Anda di halaman 1dari 21

A.

PENGERTIAN
Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan tersebut selalu
menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat. Bahaya bagi ibu tidak begitu besar,
tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan perhatian dan pengawasan khusus bila
diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu janin.Kehamilan kembar adalah dua atau lebih janin
yang ada didalam kandungan selama proses kehamilan.
B. FREKUENSI
Frekuensi menurut hukum Hellin antara kehamilan ganda dan tunggal :
1.
gemelli (2)
1 : 89
1. triplet (3)

1 : 892

2. duadruplet (4)

1 : 89 3

3. duintuplet (5)

1 : 89 4

4. sextuplet (6)

1 : 89 5

Menurut penelitian Ereulich (1930) pada 120 juta persalinanmemperoleh angka kejadian
kehamilan ganda :
gemelli 1 : 85 ; triplet 1 : 7.629 ; duardriplet 1 : 670.743 dan duantuplet 1 : 41.600.000.Bangsa
mempengaruhi kehamilan ganda ; di Amerika Serikat lebih banyak dijumpai pada wanita negro
dibandingkan kulit putih. Angka tertinggi kehamilan ganda dijumpai di Finlandai dan terendah
di Jepang.Faktor umur : makin tua umur makin tinggi angka kejadian kehamilan kembar dan
munurun lagi setelah berumur 40 tahun.Paritas : pada primipara 9,8 per 1000 dan pada multipara
(oktipara) baik jadi 18,9 per 1000 persalinan.Keturunan : keluarga tertentu akan cenderung
melahirkan anak kembar yang biasanya diturunkan secara paternal,namun dapat pula secara
maternal.
C. JENIS GEMELLI
Gemelli dizigotik = kembar dua telur , heterolog, biovuler dan praternal :Kedua telur berasal
dari :
1. ovarium dan dari dua folikel de graff
2. ovarium dan dari 1 folikel de graff
3. dari ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium kiri.
Kira-kira dua pertiga kehamilan kembar adalah dizigotik yang berasal dari 2 telur; disebut juga
heterolog, binovuler, atau fraternal. Jenis kelamin sama atau berbeda, mereka berbeda seperti
anak-anak lain dalam keluarga. Kembar dizigotik mempunyai 2 plasenta, 2 korion dan 2 amnion.
Kadang-kadang 2 plasenta menjadi satu.Gemelli monozigotik = kembar satu telur, homolog,
uniovuler, identik dapat terjadi karena :
1. Satu telur dengan 2 inti,hambatan pada tingkat blastula :

2. Hambatan pada tibgkat segmentasi


3. Hambatan setelah amnian dibentuk,tetapi sebelum primitive steak.
Pada pembelahan pertama akan terjadi diamniotik yaitu rahim mempunyai dua selaput ketuban
dan dikorionik atau rahim mempunyai dua plasenta.Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput
ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja salah satu
bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya perkembangan bayi
bisa terhambat.Lalu pada pembelahan ketiga selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya
sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baikPada pembelahan ke empat, rahim hanya punya
satu placenta dan satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadi kembar siam cukup besar.
Pasalnya waktu pembelahan telalu lama sehingga sel telur berdempet. Jadi biasanya kembar siam
terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari. Kira-kira sepertiga kehamilan
kembar adalah monozigotik. Jenis kehamilan kedua anak sama, rupanya sama atau bayangan
cermin, mata, kuping, gigi, rambut, kulit dan ukuran antropologik pun sama. Sidik jari dan
telapak sama, atau terbalik satu terhadap lainnya. Satu bayi kembar mungkin kidal dan lainnya
biasa karena lokasi daerah motorik di korteks serebri pada kedua bayi itu berlawanan. Kira-kira
satu pertiga kehamilan kembar monozigotik mempunyai 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta;
kadang-kadang 2 plasenta tersebut menjadi satu. Keadaan ini tak dapat dibedakan dengan
kembar dizigotik. Dua pertiga mempunyai 1 plasenta, 1 korion, dari 1 atau 2
amnion.
Perbedaan ciri, sifat dan lain-lainnya antara kembar monozigotik dan zigotik (satu telur dan
dua telur): Perbedaan kembar monozigot kembar dizigot Plasenta 1 (70%)2 (30%) 2 (_+ 100%)
Khorium 1(70%)2 (30%) 2 (_+ 100%) Amnion 1 (70%)2 (30%) 2 (_+ 100%) Tali pusat 2 2
Sirkulasi darah janin Bersekutu Terpisah Jenis kelamin Sama Sama atau tidak Kupa dan sifat
Sama Agak berlainan Mata, kuping, gigi, kulit Sama Berbeda Ukuran antropologik Sama
Berbeda Sidik jari Sama Berbeda Cara pegangan bisa samaBisa satu kidalYang lain kanan
sama,bisa duaduanya kanan Kira-kira sepertiga kembar adalah monozigotik,dan dua pertiga
lainnya adalah dizigotik.
1. Conjoined twins, superfekkundasi 2 superfetasi
Conjoined twins atau kembar siam adalah kembar dimana janin melengket satu dengan yang
lainnya.misalnya torakopagus (dada dengan dada),abdominopagus (perlengketan antara kedua
abdomen)kraniopagus (kedua kepala)dan sebagainya.banyak kembar siam telah dapat dipisahkan
setara operatif dengan berhasil.Superfekundasi adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan
dalam ovulasi yang sama pada dua kali koitus yang dilakukan pada jarak waktu yang pendek.hal
ini dilaporkan oleh archer (1910)seorang wanita kulit putihmelakukan koitus berturut-turut
dengan seorang kulit putih dan kemudian dengan pria negro melahirkan bayi kembar : satu bayi
putih dan satu bayi negro (mulato).Superfetasi adalah kehamilan kedua yang terjadi beberapa
mingguatau bulan setelah kehamilan pertama.belum pernah dibuktikan pada manusia,namun
dapat ditemukan pada kuda.Superfekundasi dan superfetasiSuperfekundasi adalah pembuahan
dua telur yang dikeluarkan pada ovulasi yang sama pada 2 koitus yang dilakukan dengan jarak
waktu pendek. Kehamilan demikian ini sulit dibedakan dengan kembar dizigotik. Pada tahun
1910 oleh Archer dilaporkan bahwa seorang wanita berkulit putih yang melakukan koitus
berturut-turut dengan seorang kulit putih dan kemudian dengan seorang negro melahirkan bayi

