Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN PERLINDUNGAN PADA KEKERASAN FISIK

BAB I
PENDAHULUAN
I.
1. LATAR BELAKANG
Sering kali terjadi banyak kasus atau peristiwa yang tidak terekspos atau diketahui oleh
khlayak ramai salah satunya yaitu Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Kekerasan Pada
Anak, adanyai intervensi atau intimidasi dari pihak yang tidak dikenal. Hal ini bisa terjadi
dikarenakan banyak orang yang menganggap suatu hal tabu atau memalukan jika
menceritakan kejadian yang mengakibatkan adanya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (
KDRT ), Kekerasan Pada Anak, intervensi dan intimidasi.
Efek dari adanya Kekerasan Dalam Rumah Tangga ( KDRT ), Kekerasan Pada Anak,
intervensi dan intimidasi bisa berupa adanya kekerasan fisik, gangguan psikologi ( rasa
cemas, rasa takut ) bhakan bisa sampai membuat seseorang merasa terancam dan
berhalusinasi.
Negara Indonesia mempunya landasan hukum yang cukup kuat untuk dapat melindungi
hak pribadi seseorang untuk mendapatkan perlindungan yang layak tanpa terkecuali.
Sehingga setiap orang yang berada di tempat manapun tidak merasa terancam baik
secara fisik maupun non fisik.
Pengertian
Pengertian perlindungan adalah proses menjaga atau perbuatan untuk melindungi
kekerasan fisik pada pasien / pengunung / karyawan adalah tindakan fisik yang
dilakukan terhadap orang lain atau kelompok yang mengakibatkan luka fisik, seksual
dan Psikologi.
Tujuan
1. Mediskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya adanya kekerasan
fisik pada pasien / pengunujung / karyawan selama berada di Rumah Sakit.
2. Mengurangi kejadian yang berhubungan dengan adanya serangan dari pihak
luar pada pasien / pengunujung / karyawan. Serangan ini dapat berupa :
tindakan itu antara lain dapat memukul, menendang, menampar, menikam,
menembak, mendorong ( paksa ), menjepit mengurangi kejadian cidera pada
pasien / pengunujung / karyawan selama berada di Rumah Sakit.
Ruang Lingkup
Panduan Ini diterapkan kepada semua pasien / pengunujung / karyawan selama
berada dalam rumah sakit.
Pelaksana panduan ini adalah semua karyawan yang bekerja dirumah sakit
( medis maupun non medis )
Prinsip
1. Semua pasien / pengunujung / karyawan yang berada dalam rumah sakit harus
diidentifikasi dengan benar saat masuk rumah sakit dan selama berada dalam
rumah sakit.
2. Setiap pasien / pengunujung / karyawan yang berada dalam rumah sakit harus

menggunakan tanda pengenal berupa tanda identitas pasien, kartu visitor /


pengunjung atau kartu pengenal karyawan.
3. Tujuan utama tanda identifikasi ini adalah untuk mengidentifikasi pemakainya.
4. Tanda identitas pasien, kartu visitor / pengunjung, atau kartu pengnal karyawan
ini di gunakan pada proses untuk adanya pasien / pengunjung / karyawan
masuk dalam rumah sakit.

BAB II
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB
II. 1. Seluruh staff Rumah Sakit
a) Memahami dan menerapkan prosedur identifikasi pasien / pengunjung /
karyawan.
b) Memastikan identifikasi pasien / pengunjung / yang benar ketika pasien /
pengunjung selama berada di rumah sakit.
c) Melaporkan kejadian salah identifikasi pasien / pengunujung / karyawan
termasuk hilangnya tanda pengenal / tanda visitor/ kartu pengenal.
2. SDM yang bertugas
Perawat :
a) Bertanggung jawab memberikan tanda identitas pasien dan memastikan
kebenaran data yang di catat di tanda pengenal
b) memastikan tanda identitas terpasang dengan baik jika terdapat
kesalahan data, tanda identitas harus di ganti dan bebas coretan.
Petugas Keamanan / Security
a)
bertanggung jawab memberikan tanda visitor pengunjung dan
memastikan adanya pencatatan data berdasarkan tanda pengenal
yang masih berlaku ( KTP,SIM,paspor ) yang tercatat pada buku
tamu.
b) Memastikan tanda visitor pengunjung terpasang dengan baik ( tidak
rusak dan bebas coretan ). jika rusak maka harus di ganti.
HRD
a)
Bertanggung jawab memberikan kartu pengenal karyawan dan
memastikan adanya pencatatan data berdasarkan CV yang ada dalam
file karyawan ( hasil rekruitment ).
b)
memastikan kartu pengenal karayawan terpasang dengan baik ( tidak
rusak dan bebas coretan ) jka rusak maka harus di ganti.
3.

