Anda di halaman 1dari 11

Secara singkat factor risiko jatuh pad usia lanjut itu dapat digolongkan dalam dua golongan, yaitu

1. Factor instrinsik (factor dari dalam tubuh lanjut usia sendiri)


2. Factor ekstrinsik (factor dari luar atau lingkungan)

Factor Intrinsik Faktor Ekstrinsik

Kondisi fisik dan Obat-obatan yang


neuropsikiatrik diminum
FALLS
Penurunan visus (JATUH) Alat-alat bantu
dan pendengaran berjalan

Perubahan neuromuskuler, Lingkungan yang


gaya berjalan dan reflek tidak mendukung
postural karena proses

1. Faktor Instrinsik, antara lain:


Gangguan jantung dan sirkulasi darah
Gangguan system anggota gerak, misalnya kelemahan otot ekstremitas bawah dan kekauan
sendi
Gangguan system susunan saraf, misalnya neuropati perifer
Gangguan penglihatan
Gangguan psikologis
Infeksi telinga
Gangguan adaptasi gelap
Pengaruh obat-obatan yang dipakai, misal: diazepam, antidepresi, dan antihipertensi
Vertigo
Infeksi telinga
Artritis lutut
Sinkope dan pusing
Penyakit-penyakit sistemik
2. Factor ekstrinsik, antara lain:
Cahaya ruangan yan kurang terang
Lantai yang licin
Tersandung benda-benda
Alas kaki kurang pas
Tali sepatu
Kursi roda yang terkunci
Turun tangga

Selain itu factor-faktor yang sukar diketahui, misalnya pengaruh makanan. Biasanya penyebab
jatuh pada lanjut usia itu merupakan gabungan dari beberapa factor/multifactor. Jatuh pad
lanjut usia biasanya menimbulkan komplikasi-komplikasi.
Komplikasi yang sering terjadi, antara lain:

1. Rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa robek atau tertariknya jaringan
otot, robeknya arteri/vena
2. Patah tulang
3. Hematoma
4. Disabilitas/kecacatan
5. Meninggal
Oleh karena itu lanjut usia harus dicegah agar tidak jatuh dengan cara mengidentifikasi
factor resiko, menilai, dan mengawasi keseimbangan dan gaya berjalan, mengatur serta
mengatasi factor situasional. Pada prinsipnya mencegah terjadinya jatuh pada lanjut usia
sangat penting dan lebih utama daripada mengobati akibatnya.

b. Mudah Lelah
Disebabkan oleh:
1. Factor psikologis (Peraasan bosan, keletihan, atau depresi)
2. Gangguan organis, misalnya:
Anemia, kekurangan vitamin, perubahan pada tulang (osteomalasia), gangguan pencernaan,
kelainan metabolism (diabetes mellitus, hipertiroid), gangguan ginjal dengan uremia/gangguan
faal hati dan gangguan system peredaran darah dan jantung.
3. Pengaruh obat-obatan, misalnya:
Obat penenang, obat jantung dan obat yang melelahkan daya kerja otot.

c. Berat Badan Menurun


Disebabkan oleh:
1. Pada umumnya nafsu makan menurun karena kurang adanya gairah hidup atau kelesuan
2. Adanya penyakit kronis
3. Gangguan pada saluran pencernaan sehingga penyerapan makanan terganggu
4. Factor-faktor sosioekonomis (pension)

d. Sukar Menahan Buang Air Besar


Disebabkan oleh:
1. Obat-obatan pencahar perut
2. Keadaan diare
3. Kelainan pada usus besar
4. Kelainan pada ujung saluran pencernaan (pada rectum usus

e. Gangguan pada Ketajaman Penglihatan


Disebabkan oleh:
1. Presbiop
2. Kelainan lensa mata (refleksi lensa mata kurang)
3. Kekeruhan pad lensa (katarak)
4. Tekanan dalam mata yang meninggi (glaukoma)
5. Radang saraf mata
2.5 PENYAKIT YANG SERING DIJUMPAI PADA LANSIA
Dikemukanan adanya empat penyakit yang sangat erat hubungannya dengan proses menua,
yakni:
1. Gangguan sirkulasi darah, seperti: hipertensi, kelainan pembuluh daarh, gangguan pembuluh
darah di otak (coroner), dan ginjal
2. Gangguan metabolism hormonal, seperti: diabetes militus, klimakterium, dan
ketidakseimbangan tiroid.
3. Gangguan pada persendian, seperti: osteoarthritis, gout artritis, ataupun penyakit kolagen
lainnya
4. Baerbagai macam neoplasma