kembar dengan satu bayi berwarna putih dan yang lainnya berupa mullato.
Superfetasi adalah kehamilan kedua yang terjadi beberapa mingggu atau beberapa bulan setelah
kehamilan pertama terjadi. Keadaan ini pada manusia belum pernah dibuktikan, akan tetapi dapat
ditemukan pada kuda.
D. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang mempengaruhi : bangsa, umur, dan paritas, sering mempengaruhi kehamilan
kembar 2 telur. pada kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan
paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar itu. Diperkirakan
disini penyebabnya adalah faktor penghambat dalam masa pertumbuhan dini hasil konsepsi.
Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula terbentuk, menghasilkan
kehamilan kembar dengan dua amnion, dua korion, dan dua plasenta seperti pada kehamilan
kembar dizigotik. Bila faktor penghambat terjadi setelah blastula tetapi sebelum amnion
terbentuk, maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 2 amnion, sebelumprimitive
streak tampak, maka akan terjadi kehamilan kembar dengan
1 amnion. Setelah primitive streak terbentuk, maka akan terjadi kembar dempet dengan berbagai
bentuk.
2. Faktor obat-obat induksi ovulasi: Profertil, Clomid, dan hormon gona dotropin dapat
menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua.
3. faktor lain dengan mekanisme tertentu menyebaabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graaf
atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam 1 folikel.. kemungkinan pertama dibuktikan dengan
ditemukannya 21 korpora lutea pada kehamilan kembar. Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi
kehamilan kembar, jika telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu dan jika semua
embrio yang kemudian dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu tumbuh dan berkembang lebih
dari satu.
4.
Faktor keturunan.
5.
Faktor lain yang belum diketahui
1.
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur dan paritas sering
mempengaruhi kehamilan 2 telur.
2.
Faktor obat-obat induksi ovulasi profertil, domid dan hormon gonadotropin dapat
menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua.
3.
Faktor keturunan
4.
Faktor yang lain belum diketahui.Bangsa, hereditas, umur dan paritas hanya
mempunyai pengaruh terhadap kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur, juga obat klomit dan
hormon gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan menyebabkan
kehamilan dizigotik. Faktor-faktor tersebut dan mungkin pula faktor lain dengan mekanisme
tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graff atau terbentuknya 2 ovum atau
lebih dalam satu folikel. Kemungkinan pertama dibuktikan dan ditemukan 21 korpora lutea pada
kehamilan kembar. Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika telur-telur
yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu, jika semua embrio yang kemudian dimasukan
kedalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada kembar yang berasal dari
satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi
kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini sebabnya ialah faktor penghambat pada masa
pertumbuhan dini hasil konsepsi.Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum
blastula terbentuk,menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta
seperti pada kehamilan kembar dizigotik.
E. TANDA DAN GEJALA

1. Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransinya
dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan makin
banyaknya janin pada kehamilan kembar.
2. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga dapat
menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain.
3. Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar daripada
kehamilan tunggal.
4. Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada kehamilan
kembar.
5. Solusio plasenta dapat terjadi, seperti sesak nafas, sering kencing, edema dan varises
pada tungkai bawah dan vulva.
Pada kehamilan kembar dengan peregangan uterus yang berlebihan dapat terjadi persalinan
prematuritas.Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga
terjadi difisiensi nutrisi seperti anemia yang dapat mengganggu pertumbuhan janin. Frekuensi
hidramnion pada hamil kembar sebesar 10 kali lipat lebih besar daripada kehamilan normal.
Keregangan otot rahim yang menyebabkan iskemia uteri dapat meningkatkan kemungkinan preeklampsia dan eklampsia.Solusio plasenta dapat terjadi setelah persalinan anak pertama karena
retraksi otot rahim berlebihan. Perjalanan persalinan dapat terjadi lebih lama. Setelah persalinan
terjadi gangguan kontraksi otot rahim yang menyebbakan atonia uteri menimbulkan
perdarahanKeluhan yang sering terjadi pada kehamilan kembar diantranya sesak nafas sering
ingin kencing / edema tungkai, pembesaran pembuluh darah (varises)Dengan janin (bayi) yang
relatif berat badannya rendah menyebabkan morbiditas dan kematian yang tinggi.Kemungkinan
penyulit pada kehamilan kembar Ibu Bayi AnemiaHipertensiPartus PrematurusAtonia
UteriPerdarahan pasca persalinan HidramnionMalpresentasiPlasenta previaSolusio
plasentaKetuban pecah dinidan toksemia gravi darumPertumbuhan janin terhambatKelainan
bawaanMorbiditas dan mortalitas perinatal meningkat F. PATOFISIOLOGI
Secara garis besar, kembar dibagi menjadi dua. Monozigot, kembar yang berasal dari satu telur
dan dizigot kembar yang berasal dari dua telur. Dari seluruh jumlah kelahiran kembar,
sepertiganya adalah monozigot. Kembar dizigot berarti dua telur matang dalam waktu
bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu mengalami pembuahan
dalam waktu bersamaan. Sedangkan kembar monozigot berarti satu telur yang dibuahi sperma,
lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada kondisi bayi
kelak.Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0-72 jam, 4-8 hari, 9-12 dan
13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua
selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta. Sedangkan pada pembelahan
kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa
saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya,
perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta
masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik.Pada pembelahan
keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan
terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu pembelahannya terlalu lama, sehingga sel

telur menjadi berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot yang
pembelahannya lebih dari 13 hari.Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik
adalah pembelahan pertama, karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat
pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan
kenapa bisa membelah tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan
dengan infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan
G. PERTUMBUHAN JANIN KEMBAR
1. Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000 gr lebih ringan dari janin
tunggal.
2. Berat badan baru lahir biasanya pada kembar dibawah 2500 gr triplet dibawah
2000 gr, duadriplet dibawah 1500 gr dan duintuplet dibawah 1000 gr.
3. Berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama umumnya
berselisih antara 50 100 gr, karena pembagian sirkulasi darah tidak sama, maka
yang satu kurang bertumbuh dari yang lainnya.

Pembuluh darah janin yang satu beranastomosis dengan pembuluh darah janin yang lain,
karena itu setelah bayi satu lahir tali pusat harus diikat untuk menghindari
perdarahan.
Karena itu janin yang satu daapt terganggu pertumbuhannya dan menjadi
monstrum seperti akardiakus, dan kelainan lainnya.d.
Dapat terjadi sondroma transfusi fetal :
pada janin yang dapt darah lebih banyak terjadi hidramnion, polisitemia, edema dan
pertumbuhan yang baik. Sedangkan janin kedua kurang pertumbuhannya terjadilah bayi kecil,
anemia, dehidrasi, oligohidrami dan mikrokardia.e.
Pada kehamilan kembar dizigotik
1. Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang satu tumbuh sampai cukup bulan.
2. Janin yang mati dapat diresorbsi (kalau pada kehamilan muda) atau pada
kehamilan agak tua janin jadi gepeng disebut fetus papyraseus atau kompresus.
H. LETAK DAN PRESENTASI JANINPada hamil kembar sering terjadi kesalahan
presentasi dan posisi kedua janin. Begitu pula letak janin kedua dapat berubah setelah janin
pertama lahir, misalnya dari letak lintang berubah jadi letak sungsang atau letak kepala. Berbagai
kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi ; yang paling sering dijumpai adalah :
1. Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala ; (44-47 %).
2. Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38 %).
3. Keduanya presentasi bokong (8-10 %).
4. Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3 %).
5. Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2 %).

6. Keduanya letak lintang (0,2-0,6 %).


7. Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya karena dapat terjadi kunci-mengunci
(interlocking).
I.
1.

DIAGNOSIS
Anamnesaa.
Perut lebih buncit dari semestinya tua kehamilan
1. Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil
2. Uterus terasa lebih cepat membesar
3. Pernah hamil kembar atau ada sejarah keturunan.

2.

Inspeksi dan palpasia.