4.

Kepala Instansi / Kepala Ruang


a) meamstikan seluruh staf di instalasi memahami prosedur idetifikasi
pasien / pengunjung / karyawan dan memastikan kebenaran data yang
tercatat di tanda pengenal / buku laporan keamanan data karyawan di
HRD.
b) Menyelidiki semua insiden salah identifikasi pasien / pengunujung /
karyawan dan memastikan terlaksananya suatu tindakan
untuk
mencegah terulangnya kembali kejadian tersebut.
Manejer
Memantau dan memastikan panduan identitas pasien /
pengunjung /
karyawan di kelola dengan baik oleh kepala
Instalasi.
b) Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan identitas pasien /
pengunjung / karyawan.
a)

BAB III
TATA LAKSANA DAN IDENTIFIKASI
III. 1.

IDENTIFIKASI
PASIEN
Berlaku untuk pasien yang merupakan korban Kekerasan Dalam Rumah
Tangga ( KDRT ), Kekerasan pada Anak mendapat Intimidasi / Intervensi
dari pihak yang tidak dikenal.
1.

Tatalaksana Identitas Pasien


a)

b)
c)
d)

e)
2.

Semua pasien yang merupakan korban Kekerasan Dalam Rumah


Tangga ( KDRT ), Kekerasan pada Anak, medapat Intimidasi /
intervensi dari pihak yang tidak dikenal harus di identifikasi dengan
benar sebelum masuk dalam lingkungan Rumah sakit dengan
menggunakan tanda identitas pasien.
Pastikan bahwa pasien harus terlindungi dari semua ancaman bai
kberupa fisik maupun melalui alat komunikasi.
Pastikan bahwa pasien memberikan Surat Pernyataan Perlindungan
bahwa tidak akan bertemu siapapun kecuali dengan persetujuan
pasien.
Pastikan pengamanan secara ketat pada pasien selama pasien
mendapatkan perawatan. Jika perlu hubungi pihak yang berwajib
untuk kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga ( KDRT ), Kekerasan
Pada Anak, intervensi / intimidasi jika kasus tersebut berlanjut.
Tanda identitas hanya boleh dilepas saat pasien keluar / pulang dari
lingkungan Rumah Sakit.
Tindakan / prosedur yang membutuhkan identifikasi

a) Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan identifikasi


pengunjung :
i. pada saat terjadi serangan fisik
ii. pada saat terjadi intervensi / intimidasi via telepon
b)

Para staf RS PKU Muhammadiyah Bantulharus mengkonfirmasi


identitas pasien korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga ( KDRT ),
Kekerasan pada Anak dengan benar dengan menanyakan nama dan
tanggal lahir pasien, kemudian membandingkan dengan yang
tercantum di rekam medis dan gelang pengenal. Jangan
menyebutkan nama, tanggal lahir, dan alamat pasien dan meminta
pasien untuk konfirmasi dengan jawaban ya / tidak.

c)

Jangan melakukan prosedur apapun jika pasien tidak memakai


tanda identitas pasien. Tanda identitas harus dipakai ulang oleh
perawat yang bertugas menangani pasien secara personal sebelum
pasien menjalani suatu prosedur.

d)

Tanda identitas pasien sebaiknya mencakup 3 hal wajib, yaitu :


Berwarna sesuai dengan aturan WHO warna abu-abu untuk tindakan
kekerasan pada orang dewasa pink untuk tindakan kekerasan pada
anak
ii. Mudah dikenali namun tidak mencolok dengan berupa tanda pita /
pakaian berwarna khusus.
i.

1.

