Anda di halaman 1dari 26

Lampiran 1.

KONSEP HEACTING/ JAHIT LUKA


A. Definisi
1. Jahitan digunakan untuk hemostasis atau untuk menghubungkan struktur
anatomi yang terpotong (Sabiston,1995).
2. Menurut Sodera dan Saleh (1991), jahitan merupakan hasil penggunaan
bahan berupa benang untuk mengikat atau ligasi pembuluh darah dan
menghubungkan antara dua tepi luka.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penjahitan merupakan
tindakan menghubungkan jaringan yang terputus atau terpotong untuk
mencegah pendarahan dengan menggunakan benang.
B. Indikasi
Setiap luka dimana untuk penyembuhannya perlu mendekatkan tepi luka.
C. Tujuan
1. Meminimalkan trauma
2. Mengurangi perdarahan
3. Mempercepat penyembuhan luka
D. Prinsip Umum Penjahitan Luka
Menurut Brown (1995), prinsipprinsip umum yang harus dilaksanakan
dalam penjahitan luka laserasi adalah sebagai berikut:
1. Penyembuhan akan terjadi lebih cepat bila tepi-tepi kulit dirapatkan satu
sama lain dengan hati-hati. Tegangan dari tepitepi kulit harus seminimal
mungkin atau kalau mungkin tidak ada sama sekali. Ini dapat dicapai
dengan memotong atau merapikan kulit secara hatihati sebelum dijahit.
2. Tepi kulit harus ditarik dengan ringan, ini dilakukan dengn memakai traksi
ringan pada tepitepi kulit dan lebih rentan lagi pada lapisan dermal
daripada kulit yang dijahit.
3. Setiap ruang mati harus ditutup, baik dengan jahitan subcutaneus yang
dapat diserap atau dengan mengikutsertakan lapisan ini pada waktu
mmenjahit kulit

4. Jahitan halus tetapi banyak yang dijahit pada jarak yang sama lebih
disukai daripada jahitan yang lebih besar dan berjauhan.
5. Setiap jahitan dibiarkan pada tempatnya hanya selama diperlukan. Oleh
karena itu jahitan pada wajah harus dilepas secepat mungkin (48 jam5
hari), sedangkan jahitan pada dinding abdomen dan kaki harus dibiarkan
selama 10 hari atau lebih.
6. Semua luka harus ditutup sebersih mungkin.
7. Pemakaian forsep dan trauma jaringan diusahakan seminimal mungkin.
Penjahitan merupakan suatu cara menjahit untuk mendekatkan

atau

menghubungkan dua tepi luka. Dapat dibedakan menjadi :


1. Jahitan Primer (primary Suture Line) adalah jahitan yang digunakan
untuk mempertahankan kedudukan tepi luka yang saling dihubungkan
selama proses penyembuhan sehingga dapat sembuh secara primer.
2. Jahitan Kontinyu yaitu jahitan dengan sejumlah penjahitan dari seluruh
luka dengan menggunakan satu benang yang sama dan disimpulkan pada
akhir jahitan serta dipotong setelah dibuat simpul. Digunakan untuk
menjahit peritonium kulit, subcutis dan organ.
Jahitan Simpul/Kerat/Knot, yaitu merupakan tehnik ikatan yang
mengakhiri

suatu

jahitan.

Digunakan

untuk

memperkuat

dan

mempertahankan jahitan luka sehingga jahitan tidak terlepas atau


mengendor. Yang dimaksud dengan jerat adalah pengikatan satu kali,
sedang simpul adalah pengikatan dengan dua jerat atau lebih.
E. Komplikasi Menjahit Luka
1. Overlapping: Terjadi sebagai akibat tidak dilakukan adaptasi luka
sehingga

luka

menjadi

tumpang

tindih

dan

luka

mengalami

penyembuhan yang lambat dan apabila sembuh maka hasilnya akan


buruk.
2. Nekrosis: Jahitan yang terlalu tegang dapat menyebabkan avaskularisasi
sehingga menyebabkan kematian jaringan.