Pada pemeriksaan pertama dan ulang ada kesan uterus lebih besar dan cepat tumbuhnya dari
biasa.
1. Teraba gerakan-gerakan janin lebih banyak
2. Banyak bagian-bagian kecil teraba
3. Teraba 3 bagian besar janin
4. Teraba 2 balotemen
3.
AuskultasiTerdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan
perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut per menit atau sama-sama dihitung dan berselisih 10.
a.
Rontgen foto abdomen, kelihatan 2 janin.
b.
Ultrasonografi: kelihatan 2 janin, 2 jantung yang berdenyut telah dapat ditentukan pada
triwulan I.
c.
Elektrokardiogram fetal : diperoleh dua EKG yang berbeda dari kedua janin.
d.
Reaksi kehamilan : karena pada hamil kembar umumnya plasenta besar atau ada 2 plasenta,
maka HCE akan tinggi ; jadi reaksi kehamilan titrasi bisa positif kadang-kadang sampai 1/200.
hal ini dapat meragukan dengan malahidatidosa.
J. PENANGANAN DALAM KEHAMILAN
Untuk kepentingan ibu dan janin perlu diadakan pencegahan terhadap pre-eklamsia dan
eklamsia, partus prematurus dan anemia. Pemeriksaan antenatal perlu diadakan lebih sering.
Kehamilan 24 minggu pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu, sesudah kehamilan 36 minggu tiap
minggu ; sehingga tanda-tanda pre-eklamsia dapat diketahui dini dan penanganan dapat
dikerjakan dengan segera.Istirahat baring dianjurkan lebih banyak karena hal itu menyebabkan
aliran darah ke plasenta meningkat, sehingga pertumbuhan janin lebih baik.Penanganan dalam
Kehamilan

1. Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah
komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan pemeriksaan ulangan harus
lebih sering (1 seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu)
2. Setelah kehamilan 30 minggu, koltus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari, karena
akan merangsang partus prematurus.
3. Pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya terasa lebih
ringan.
4. Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah.
K.
PENANGANAN DALAM PERSALINAN
1.
Bila anak pertama letaknya membujur, kala I diawasi seperti biasa, di tolong seperti biasa
dengan episiotomi mediolateralis.
2.
Setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam untuk me nentukan keadaan
anak kedua. Tunggu, sambil memeriksa tekanan darah dan lain-lain.
3.
Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila anak kedua terletak membujur,
ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya air ketuban tidak mengalir deras keluar. Tunggu dan
pimpin persalinan anak kedua seperti biasa.
4.
Waspadalah atas kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum, maka sebaiknya pasang
infus profilaksis.- Bila ada kelainan letak pada anak kedua, misalnya melintang atau terjadi
prolaps tali pusat dan solusio plasenta, maka janin dilahirkan dengan cara operatif obstetrikPada letak lintang coba versi luar dulu, atau lahirkan dengan cara versi dan ekstraksi.Pada letak kepala, persalinan dipercepat dengan ekstraksi vakum atau forseps.Pada letak bokong atau kaki, ekstraksi bokong atau kaki.
5.
Indikasi seksio caesarea hanya pada:- Janin pertama letak lintang- Bila terjadi prolaps tali
pusat- Plasenta previa-Terjadi interlocking pada letak janin 69, anak pertama letak sungsang dan
anak kedua letak kepala.Kala IV diawasi terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan postpar
tum: berikan suntikan sinto-metrin yaitu 10 satuan sintosinon tambah 0,2 mg methergin
intravena.Mekanisme Persalinan Kepala-kepala Saat kepala bayi membuka vulva 5-6 cm.
Lakukan penahan perineum dengan tangan kanan, tangan kiri menahan kepala bayi agar tidak
defleksi maksimal hingga sub oksipito lahir sebagai hipomoklion, lalu tunggu kepala putar paksi
luar dan lakukan biparietal serta sangga susur. Lahirkan bayi kedua dengan jarak waktu 10-15
menit dari anak pertama, lakukan pertolongan persalinan seperti anak pertama.Mekanisme
Persalinan Letak Bokong KepalaBila kepala yang masuk PAP terlebih dahulu, Saat kepala bayi
membuka vulva 5-6 cm. Lakukan penahan perineum dengan tangan kanan, tangan kiri menahan
kepala bayi agar tidak defleksi maksimal hingga sub oksipito lahir sebagai hipomoklion, lalu
tunggu kepala putar paksi luar dan lakukan biparietal serta sangga susur. Lalu anak kedua
dilahirkan secara bracht : Pertolongan dimulai setelah bokong anak lahir. Bokong dipegang
dengan kedua tangan sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari pada permukaan belakang pangkal
paha dan emapat jari lainnya pada permukaan bokong. Kalau kaki sudah lahir, maka bokong

dipegang sedemikian rupa, sehingga kedua ibu jari terletak pada lipat paha dan jari lainnya
menggenggam bokongBokong dibawa ke atas kerah perut ibu, dan sedikit kekiri dan ke kanan
sesuai dengan letk punggung anak. Sama sekali tidak boleh dilakukan tarikan karena dengan
tarikan , lengan dapat menjungkit Bokong terus dibawa ke atas ke arah perut ibu sampai kepala
lahirMekanisme Persalinan bokong-bokongPertolongan Persalinan dilakukan menggunakan cara
Bracht : Pertolongan dimulai setelah bokong anak lahir.Bokong dipegang dengan kedua tangan
sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari pada permukaan belakang pangkal paha dan emapat jari
lainnya pada permukaan bokong. Kalau kaki sudah lahir, maka bokong dipegang sedemikian
rupa, sehingga kedua ibu jari terletak pada lipat paha dan jari lainnya menggenggam bokong
Bokong dibawa ke atas kerah perut ibu, dan sedikit kekiri dan ke kanan sesuai dengan letk
punggung anak. Sama sekali tidak boleh dilakukan tarikan karena dengan tarikan , lengan dapat
menjungkit Bokong terus dibawa ke atas ke arah perut ibu sampai kepala lahirMekanisme
Persalinan Lintang KepalaJika anak pertama lintang, maka tidak dapat dilakukan pertolongan
secara spontan, maka dilakukan persiapan SC.Bila anak pertama presentasi kepala maka lakukan
pertolongan persalinan, saat kepala bayi membuka vulva 5-6 cm. Lakukan penahan perineum
dengan tangan kanan, tangan kiri menahan kepala bayi agar tidak defleksi maksimal hingga sub
oksipito lahir sebagai hipomoklion, lalu tunggu kepala putar paksi luar dan lakukan biparietal
serta sangga susur. Lalu anak kedua dilahirkan dengan versi ekstraksi : Jika ada lengan
menumbung, tangan diulas dengan yodium dan di beri jerat. Jerat ini ditarik dengan ringan ke
arah kepala anak dan waktu anak berputar diulur. Maksudnya supaya anak ini tetap menunjuk ke
bawah, jadi tidak menjungkit, yang sangat menyukarkan lahirnya bahu. Yang menjadi tangan
dalam ialah tangan yang sepihak dengan kaki. Setelah labia dibeberkan, tangan di masukkan
kedalam vagina, tangan luar pindah ke fundus. Tangan luar mendekatkan bokong ke tangan
dalam; tangan dlam mencari kaki. Yang dicari aialah : jika punggung sebelah depan yaitu kaki
bawah, jika punggung sebelah belakang yaitu kaki atas karena kaki tersebut akan menjadi kaki
depan. Mencarinya adalah dari punggung, ke bokong, kepaha dan ke kaki, yang dijepit antara jari
tengah dan telunjuk. Tangan luar menolak kepala kefundus; tangan dalam menarik kaki keluar
sampai lutut Kaki dilepaskan sebentar Ekstraksi : kita pegang tungkai bawah dengan kedua
tangan sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari berdampingan. Arah tarikan ke bawah ialah
kearah kaki kita sendiri. Kemudian kita pindahkan pegangan setinggi-tingginya tapi jangan
memegang pada persendian. Kita tarik terus kebawah sampai trochantor depan ada dibawah
sympisis; kemudian kita tarik ke atas untuk melahirkan pantan belakang. Pegang panggul anak
dengan dua tangan sehingga ibu jari terletak berdampingan atau bersilang pada sacrum,
sedangkan jari telunjuk tangan kiri pada crista iliaca kiri dan telunjuk kanan pada crista iliaca
kanan. Jari lainnya menggenggam bokong dan paha. Kita tarik lagi ke arah kaki kita. Waktu
pusat lahir, Tali pusat dilonggarkan. Kita tarik sampai menjumpai rintangan biasanya waktu bahu
akan lahir. Bahu dilahirkan secara muller atau deventer (klasik). Kepala dilahirkan secara
Mauriceau.Mekanisme Persalinan Lintang BokongJika anak pertama lintang, maka tidak dapat
dilakukan pertolongan secara spontan, maka dilakukan persiapan SC.Jika anak pertama bokong
lakukan pertolongan persalinan secara Bracht dan anak kedua dilakukan dengan cara versi
ekstraksi.Mekanisme Persalinan Lintang-lintang dan interlockingTidakm dapat dilakukan

