Minggu pukul 08.00 WIB, bidan penanggung jawab PONED tidak datang, dan
yang berjaga di PONED adalah Bidan jaga B dan mahasiswa praktikan B.
Keadaan saat itu pembukaannya sudah pertambah menjadi 4 cm sehingga Bidan
jaga A tidak melaporkan keadaan Ny. X sebelumnya kepada Bidan penanggung
jawab dengan berpesan kepada bidan B agar tetap melakukan pengawasan karena
ketuban sudah pecah. Sementara itu, Ny.X merasa lelah dan khawatir karena bayi
tidak kunjung lahir. Kemudian Bidan B tetap memberikan informasi ke Ny.X
bahwa pemantauan harus dilakukan di puskesmas karena Ketuban sudah
merembes.
Persalinan berjalan lancar hingga kala 3 dan tidak ditemukan tanda tanda robekan
jalan lahir. Namun, pada saat kala 4 Ny.X merasa pusing, tekanan darah 100/60
mmHg, nadi 86 x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 36°c , TFU tidak teraba,
kontraksi uterus jelek, perdarahan 500 ml. Bidan Penanggung jawab
menghubungi dokter Obgyn PONED via telfon untuk meminta izin tindakan yang
akan dilakukan. Kemudian, dokter mengintruksikan untuk di lakukan KBI, dan
KBE. Bidan melakukan tindakan segera sesuai advis dokter dengan memasang
infus RL oksitosin 20 iu dan segera dilakukan tindakan KBI. Setelah bidan B
memastikan kandung kemih Ny.X kosong, KBI segera dilakukan sambil
memantau keadaan ibu namun uterus tetap tidak berkontraksi sehingga bidan
melanjutkan tindakan KBE. Mahasiswa membantu stimulasi puting susu dan
Bidan lainnya membantu melakukan kompresi bimanual eksterna. Kemudian
diberikan metil ergometrin 0,2 mg pada Ny.x sambil di observasi. Selang
beberapa menit kemudian, Perdarahan ibu terhenti dan uterus berkontraksi dengan
baik, tindakan selanjutnya bidan melakukan observasi setiap 10 menit dalam 2
jam pertama.