3. Infeksi: Infeksi dapat terjadi karena tehnik penjahitan yang tidak steril,
luka yang telah terkontaminasi, dan adanya benda asing yang masih
tertinggal.
4. Perdarahan: Terapi antikoagulan atau pada pasien dengan hipertensi.
5. Hematoma: Terjadi pada pasien dengan pembuluh darah arteri terpotong
dan tidak dilakukan ligasi/pengikatan sehingga perdarahan terus
berlangsung dan menyebabkan bengkak.
6. Dead space (ruang/rongga mati): Yaitu adanya rongga pada luka yang
terjadi karena penjahitan yang tidak lapis demi lapis.
7. Sinus: Bila luka infeksi sembuh dengan meninggalkan saluran sinus,
biasanya ada jahitan multifilament yaitu benang pada dasar sinus yang
bertindak sebagai benda asing.
8. Dehisensi: Adalah luka yang membuka sebelum waktunya disebabkan
karena jahitan yang terlalu kuat atau penggunaan bahan benang yang
buruk.
9. Abses: Infeksi hebat yang telah menghasilkan produk pus/nanah.
F. Alat dan bahan yang diperlukan pada penjahitan luka :
1. Alat (Instrumen)
a. Tissue forceps ( pinset ) terdiri dari dua bentuk yaitu tissue forceps
bergigi ujungnya ( surgical forceps) dan tanpa gigi di ujungnya yaitu
atraumatic tissue forceps dan dressing forceps.

b. Scalpel handles dan scalpel blades

c. Dissecting scissors ( Metzen baum )

d. Suture scissors

e. Needleholders

f. Suture needles ( jarum ) dari bentuk 2/3 circle, Vi circle , bentuk


segitiga dan bentuk bulat

g. Sponge forceps (Cotton-swab forceps)

h. Hemostatic forceps ujung tak bergigi ( Pean) dan ujung bergigi


(Kocher)

i. Retractors, double ended

j. Towel clamps

2. Bahan
a. Benang (jenis dan indikasi dijelaskan kemudian )
b. Cairan desifektan : Povidon-iodidine 10 % (Bethadine )
c. Cairan Na Cl 0,9% dan perhydrol 5 % untuk mencuci luka.
d. Anestesi lokal lidocain 2%.
e. Sarung tangan.
f. Kasa steril.
3. Jarum
Jarum bedah disebut juga jarum hecthing (Suturu needles atau
Surgicalneedles)digunkanauntukmenjahitluka,umumnyalukaoperasi.
Padaumumnyaterbuatdarilogam(stainlesssteel)
Pemilihan jarum bedah antara lain : jarum yang digunakan agar
berperanaktifdalampenyembuhanlukadantidakmerubahataumerusak
jaringantubuh.Bentuk,ukuran,danrancanganjarumdipilihyangsesuai
denganproseduroperasi.
Terdapat dua jenis
a. Lurus (Straight)
b. Bengkok (Curved)

Kedua-dua jenis jarum ini dapat dikelaskan kepada


a. Cutting Untuk kulit
b. Non cutting- lain-lain tisu lembut

Ciri- ciri jarum yang baik :


a. Meminimalkan trauma pada kulit
b. Kokoh dan tidak mudah bengkok atau patah
c. Tajam untuk memudahkan menembus kulit

d. Bersih dan tahan karat


Struktur Jarum Bedah

Bagianbagiandarijarumbedah,terdiriatas:
a.
Ujungjarum(pointofneedle)
b.

Badan/Batang(body/shatneedle)

c.

Matajarum(eyeneedle)

a. Taper. Ujung jarum taper dengan batang bulat atau empat persegi
cocok digunakan untuk menjahit daerah aponeurosis, otot, saraf,
peritoneum, pembuluh darah, katup.

b. Blunt. blunt point dan batang gepeng cocok digunakan untuk menjahit
daerah usus besar, ginjal, limpa, hati

c. Triangular. Ujung segitiga dengan batang gepeng atau empat persegi.


Bisa dipakai untuk menjahit daerah kulit, fascia, ligament, dan tendon.

d. Tapercut. Ujung jarum berbentuk segitiga yang lebih kecil dengan


batang gepeng, bisa digunakan untuk menjahit fascia, ligaments,
uterus, rongga mulut, dan sebagainya.