pertolongan persalinan secara spontan, harus melakukan SCL. PENGARUH TERHADAP


IBU DAN JANIN
1.
Terhadap Ibu- Kebutuhan akan zat-zat bertambah, sehingga dapat menyebabkan ane mia
dan defisiensi zat-zat lainnya.Kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah 10 kali
lebih besar.- Frekuensi pre-eklamsi dan eklamsi lebih sering.Karena uterus yang besar,
ibu mengeluh sesak napas, sering miksi, serta terdapat edema dan varises pada tungkai dan
vulva.Dapat terjadi inersia uteri, perdarahan postpartum, dan solusio plasenta sesudah
anak pertama lahir
.2.
Terhadap Janin- Usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada
kehamilan kembar: 25% pada gemeli; 50% pada triplet; dan 75% pada quadruplet, yang akan
lahir 4 minggu sebelum cukup bulan. Jadi kemungkinan terjadinya bayi prematur akan
tinggi.Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasentae, maka angka kematian
bayi kedua tinggi.Sering terjadi kesalahan letak janin, yang juga akan mempertinggi
angka kematian janin.
M.
PROGNOSISIbu : Partus lama- Taruma jalan lahirPerdarahan post
partum
Prognosis untuk ibu lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan tunggal, karena
seringnya terjadi toksemia gravidarum, hidramnion, anemia, pertolongan obstetri operatif, dan
perdarahan pospartum. Angka kematian perinatal tinggi terutama karena prematur, prolaps tali
pusat, solusio plasenta dan tindakan obstetrik karena kelainan letak janin

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Amerika serikat, jumlah dan frekuensi kehamilan kembar dua dan kembar tiga (triplet) serta
kehamilan multi janin lainnya telah meningkat secara tidak terduga selama dua dekade
terakhir(kogan dkk,2000; Martin dan Park,1999). Antara tahun 1980 dan 1997, jumlah kelahiran
kembar meningkat 52% dan jumlah kelahiran triplet serta kelahiran dengan janin yang
jumlahnya lebih besar lagi melonjak 404%. Sebaliknya, kelahiran janin tunggal hanya menngkat
6%. Peningkatan luar biasa kehamilan multi janin ini merupakan masalah kesehatan masyarakat
karena para bayi ini lebih kecil kemungkinan nya untuk bertahan hidup dan lebih sering
mengalami kecacatan jangka panjang akibat kelahiran preterm. Jewell dan Yip(1995)
mengumpulkan profil para wanita yang melahirkan multijanin di Amerika Serikat selama tahun
1980an dan mengamati bahwa meningkatnya persalinan multijanin disebabkan oleh penggunaan
terapi stimulasi kesuburan oleh wanita yang biasanya berusia lebih tua, berkulit putih dan
berstatus pendidikan tinggi. Gestasi multiple saat ini meliputi 3% diantara semua
kehamilan(American College Of Obstetricians and gineconogists, 1998).

B. Tujun Penulisan Makalah


1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan pengertian dari kehamilan kembar.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan penyebab dari kehamilan kembar.
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami jenis-jenis dari kehamilan kembar.
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan penatalaksanaan pada ante partum.
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan penatalaksanaan pada kehamilan.
6. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan penatalaksanaan pada persalinan.
7. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan penatalaksanaan pada post partum.
8. Mhahasiswa mampu mengetahui dan memahami letak dan presentasi janin.
9. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pertumbuhan janin kembar.
10. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengaruh yang terjadi terhadap ibu dan janin.
11. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami bagaimana cara menentukan diagnosis pada
kehamilan kembar.
12. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami komplikasi apa yang akan disebabkan oleh
kehamilan kembar.
13. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan prognosis kehamilan kembar
14. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengaruh yang dialami ibu saat hamil dan
bersalin akibat dari janin kembar.
15. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan resiko yang mungkin timbul pada kehamilan
kembar.
BAB II
KEHAMILAN GANDA
A. Pengertian Kehamilan Kembar
1. Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih.(Marmi,2011)
2. Kehamilan ganda adalah bila proses fertilisasi menghasilkan janin lebih dari satu. (Sarwono,
2010)
3. Kehamilan ganda merupakan dimana terdapat dua atau lebih embrio atau janin sekaligus,
kehamilan ganda terjadi apabila dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi atau bila satu ovum
yang dibuahi membelah secara dini hingga membentuk dua embrio yang sama pada stadium
massa sel dalam atau lebih awal. (Taufan, 2012)
4. Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih, sejak ditemukannya obatobat induksi ovulasi dari laporan-laporan seluruh pelosok dunia. (Delfi, 1998)
5. Kehamilan ganda adalah segmentasi satu ovum fertile (identik,monovuler atau monozigotik)
atau fertilisasi ovum yang terpisah oleh spermatozoa yang berbeda (fraternal atau dizigotik).
(Benson, 2009)
B. Etiologi
Faktor- faktor yang mempengaruhi adalah
1. Faktor Ras
a. Frekuensi kelahiran janin multiple memperlihatkan variasi yang nyata diantara berbagai ras