PENGUNJUNG
Tatalaksana Identifikasi Pengunjung
a) Semua pengunjung harus diidentifikasi dengan benar sebelum masuk dalam
lingkungan rumah sakit dengan menggunakan tanda pengenal yang masih
berlaku ( KTP, SIM, Paspor ).
b) Pastikan pemakaian tanda visitor pada pengunjung di daerah dada ( tempat
yang mudah terlihat ), jelaskan dan pastikan tanda visitor terpasang dengan baik
dan nyaman untuk pengunjung.
c) Tanda visitor harus diberikan kepada semua pengunjung tidak ada pengecualian
dan harus dipakai selama berada dalam lingkungan rumah sakit.
d) Jika tidak dapat diberikan pada pengunjung karena merupakan tamu penting
( sudah ada janji dengan pihak manajemen ) maka pastikan pengunjung tersebut
dikenali oleh pihak manajemen sebelum bertemu dengan pihak rumah sakit.
Pada situasi dimana tidak dapat diberikan tanda visitor maka tanda pengenal
yang masih berlaku ( KTP, SIM, Paspor ) harus dipastikan di titipkan / ditinggal
pada pihak keamanan.
e) Tanda visitor hanya boleh dilepas saat pengunjung keluar / pulang dari
limgkungan rumah sakit. Tanda visitor tersebut hanya boleh hanya boleh dilepas
di depan dan dikembalikan pada pihak keamanan dengan menukar tanda
pengenal yang masih berlaku ( KTP,SIM,Paspor ) yang sudah dititipkan /
ditinggal pada saat akan memasuki dalam lingkungan rumah sakit.
f) Tanda visitor harusnya mencakup 2 detail wajib yang dapat mengidentifikasi
pengunjung yaitu :
i. Berwarna terang, mudah dikenali
ii. Tercantum nomor kedatangan / kunjungan
g) Pada saat meninggalkan tanda pengenal ( KTP, SIM, Paspor ) di pos keamanan
sebaiknya mencakup 2 detail wajib yang dapat mengidentifikasi pengunjung
yaitu :
i. Tanda pengenal masih berlaku
ii. Tanda pengenal harus Asli / bukan foto copy
h) pada saat mendata pengunjung di pos keamanan sebaiknya mencakup 3 detail
wajib yang dapat mengidentifikasi pengunjung yaitu :
i. Nama pengunjung harus ditulis berdasarkan tempat tinggal saat ini
ii. Alamat pengunjung harus ditulis berdasarkan tempat tinggal sekarang
iii. Nomor telepon pengunjung harus ditulis yang digunakan saat ini / yang masih
aktif.
i)
Janganpernahmencoretataumerobektandavisitor.
j)
Jika tanda visitor rusak dan tidak dapat dipakai, segera berikan tanda visitor
yang baru.
k)
Jelaskan Prosedur tanda visitor dan tujuannya kepada pengunujung.
l)
Periksa ulang 2 ( dua ) detail data dibuku laporan sebelum pengunjung
menerima tanda visitor.
m)
saat menanyakan identitas pengunjung, selalu gunakan pertanyaan terbuka
misalnya : '' siapa nama anda ?' ( janagan menggunakan nama tertutup
seperti ' apakah nama anda ibu susi ?' )
n)
Jika pengunjung tidak mampu memberitahuikan namanya ( misalnya pada
pengunjung tidak sadar, bayi, disfasia, gangguan jiwa ), verfikasi identitas
pengunjung pada keluarga / pengantarny. Jika mungkin, tanda visitor jangan

o)
p)
q)
r)

dijadikan satu-satunya bentuk identifikasi sebelum dilakukan suatu


intervensi. Tanya ulang nama dan alamat pengunjung dengan data yang
tertulis di buku laporan.
semua pengunjung hanya menggunakan 1 ( satu ) tanda visitor.
pengecekan buku laporan pengunjung dilakukan tiap kali penggantian jaga
petugas keamanan
Unit yang menerima pengunjung harus menanyakan ulang identitas
pengunjung dan membandingkan data yang diperoleh dari laporan verifikasi
pihak keamanan.
Pada kasus pengunjung yang tidak menggunakan tanda visitor :
1.) Hal ini dapat di sebabkan oleh berbagai macam sebab, seperti :
i. Menolak penggunaan tanda visitor
ii. Pengunjung melepas tanda Visitor
iii. Tanda visitor hilang

2.

2.)

Tanda visitor harus diinformasikan akan resiko yang dapat terjadi jika
tanda visitor tidak dipakai. Maka alasan pasien harus dicatat pada buku
laporan petugas keamanan.

3.)

Jika pengunjung menolak menggunakan tanda visitor, petugas harus


lebih waspada dan mencari cara lain untuk mengidentifikasi pengunjung
dengan benar sebelum dilakukan pengunjung masuk dalam lingkungan
rumah sakit.