Menurut The National Old Peoples Welfare Council

Di Inggris mengemukakan bahwa penyakit atau gangguan umum pada lanjut usia ada 12
macam, yakni:

1. Gangguan mental
2. Gangguan pendengaran
3. Bronchitis kronis
4. Gangguan pada tungkai/sikap berjalan
5. Gangguan pada koksa/sendi panggul
6. Anemia
7. Demensia
8. Gangguan penglihatan
9. Ansietas/kecemasan
10. Dekompensasi kordis
11. Diabetes mellitus, osteomalasia, dan hipotiroidisme
12. Gangguan pada defeksi

Penyakit Lanjut Usia di Indonesia

1. Penyakit-penyakit system pernafasan


2. Penyakit-penyakit system kardiovakuler dan pembuluh darah
3. Penyakit pencernaan makanan
4. Penyakit system urogenital
5. Penyakit gangguan metabolic/endokrin
6. Penyakit pada persendian dan tulang
7. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh proses keganasan. Timbulnya penyakit-penyakit
tersebut dapat dipercepat atau diperberat oleh factor-faktor luar, misalnya: makanan, kebiasaan
hidup yang salah, infeksi, dan trauma.

Table 2.2 WHO-Community Study of the Eldery, Cental Java 1990 (n=1203)*
PENYAKIT/KELUHAN %
Artritis/Reumatisme 49,0 (F>M)
Hipertensi + CVD 15,2 (F>M, r<u)
Bronchitis/Dipsnea 7,4 (F<M)
Diabetes Melitus 3,3 (F=M, r<u)
Jatuh 2,5 (F>M)
Stroke/Paralisis 2,1 (r<u)
TBC 1,8 (F=M)
Fraktur Tulang 2,0 (F=M)
Kanker 0,7 (F=M)
Masalah kesehatan yang mempengaruhi ADL 29,3 (F=M)
*Boedhi Darmojo et al, 2004 = Female, M, r = rural, u = urban

Table 2.3 Disease Pattern of People > 55 years (Houshold Survey on Health, Dept. of Helath,
1996)
PENYAKIT PER 100 PERSEN
Penyakit Kardiovaskuler 15,7
Penyakit Muskuloskeletal 14,5
Tuberkulosis 13,6
Bronkitis, Asma dan Gangguan Pernafasan 12,1
Infeksi Pernafan Akut 10,2
Gigi, mulut dan system pencernaan 10,2
Gangguan system saraf 5,9
Infeksi kulit 5,2
Malaria 3,3
Infeksi lain 2,4

Table 2.4 WHO-Community Study of the Ederly Central Java 1990 (n=1203) Boedhi Darmojo et
al, 1991)
PENYAKIT/KELUHAN %
Artritis/Reumatisme 49,0 (Pr>Lk)
Hipertensi + CVD 15,2 (Pr>Lk, r<u)
Bronchitis/Dipsnea 7,4 (Pr<Lk)
Diabetes Melitus 3,3 (Pr=Lk, r<u)
Jatuh 2,5 (Pr>Lk)
Stroke/Paralisis 2,1 (r<u)
TBC 1,8 (Pr=Lk)
Fraktur Tulang 2,0 (Pr=Lk)
Kanker 0,7 (Pr>Lk)
Masalah kesehatan yang mempengaruhi ADL 29,3 (r<u)
r=rural, u=urban, Pr=perempuan, Lk=Laki-laki