Bentuk Jarum:
e. circle
f. 3/8 circle
g. circle
h. 5/8 circle
i. curve
j. Lurus
4. Anestesi
Jenis anestesi yang di gunakan adalah anestesi lokal :
a. Golongan Ester
1) Kokain
2) Prokain
3) Benzokain
4) Piperokain
5) Tetrakin
b. Golongan Amida
1) Lidokain
2) Prilokain
3) Mepivakain
4) Bupivakain
5) Kinkokain
6) Infiltrasi (di suntikkan)
7) Field Block (di suntikkan mengelilingi daerah yang
akan di jahit)
8) Block
Syaraf
(di
suntikkan
syaraf
yang
mempersyaraif daerah tersebut)
5. Hal yang harus di perhatikan

6. Golongan ester tidak boleh di gunakan pada penderita


yang mengalami gangguan hati karena obat tersebut di
metabolisme di hati.
7.
Hati hati dengan efek samping obat, dapat
menimbulkan alergi bahkan kematian. Golongan ester efek
sampingnya lebih tinggi dari golongan amida.
G. CARA MEMEGANG ALAT
1. Instrument tertentu seperti pemegang jarum, gunting dan pemegang kasa:
yaitu ibu jari dan jari keempat sebagai pemegang utama, sementara jari
kedua dan ketiga dipakai untuk memperkuat pegangan tangan. Untuk
membuat simpul benang setelah jarum ditembuskan pada jaringan,
benang dilingkarkan pada ujung pemegang jarum.
2. Pinset lazim dipegang dengan tangan kiri, di antara ibujari serta jari kedua
dan ketiga. Jarum dipegang di daerah separuh bagian belakang .

H. PERSIAPAN ALAT
1. Sterilisasi dan cara sterilisasi
Sterilisasi adalah tindakan untuk membuat suatu alat-alat atau bahan
dalam keadaan steril.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara :
a. Secara kimia : yaitu dengan bahan yang bersifat bakterisid , seperti
formalin, savlon, alkohol.
b. Secara fisik yaitu dengan :
1) Panas kering ( oven udara panas )
a) Selama 20 menit pada 200 C
b) Selama 30 menit pada 180 C
c) Selama 90 menit pada 160 C
2) Uap bertekanan ( autoclave): selama 15 menit pada 120 C dan
tekanan 2 atmosfer
3) Panas basah, yaitu di dalam air mendidih selama 30 menit. Cara
ini hanya dianjurkan bila cara lain tidak tersedia.

2. Pengepakan
Sebelum dilakukan sterilisasi secara fisik, semua instrument harus
dibungkus dengan dua lapis kain secara rapat yang diikutkan dalam
proses sterilisasi. Pada bagian luar pembungkus , ditempelkan suatu

indikator ( yang akan berubah warna ) setelah instrument tersebut menjadi


steril. Untuk mempertahankan agar instrument yang dibungkus tetap
dalam keadaan steril, maka kain pembungkus dibuka menurut teknik
tanpa singgung.

I. JENIS-JENIS BENANG

1. Benang yang dapat diserap (Absorbable Suture )


a. Alami ( Natural)
1) Plain Cat Gut : dibuat dari bahan kolagen sapi atau domba.
Benang ini hanya memiliki daya serap pengikat selama 7-19 hari
dan akan diabsorbsi secara sempurna dalam waktu 70 hari. 2).
2) Chromic Cat Gut dibuat dari bahan yang sama dengan plain cat
gut,

namum

dilapisi

dengan

garam

Chromium

untuk

memperpanjang waktu absorbsinya sampai 90 hari.


b. Buatan ( Synthetic )
Adalah benang- benang yang dibuat dari bahan sintetis, seperti
Polyglactin ( merk dagang Vicryl atau Safil), Polyglycapron ( merk
dagang Monocryl atau Monosyn), dan Polydioxanone ( merk dagang
PDS II ). Benang jenis ini memiliki daya pengikat lebih lama , yaitu
2-3 minggu, diserap secara lengkap dalam waktu 90-120 hari.