Tindakan / prosedur yang membutuhkan identifikasi


a) Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan identifikasi
pengunjung :
i. Pada saat terjadi bencana ( kebakaran, gempa )
ii. Pada saat evakuasi karena terjadi bencana
iii. Pada saat terjadi kasus pencuruian
b) Para Staf Rumah Sakit Royal progres harus mengkonfirmasi identifikasi
pengunjugn dengan benar dengan menanyakan alamat dan keperluan
kunjungan, kemudian membandingkannya dengan data berdasarkan
informasi yang didapat dari laporan petugas keamanan. Jangan
menyebutkan nama nama dan keperluan kunjungan dan meminta
pengunjung untuk mengkonfirmasi dengan jawaban ya / tidak.
c) Jangan melakukan prosedur apapun jika pengunjung tidak memakai tanda
visitor harus dipastikan diberikan ulang oleh petugas keamanan yang
bertugas menangani pengunjung secara personal pada saat pengunjung
datang.

KARYAWAN
1. Tatalaksana Identifikasi Karyawan
a) Semua karyawan harus diidentifikasi dengan benar sebelum masuk dalam
lingkungan rumah sakit dengan menilai proses kelulusan masa percobaan.
b) Pastikan pemakaian tanda pengenal pada karyawan di daerah dada ( tempat
yang mudah terlihat ), jelaskan dan pastikan tanda pengenal terpasang dengan
baik dan nyaman untuk karyawan. Tanda pengenal harus diberikan pada
semua pengunjung tidak ada pengecualian dan harus dipakai selama berada
dalam lingkungan rumah sakit.
c) Tanda pengenal hanay boleh dilepas saat karyawan keluar / pulang dari
lingkungan rumah sakit atau dalam kondisi lepas dinas.
d) Tanda pengenal sebaiknya mencakup 3 detail wajib yang dapat
mengidentifikasi karayawan yaitu :
ii. Karyawan menggunakan baju sesuai unit kerjanya
ii. Terdapat tulisan nama dan gelar karyawan tersebut
iii. Terdapat Induk Karyawan ( NIK )
iv. Terdapat Unit Kerja Karyawan tersebut.
e)
Jangan pernah mencoret atau merobek tanda penegenal
f)
Jika tanda pengenal rusak dan tidak dapat diapakai, segera berriakn tanda
pengenal yang baru unit HRD
g) Jelaskan prosedur Tanda pengenal dan tujuannya kepada karyawan.
h) periksa ulang 2 ( dua ) detail tanda pengenal sebelum karyawan menerima
tanda pengenal .
i) Semua karyawan hanya menggunakan1 satu tanda pengenal.
j) Pada kasus karyawan yang tidak menggunakan tanda pengenal
1.
Hal ini dapat disebabkan berbagai macam sebab, seperti :
i. Menolak menggunakan tanda pengenal
ii. Karyawan melepas tanda pengenal
iii. Tanda pengenal hilang
2.
Tanda pengenal harus di konfirmasikan akan resiko yang dapat terjadi
jika tanda pengenal tidak dipakai. Alasan karyawan harus dicatat
dalam buku pelnggaran disiplin Unit HRD
2.
Tindakkan / prosedur yang membutuhkan tanda pengenal.
a)
Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan tanda pengenal :
1. Pemberian hak karyawan
a. Pemberlakuan kewajiban karyawan
b. Pada saat terjadi bencana ( kebakaran, gempa )
c. Pada saat evakuasi karena terjadinya bencana
d. Pada saat terjadi kasus pencuruian.
b)
Para staf RS PKU Muhammadiyah Bantul harus mengkonfirmasi tanda
pengenal dengan benar dengan menanyakan nama karyawan tersebut pada
Unit HRD.
c)
Jangan melakukan prosedur apapun jika karyawan tidak memakai tanda
pengenal tanda pengenal harus di pastikan diberikan ulang oleh staf Unit HRD
yang bertugas menangani karyawan pada saat karyawan tersebut mulai pertama
kali bekerja di Rumah Sakit.