Table 2.5 Pola Penyakit Pada Lanjut Usia 60 Tahun ke Atas


NO POLA PENYAKIT TEMPAT PENELITIAN PENELITI/TAHUN
1. Kardiovaskuler, Serebrovaskuler, RS Elisabeth Boedi Darmoyo, et al,
Neoplasma, endokrin-metabolik 1987
2. Infeksi kardiovaskuler, neoplasma. RS Kariadi Sunaryo, et al 1988
Endokrin metabolic
3. Penyakit sendi, pencernaan, pernafasan, RSUP/RSCM Supartondo, 1990
jantung-pembuluh darah, ginjal dan
metabolic
4. Katarak, reumatik, hipertensi, penyakit Komunitas, Boedi Darmoyo
jantung, diabetes mellitus, dan stroke Semarang
5. Kardiovaskuler, gangguan pencernaan, Komunitas, Jakarta Kartini, et al 1993
dan penyakit pernafasan
6. Reumatik, hipertensi, dan radang Komunitas, Pasar Kamso, et al 1993
lambung Rebo Rebo Jakarta
7. Penyakit jantung, mata, RSUP/RSCM, pasien Siti Setiawati dan
serebrovaskuler, bronkopneumonia, rawat inap (1990- Soerjono, 1996
diabetes mellitus 1993)
8. Bronkopneumonia, jantung coroner, RS RSUP/RSCM, pasien Siti Setiawati, 1996
Hipertensi, diabetes meliitus tidak rawat inap
tergantung insulin, gagal jantung, rawat (1995)
inap PPOK, dan TB paru
9. Gangguan Kardiovaskuler, saluran RS Bhakti Yudha, Tony Setyabudhi,
pencernaan, dan saluran pernafasan pasien rawat inap 1995

Sumber: Hadi Martono dan Boedi Darmoyo (2004);Kamso, et al (1993);Supartondo (1990) Siti
Setiawati dan Soerjono (1996); Siti Setiawati (1996), dan Tony Setyabudhi (1995)

Table 2.6 Distribusi Responden Menurut Jenis Penyakit Berdasar Pemberitahuan Dokter/Petugas
Kesehatan Menurut Jenis Kelamin (1998)*
NO JENIS PENYAKIT WANITA (%) PRIA (%) AS (%)
1. Reumatik 7,5 29,8 35,3
2. Darah Tinggi 33,7 31,7 33,1
3. Gastritis/sakit maag 24,6 18,6 22,8
4. Kencing manis/diabetes 11,9 14,3 12,6
5. Cholesterol tinggi 11,1 8,1 10,3
6. Kegemukan 11,1 6,8 9,9
7. Anemia 7,3 8,7 7,7
8. Nyeri jantung 6,1 3,7 5,4
9. Asma 5,3 3,1 4,7
10. Paru-paru/TBC 3,0 8,1 4,5
11. Ginjal 2,5 7,5 4,0
12. Serangan jantung 4,3 2,5 3,8
13. Tulang keropos 3,3 4,3 3,6
14. Stroke 2,0 4,3 2,7
15. Kanker 2,8 0,6 2,2
16. Prostat 0,3 6,2 2,0
17. Liver 1,3 1,9 1,4
18. Trigliserid tinggi 1,8 0,6 1,4
*) tampak bahwa berdasarkan diagnose yang pernah dibuat oleh dokter atau petugas kesehatan
lainnya dan diketahui oleh usila, penyakit yang terbanyak yang pernah diderita usila adalah
reumatik (35,3%) dan hipertensi (33,2). Disamping itu, angka gastritis juga cukup tinggi (22,8).
Penyakit jantung dan pembuluh darah 11,9% dan diabetes mellitus 12,6%, osteoporosis 3,6%
dan penyakit prostat 2%. Obesitas diketahui oleh 9,9% dan tingginya kadar lemak pada 11,7%
Sifat penyakit dapat dimulai secara perlahan-lahan, seringkali tanpa tanda-tanda
ataupun keluhannya ringan dan baru diketahui sesudah keadaannya parah. Hal ini perlu sekali
dikenali agar tidak salah ataupun terlambat menegakkan diagnosis sehingga terapi dan
tindakkan keperawatannya segera dapat dilaksanakan. Dapat pula pada lanjut usia mengalami
beberapa pernyakit secara bersamaan. Sifat penyakit orang lanjut usia biasanya progresif
sampai penderitanya mengalami kematia. Orang-orang lanjut usiapun baisanya rentan penyakit
lain, karena daya tahannya telah menurun.
Di Negara-negara maju penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab
kematian utama, sedangkan di Negara yang sedang berkembang angka kematian terutama
karena penyakit infeksi. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992, ditemukan
urutan sebagai berikut: TBC, penyakit yang tidak jelas, trauma, penyakit infeksi lainnya seperti
bronchitis, episema dan asma (Sumantri et al, 1992). Meskipun penyakit infeksi juga masih
menonjol pada pola penyakit lansia di Indonesia, namun penyakit berbeda dengan di Negara
Belanda. Misalnya TBC yang ternyata berada di urutan teratas di Indonesia, tidak terdapat di
Negara Belanda. Hal tersebut dapat diasumsikan berkaitan dengan status social ekonomi dan
lingkungan fisik maupun biologic.

