur nasi sampai nasi tim sebanyak 3 kali
sehari, setiap kali makan berikan sesuai umur.

c).

1.)

9 bulan : 9 sendok makan

2).

10 bulan : 10 sendok makan

3).

11 bulan : 11 sendok makan

Beri ASI terlebih dahulu kemudian makanan pendamping


ASI

d).

Pada makanan pendamping ASI, tambahkan telur, ayam,


ikan, tahu, tempe, daging sapi, wortel, bayam, kacang ijo,
santan, minyak pada bubur mnasi.

e).

Bila menggunakan makanan pendamping dari pabrik, baca


cara menyiapkannya, batas umur, dan tanggal kadaluarsa.

f).

Berikan makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu


makan, seperti bubur kacang ijo, biskuit, pisang, nagasari,
dan sebagainya.

g).

Beri buah-buahan atau sari buah, seperti air jeruk manis dan
air tomat saring

h).

bayi

mulai

diajarkan

makan

menggunakan gelas dan sendok.

dan

minum

sendiri

2.2.4.3

Umur 1-2 tahun


a).

Teruskan pemberian ASI sampai usia 2 tahun

b).

Berikan nasi lembek 3 kali sehari.

c).

Tambahkan ntelur, ayam, ikan, tempe, tahu daging sapi,


wortel, bayam, kacang hijau, santan, minyak pada nasi
lembek.

d).

Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan,


seperti kacang hijau, biskuit, pisang, nagasari, dan
sebagaimya.

e).

Beri buah-buahan atau sari Buah

f).

Bantu anak buat makan sendiri.

g).

Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara


tiba-tiba kurangi frekuensi pemberian ASI sedikit demi
sedikit
Golonga
n umur
(bulan)

Pola pemberian ASI/MP-ASI


Manak
an
Makana Makana
ASI
Lumat n Lunak n Padat

0-6
6-12
9-12
1224

Tabel 2.1
Pola pemberian ASI dan MP-ASI

2.2.5

Tanda-Tanda Bayi Sudah Siap Menerima Makanan Pendamping


ASI
Bayi perlu disusui secara eksklusif sampai berusia 4 atau 6
bulan, lebih dianjurkan lagi setelah usia 6 bulan. Menyusui
Eksklusif sanpai usia 6 bulan mengurangi resiko alergi. Ketika
system pencernaan makin siap, it akan mampu menerima makanan
yang berbeda-beda tanpa beresiko terkena alergi. Ini adalah cirriciri yang perlu diperhatikan walaupun mungkin bayi belum
melakukan smuanya (El-jauza, 2009)
a).

Bayi dapat duduk dan mempertahankan kepalanya dengan


baik tanpa di bantu.

b).

Bisa melakukan gerakan mengunyah

c).

Berat badan terlihat meningkat 2 kali dari berat badan


ketika lahir

d).

Terlihat tertarik pada makanan

e).

Mulai mebuka mulut saat sendok mendekati mulut

f).

Bisa memindahkan makanan dari mulut bagian depan ke


mulut bagian belakang

g).

bias menggerakkan lidah, dan tudak lagi mendorong


makanan keluaar menggunakan lidah

h).

Mulaai tumbuh gigi

2.2.6

Kerugian Memperkenalkan MP-ASI Terlalu Dini


Ada dua kerugian utama memperkenalkan makanan padat
sebelum usia 6 bulan, yaitu meningkatnya resiko diare dan infeksi
lainnya. Juga, jumlah ASI yang diterima bayi akan menurun,
karenaASI lebih bergizi ketimbang makanan padat, pertumbuhan
bayi mungkin terganggu (Ramaiah,2007)

2.2.7

Kerugian Memperkenalkan ASI Terlalu Lambat


Jika makanan padat diperkenalkan setelah umur 6 bulan, bayi tidak
akan memperoleh nutrisi yang dibutuhkan, terutanma energy dan
protein maka dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan anak.
Pasokan zat besi juga akan berkurang, akibatnya bayi bias
mengidap anemia ( Ramaiah,2007)

2.3 Masa Menyusui


Wanita yang baru melahirkan, kemudian menyusui anaknya sudah
menjadi hal yang harus dilakukan, seseorang ibu harus menyusui anaknya
mulai sejak lahir hingga berusia 2 tahun. Usia bayi 0-6 bulan seorang ibu
harus memberikan ASI secara penuh tanpa nutrisi yang lain seperti susu
formula, bubur, dan lain-lain. Jadi, yang diberikan bayi umur 0-6 bulan
adalah ASI eksklusif. Hal itu diperkuat oleh Sari Dan Rimandini (2014)
Bahwa pemberian kolostrum melalui ASI yang terus menerus, paling tidak
selama 4 bulan (idealnya 4-6 bulan) merupakan perlindungan terbaik yang
diberikan kepada bayi terhadap penyakit.
ASI eksklusif sangat dibutuhkan oleh bayi karena memiliki banyak
manfaat diantaranya melindungi bayi dari berbagai macam penyakit dan

infeksi serta dapat melindungi bayi dari serangan alergi. Bukan hanya itu,
ASI dapat meningkatkan kecerdasan dan keaktifan pada bayi sehingga
bayi lebih cepat bias berbicara, berjalan serta meningkatkan penglihatan.
Itu semua karena berbagai kandungan nutrisi yang sangat baik untuk bayi
(Sari dan Rimandini, 2014).
2.4

Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasiltahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu , pengetahuan
terjadi karena melalui panca indera manusia, penglihtan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengertahuan di peroleh
manusia dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan adalah suatu yang diketahui bahwa perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan nlebih langgeng dari pada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan atau kognitif merupakan
dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang ( over
behavior) sebelum orang mengadopsi perilaku baru dalam diri orang
tersebut sehingga terjadi suatu proses berurutanj ( Rogers, 1974), yaitu:
a).