III. 2. TATA CARA IDENTITAS


Jenis Identitas
Identitas yang tersedia di RS PKU Muhammadiyah Bantul adalah sebagai berikut :
1. Tanda identitas pasien
2. Tanda Visitor / Pengunjung
3. Tanda pengenal karyawan
Melepas Identitas
Pelepasan Identitas yang Tersedia di RS PKU Muhammadiyah Bantul adalah sebagai
berikut :
Pasien
Tanda pasien untuk perlindungan Khusus dilaksanakan jika sudah ada
perlindungan secara hukum yang jelas pada pasien pulang atau keluar dari rumah
sakit oleh pihak berwajib.
Pengunjung
Tanda visitor hanya dilepas saat pengunjung pulang atau keluar dari rumah
sakit.
Karyawan
Tanda pengenal hanya dilepas saat karyawan pulang atau keluar dari rumah
sakit setelah jam dinas.
Pelaporan Insiden / kejadian Kesalahan Identifikasi
Pasien
1. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah
a) Misidentifikasi data / pencatatan di Rekam medis
b) Tidak adanya tanda sebagai pasien dengan perlindungan khusus.
c) Misidenfikasi laporan investigasi
d) Registrasi ganda saat masuk rumah sakit
e) Kesalahan penulisan tanda pasien perlindungan Khusus yang masih
berlaku di buku laporan
2. Beberapa penyebaab umum terjadinya misidentifikasi adalah :
a) Kesalahan Pada administrasi / tata usaha
i. Salah memberiakn tanda pasien untuk perlindungan khusus \
ii. Kesalahan mengisi buku laporan
iii. Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salah
iv. Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak terbaca
b) Kegagalan Verifikasi
i. Tidak adekuatnya / tidak adanya protokol Verifikasi
ii. Tidak mematuhi Protokol Verifikasi
c) Kesulitan komunikasi
i. Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi, atau keterbatasan
bahasa pengunujung.
ii. Kegagalan untuk pembacaan kembali.
iii. Kurangnya kultur / budaya organisasi.
d) Jika terjadi Insiden akibat kesalahan identifikasi pengunjung pastikan
keamanan dan keselamatan pengunjung.

Pengunjung
1. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah :
i. Kesalahan penulisan tanda pengenal yang masih berlaku di buku
laporan
ii. Tidak adanya tanda visitor pada pengunjung
iii. Registrasi ganda saat masuk rumah sakit
2. Beberapa Penyebab umum terjadinya misidenfikasi adalah :
a) Kesalahan pada administrasi / tata usaha
i. Salah memberiakn tanda visitor
ii. Kesalahan mengisi buku laporan
iii. Penulisan data berdasarkan tanda pengenal yang salah
iv. Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak terbaca.
b) Kegagalan Verifikasi
i. Tidak adekuatnya / tidak adanya protokol verifikasi
ii. Tidak mematuhi protokol verifikasi
c) Kesulitan komunikasi
i. Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi, atau keterbatasan bahasa
pengunujung.
ii. Kegagalan untuk pembacaan kembali.
iii. Kurangnya kultur / budaya organisasi.
e) Jika terjadi insiden akibat kesalahan identifikasi pengunjung pastikan
keamanan dan keselamatan pengunjung.
Karyawan
1. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah :
ii. Misidenfikasi data atau pencatatan di HRD
ii. Tidak adanya tanda pengenal sebagai Karyawan
iii. Misidenfikasi laporan investigasi
iv Registrasi ganda saat masuk rumah sakit
v. Kesalahan penulisan tanda pengenal yang masih berlaku di buku
laporan.
2. Beberapa Penyebab umum terjadinya Misidenfikasi adalah
a) Kesalahan pada administrasi / tata usaha
ii. Salah memberiakan tanda pengenal
ii. Kesalahan mengisi buku laporan
iii. Penulisan data berdasar tanda perngenal yang salah
iv. Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak terbaca
Revisi dan Audit
Pasien
1.
Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun
2.
Rencana audit akan disusun dengan bantuan panitia pasien safety serta
akan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah implementasi
kebijakan. Audit ini meliputi :
a) Jumlah presentase pasien yang menggunakan tanda identitas untuk
perlindungan khusus.
b) Akurasi dan reabilitas informasi yang terdapat di buku laporan
c) Alasan mengapa pasien tidak menggunakan tanda identitas untuk
perlindungan khusus.

Pengunjung
1.
2.

3.

Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun.