2.5.1 Penyakit Sistem Paru dan Kardiovaskuler

1. Paru-paru

Fungsi paru-paru mengalami kemunduran dengan datangnya usia tua yang di sebabkan
elastisitas jaringan paru-paru dan dindin dada makin berkurang. Dalam usia yang lebih lanjut, kekuatan
kontraksi otot pernafasan dapat berkurang sehingga sulit bernafas.

Fungsi paru-paru menentukan konsumsi oksigen seseorang, yakni jumlah oksigen yang diikat
oleh darah dalam paru-paru untuk digunakan tubuh. Jadi, konsumsi oksigen sangat erat hubungannya
dengan arus darah ke paru-paru. Dengan demikian mudah dimengerti bahwa konsumsi oksigen akan
menurun pada orang lanjut usia. Berkurangnya fungsi paru-paru juga di sebabkan oleh berkurangnya
fungsi system respirasi seperti fungsi ventilasi paru.

Debu hawa udara,asap industry,dan kebiasaan merokok dapat mempengaruhi system


pernafasan orang lanjut usia dank arena daya tahan tubuhnya menurun dapat mudah terkena infeksi.
Infeksi yang sering di derita para lanjut usia adalah pneumonia bahkan mempunyai angka kematian
cukup tinggi sampai 40% an biasanya diikuti penyakit penyerta, misalnya : diabetes militus, payah
jantung kronik, dan penyakit-penyakit vaskuler (menurut mangunnegoro, 1992)

Tuberkulosis pada lanjut usia diperkirakan masih cukup tinggi. Di RSUP DR. Karyadi semarang ditemukan
kasus TBC sebesar 25,2% (menurut Rahmatullah, 1994). Secara patofisiologi, lanjut usia itu tanpa
penyakit saja sudah mengalami penurunan fungsi paru, apalagi menderita Tuberculosis/TBC paru yang
ditemukan sudah dalam keadaan parah, banyak dijumpai pula bronchitis yang menahun dan tidak
sedikit kematian terjadi akibat radang paru. Kanker paru sering dijumpai terutama pada penderita
perokok berat.Menurut Mangunnegoro, 1992 menyatakan terdapat kecenderungan peningkatan
frekwensi CA Paru.

2. Jantung dan Pembuluh Darah ( Kardiovaskuler)


Pada orang lanjut usia, umumnya besar jantung akan sedikit mengecil. Yang paling banyak
mengalami penurunan adalah rongga bilik kiri, akibat semakin berkurangnya aktivitas. Yang juga
mengalami penurunan adalah besarnya sel-sel otot jantung hingga menyebabkan penurunannya
kekuatan otot jantung.

Setelah berumur 20 tahun, kekuatan otot jantung berkurang sesuai denganbertambahnya usia.Dengan
bertambahnya umur, denyut jantung maksimum dan fungsi lain dari jantung juga berangsur-angsur
menurun.Pada lanjut usia,tekanan darah akan naik secara bertahap. Elastisitas jantung pada orang
berusia 70 tahun menurun sekitar 50% dibanding orang berusia 20 tahun. Oleh karena itu, tekanan
darah pada wanita tua yang mencapai 170/90 mmHg dan pada pria tua yang mencapai 160/100 mmHg
masih dianggap normal.

Derajat kerja jantung dapat dinilai dari besarnya curah jantung (cardiac output) yaitu jumlah darah yang
dikeluarkan oleh bilik jantung/ventrikel per menit. Pda usia 90 tahun, curah jantung ternyata menurun
dan sudah tentu menimbulkan efek pada fungsi alat-alat lain, seperti : otot,paru,dan ginjal karena
berkurangnya arus darah ke organ tubuh lain.