yang berbeda.
b. Myrianthopoulos (1970), mengidentifikasi kelahiran ganda terjadi 1 diantara 100 kehamilan
pada orang kulit putih, sedangkan pada orang kulit hitam 1 diantara 80 kehamilan.
c. Pada kawasan di afrika, frekuensi terjadinya kehamilan ganda sangat tinggi. Knox dan Morley
(1960) dalamsuatu survey pada salah satu masyarakat pedesaan di Nigeria, mendapatkan bahwa
kehamilan ganda terjadi sekali pada setiap 20 kelahiran,kehamilan pada orang timur atau oriental
tidak begitu sering terjadi.
d. Perbedaan ras yang nyata ini merupakan akibat keragaman pada frekuensi terjadinya
kehamilan kembar dizigot.
e. Perbedaan kehamilan ganda ini disebabkan oleh perbedaan tinkat Folikel Stimulating
Hormone yang akan mengakibatkan multiple ovulasi.
2. Factor Keturunan
a. Sebagai penentu kehamilan ganda genotip ibu jauh lebih penting dari genotip ayah.
b. White dan Wyshak (1964) dalam suatu penelitian terhadap 4000 catatan mengenai jemaat
gereja kristus orang-orang kudus hari terakhir, menemukan bahwa para wanita yang dirinya
sendiri dizigot dengan frekuensi 1/58 kelahiran. Namun, wanita yang bukan kembar tetapi
mempunyai suami kembar dizigot, melahirkan bayi kembar dengan frekuensi 1/116 kehamilan.
c. Dalam analisis Burmer (1960) terhadap anak-anak kembar, 1 dari 25 (40%) ibu mereka
ternyata juga kembar, tetapi hanya 1 dari 60 (1,75) ayah mereka yang kembar, keterangan
didapatkan bahwa salah satu sebabnya adalah multiple ovulasi yang diturunkan.
3. Factor umur dan faritas
a. Untuk peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun atau paritas sampai dengan 7, frekuensi
kehamilan ganda akan meningkat.
b. Kehamilan ganda dapat terjadi kurang dari sepertiga pada wanita 20 tahun tanpa riwayat
kelahiran anak sebelumnya, bila dibandingkan dengan wanita yang berusia diantara 35-40 tahun
dengan 4 anak atau lebih.
c. Di Swedia, petterson dkk (1976), memastikan peningkatan yang nyata pada angka kehamilan
ganda yang berkaitan dengan meningkatnya paritas.
d. Dalam kehamilan pertama, frekuensi janin kembar adalah 1,3% dibandingkan dengan
kehamilan ke-4 sebesar 2,7%.
4. Factor nutrisi
a. Nylander (1971) mengatakan bahwa peningkatan kehamilan ganda berkaitan dengan BB ibu.
Ibu yang lebih tinggi dan berbadan besar mempunyai resiko hamil ganda sebesar 25-30%
dibandingkan dengan ibu yang lebih pendek dan berbadan kecil.
b. McGillivray (1986) juga memaparkan bahwa kehamilan dizigotik lebih sering ditemui pada
wanita berbadan besar dan tinggi dibandingkan pada wanita pendek dan bertubuh kecil.
5. Factor terapi infertilitas
a. Induksi ovulasi dengan menggunakan FSH plus chorionic gonadrotopin atau chlomiphene
citrate menghasilkan ovulasi ganda.
b. Insiden kehamilan ganda seiring penggunaan gonadotropin sebesar 16-40%,75% kehamilan
sengan dua janin. (Schenker, 1981)

c. Tuppin dkk (1993) melaporkan dari Prancis, insiden persalinan gemelli dan triplet terjadi
karena induksi ovulasi terapi human menopause gonadrotopin (hMG).
d. Faktor resiko untuk kehamilan ganda setelah ovarium distimulasi denganh hMG berpengaruh
terhadap peningkatan jumlah estradiol dan injeksi chorionic gonadrotopin pada saat bersamaan
akan berpengaruh terhadap karasteristik sperma, meningkatkan konsentrasi dan motilitas sperma.
(Dickey, 1992)
e. Induksi ovulasi meningkatkan insiden kehamilan ganda dizigotik dan monozigotik.
6. Factor assistend reproductive technology (ART)
a. Tekhnik ART didesain untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan, dan juga meningkatkan
kemungkinan kehamilan ganda. Pasien pada kasus ini, pembuahan dilakukan elalui teknik
fertilisasi in vitro dengan melakukan seleksi terhadap ovum yang benar-benar berkualitas baik,
dan dua dari empat embrio ditransfer kedalam uterus.
b. Pada umumnya, sejumlah embrio yang ditransfer kedalam uterus maka sejumlah itulah akan
beresiko kembar dan meningkatkan kehamilan ganda.
Bangsa, herediter, umur, dan paritas, hanya mempunyai pengaruh terhadap kehamilan kembar
yang berasal dari 2 telur,juga obat klomoid dan hormone gonatropin yang dipergunakan untuk
menimbulkan ovulasi dapat menyebabkan kehamilan dizigotik. Factor tersebut dengan
mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graf atau terbentuknya 2
ovum atau lebih dalam satu folikel. Jika telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari
satudan jika semua embrio yang kemudian dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu tumbuh
berkembang lebih dari satu. Pada kembar yang lebih dari satu telur, factor bangsa, hereditas,
umur dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar. Di
perkirakan sebabnya ialah factor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi. Factor
penghambat yang mempengaruhi sigmentasi sebelum blastula terbentuk menghasilkan
kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta seperti pada kehamilan dizigotik.
Bila factor penghambat terjadi setelah blastula tetapi sebelum amnion terbentuk, maka akan
terjadi kehamilan kembar dengan 2 amnion, sebelum primitive streak tampak maka akan terjadi
kehamilan kembar dengan 1 amnion. Setelah primitive streak terbentuk maka akan terjadi
kembar dempet dalam berbagai bentuk.
C. Jenis-jenis dari kehamilan ganda
1. Kehamilan kembar monozigotik
Merupakan kehamilan ganda yang berasal dari satu ovum yang dibuahi dan membelah secara
dini dan membentuk dua embrio yang sama, kehamilan ini juga disebut hamil kembar identik
atau hamil kembar homolog atau hamil kembar uniovuler, karena berasal dari satu ovum.
Cirri-cirinya adalah
a. Jenis kelamin sama
b. Rupanya sama/ memiiki wajah yang sama (seperti bayangan)
c. Golongan darah sama, cap kaki dan tangan sama
d. Sebagian atau kira-kira 1/3 kehamilan kembar adalah monozigotik, mempunyai 2 amnion, 2

karion, dan 2 plasenta; kadang-kadang 2 plasenta menjadi 1. Keadaan ini tidak dapat dibedakan
dengan kembar dizigotik. 2/3 mempunyai 1 plasenta, 1 korion, dan atau 2 amnion. Pada
kehamilan kembar monoamniotik kematian bayi masih sangat tinggi.
e. Pada kembar monozigotik dapat terjadi kelainan pertumbuhan seperti kembar siam dan insiden
kelainan malformasi masih tinggi.
2. Kehamilan kembar dizigotik
Merupakan kehamilan ganda yang berasal dari 2 atau lebih ovum yang telah dibuahi, sebagian
besar kehamilan ganda adalah dizigotik atau kehamilan kembar fraternal.
Cirri-cirinya adalah :
a. Jenis kelamin dapat sama atau berbeda
b. Persamaan seperti adik kakak
c. Golongan darah tidak sama
d. Cap tangan dan kaki tidak sama
e. Sebagian atau kira-kira 2/3 kehamilan kembar adalah dizigotik yang mempunyai 2 plasenta, 2
korion dan 2 aamnion dan 2 amnion,2 korion, 1 plasenta.
D. Tanda Dan Gejala Yang Mengindikasikan Kehamilan Kembar
1. Ukuran uerus, tinggi fundus uterus, dan lingkar abdomen melebihi ukuran yang seharusnya
untu usia kehamilan akibat pertumbuhan uterus yang pesat selama trimester ke 2.
2. Mual dan muntah berat( akibat peningkatan kadar HCG)
3. Riwayat bayi kembar dalam kelurga.
4. Riwayat penggunaan obat penyubur sel telur, seperti sitrat klomifen( clomid) atau menotropins
(pergonal).
5. Pada palpasi abdomen didapat tiga atau lebih bagian besar dan/ atau banyak bagian kecil, yang
akan semakin mudah diraba terutama pada trimester ketiga.
6. Pada auskultasi ditemukan lebih dari satu bunyi denyut jantung janin yang jelas-jelas berbeda
satu sama lain(berbeda lebih dari 10 denyut jantung permenit dan terpisah dari detak jantung
ibu).
E. Penatalaksanaan antepartum kehamilan kembar
Untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas pada kehamilan dengan penyulit kembar, kita
perlu :
1. Pemeriksaan antenatal lebih sering, mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan dilakukan tiap 2
minggu, sesudah kehamilan 36 minggu tiap minggu, sehingga tanda-tanda pre-eklamsi dapat
diketahui dini dan penanganannya dapat dikerjakan dengan segera. Setelah kehamilan 30
minggu, perjalanan jauh dan koitus sebaiknya dilarang karena dapat merupakan factor
predisposisi partus prematurus.
2. Pada kehamilan kebutuhan ibu untuk pertumbuhan hamil kembar lebih besar dari hamil
tunggal, sehingga kebutuhan nutrisinya harus terpenuhi agar tidak terganggu pertumbuhan janin
dalam rahim.
3. Anemia hepokrom tidak jarang terjadi pada kehamilan kembar karena kebutuhan besi 2 bayi