Rencana audit akan disusun dengan bantuan panitia kesehatan keselamatan
kerja serta akan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah implementasi
kebijakan. Audit ini meliputi :
a)
Jumlah presentase pengunjung yang menggunakan tanda visitor
b)
Akurasi dan reabilitas informasi yang terdapat di buku laporan
c)
Alasan mengapa pengunjung tidak menggunakan tanda visitor.
Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan diapantau dan
di tindaklanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

Karyawan
1.
Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun.
2.
Rencana audit akan disusun oleh unit HRD serta akan dilaksanakan dalam
waktu 6 bulan setelah implementasi kebijakan. Audit ini meliputi :
a)
Jumlah presentase karyawan yang menggunakan tanda pengenal
b)
Akurasi dan Reabilitas informasi yang terdapat di buku laporan
c)
Alasan mengapa karyawan tidak menggunakan tanda pengenal.
3.
Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan karyawan akan dipantau
dan di tindaklanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

BAB III
PENUTUP
Perlindungan terhadap kekerasan fisik merupakan salah satu unsur pada
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan peningkatan kesadaran
hukum,hak azazi manusia serta cara berpikir yang kritis dan rasional. Untuk itu Rumah Sakit
harus dapat memberiakn pelayanan yang lebih baik termasuk pelayanan perlindungan pada
semua orang yang berada di lingkungan rumah sakit.
Pengamanan perlindungan berlaku untuk siapapun yang berada dalam lingkungan
rumah sakit baik untuk pasien / pengunjung ataupun karyawan. Namun untuk lebih
menguatkan hak perlindungan tersebut maka baik pasien / pengunjung / karyawan harus
memberikan Surat Pernyataan Perlindungan secara tertulis sehingga jelas sejauh mana
pengamanan akan diberikan.
Panduan Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik ini dipakai sebaagi acuan oleh
rumah sakit dalam mengembangkan pengamanan sehingga dapat diketahui sumber daya
manusia dan fasilitas yang dimiliki oleh rumah sakit dapat menunjang pengamanan tersebut.

AlgoritmaIdentifikasiPengunjung
Pengunjungmasuk
RumahSakit

Melaluiposkeamanan

Apakahsudahada
Perjanjiansebelumnya?

Ya

Tidak

*Identitaspengunjungdikonfirmasi
padapihakmanajemen/unitterkait.
*MintabuktiTandaPengenalyangmasih
Berlakuasli(KTP,SIMPaspor)
*BerikantandaVisitorberisinomor
Kunjungan
*Tulisdataberdasarkantandapengenal
Tersebutpadabukulaporan
*Tinggaldansimpantandapengenaltersebut
Untukprosespenukarantandavisitor
Padasaatpengunjungakankeluardari
RumahSakit.

*Identitaspengunjungdikonfirmasi
padapihakmanajemen/unitterkait.
*MintabuktiTandaPengenalyangmasih
Berlakuasli(KTP,SIMPaspor)
*BerikantandaVisitorberisinomor
Kunjungan
*Tulisdataberdasarkantandapengenal
Tersebutpadabukulaporan
*Tinggaldansimpantandapengenaltersebut
Untukprosespenukarantandavisitor
Padasaatpengunjungakankeluardari
RumahSakit.

Tandavisitordiberikanpadapengunjungdanharusdipakaidi
Bagiandadaatautempatyangmudahterlihat
Tandavisitordiperiksa,pengunjungdimintauntukmenyebutkan
Namalengkapsebelummasukrumahsakit.

*GantitandaVisitorjikaterdapatkesalahandata.
*Janganmencoretataumenimpatulisan.
sebelumnyadenganyangbaru.

AlgoritmaIdentifikasiKaryawan
Karyawanmasukrumahsakit
Untukdinas

Karyawantetap/kontrak

Karyawanbarululusproses
recruitment

Melaluiruangabsensi

KeHRDuntukproses
administrasi

Menggunakanatribut/per
lengkapankerja(seragam)

Nametagdiberikankepadasemuakaryawandanharusdipakaidibagiandada
Atautempatyangmudahuntukdilihat

NametagdiperiksaolehunitHRD

*GantinameTagjikaterdapatkesalahandata
*Janganmencoretataumenimpatulisansebelumnya
Dengantulisanyangbaru.

LepasnameTagsaatkaryawan
Pulang/keluardarirumahsakit

AuditTandaVisitor

Tanggal:

PosKeamanan:
Pilihjawaban
1

Pertanyaan
Apakahpengunjungmengunakantandavisitor?

Ya/Tidak

Apakahtandavisitorinibenar?

Ya/Tidak

Posisitandavisitor

Dada

Ya/Tidak

Lainnya

Sebutkan

Tanggal:

HRD:
Pilihjawaban

Pertanyaan
Apakahkaryawanmengunakantandavisitor?

Ya/Tidak

ApakahnameTaginibenar?

Ya/Tidak

PosisinameTag

Dada

Ya/Tidak

Lainnya

Sebutkan

Shift:
3 4 5

Shift:
3 4 5

Anda mungkin juga menyukai