2. Benang yang tak dapat diserap ( nonabsorbable suture )


a. Alamiah ( Natural)
Dalam kelompok ini adalah benang silk ( sutera ) yang dibuat dari
protein organik bernama fibroin, yang terkandung di dalam serabut
sutera hasil produksi ulat sutera.
b. Buatan ( Synthetic )
Dalam kelompok ini terdapat benang dari bahan dasar nylon ( merk
dagang Ethilon atau Dermalon ). Polyester ( merk dagang Mersilene)
dan Poly propylene ( merk dagang Prolene ).
J. PERSIAPAN PENJAHITAN ( KULIT)
1. Rambut sekitar tepi luka dicukur sampai bersih.
2. Kulit dan luka didesinfeksi dengan cairan Bethadine 10%, dimulai dari
bagian tengah kemudian menjauh dengan gerakan melingkar.
3. Daerah operasi dipersempit dengan duk steril, sehingga bagian yang
terbuka hanya bagian kulit dan luka yang akan dijahit.
4. Dilakukan anestesi local dengan injeksi infiltrasi kulit sekitar luka.
5. Luka dibersihkan dengan cairan perhydrol dan dibilas dengan cairan
NaCl.
6. Jaringan kulit, subcutis, fascia yang mati dibuang dengan menggunakan
pisau dan gunting.
7. Luka dicuci ulang dengan perhydrol dan dibilas dengan NacCl.

8. Jaringan subcutan dijahit dengan benang yang dapat diserap yaitu plain
catgut atau poiiglactin secara simple interrupted suture. i. Kulit dijahit
benang yang tak dapat diserap yaitu silk atau nylon.
K. TEKNIK PENJAHITAN KULIT
1. Prinsip yang harus diperhatikan :Cara memegang kulit pada tepi luka
dengan surgical forceps harus dilakukan secara halus dengan mencegah
trauma lebih lanjut pada jaringan tersebut.
2. Ukuran kulit yang yang diambil dari kedua tepi luka harus sama besarnya.
3. Tempat tusukan jarum sebaiknya sekitar 1-3 cm dari tepi lukia.Khusus
daerah wajah 2-3mm.
4. Jarak antara dua jahitan sebaiknya kurang lebih sama dengan tusukan
jarum dari tepi luika.
5. Tepi luka diusahakan dalam keadaan terbuka keluar ( evferted ) setelah
penjahitan.
SIMPLE INTERUPTED SUTURE
1. Indikasi
: pada semua luka
Kontra indikasi : tidak ada Teknik penjahitan
Dilakukan sebagai berikut:
a. Jarum ditusukkan pada kulit sisi pertama dengan sudut sekitar 90
derajat, masuk subcutan terus kekulit sisi lainnya.
b. Perlu diingat lebar dan kedalam jaringan kulit dan subcutan
diusahakan agar tepi luka yang dijahit dapat mendekat dengan
posisi membuka kearah luar ( everted)
c. Dibuat simpul benang dengan memegang jarum dan benang
diikat.
d. Penjahitan dilakukan dari ujung luka keujung luka yang lain.
2. Indikasi
: Luka pada persendian, Luka pada daerah yang
tegangannya besar
Kontra indikasi : tidak ada
Teknik penjahitan ini dilakukan untuk mendapatkan eversi tepi luka
dimana tepinya cenderung mengalami inverse. misalnya kulit yang
tipis.
Teknik ini dilakukan sebagai berikut:
a. Jarum ditusukkan jauh dari kulit sisi luka, melintasi luka dan kulit
sisi lainnya, kemudian keluar pada kulit tepi yang jauh, sisi yang
kedua.

b. Jarum kemudian ditusukkan kembali pada tepi kulit sisi kedua


secara tipis, menyeberangi luka dan dikeluarkan kembali pada tepi
dekat kulit sisi yang pertama.
c. Dibuat simpul dan benang diikat.
SUBCUTICULER CONTINUOS SUTURE
1. Indikasi
: Luka pada daerah yang memerlukan kosmetik
Kontra indikasi : jaringan luka dengan tegangan besar.
Pada teknik ini benang ditempatkan bersembunyi di bawah jaringan
dermis sehingga yang terlihat hanya bagian kedua ujung benang yang
terletak di dekat kedua ujung luka yang dilakukan sebagai berikut.
a. Tusukkan jarum pada kulit sekitar 1-2 cm dari ujung luka keluar
di daerah dermis kulit salah satu dari tepi luka.
b. Benang kemudian dilewatkan pada jaringan dermis kulit sisi yang
lain, secara bergantian terus menerus sampai pada ujung luka
yang lain, untuk kemudian dikeluarkan pada kulit 1-2 cm dari
ujung luka yang lain.
c. Dengan demikian maka benang berjalan menyusuri kulit pada
kedua sisi secara parallel disepanjang luka tersebut.