dan penambahan volema darah ibu sangat meningkat.pemberian sulfas ferosus 3100 mg secara
rutin perlu dilakukan, selain zat besi dianjurkan untuk memberikan asam folik sebagai tambahan,
yaitu 5 mg asam folat dan satu tablet zatbesi setiap hari.
4. Mencegah kelahiran janin yang terlalu preterm.
5. Mengidentifikasi gangguan pertumbuhan salah satu atau kedua janin dan janin yang
mengalaminya dilahirkan sebelum sekarat.
6. Mengeliminasi trauma janin selama persalinan dan kelahiran.
7. Mempersiapkan dokter yang ahli dalam perawatan neonates.
Disamping itu juga harus diperhatikan keadaan ibu dan janin seperti :
1. Nutrisi
Kebutuhan akan kalori, protein, mineral, vitamin, dan asam lemak esensial jauh meningkat pada
wanita dengan kehamilan multiple. Kehamilan multiple harus mengalami pertambahan sekitar 25
kg (50 pon ), di anjurkan konsumsi energy harus ditingkatkan sebsar 300 kkal/hari, suplementasi
besi 60-100 mg/hari, asam folat 1 mg/hari.
2. Hipertensi ibu
Gangguan hipertensi akibat kehamilan jauh lebih besar kemungkinannya timbul pada janin
multiple.
3. Surveilans Antepartum
Pertumbuhan janin lebih lambat pada kehamilan multiple dibandingkan dengan gestasi tunggal
dan juga mungkin tidak sepadan di antara dua janin. Atas alsan tersebut sepanjang trimester 3
biasanya dilakukan pemeriksaan sonografi serial, pertumbuhan yang memadai
dipastikan.ketidaksepadanan ukuran merupakan kekhawatiran utama apabila pertumbuhan salah
satu janin terhambat, penilaian volume cairan amnion juga penting karena adanya
oligohidramnion mungkin menandakan patologi uteroplasenta dan hal ini seyogyanya
mendorong kita segera melakukan evaluasi terhadap kesejahtraan janin.
4. Pemeriksaan kesehatan janin
Pada penatalaksanaan kehamilan multiple ordo tinggi sering digunakan uji non stress atau profil
bio fisik. Kompleksitas penyulit pada kehamilan multiple serta kemungkinan kesulitan tekhnis
dalam memisahkan janin-janin sewaktu dilakukan pemeriksaan antepartum tampaknya
membatasi manfaat metode-metode ini.
5. Velosimetri Doppler
Evaluasi resistensi vascular dengan Doppler dapat digunakan untuk menilai kesejahtraan janin.
Meningkatnya resistensi disertai berkurangnya kecepatan diastolic sering menyertai
pertumbuhan janin yang terhambat. Hasil-hasil pemeriksaan Doppler pada kembar dua dan
triplet sama dengan pada janin tunggal dan karenya dapat digunakan dengan cara serupa.
6. Mencegah pelahiran preterm
Sebagai upaya untuk memperpanjang gestasi pernah digunakan beberapa tekhnik antara lain
tirah baring, terutama rawat inap di rumah sakit, pemberian obat betamimetik profilaktik, dan
cervical cerclage (pengikatan serviks) profilaktik.
7. Terapi tokolitik

Terapi tokolitik pada wanita dengan gestasi multiple menimbulkan resiko yang lebih tinggi di
bandingkan kehamilan tunggal,sebagian karena peningkatan volume plasma dan kebutuhan
kardiovaskular akan menyebabkan pasien rentan terhadap edema paru setelah mendapat hidrasi
dan terapi beta-mimetik.
8. Kortikosteroid untuk pematangan paru janin
Tidak terdapat bukti yang memuaskan bahwa kortikostiroid bermanfaat bagi janin multipel .
sebagai contoh Turrentine dkk.(1996) tidak menemukan perbedaan hasil akhir neonates antara 21
pasangan kembar yang mendapat terapi kortikosteroid optimal dan 63 pasangan kembar yang
tidak mendapat terapi.
9. Prediksi peraslinan preterm
Goldendbreg dkk. (1996) secara prospektif menapis lebih dari 50 faktor resiko protensial untuk
persalinan premature pada 147 kehamilan kembar dan mendapatkan bahwa hanya panjang
serviks dan fibronektin janin yang dapat memprediksi pelahiran preterm. Pada usia gestasi
24minggu,panjang serviks yang lebih dari 25mm merupakan predictor terbaik akan terjadinya
pelahiran sebelum 32 minggu, dan pada 28 mingggu, fibronektin janin yang positif merupakan
pretiktor terbaik.
10. Pematangan paru
Berdasarkan pengukuran rasio lesitin-sfingomieli, kematangan paru biasanya berlangsung
serentak di antara kembar ( levenu,dkk1984). Selain itu,walaupun rasio ini biasanya besarnya
lebih lebih dari 2 setelah 36 minggu pada janin tunggal, pada kehamilan mutipel rasio tersebut
sudah tercapai pada sekitar 32 minggu. Namun , pada sebagian kasus mungkin terjadi
kesenjangan fungsi paru yang mencolok, ketika janin yang paling kecil dan paling mengalami
stress akan lebih cepat matang.
11. Penatalaksanaan menuggu pada pecah ketuban
Gestasi kembar di sertai ketuban pecah dini di berikan pinatalaksanaan menuggu seperti pada
kehamilan tunggal. Mercer,dkk.(1993). Membandingkan hasil akhir kehamilan kembar dan
tunggal yang mengalami ketuban pecah dini pada gestasi 19-36 minggu dan mendapatkan bahwa
persalinan terjadi lebih dini pada kehamilan kembar. Secara spesifik, median waktu dari
pecahnya ketuban sampai lahir adalah 1,1 hari pada kembar dibandingkan 1,7 hari pada janin
tunggal lebih dari 90% bayi dari kedua kelompok lahir dalam 7 hari setelah ketuban pecah.
12. Penundaan lahirnya kembar kedua
Pernah di laporkan kasus-kasus dengan 1 atau lebih janin multipel lahir secara sangat premature,
dan karena aktifitas uterus terhenti,kehamilan di biarkan berlanjut sampai lahirnya janin yang
lain beberapa hri atau bahkan beberapa minggu kemudian. Trivedi dan gillett (1998) mengkaji
literature inggris dan mendapatkan 45 laporan kasus kelahiran asinkron pada gestasi multipel
umumnya kelahiran pertama terjadi akibat ketuban pecah dini dan angka kelangsungan hidup
bagi para janin ini sanat kecil. Namun, kehamilan kembar atau triplet yang sebagian janinnya
bertahan hidup berlanjut rata-rata selama 49 hari pentalaksanan dengan tokolitik,antibiotic,
profilaktik,dan pengiktan serviks tanpaknya tidak menghasilkan perbedaan. Apabila di usahakan
terjadi kelahiran asinkron, harus dilakukan evaluasi yang cermat atas infeksi, solusio, dan