Sebaliknya, tekanan darah saat istirahat akan meningkat sesuai dengan bertambahnya usia walaupun
tidak begitu besar. Dengan adanya aktifitas fisik, tekanan darah seseorang akan meningkat, terutama
tekanan sistoliknya. Pada lanjut usia peningkatan tekanan darah saat melakukan pekerjaan fisisk ini
meningkat lebih cepat disbanding orang muda.

Deyut jantung nadi juga meningkat pada waktu seseorang melakukan pekerjaan fisik dan pada saat
bekerja maksimal, denyut nadi mencapai angka maksimal. Namun denyut nadi maksimal pada lanjut
usia ternyata menurun karena jantung tidak dapat mencapai frekuensi seperti saat masih muda. Rumus
untuk meramalkan denyut nadi maksimal seseorang adalah (200-usia).

Perubahan yang jauh lebih bermakna dalam kehidupan lanjut usia adalah yang terjadi pada pembuluh
darah. Proses yang disebut sebagai arteriosclerosis atau pengapuran dinding pembuluh darah dapat
terjadi dimana-mana. Proses pengapuran ini akan berlanjut menjadi proses yang menghambat aliran
darah yang pada suatu saat dapat menutup pembuluh darah tadi.

Pada tahap awal, gangguan dari dinding pembuluh darah yang menyebabkan elastisitasnya berkurang
akan memicu jantung bekerja lebih keras, karena terjadi hipertensi. Selanjutnya, bila terjadi sumbatan
maka jaringan yang dialiri zat asam oleh pembuluh darah ini akan rusak/mati, hal inilah yang disebut
infark. Bila kejadian ini terjadi di otak, akan terjadi stroke,sedangkan bila terjadi di jantung, dapat saja
menyebabkan infark jantung atau infark miokard, atau bila masih lebih ringan dapat terjadi angina
pectoris (sakit pada daerah dada, khususnya bila orang tadi melakukan kegiatan fisik) atau gangguan
coroner lainnya.

Pada lanjut usia banyak dijumpai penyakit jantung coroner yang disebut jantung iskemi. Di
Indonesia,saat ini penyakit jantung iskemi sudah menjadi pembunuh ketiga di antara penyakit-penyakit
lainnya.Penderita kebanyakan berusia di atas 45 tahun sampai lanjut usia. Perubahan-perubahan yang
dapat dijumpai pada penderita jantung iskemi adalah pada pembuluh darah jantung akibat arterio
sclerosis itu belum diketahui dengan pasti, tetapi factor-faktor yang mempercepat timbulnya, antara lain
: banyak merokok, kadar kolesterol tinggi, penderita diabetes militus, dan berat badan berlebihan, serta
kurang berolahraga.
Faktor-faktor tersebut sebenarnya dapat dicegah atau dihindari, kecuali factor umum, seperti : jenis
kelamin, keturunan, dan kepribadian penderita sendiri sulit untuk dihindari.

Jenis penyakit jantung lainnya yang juga banyak ditemui pada lanjut usia:

Penyakit jantung akibat paru menahun (korpumonal).


Penyakit jantung akibat tekanan darah tinggi.
Penyakit jantung akibat gangguan irama jantung.

3. Penyakit Jantung Koroner

Terdiri dari:

Angio pectoris : suasana sindrom klinis, terjadi sakit dada yang khas, yaitu seperti
ditekan atau terasa berat di dada yang sering kali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada
biasanya timbul waktu melakukan aktivitas dan segera menghilang bila pasien
beristirahat.
Pektoris yang tidak stabil, yaitu keadaan angina pectoris, rasa nyeri terus menerus
walaupun kebutuhan oksigen tidak jelas bertambah.
Prinzmental angina : serangan angina pectoris yang timbul pada waktu istirahat
Infark miokard akut (AMI) :nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung
terganggu, lebih dari 20 menit. Manifestasi yang paling sering ialah : keadaan bingung
akut, episode sinkop, hemiplegia, gagal ginjal, muntah-muntah, dan kelemahan hebat.
Bila di temukan penderita-penderita seperti ini sebaiknya di rujuk ke rumah sakit.

4. Hipertensi

Dari banyak penelitian epidemiologi didapat bahwa dengan meningkatkan umur dan
tekanan darah meninggi. Hipertensi menjadi masalah pada lanjut usia karena sering di
temukan dan menjadi factor utama stroke, payah jantung dan penyakit jantung coroner.
Lebih dari separuh kematian di atas usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan
serebrovaskuler.