Kesadaran ( Awarnes), yakni orang tersebut menyadari dalam arti


mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

b).

Tertarik (Interest), yakni orang yang mulai tertarik pada stimulus

c).

Mempertimbangkan

(Evaluation),

menimbang-nimbang

tidak

baiknya stimulus tersebut bagi dirinya.


d).

Mencoba (Trial), yakni dimana orang perlu mencoba perilaku baru.

e).

Mengadaptasi (Adaptation), diamna subjek telah berperilaku baru


dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

2.4.1

Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif


Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitig ada 6
tingkatan:

2.4.1.1 Tahu ( Know)


Tahu diartikan sebagai mengingat kembali suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2.4.1.2 Memahami (comprehention)
Memahami diartikan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat mengintrepretasikan
materi tersebut secara benar.
2.4.1.3 Aplkikasi (application)
Apllikaso

siartikan

suatu

kemampuan

seseorang

untuk

menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau


kondisi real ( sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai
aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus, metode, prinsip
dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
2.4.1.4 Analisa (analysis)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau


suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam
satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
2.4.1.5 Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada.
2.4.1.6 Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemmapuan untuk melakukan
justifikasi
berdasarkan

suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu


suatu

criteria

yang

ditentukan

sendiri

atau

mengguanakan criteria-kriteri yang telah ada.


2.3.1

Faktor-faktor Ynag Mempengaruhi Pengetahuan

2.4.2.1 Umur
Umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak diadakan atau
dilahirkan) (Kamus Besar Bhs. Indonesia, 2006). Menurut
Notoatmodjo (2003) umur merupakan periode terhadap pola=pola
kehidupan baru dan harapan-harapan baru. Semakin bertambahnya
umur seseorang maka semakin banyak pula ilmu pengetahuan yang
dimiliki.
2.4.2.2 Pendidikan

Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh


orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhannya (jasmani
dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat
(Notoatmodjo, 2003). Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang
maka

mudah

menerima

informasi

sehingga

banyak

pula

pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang


akan menghambat sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang
diperkenalkan ( Kunconingrat, 1997 dalam Nursalam, 2001).
2.3.1.1 Pekerjaan
Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hati yang dilakukan ibu untuk
memenuhi kebutuhannya. Bila kita ingin melihat pekerjaan
mayoritas dari ibu karena kemungkinan sebagian ibu bukanlah
pekerja yang berpenghasilan cukup sehingga kebanyakn itu
menganggap social ekonomi keluarga akan mengganggu dalam
pemenuhan

nutrisi

anaknya

(Notoatmodjo, 2003). Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan,


tetapi lebih banyak merupakan mencari nafkahyang membosankan,
berulang dan banyak tantangan (Erick 1996, dalam Nursalam
2001).
2.4.2.5Sumber Informasi
Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjad perantara
dalam menyampaikan informasi. Mempengaruhi kemampuan,
semakin banyak sumber informasi yang diperoleh maka semakin
banyak pula pengertahuan yang dimiliki. Media informasi untuk

komunikasi massa terdiri dari media cetak yaitu surat kabar,


majalah, buku, media elektronik yaitu radi, TV, film dan
sebagainya ( Notoatmodjo, 2003).
2.4.2.6 Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan
seseotang,. Namun, bila seseorang berpenghasilan cukup besar
maka dia akan mampu unutuk menyeediakan atau membeli
fasilitas-fasilitas sumber informasi.
2.4.2.7 Sosial Budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan keluarga dapat mempengaruhi
pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.
2.4.3

Cara Mengukur Pengetahuan


Pengukur

pengetahuan

dapat

dilakukan

dengan

memberikan seperangkat alat tes / kuesiner tentang objek


pengetahuan yang mau diukur, selanjutnya dilakukan penilaian
dimana setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan diberi
nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0 ( Notoatmodjo, 2003)
Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah
skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian
dikalikan 100% dan hasilnuya berupa presentasi dengan rumus
yang digunakan sebagai berikut:
P = persentase

F = frekuensi dari seluruh alternative jawaban ynag menjadi


pilihan yang telah dipilih responden atas pertanyaan yang
diajukan.
n = jumlah frekuensi seluruh alternatif jawaban yangb
menjadi pilihan selaku peneliti
100% = bilangan genap (Sabarguna, 2008)
Menurut Arikunto (2006) dala buku wawan dan dewi
(2010) pengetahuan seseorang dapat di ketahui dan
diinterpresentasikan dalam skala yang bersifat kualitatif
yaitu:
a).

Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76100%

b).

Tingkat pengetahuan cukup bila skor atau nilai 5675%

c).

Tinkat penetahuan kurang bila skor atau lebih <55%


Pengukuran pengetahuan dapat di ukur dengan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang
isi materi yang akan di ukur dari subjek penelitian
atau responden. Kedalaman pengetahuan yangb
ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan
dengan tingakatan-tingkatan di atas ( Notoatmodjo,
2007).

Anda mungkin juga menyukai