Terjadi penebalan tunika intima di arteriol afferent oleh karena vaskulosis plasma.
Peningkatan tekanan darah yang sangat cepat dapat merusak arteri renal, arteriol
dan glomerulus
Terjadi fibrinoid necrosis pada arteriol afferent dan interlobular arteri sehingga
terjadi perdarahan pada kapsul ginjal
Sel endotel
Kelemahan :
memperkirakan bersihan kreatinin 24 jam, bukan LFG
Penelitian terbatas pada orang kaukasia dan hanya 4% perempuan
Serum kreatinin diukur tidak dengan metode standar
Tidak akurat pada orang obese/edema karena hanya menggunakan berat badan
b. Metode Modofication of diet in reanl disease (MDRD)
Keuntungan : dapat memperkirakan LFG yang sebenarnya oleh karena diukur dengan
clearance urin iothalamat dan diindeks dengan LPS
Kelemahan : underestimated untuk LFG>60 ml/menit
Kreatinin serum yang dilakukan menggunakan metode jaffe
c. Metode CKD Epi
Kelemahan :
akurasi 30%
koreksi spesifik untuk etnis asia masih dipertanyakan
konsumsi daging dan buah sebelum nya mempengaruhi hasil
tidak mendeteksi penurunan fungsi ginjal mendadak
tidak ada penelitian pada geriatric
5. Kenapa penyakit ginjal cenderung progresif
Pada gagal ginjal akut terjadi kerusakan pada sel epitel tubulus yang dapat beregenerasi
sehingga reversible. Sedangkan pada gagal ginjal kronis, kerusakan di tingkat nefron
yang iireversible, sehingga ketika ada nefron yang hilang, nefron yang tersisa menjadi
meningkat beban kerjanya dan terjadi peningkatan tekanan filtrasi gromerolus dan
hiperfiltrasi. Keadaan ini memicu terjadinya sklerosis glomerulus sehingga destruksi dan
penyusutan nefron semakin meningkat dan terjadi uremia. Uremia bersifat toksik dan
dapat mempercepat terjadinya aterosklerosis sehingga penyakit ginjal menjadi progresif.
6. Dimana kerja ADH dan Lasix
ADH : reseptor (V2) terletak di nefron di distal ginjal, fungsinya memperantrai efek
vasopresin terhadap osmolalitas. ADH meningkatkan jumlah kanal air aktif di membrane
sel duktus colligens ginjal sehingga air bebas dapat dihemat.
b. Aldosteron
-
c. Glukokortikoid
-
9. Grade Hidronefrose :
Grade O : tidak ada dilatasi
Grade 1 : dilatasi pelvis renalis, tanpa dilatasi kaliks, kaliks berbentuk tumpul
Grade 2 : dilatasi pelvis renalis dan kaliks mayor, kaliks mendatar (flattening)
Grade 3 : dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor, kaliks minor tanpa adanya penipisan
korteks, kaliks menonjol (clubbing)
Grade 4 : dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor, kaliks minor, penipisan korteks, kaliks
menggembung (ballooning).