Secara nyata kematian karena CVD,morbiditas penyakit kardiovaskuler menurun dengan


pengobatan hipertensi. Saat ini penelitian longitudinal telah membuktikan hal ini pada
pengobatan hipertensi diastolik.Hipertensi pada lanjut usia dibedakan atas :

1. Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan/atau
tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmHg
2. Hipertensi sistolik terisolasi : tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
tekana diastolic lebih rendah dari 90 mmHg.

Pada hipertensi sistolik hal ini masih kontroversial. Mengenai target tekanan
darah dianjurkan penurunan yang bertahap sampai sekitar sistolik 140-160 mmHg. (R.P.
Sidabutar, 1974)
2.5.2 Penyakit Pencernaan Makanan

Produksi saliva menurun sehingga mempengaruhi proses perubahan kompleks karbohidrat


menjadi disakarida. Fungsi ludah sebagai pelicin makana berkurang sehingga proses menelan
lebih sukar.

Keluhan-keluhan seperti kembung , perasaan tidak enak di perut dan sebagainya, seringkali
disebabkan makanan yang kurang bias dicerna akibat menurunnya fungsi kelenjar pencernaan.
Juda dapat di sebabkan berkurangnya toleransi terhadap makanan terutama yang mengandung
lemak. Keluhan lain yang sering dijumpai ialah : sembelit (konstipasi), yang disebabkan
kurangnya kadar selulosa,kurangnya nafsu makan bias disebabkan banyaknya gigi yang sudah
lepas (ompong). Dengan proses menua bias terjadi gangguan motilitas otot polos esophagus,
bias juga terjadi Reflux desease (terjadi akibat refluks isi lambung ke esophagus), insidensi ini
mencapai puncak pada usia 60-70 tahun.

1) Penyakit dan gangguan pada lambung


1. Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submucosa lambung.Insiden
gastritis meningkat dengan lanjutnya proses menua.
2. Ulkus peptikum yang bias terjadi di esophagus, lambung, dan duodenum walaupun kadar
asam lambung pada lanjut usia sudah menurun,insiden ulkus di lambung masih lebih banyak
di banding ulkus duodenum.

Gejalanya:

Biasanya tidak spesifik


Penurunan berat badan
Mual-mual
Perut rasa tidak enak

Pemeriksaan dengan:

Endoskopi
Radiografi dengan kontras beriem

Tingkat komplikasi pada lanjut usia cukup tinggi kurang lebih 50% perforosis dan biasanya
terjadi pada usia di atas 70 tahun.

2.5.3 Penyakit Sistem Urogenital

Peradangan pada system urogenital terutama dijumpai pada wanita lanjut usia berupa
peradangan kandung kemih sampai peradangan ginjal akibat sisa air seni dalam vesika urinaria
(kandung kemih). Keadaan ini disebabkan berkurangnya tonus kandung kemih dan adanya
tumor yang menyumbat saluran kemih.

Pada pria berusia lebih dari 50 tahun, sisa air seni dalam kandung kemih dapat disebabkan
pembesaran kelenjar prostat (hipertrofi prostat). Akibat hipertrofi prostat ialah adanya
gangguan waktu buang air kecil bahkan kadang-kadang terjadi secara mendadak air seni tidak
dapat dikeluarkan sehingga untuk mengeluarkannya harus dipasang kateter. Pada pria lanjut
usia banyak dijumpai kanker pada kelenjar prostat.

2.5.4 Penyakit Gangguan Endokrin

Kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu dalam tubuh manusia yang memproduksi
hormone, seperti kelenjar pancreas (yang memproduksi insulin dan sangat penting dalam
pengaturan gula darah), kelenjar tiroid/gondok yang ikut serta dalam metabolism tubuh,
kelenjar andrenal/anak ginjal yang memproduksikan andrenalin, kelenjar yang berkenan dengan
hormone laki-laki atau wanita.