anomali congenital, dan wanita yang bersangkutan di beri penyuluhan mendalam mengenai
resiko-resiko ini.
F. Penatalaksanaan dalam persalinan
1. Untuk memilih metode yang optimal untuk kelahiran presentasi janin-janin itu harus diketahui
dengan tepat.
2. Presentasi kepala paling sering terjadi (50% bokong-dari semua kombinasi) diikuti dengan
kelahiran kepala-bokong, bokong-kepala, bokong-bokong, untuk presentasi kepala-kepala
persalinan pervaginam diperbolehkan seperti halnya pada presentasi kepala tunggal, frekuensi
DJJ harus dipantau terus menerus selama persalinan.
3. Setelah kelahiran dari kembar yang pertama, tali pusat dengan segera di klem, yang dikeali
sebagai kembar A, dan dipotong.
4. Pemeriksaan dalam kemudian dilakukan untuk menilai presentasi dan stasion kembar kedua.
Apabila kembar kedua presentasi kepala, persalinan dibiarkan berlanjut, frekuensi DJJ kedua
terus dipantau, bila kontraksi rahim tidak efektif oksitosin harus diberikan dalam larutan encer
dan persalinan dibiarkan berjalan.
5. Selang waktu optimal antara kehamilan kembar pertama dan kedua adalah 5-15 menit, apabila
lebih dari 30 enit dapat mengakibatkan insufiensi uteroplasenta yang dapat mengakibatkan
menurunnya aliran darah uteroplasenta yang diakibatkan oleh berkurangnya voleme dalam
rahim.
6. Pada presentasi lain,SC rutin harus dilakukan untuk mencegah cedera kelahiran dan asfiksia
potensial yang mungkin terjadi pada versi kaki dan ekstraksi sungsang total.
Semua persiapan untuk resusitasi dan perawatan bayi premature disediakan. Golongan darah ibu
sudah di tentukan dan persediaan darah diadakan mengingat kemungkinan perdarahan post
partum lebih besar. Pemakaian sedative perlu dibatasi. Epiosiotomi mediolateral dikerjakan
untuk memperpendek kala pengeluaran dan mengurangi tekanan pada kepala bayi. Setelah bayi
pertama lahir, segera dilakukan pemeriksaan luar dan vaginal untuk mengetahui letak dan
keadaan janin kedua. Bila janin dalam letak memanjang, selaput ketuban dipecahkan dan air
ketuban dialirkan perlahan-lahan untuk menghindarkan prolapsus funikulli. Penderita dianjurkan
meneran atau dilakukan tekanan terkendali pada fundus uteri, agar bagian janin masuk dalam
panggul, janin kedua turun dengan cepat sampai kedasar panggul dan lahir spontan karena jalan
lahir telah dilalui anak pertama. Bila janin kedua dalam letak lintang denyut jantung janin tidak
teratur, tetapi prolapsus funikulli atau soluso plasenta, atau bila persalinan spontan tidak terjadi
dalam 15 menit, maka janin perlu dilahirkan dengan obstetric karena resiko akan meningkat
dengan meningkatnya waktu. Dalam letak lintang dicoba untuk mengadakan versi luar dan bila
tidak berhasil maka segera dilakukan versi ekstraksi tanpa narcosis, pada janin dalam letak
memanjang dapat dilakukan ekstraksi kunam pada letak kepala dan ekstraksi kaki pada letak
sungsang. Sectio sesaria dilakukan atas indikasi janin pertama dalam letak lintang, prolaps
funikulli, plasenta previa. Bila terjadi interloking, bila keadaan tidak bias dilepaskan dilakukan
dekapitasi atau SC menurut keadaan janin. Setelah anak ke dua lahir penderita disuntik 10 satuan
oksi dan tingginya fundus uteri diawasi, jika ada tanda-tanda pelepasan plasenta maka plasenta

dilahirkan, kala IV diawasi secara cermat agar perdarahan post partum dapat diketahui dini dan
penanggulangan dapat dilakukan dengan segera.
G. Penatalaksanaan post partum
Terjadi gangguan kontraksi otot rahim yang menyebbkan atonia uteri yang menimbulkan
perdarahan dan retensio plasenta. Seseorang wanita dengan kehamilan ganda mempunyai
volume darah yang lebih besar dan mendapatkan beban ekstra pada system kardiovaskuler,
peregangan otot rahim yang menyebabkan iskemia uteri yang dapat meningkatkan kemungkinan
preklampisia dan eklampsia.
H. Letak dan presentasi janin
Pada umunya tidak besar dan cairan amnion lebih banyak dari pada biasanya, sehingga sering
terjadi perubahan presentasi dan posisi janin. Demikian pula letak janin kedua dapat berubah
setelah kelahiran janin pertama, misalnya dari letak lintang menjadi letak sungsang. Yang paling
sering ditemukan kedua janin dalam letak memanjang dengan presentasi kepala kemudian
menyusul presentasi kepala dan bokong, keduanya presentasi bokong, presentasi kepala dan
bahu, presentasi bokong dan bahu dan yang paling jarang keduanya presentasi bahu.
I. Pertumbuhan janin kembar
1. Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000gr lebih ringan dari janin tunggal.
2. Berat badan baru lahir biasanya pada kembar dua dibawah 2500 gr,triplet dibawah 2000
gr,quadruplet dibawah 1500 gr, dan quintuplet dibawah 1000 gr.
3. Berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama,umumnya berselisih
antara 50 sampai 1000 gr, dank arena pembagian sirkulasi darah tidak sama,maka yang satu lebih
kurang tumbuh dari yannng laiinnya.
4. Pada kehamilan ganda monozigotik
a. Pembuluh darah janin yang satu beranastomosis dengan janin yang lain, karena itu setelah bayi
satu lahir tali pusat harus diikat unntuk menghindari pendarahan.
b. Karena itu janin yang satu dapat terganggu pertumbuhannya dan jadi monstrum,seperti
akardiakus,dan kelainan lainnya.
c. Dapat terjadi sindroma transfuse fetal; pada janin yang mendapat darah lebih banyak terjadi
hidramnion, polesetimia, edema, dan pertumbuhan yang baik. Sedangkan janin kedua terlihat
kecil, anemis, dehidrasi, oligohidramnion dan mikrokardi, karena kurang mendapat darah.
5. Pada kehamilan kembar dizigotik
a. Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang satu tumbuh sampai cukup bulan.
b. Janin yang mati bias diresorbsi (pada kehamilan muda), atau pada kehamilan yang agak tua,
janin menjadi pipih yang disebut fetus papyraseus atau kompresus.
J. Diagnosis
Diagnosis kehamilan kembar dapat ditegakan jika di temukan hal-hal sebagai berikut :
1. Anamnesis
a. Riwayat adanya keturunan kembar
b. Menapat pengobatan infertilitas
c. Uterus yang membesar lebih dari 4 cm