JAHITAN PENGUNCI (FESTON)


Indikasi

: Untuk menutup peritoneum

Mendekati variasi kontinyu (lihat gambar)

L. MACAM-MACAM JAHITAN LUKA


1. Jahitan Simpul Tunggal : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted
Suture Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai. digunakan juga
untuk jahitan situasi Teknik : Melakukan penusukan jarum dengan jarak
antara setengah sampai 1 cm ditepi luka dan sekaligus mengambil
jaringan subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum secara tegak
lurus pada atau searah garis luka. Simpul tunggal dilakukan dengan
benang absorbable denga jarak antara 1cm. Simpul di letakkan ditepi
luka pada salah satu tempat tusukan Benang dipotong kurang lebih 1 cm.
2. Jahitan matras Horizontal : Horizontal Mattress suture, Interrupted
mattress Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum
disimpul dilanjutkan dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan
pertama.
3. Jahitan Matras Vertikal : Vertical Mattress suture, Donati, Near to near
and far to far Jahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka
kemudian dilanjutkan dengan menjahit tepi-tepi luka. Biasanya
menghasilkan penyembuhan luka yang cepat karena di dekatkannya tepitepi luka oleh jahitan ini..
4. Jahitan Matras Modifikasi : Half Burried Mattress Suture Modifikasi
dari matras horizontal tetapi menjahit daerah luka seberangnya pada
daerah subkutannya.
5. Jahitan Jelujur sederhana : Simple running suture, Simple continous,
Continous over and over Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita
menjelujur baju. Biasanya menghasilkan hasiel kosmetik yang baik, tidak
disarankan penggunaannya pada jaringan ikat yang longgar.
6. Jahitan Jelujur Feston : Running locked suture, Interlocking suture
Jahitan kontinyu dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya,
biasa sering dipakai pada jahitan peritoneum. Merupakan variasi jahitan
jelujur biasa
7. Jahitan Jelujur horizontal : Running Horizontal suture Jahitan kontinyu
yang diselingi dengan jahitan arah horizontal
8. Jahitan Simpul Intrakutan : Subcutaneus Interupted suture, Intradermal
burried suture, Interrupted dermal stitch. Jahitan simpul pada daerah

intrakutan, biasanya dipakai untuk menjahit area yang dalam kemudian


pada bagian luarnya dijahit pula dengan simpul sederhana
9. Jahitan Jelujur Intrakutan : Running subcuticular suture, Jahitan jelujur
subkutikular Jahitan jelujur yang dilakukan dibawah kulit, jahitan ini
terkenal menghasilkan kosmetik yang baik
TUTUP ATAU BEBAT LUKA
Setelah luka di jahit dengan rapi di bersihkan dengan desinfeksan Tutup
luka dengan kasa steril yang dibasahi dengan betadine Lekatkan dengan
plester atau hipafix ( bila perlu diikat dengan Verban)

Jenis corak jahitan


1.
2.
3.
4.
5.

Simple Interrupted
Simple Continuous
Horizotal matrress
Vertical matrress
Fordlocking

Jenis Simpul
1. Granny-Mudah terbuka

2. Square/ reff- Kukuh dan tidak terlucut


3. Triple throw knot- Sering digunakan dan tidak terlucut
Hirisan pembedahan dijahit dengan simple intrapted
menggunakan chromic cut gut Saiz 2-0

Membuang bahan jahitan


Keadaan
Normal: 6--7 hari
Midlines, jangkitan :7--11 hari
Membuka benang jahitan
luka biasa 5-6 hari
luka yang panjang dan serius 10 12 hari

Anda mungkin juga menyukai