Salah stu kelenjar endokrin dalam tubuh mengatur agar arus darah ke organ-organ tertentu
berjalan dengan baik dengan jalan mengatur vasokontriksi pembuluh-pembuluh darah
bersangkutan disebut andrenal/kelenjar anak ginjal ada pula yang merupakan stress hormone,
yaitu hormone yang diproduksi dalam jumlah besar dalam keadaan stress dan berperan penting
dalam reaksi mengatasi stress. Oleh karena itu, dengan mundurnya produksi hormone ini lanjut
usia kurang mampu menghadapi stress.

Tidak jarang,pada lanjut usia juga ditemukan kemunduran dari fungsi kelenjar tiroid
sehingga lansia tersebut tampak lesu dan kurang bergairah. Kemunduran kelenjar endokrin
lainnya,seperti adanya klimakterium/menopause pada wanita yang mendahului proses tua
dapat mengakibatkan sindroma klimakterium dalam bentuk yang bermacam-macam. Sedangkan
pada pria terjadi penurunan sekresi dari kelenjar testis pada usia tertentu (usia yang lebih tua
dibandingkan dengan wanita).

Penyakit metabolik pada lanjut usia terutam disebabkan menurunnya produksi hormone
ini, antara lain terlihat pada wanita mendekati usia 50 tahun, yang ditandai mulainya menstruasi
yang tidak teratur sampai berhenti sama sekali (menopause), prosesnya merupakan proses
alamiah. Penyakit metabolic yang banyak dijumpai ialah diabetes militus atau kencing manis dan
osteoporosis (berkurangnya zat kapur dan bahan-bahan mineral sehingga tulang lebih mudah
rapuh dan menipis).

Diabetes militus sering dijumpai pada lanjut usia yang berumur 70 tahun ke atas, akibatnya
terjadi degerasi pembuluh darah dengan komplikasi pembuluh darah coroner, perubahan
pembuluh darah otak yang berakibat terjadinya penyakit serabrovaskuler. Perubahan pada
pembuluh darah otak ini dapat menyebabkan stroke yang bias menyebabkan kelumpuhan
separuh badan.

2.5.5 Peyakit pada Persendian dan tulang

Penyakit pada sendi ini adalah akibat degenerasi atau kerusakan pada permukaan sendi-
sendi tulang yang banyak dijumpai pada lanjut usia terutama yang gemuk.

Hampir 8% orang-orang berusia 50 tahun ke atas mempunyai keluhan pada sendi-sendinya,


misalnya : linu-linu, pegal, dan kadang-kadang terasa seperti nyeri. Biasanya yang terkena ialah
persendian pada jari-jari, tulang punggung, sendi-sendi penahan berat tubuh(lutut dan panggul).
Biasanya nyeri akut pada persendian itu disebabkan oleh gout pirai atau jicht. Hal ini di
sebabkan gangguan metabolism asam urat dalam tubuh.
Terjadinya osteoporosis ini menyebabkan tulang-tulang lanjut usia mudah patah sehingga
akan sulit sembuhnya.Biasanya patah tulang terjadi karena lanjut usia tersebut jatuh. Jatuhnya
dapat terjadi karena sudah berkurangnya kekuatan otot-otot, berkurangnya koordinasi kekuatan
anggota badan secara keseluruhan, mendadak pusing, penglihatan yang kurang baik, adanya
penyakit jantung yang diiringi gangguan pada irama jantung, dan bisa karena cahaya ruangan
kurang terang, dan lantai licin. Karena adanya patah tulang tersebut dapat terjadi komplikasi-
komplikasi sehingga harus istirahat total (bedrest) dalam waktu yang lama, misalnya karena
harus operasi menyambung patah tulang tersebut. Bedrest yang lama dapat mempercepat
terjadinya osteoporosis dan radang paru-paru.

2.5.6 Penyakit yang Disebabkan Proses Keganasan Kanker

Penyebab terjadinya kanker sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Hanya
nampakmakin tua seseorang makin mudah dihinggapi penyakit kanker. Pada wanita, kanker
banyak dijumpai pada Rahim, payudara dab saluran pencernaan. Biasanya kanker pada wanita
dimulai pada usia 50 tahun. Kanker pada pria paling banyak dijumpai pada paru-paru, saluran
pencernaan dan kelenjar prostat. Pada lanjut usia harus dilakukan pemeriksaan secara
seksama, riwayat penyakit perlu ditanyakan baik yang pernah dideritanya maupun yang ada
dalam keluarga.

Anda mungkin juga menyukai