d. Gerakan janin yang banyak


2. Pemeriksaan klinis
a. Besarnya uterus melebihi lamanya amenorhoe
b. Uterus tumuh lebih cepat dari pada biasanya pada pemeriksaan ulang
c. Penambahan berat badan ibu yang tidak disebabkan oleh edema atau obesitas
d. Banyak bagian kecil yang teraba
e. Teraba tiga bagian besar janin
f. Teraba 2 balotement
g. Terdengar dua DJJ dengan perbedaan 10 denyutan atau lebih.
3. Pemeriksaan USG
a. Terlihat dua bayangan janin dengan 1 atau 2 kantong amnion.
b. Diagnosis dengan USGsudah dapat ditegakkan padakehamilan 10 minggu.
4. Pemeriksaan X-ray
Sudah jarang dilakukan karena terdapat bahaya radiasi dari penyinaran.
5. Diagnosis pasti dapat ditentukan dengan :
a. Teraba 2 kepala, 2 bokong, dan 1 atau 2 punggung.
b. Terdengar 2 denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan kecepatan paling
sedikit 10 denyut permenit.
c. Sonogram dapat mendiagnosa kehamilan kembar pada triwulan pertama.
d. Rontgen photo abdomen.
6. Diagnosis Banding
a. Hidramnion
Dapat menyertai kehamilan kembar, kadang kelainan hanya terdapat pada satu kantong amnion
dan yang lainnya oligohidramnion. Pemeriksaan USG dapat menentukan apakah pada
hidramnion ada kelainan kembar atau tidak.
b. Kehamilan dengan mioma uteri atau kista ovary
Tidak terdengarnya 2 jantung pada pemeriksaan berulang, bagian besar dan kecil yang sukar
digerakkan, lokasinya yang tidak berubah, dan pemeriksaan rontgen dapat mmembedakan kedua
hal tersebut.
K. Komplikasi
1. Ibu
a. Anemia
b. Hipertensi
c. Partus prematurus
d. Atonia uteri
e. Perdarahan post partum
2. Bayi
a. Hidramnion
b. Malpresentasi
c. Plasenta previa

d. Abruption plasenta
e. Ketuban pecah dini
f. Prolapsus funikuli
g. Pertumbuhan janin terhambat
h. Kelainan bawaan
i. Morbiditas dan mortalitas perinatal meningkat
L. Pengaruh terhadap ibu dan janin
1. Terhadap ibu
a. Kebutuhan akan zat-zat bertamah, sehingga dapat menyebabkan anemia dan defisiensi zat-zat
lainnya
b. Kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah 10 kali lebih besar
c. Frekuensi pre-eklamsi dan eklamsi lebih sering
d. Karena uterus yang besar,ibu mengeluh sesak nafas,sering miksi,serta terdapat endema dan
varises pada tungkai dan vulva.
e. Dapat terjadi inersia uteri,perdarahan postpartum, dan solusio plasenta sesudah anak pertama
lahir.
2. Terhadap janin
a. Usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada kehamilan kembar:
25% pada gemeli; 50% pada triplet;dan 75% pada quadruplet, yang akan lahir 4 minggu sebelum
cukup bulan. Jadi kemungkinan terjadinya bayi premature akan tinggi.
b. Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasentae,maka angka kematian bayi kedua
tinggi.
c. Sering terjadi kesalahan letak janin,yang juga akan mempertinggi angka kematian janin.
M. Prognosis
Prognosis untuk ibu lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan tunggal, karena seringnya
terjadi toksemia gravidarum, hidraminon, anemia, pertolongan obstetric opeatif, dan perdarahan
postpartum. Angka kematian perinatal tinggi terutama karena premature, prolasps tali pusat,
solusio plasenta dan tindakan obstetric karena kelainan letak janin.
N. Pengaruh yang di alami ibu saat hamil dan bersalin akibat janin kembar
1. Saat hamil
Akibat dari janin kembar ibu saat hamil mengalami keluhan sebagai berikut :
a. Sesak nafas
b. Sering BAK
c. Gerak banyak
d. Edema varises
e. Hiperemesis
f. Saki pinggang
2. Saat bersalin

a. Tenaga ibu lebih terkuras pada janin yang di lahirkan dengan pervaginam (presentasi kepala),
cepat lelah, dan bias mengakibatkan dehidrasi
b. Ibu kesulitan dalam memilih posisi yang nyaman
c. Kemungkinan terjadi perdarahan lebih besar
d. Kemungkinan besar persalinan dengan SC
O. Resiko yang mungkin timbul pada kehamilan kembar
1. Anomali janin
2. Keguguran dini
3. Lahir hidup
4. IUGR
5. Plasenta previa
6. Persalinan dan pelahiran preterm
7. Diabetes kehamilan
8. Preeklamsia
9. Malpresentasi
10. Persalinan dengan gangguan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan kembar merupakan suatu kehamilan dimana terdapat dua atau lebih embrio atau janin
sekaligus. Kehamilan ganda terjadi, apabila dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi atau
apabila satu ovum yang dibuahi membelah secara dini sehingga membentuk dua embrio yang
sama pada stadium massa sel dalam satu atau lebih. Jenis kehamilan ganda ada dua yaitu kembar
monozigotik dan kehamilan dizigotik, adapun factor-faktor yang mempengaruhinya yaitu factor
ras, keturunan, umur dan paritas, nutrisi, dan infertilitas. Gejala yang dihadapi ibu biasanya ibu
mengalami sesak nafas, sering BAK, gerak banyak, edema dan varises, hiperemesis, preeklamsieklampsia, dan hidramnion. Pada kehamilan kembar perlu diantisispasi untuk terjadinya
kelainan- kelainan pada ibu dan janin sehingga perlu pengawasan yang lebih intensip dengan
cara menganjurkan ibu melakukan pemeriksaan kehamilan lebih sering agar bisa dideteksi secara
dini perkembangan ibu dan janin serta kelainan-kelainan yang ditimbulkan akibat kehamilan
kembar.
B. Saran
Dewasa ini penerapan asuhan pada ibu hamil sangat perlu dilakukan karena dapat membantu ibu
dalam menghadapi persalinannya kelak, dengan dilakukannya ANC ibu menjadi lebih
memahami betapa pentingnya menjaga kebersihan, pemenuhan nutrisi, waspada akan terjadinya
kelainan-kelainan dan komplikasi yang dapat membahayakan ibu dan janinnya. Selain itu, juga

dapat membantu mahasiswa dalam belajar tentang betapa pentingnya asuhan kebidanan untuk
ibu hamil khususnya mahasiswa kebidanan.
SUMBER PUSTAKA
Cunningham, Garry dkk. 2006. Obstetric Williams. Jakarta.EGC
Varney, Helen dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC
Nugroho, Taufan. 2011. Buku Ajar Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta. Nuha
Medika
Sofian, Amru. 2012. Sinopsis Obstetri Fisiologi Dan Patologi. Jakarta. EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Bina
Pustaka sarwono
Schorge, John. 2007. Obstetric dan Gynekologi. Jakarta. Erlangga
Pernoll, L., Martin. 2009. Buku Saku Obstetri Dan Gynekologi. Jakarta. EGC
Marmi dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Nugroho, Taufan. 2012. Obstetric Dan Gynekologi Untuk Kebidanan dan Keperawatan.
Yogyakarta. Nuha Medika
Kurniawati, Desy. 2009. Obstetric Dan gynekologi. Yogyakarta. Tosca Entre

Anda mungkin juga menyukai